Adore You - Bab 117 Ingatlah Untuk Menungguku Di Tempat Semula Jika Tersesat (1)

"Ada apa, Eleanor? Mengapa kamu begitu pucat setelah menerima telepon?"

Sharen meletakkan kartu yang ada di tangannya dan bertanya dengan khawatir, "Apa ada yang tidak nyaman?"

"Tidak, kok. Aku telat tidur saja kemarin malam, jadi agak mengantuk sekarang. Aku naik dulu untuk tidur sebentar."

Eleanor berjalan menuju tangga dengan senyum palsu di wajahnya.

Di lorong, terdengar suara renovasi yang bising dari dalam kamar bayi.

Baunya membuat hidung seperti tersengat.

Ia pun terus berjalan ke kamarnya. Dan ternyata kamarnya itu sudah dibersihkan.

Setelah berdiri di depan kamar bayi itu, ia mengambil napas dalam-dalam, kemudian mendorong pintu kamar itu.

"Istriku, kenapa kamu kemari lagi? Bukankah katamu banyak debu di sini, cepat keluarlah......"

Eleanor mengulurkan tangan dan melingkarkannya di leher Howard, "Aku kangen."

Howard pun tersenyum bahagia, "Dasar bodoh, kalau kangen, kamu cukup berteriak memanggilku saja. Aku pasti akan langsung menemanimu."

"Howard."

Eleanor tiba-tiba memandang ke atas, "Kamu punya rambut putih."

Howard sedikit terkejut, kulit kepalanya terasa sakit.

Eleanor mengibaskan tangannya dan berkata, "Ah...... Aku salah lihat."

"Tidak apa-apa, pasti silau karena cahaya matahari," katanya sambil memeluk Eleanor dengan lembut dan berjalan keluar. "Baiklah, aku akan menemanimu sebentar."

"Tidak perlu. Aku hanya ingin melihatmu. Lanjutkan saja, aku tidak akan mengganggumu. Aku pergi dulu."

Setelah mengucapkan hal itu, Eleanor turun ke lantai bawah dengan terburu-buru, seakan takut kalau Howard akan mengejarnya.

Tak lama kemudian, terdengar suara mesin mobil di lantai bawah.

Di lantai bawah Ying’s Corp., Lucy bergegas turun ke bawah setelah menerima telepon dari Eleanor.

Dari kejauhan, terlihat Hummer hitam yang berada tidak jauh dari sana.

Saat itu sedang turun salju, Lucy segera berlari menuju ke mobil tersebut. Kemudian, ia membuka pintu mobil dan duduk di kursi penumpang depan.

"CEO Chu, Anda......"

Lucy melihat bahwa wajah Eleanor tampak tidak begitu baik. Ia pun sedikit khawatir.

"Aku tidak apa-apa," kata Eleanor sambil mengambil dua buah bungkus kertas dari dalam saku dan memberikannya pada Lucy. Kemudian, ia berkata, "Berikan ini pada Henry dan mintalah dia untuk melakukan pemeriksaan. Aku butuh sebuah laporan tes perbandingan DNA yang detail. Ini adalah rahasia."

"Baik, aku mengerti."

Meskipun ia tidak memahami alasan di balik tes tersebut, tetapi begitu mendengar tentang tes DNA, itu berarti bukan hal sepele.

"Oke, kalau begitu, aku kembali dulu."

"Baik, hati-hati di jalan, CEO Chu."

Lucy turun dari mobil dan melihat Eleanor meninggalkan tempat tersebut.

Menunggu laporan DNA itu adalah sesuatu yang mencemaskan. Eleanor langsung gelisah begitu dirinya menginjakkan kaki ke dalam rumah.

Meski wajahnya terlihat baik-baik saja, tetapi Eleanor sering merasa gelisah, bahkan ia terkadang merenung tanpa alasan. Hal ini membuat Howard meninggalkan pekerjaannya dan menjaganya sepanjang hari.

Tetapi semakin Howard menjaganya, Eleanor menjadi semakin aneh. Sampai ketika Lucy datang untuk mengirimkan laporan perusahaan dan laporan tes DNA, serta surat yang sudah tampak menguning dari Treasure Island itu kepadanya.

"Pergilah dulu dan jangan lupa untuk menutup pintu."

Eleanor tidak memberikan perintah apa-apa lagi pada Lucy seperti sebelum-sebelumnya, tetapi langsung meminta Lucy untuk segera pergi.

Setelah pintu itu ditutup, seluruh ruangan kerja itu seketika menjadi sunyi.

Laporan dan surat itu diletakkan dengan rapi di atas meja. Isi dari dua dokumen itu tidak sama, tetapi hasilnya sama.

Ia memegang dadanya yang terasa sangat sakit.

Seketika itu juga, harapan kecilnya selama ini hancur sepenuhnya.

Seluruh tubuhnya terdorong ke belakang dan ia bersandar pada sandaran kursi. Ia tidak memiliki kekuatan untuk bergerak.

Howard, apa yang harus kita lakukan!

Di luar ruang kerja itu, terdengar suara seseorang sedang mengetuk pintu. Orang itu sepertinya sudah cukup lama mengetuknya.

Eleanor akhirnya tersadar. Ia kemudian buru-buru menyimpan surat, laporan DNA, serta laporan B-mode USG itu di dalam laci paling bawah dari meja kerjanya dan menguncinya.

"Ada apa, Howard?"

Tampak Howard yang tampan itu berdiri di depan pintu.

"Kenapa pintunya dikunci?"

"Mungkin tidak sengaja terkunci oleh Lucy ketika dia keluar tadi."

Eleanor pura-pura menguap. Ia berusaha untuk menyembunyikan emosi di wajahnya dan matanya yang memerah.

"Istriku, kamu menangis?"

Eleanor merasa gemas dan mengulurkan tangan hendak mencubit pipi Howard, tetapi setelah berpikir sejenak, ia pun mengurungkan niatnya itu.

Howard pun bingung, kemudian ia menarik tangan Eleanor dan menempelkannya pada wajahnya.

"Jelas-jelas ingin mencubitku, kok tidak jadi? Tidak tega, ya?"

"Iya, tidak tega," jawab Eleanor dengan suara yang sedikit serak dan kering, seperti dasar sungai yang kering akibat mengalami badai pasir.

"Padahal barusan baik-baik saja, apa yang terjadi denganmu?" tanya Howard yang khawatir dengan keadaannya.

Dengar-dengar bahwa seorang ibu hamil biasanya akan mengalami depresi ringan, istrinya itu tidak mungkin juga......

"Aku baik-baik saja," kata Eleanor sambil memaksakan diri untuk tersenyum dan mencubit pipi Howard. Kemudian, ia merasa tidak rela melepaskannya dan malah mencubitnya dua kali lagi.

"Aku berharap bisa mencubitmu seumur hidup."

"Kalau begitu, cubit saja seumur hidup."

Howard mendekat untuk menciumnya, tetapi Eleanor menghindarinya.

"Ayo, kita turun ke bawah. Sharen barusan memanggilku untuk bermain kartu."

Howard menatap punggung Eleanor yang berjalan meninggalkan ruangan itu. Ada suatu perasaan yang mengganjal di dalam hatinya, seolah-olah ada sesuatu yang akan keluar dari dalam dirinya.

Perasaan seperti itu sangat aneh, tetapi bisa diperkirakan bahwa itu akan menyakitkan.

"Kamu sedang sedih?"

Baru saja sampai di tangga, Eleanor berpapasan dengan Harwin yang hendak naik ke lantai atas.

Melihat mata Eleanor yang memerah, ia pun mengerutkan keningnya.

"Tidak, kok. Aku baru bangun tidur, masih sedikit lelah saja."

Eleanor lagi-lagi memaksa untuk tersenyum, lalu berkata, "Mau main kartu?"

Harwin menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak."

Melihat Eleanor yang hendak berjalan pergi, ia tiba-tiba memanggilnya, "Kalau sedih, jangan disembunyikan. Bisa jadi penyakit."

"Ya," jawab Eleanor sambil menggerakkan sudut bibirnya. "Aku tahu."

"Eleanor, Eleanor!"

Eleanor belum berjalan masuk, tetapi Sharen tiba-tiba mengambil ponsel dan berlari ke arahnya, "Pengacau tanpa nama itu muncul lagi!"

"Pengacau apa?" tanya Eleanor sedikit terkejut. Kemudian, ia teringat akan sesuatu dan berkata, "Orang yang selalu menggali masalahku dan Howard di Weibo itu?"

"Ya. Walaupun kali ini menggunakan ID yang berbeda, tapi aku yakin itu pasti dia!"

"Apa yang dia katakan kali ini?" tanya Eleanor.

Sebenarnya, bagi Eleanor, ia sudah tidak peduli dengan siapa pun yang mencari masalah dengan dirinya. Karena masalah yang paling serius baginya saat ini terkunci di dalam laci meja kerjanya dan terkubur di dalam hatinya.

"Kamu adalah orang ketiga!"

Sharen tampaknya mengatakan hal tersebut tanpa berpikir. Kemudian, ia baru merasa bahwa dirinya telah mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya dikatakan, dan segera mengubah kata-katanya: "Itu hanya omong kosong saja, kok. Katanya Angela dan Howard adalah sepasang tunangan yang saling mencintai. Tapi, karena keterlibatanmu sebagai orang ketiga itulah yang menyebabkan Angela marah dan membatalkan pertunangan tersebut. Setelah itu, kamu mengambil kesempatan untuk menjadi nyonya muda dari keluarga Stuart!"

"Skenario yang bagus," sindir Eleanor.

"Aku juga merasa orang ini sungguh aneh. Masalah mengenai Angela dan Howard ini sudah berapa tahun lamanya. Masih saja dikaitkan dengan kalian berdua sekarang. Benar-benar jago mengarang. Kenapa tidak menulis novel saja!"

Eleanor awalnya berencana untuk menyerahkan masalah ini pada Howard. Tetapi setelah berpikir sejenak, Howard telah memerintahkan pada John untuk menyelesaikan masalah ini beberapa hari yang lalu. Dan sekarang masalah ini kembali muncul. Kalau Howard mengetahuinya, John pasti akan dimarahinya. Oleh karena itu, Eleanor langsung menelepon John sendiri dan memintanya untuk segera menangani masalah ini dalam waktu sesingkat mungkin untuk mencegah Howard marah karena masalah ini.

Sebenarnya, masalah seperti ini di internet tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Bagaimanapun juga, kalau kita menutup satu akunnya itu, ia masih dapat membuat banyak akun baru lagi. Penggunaan kata-kata sensitif sudah diatur, tetapi ia dapat menggunakan jarak untuk mengakalinya. Ini benar-benar tidak ada akhirnya.

Terlebih, orang itu selalu menggunakan IP asing dan terus menggantinya. Ketika sudah berhasil melacaknya, ia sudah menghilang.

"Eleanor, ada apa dengan matamu? Merah seperti kelinci."

Setelah selesai menyampaikan masalah itu pada Eleanor, Sharen segera menyadari kalau ada yang aneh dengan Eleanor.

"Aku tidak bisa tidur kemarin malam. Nanti setelah istirahat sebentar juga akan baik-baik saja."

"Kamu agak aneh akhir-akhir ini. Apa Howard mengganggumu? Kalau dia berani berbuat macam-macam, aku akan memotongnya!"

Eleanor hanya bisa tersenyum pahit di dalam hatinya.

Alangkah baiknya kalau bisa diganggu olehnya seumur hidup.

Meskipun pesan anonim yang ditulis dengan menggunakan ID baru itu segera dihapus, tetapi itu telah menyebabkan dampak yang besar pada opini publik. Dalam sekejap, semua orang tampaknya sedang membicarakan masalah tersebut.

Semakin lama memasuki masa kehamilan, orang akan menjadi semakin malas. Belum lagi ditambah masalah-masalah yang terus berdatangan. Ini baru satu minggu, tetapi kelelahan yang terpancar dari wajah Eleanor sudah sangat jelas.

Howard terus khawatir dengan kondisinya, tetapi setiap kali ia bertanya pada Eleanor, ia selalu mendapat jawaban yang sama, yaitu "tidak apa-apa".

"CEO Chu, melalui gosip ini, Angela benar-benar akan populer lagi."

Di dalam ruang kerja, Lucy seperti biasa mendorong pintu dan masuk ke dalam sambil membawa dokumen dalam pelukannya.

"Itu juga bagus, bisa menghindarkan kita dari masalah."

"Tapi, Asisten Xiao......"

"Kenapa dengan John?" katanya sambil duduk bermalas-malasan di kursi dan mengelus dahinya. Tetapi, pikirannya sebenarnya dipenuhi oleh rahasia yang ada di dalam laci bawah itu.

"Tuan sudah tahu mengenai masalah ini. Asisten Xiao lagi-lagi dimarahi."

"Iya, aku tahu. Aku akan membujuknya nanti," jawab Eleanor. Masalah seperti ini sesungguhnya tidak dapat sepenuhnya diselesaikan. Biarkan saja. Setelah beberapa saat, tidak ada orang yang akan memperhatikannya lagi.

Lagi pula, ia dan Howard adalah orang yang sangat jarang keluar rumah. Awak media juga tidak bisa mewawancarai mereka. Berita-berita ini paling banyak juga hanya dibicarakan orang-orang ketika sedang bersantai saja dan sama sekali tidak akan memberikan dampak besar pada kehidupan mereka berdua.

"Selain itu, ada berita dari keluarga Tang. CEO Sun barusan menelepon dan mengatakan kalau Winnie dan anak tertua dari keluarga Tang tertangkap oleh nyonya besar keluarga Tang sedang berhubungan di tempat tidur. Keluarga Tang sedang digemparkan dengan masalah ini sekarang!"

Begitu mendengar tentang Winnie dan tuan muda keluarga Tang, Eleanor malah mencibirnya.

Jelas-jelas memiliki istri yang muda dan cantik, mengapa harus bermain-main dengan wanita milik ayahnya. Apakah kesenangan yang aneh seperti ini benar-benar bisa membuat orang lupa dengan segala sesuatu?

Orang-orang sekarang ini, entah apa yang ada dalam pikirannya!

"Pada awalnya, demi Felicia, nyonya besar keluarga Tang tidak peduli dengan Winnie. Tapi, ketika Felicia tidak juga muncul di saat Chu's Corp mengalami kebangkrutan besar, nyonya besar keluarga Tang sepertinya mengira kalau Winnie sudah tidak disukai lagi. Oleh karena itu, ia kali ini menghitung rekening baru dan rekening lama sekaligus. Ia sebenarnya tidak punya urusan dengan Winnie."

"Ini benar-benar menggemparkan. Beri tahu Ivy untuk tetap memperhatikan hal ini. Aku selalu merasa kalau ada orang lain di belakang Winnie yang memberikan perintah."

"Di belakang Winnie, bukankah Felicia?"

"Mungkin saja bukan hanya Felicia? Semut-semut suka berjalan dalam kelompok. Mereka mengira dengan berbuat demikian dapat mengguncangkan pohon besar. Tapi, mereka tidak tahu kalau pohon itu telah ditaburi racun dan siapa pun yang menyentuhnya akan mati."

Awalnya, tidak ada masalah apa-apa. Tetapi, setelah mengetahui hal itu dari Allan, ia pun sudah tidak punya niat untuk mengurusi hal lainnya. Saat ini, yang terbaik adalah mengambil keputusan secepat mungkin.

"Masih ingat dengan kematian Peter?"

Tanya Eleanor dingin.

Lucy menganggukkan kepalanya.

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu