Adore You - Bab 80 Tahun Depan Pada Hari Ulang Tahunmu, Aku Akan Menikah Denganmu! (2)

Ini pertama kalinya mereka semua melihat Kakek semarah ini. Mereka jadi berkeringat dingin menantikan apa yang akan ia lakukan pada Eleanor Chu.

“Mengapa sudah jam segini masih tidur? Semalam tidak tidur memangnya?”

Eleanor Chu tersenyum canggung, “Tadi bangun sangat pagi untuk lari pagi dengan Sharen Yi.”

Kakek langsung menatap Sharen Yi dengan raut menyelidik.

Sharen Yi berinisiatif membenarkan: “Eleanor Chu memang tadi lari denganku, Kek. Kakek tidak mungkin kemari hanya untuk mengurusi cucu menantu bangun agak siang sedikit lah ya?”

“Diam kamu!” Kakek mengertakkan tongkat jalannya ke lantai, “Dasar tidak menghormati orang tua! Siapa yang ajarkan kamu berbicara omong kosong begini!”

“Aku tidak bicara omong kosong. Eleanor Chu tadi pagi memang benar-benar lari denganku!”

Wajah Kakek bertambah muram. Ia merogoh ponselnya dari kantong dan melemparnya ke atas meja.

Semua orang langsung gemetar.

“Sini Howard Yi, kamu lihat sendiri ini!”

Howard Yi berjalan menghampirinya. Begitu melihat foto yang terpampang di layar ponsel Kakek, raut wajahnya langsung menegang.

Yang ia pikirkan pertama kali adalah ada pengkhianat dalam rumah ini!

Yang kedua, kok bisa-bisanya Eleanor Chu keluar dari kamar Ashton Ling! Jam di foto ini hanya berjarak sebentar dari jam ketika Eleanor Chu kembali ke kamar!

Ponsel diedarkan ke semua yang ada di situ satu per satu.

Ashton Ling yang daritadi diam saja akhirnya buka suara. Wajahnya terlihat menyindir, “Wanita, kedudukanmu di rumah ini kelihatannya tidak tinggi-tinggi amat. Orang-orang di rumah ini bahkan tidak percaya denganmu, mendingan……”

Kata-katanya terhenti sejenak lalu berlanjut, “Mending kamu balik ke Kota S denganku. Meski aku tidak sekaya dan tidak seberkuasa Howard Yi, aku setidaknya tidak akan menyalah-nyalahkanmu begini!”

Howard Yi menatapnya geram, “Tutup mulutmu!”

Benar-benar provokator!

Eleanor Chu berdiri di hadapan semua yang ada di sana dan bertanya dengan wajah tenang, “Siapa yang percaya hubunganku dengan Ashton Ling murni teman saja?”

“Aku!” Howard Yi menghampiri Eleanor Chu, menggenggam tangannya, kemudian berujar pada Kakek: “Aku percaya Eleanor Chu. Kakek, pulanglah kamu. Di sini tidak terjadi apa-apa kok, Kakek tidak perlu repot-repot kemari pagi-pagi hanya untuk menghakimi istriku!”

Semua orang satu per satu menyatakan mereka juga percaya.

Sebagai orang tua, Kakek Yi cukup bijak dalam mengatasi masalah. Howard Yi barusan memang mengkritiknya di hadapan semua orang, tetapi ia tidak marah sama sekali. Wajahnya bahkan lumayan melembut dibanding sebelumnya.

“Kami semua percaya denganmu, tetapi masalahnya foto ini tidak akan hilang begitu saja. Ini menyangkut harga diri Howard Yi dan kamu, aku tidak bisa tinggal diam. Kalau sampai ada orang yang menyebarluaskannya, yang kena dampak bukan cuma kalian berdua!”

Eleanor Chu mengangguk berusaha menunjukkan pemahamannya. Ia kemudian berkata pada Howard Yi dengan nada menyesal: “Maaf, suamiku, aku sudah berbohong.”

Howard Yi tidak menunjukkan kegusaran sama sekali meski dibohongi begini. Ia menggenggam tangan Eleanor Chu dengan satu tangan dan merangkul bahunya dengan tangan yang lainnya. Ia berujar lembut: “Tidak peduli apa yang kamu lakukan, aku pasti percaya padamu. Soal apakah yang lain percaya denganmu, itu tidak penting.”

Respon Howard Yi yang lembut dan penuh keyakinan membuat hati Eleanor Chu berdesir.

Howard Yi, aku sungguh bersyukur punya pasangan sebaik kamu!

Sharen Yi daritadi senyum-senyum sendiri melihat Alice Yi yang mengumpat di belakang Ivan Yi tanpa bicara. Begitu mendengar Eleanor Chu meminta maaf, ia ikut minta maaf, “Maaf Kakek, aku juga sudah berbohong.”

“Kalian!” Kakek membentak tidak senang, “Sebenarnya kenapa sih kalian main rahasia-rahasiaan! Cepat jelaskan sejelas-jelasnya biar kita tidak salah paham pada Eleanor Chu!”

“Sebenarnya kami hanya main mahjong semalaman di kamar Ashton Ling saja kok!” Sharen Yi menunjuk Jennifer dan William Yin, “Howard Yi tidak mengizinkan Eleanor Chu begadang, apalagi untuk main mahjong. Takut Howard Yi marah, Eleanor Chu menunggu dia tidur baru kemudian sembunyi-sembunyi keluar dan masuk kamar Ashton Ling. Kalau kalian masih tidak percaya cek saja CCTV, di setiap sudut Vila Brittany ini kan ada CCTV!”

Semua yang berkumpul di sana baru paham apa yang sebenarnya terjadi. Mereka menatap Eleanor Chu dengan tatapan merasa bersalah.

“Entah siapa yang iseng bergosip di belakang kami sampai menciptakan kabar yang tidak-tidak!” Alice Yi melanjutkan kata-katanya: “Kakek, kamu tahu siapa yang mengirimi foto itu?”

Kakek juga merasa bersalah. Ia menjawab: “Nomor tidak dikenal, nanti aku suruh orangku telusuri. Pengkhianat internal begini harus benar-benar dihukum berat sebagai pelajaran bagi yang lain-lain!”

Alice Yi tersenyum dingin, “Betul, setuju aku!”

“Baby, keluarga lelaki brengsek sungguh menakutkan ya. Aku jadi teringat drama-drama yang keluarganya penuh keributan, salah sedikit saja pasti langsung ditelan hidup-hidup tanpa sisa.” Ashton Ling cari-cari masalah lagi, “Mendingan kamu cerai saja dengan lelaki brengsek, enakan hidup sendiri tahu lebih bebas. Ngapain kamu menahan diri dituduh-tuduh begini!”

“Ehem, ehem……” Kakek berbatuk canggung, “Tidak ada yang bilang tidak percaya kok. Kami hanya ingin mengantisipasi terjadinya yang tidak-tidak saja. Jangan bicara seserius itu deh!”

Sebenarnya dalam hati Kakek ia sungguh merasa bersalah. Ia pagi-pagi begini datang ke Vila Brittany hanya untuk marah-marah akan suatu hal yang tidak jelas. Ia sungguh tidak bisa memaafkan kelancangan dirinya sendiri kali ini.

Eleanor Chu, maaf ya kamu pasti jadi merasa sangat bersalah begini.

“Papa, aku sungguh menyesal.” Robert Yi tiba-tiba buka suara.

Orang-orang langsung menatapnya.

“Aku menyesal tidak masuk militer bersama Dwight Yi. Kalau aku ikut dia pergi, aku hari ini pasti tidak perlu ikut mendampingimu kemari untuk marah-marah dan asal tuduh!”

“Betul, betul!” Irina Song mendorong-dorong Debby Cao yang berdiri di sebelahnya, “Yok bubar, kita main mahjong lagi. Kakek memang suka berhalusinasi.”

Debby Cao berusaha menenangkan Eleanor Chu, “Eleanor Chu, percayalah pada kami, selain Kakek, tidak ada orang di rumah ini yang mencurigai kamu sedikit pun!”

“Ehem, ehem……” Kakek Yi mengambil gelas teh dan menyeruputnya untuk menenangkan kegusaran.

Heh kalian semua, aku ini ayah kalian! Berani-beraninya kalian menyalahkanku begini!

Eleanor Chu tersenyum santai seolah tidak mempersoalkan yang terjadi pagi ini sama sekali, “Paman dan Tante tidak perlu membelaku begitu. Aku paham apa yang dilakukan kakek ini ditujukan untuk kebaikanku kok. Ia pasti peduli denganku. Aku memang kurang etis bertindak begini, meski hanya main kartu ya.”

“Kalian lihat tuh, kalian lihat tuh, aku sudah bilang kan Eleanor Chu anak yang dewasa dan pengertian.” Mendengar Eleanor Chu membelanya, Kakek memanfaatkan momen untuk menyudahi, “Baiklah, masalah ini sudah selesai. Siapa pun tidak boleh mengungkitnya lagi. Kalau Abel Yi tahu kita sekeluarga mengganggu menantunya, dia pasti akan mengacak-acak rumah kita!”

“Baguslah kalau kamu masih tahu diri.” Robert Yi undur diri duluan, “Aku berangkat kerja.”

Irina Song dan Debby Cao ikut undur diri.

Tidak lama kemudian, semua yang berkumpul sudah bubar karena punya kegiatan masing-masing.

Sharen Yi duduk di sofa dengan santai dan menyindir Howard Yi: “Eleanor Chu pasti depresi di rumah sendiri dituduh-tuduh bagai pencuri. Howard Yi, aku rasa pekerjaanmu masih belum maksimal. Bisa-bisanya kejadian hal begini.”

“Sungguh memang aku yang salah.” Howard Yi dari tadi berfirasat Eleanor Chu akan mendiamkannya karena kejadian ini. Ia buru-buru memberikan jaminan: “Istriku, kamu tenang saja. Aku janji aku akan cari orang yang memotretmu itu sampai ketemu.”

Melihat ketegangan di wajah Howard Yi, Eleanor Chu membelai wajah pria itu sambil tersenyum, “Tidak usah cari, siapa tahu dia tidak punya maksud buruk apa-apa. Mungkin saja dia hanya khawatir denganmu dan tidak ingin kamu diselingkuhi.”

“Tidak peduli apa tujuannya, dia sudah mendorongmu ke masalah seperti ini. Aku tidak akan memaafkan dia sedikit pun!”

Wajah Howard Yi terlihat menegang tetapi langsung kembali seperti sedia kala.

“Kakak, jangan marah-marah. Yang dikatakan Kakak Ipar benar, siapa tahu orang itu tidak punya maksud buruk. Buat apa kamu menyusahkan dirimu sendiri?”

“Wih, aku kira kamu akan terus pura-pura diam. Ternyata kamu bisa bicara juga ya!”

Sekalinya melihat Sharen Yi masih membincangkan ini, Ivan Yi langsung sebal, “Kamu hobinya memperpanjang masalah ya!”

Alice Yi menghampiri Eleanor Chu, “Yuk kita naik ke atas saja. Duduk dekat-dekat idiot gini aku takut ketularan!”

“Siapa yang kamu bilang idiot!”

“Tebak saja sendiri!”

Mereka bergegas naik dengan diikuti makian-makian Ivan Yi dari belakang.

Eleanor Chu tiba-tiba berpikir, kalau suatu hari nanti Ivan Yi mengetahui kenyataan yang sebenarnya, pria itu pasti tidak tahu bagaimana harus berhadapan dengan Sharen Yi.

“Nyonya, ponselmu daritadi bunyi. Aku barusan habis bersih-bersih kamarmu jadi ini aku sekalian ambilkan.”

Pembantu rumah tangga menyerahkan ponsel Eleanor Chu ke tangannya.

Melihat nama yang tertera pada layar, Eleanor Chu langsung tersenyum lebar.

“Eleanor Chu! Sebenarnya apa maumu! Kamu bilang kamu janji akan melepaskan aku dan mamaku kalau aku memberitahumu kenyataan yang sebenarnya? Kok Katharina Ying malah dibawa polisi begini!”

Dari seberang telepon terdengar protes-protes Kelly Li. Eleanor Chu refleks menjauhkan ponselnya dari telinga.

“Aku hanya menyerahkan sebagian dari rekaman percakapan kita waktu itu pada polisi. Soal apakah Katharina Ying mengaku bersalah atau tidak, itu urusanmu sendiri. Kalau dia tidak mengaku toh dalam dua hari pasti dikeluarkan kan?”

“Kamu anggap aku anak kecil ya? Kamu sudah menjebloskan dia ke penjara begini masih merasa pantas mengucapkan dia bakal keluar dalam dua hari?”

“Maaf yah.” Eleanor Chu tertawa, “Itu bukan sesuatu yang harus aku urusi.”

“Jelas-jelas kamu sudah janji padaku!” Kelly Li sungguh kesal dikhianati begini.

Eleanor Chu tiba-tiba berujar dingin, “Makanya jangan berani main-main denganku. Bilang sama Winnie Chu, kalau dia mau memprovokasiku, sarananya buat lebih asli sedikit dong!”

“Kelihatannya masalahmu tidak selesai-selesai ya Kak!”

“Mau gimana lagi, orang hebat memang banyak urusannya.”

Sharen Yi terkekeh.

Saat mereka berbincang, sebuah sedan hitam berhenti di depan pintu masuk Vila Brittany.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu