Adore You - Bab 191 Menikahlah Denganku (1)

Langit menjadi gelap dengan perlahan, di tengah-tengah gunung, pas dapat melihat cahaya indah yang menerangi langit untuk terakhir kalinya, cahaya matahari yang berwarna merah itu bersinar di atas rumput yang hijau, merangkul kedua orang yang sedang berpelukan.

“Bunga segar di pagi hari, matahari terbenam di sore hari, benar-benar indah sekali.”

“Oh ada lagi….”

“Tidak mau beritahu kamu.”

“Katakan tidak, kalau kamu tidak mau katakan aku tonjok!”

Eleanor Chu membalikkan badan, naik ke atas perut Howard Yi.

Howard Yi sengaja membuat gaya tidak tahu malu, memeluk dan sambil menggelitiknya, “Tonjok aku ayo, mohon kamu tonjok aku!”

Eleanor Chu digelitik sampai tidak bisa berhenti tertawa, sambil tertawa sambil memohon ampun: “Aku salah……aku salah……”

“Bersalah?”

Dia menganggukkan kepala seperti ayam yang sedang mematuk jagung, “Salah, benar-benar bersalah.”

“Kalau kamu sudah bersalah, kalau begitu coba kamu katakan bagaimana aku menghukum kamu?”

“Kamu katakan aku ada apalagi, maka terserah kamu ingin hukum apa saja.”

Howard Yi sambil memeluknya lalu berbaring di atas terpal, “Aku ingin tidur sebentar, tunggu aku bangun baru aku beritahu ada apa lagi.”

Eleanor Chu mengira Ia hanya bercanda saja, namun baru menolehkan kepala, Ia benar-benar tertidur.

“Howard Yi.”

Eleanor Chu memanggilnya dengan suara pelan, yang menjawab Dia hanya angin sejuk di sore hari.

Jari yang lentik membelai wajah tertidurnya Howard Yi yang hening dan bersih itu, bulu mata yang panjang, lebat dan juga padat seperti sayap kupu-kupu yang melengkung, dibawah hidungnya yang mancung adalah bibirnya dengan bentuk yang indah, kulit sawo mateng yang lembut, saat terbaring dengan diam di sana seolah-olah seperti sebuah lukisan minyak yang sempurna.

Beberapa bulan yang lalu di acara pernikahan Robin Qin dan Daisy Qin, Eleanor Yi pernah berkata kepadanya, kalau acara pernikahan mereka akan dilaksanakan pada ulang tahunya yang berikutnya, dan jarak dari ulang tahun Howard Yi berikutnya masih ada 9 hari.

Namun setelah 3 hari, Howard Yi akan ke Inggris untuk menghadiri acara ulang tahun Kakeknya, pulang pergi membutuhkan 5 hari, bahkan Dia sempat pulang, itu juga pada ulang tahunnya, dengan kata lain, tahun ini, mereka sepertinya tidak bisa menyelenggarakan acara pernikahan mereka.

Terpikir sampai di sini, hati Eleanor Chu tiba-tiba merasa kesal.

Sampai sekarang, Dia benar-benar hanya memilih Howard Yi saja, jelas-jelas mereka sudah mendapatkan akta nikah, namun Ia tetap mengharapkan untuk menikah dengan Howard Yi di negaranya dengan formal, Ia ingin Howard Yi menggandeng tangannya dan dibawah doa restu Pastor, mereka melangkah ke dalam istana pernikahan yang indah.

Dia masih ingat sebulan yang lalu Ia pernah mengungkit hal tersebut kepada Howard Yi, dan Howard Yi juga berkata kalau dirinya akan mengaturnya, lalu Ia pun tidak pernah mendengarkan kabar lagi.

Jika Dia bisa merasakan cinta yang kuat dan jelas dari Howard Yi, sekarang Dia mungkin benar-benar ragu bahwa Howard Yi tidak berencana menikahinya.

Tapi terlalu banyak masalah yang terjadi akhir-akhir ini, mungkin Dia tidak sempat mengaturnya.

Eleanor Chu menghelakan nafas, lalu diam-diam berkata dengan menghibur diri di dalam hati.

Malam itu seperti kabut hitam kusam, perlahan-lahan mengelilingi sekelilingnya sampai cahaya terakhir di kaki langit menghilang, semua pikiran bingung yang aneh sebelum memasuki mimpi, semuanya berubah dari pikiran menjadi petunjuk yang terjerat di dalam mimpi.

Howard Yi tertidur dengan nyenyak, ketika Dia terbangun, Eleanor Chu sudah tertidur, badannya yang mungil meringkuk di dalam pelukannya, seperti bayi yang tidak bedaya, alis cantik yang sedikit berkerut, sepertinya sesuatu yang tidak pasti sedang menganggunya di dalam mimpi.

Howard Yi mengulurkan tangan dan mengelus alisnya, lalu Ia melihat ke jam tangan yang ada dipergelengan tangan, dengan suara yang pelan Ia membangunkan Eleanor Chu.

“Mm? Kenapa?”

Dia sambil menyipitkan matanya yang masih ngantuk tidak ingin membuka matanya.

“ ‘ada lagi’ yang kamu tunggu-tunggu….”

Eleanor Chu langsung terduduk di lantai, lalu buru-buru berkata: “Dimana?”

Howard Yi tersenyum lalu Ia mengeluarkan beberapa makanan dari ransel dan meletakkannya dengan rapi diatas taplak, “Kamu makan dulu, nanti kamu bisa melihat ‘ada lagi’.”

“Ternyata ada wine…..kok aku tadi tidak melihatnya?”

Dengan sulit percaya Ia mengambil gelas tersebut, dan meminumnya.

“Karena aku adalah Doraemon kamu, jadi aku bisa mengubah apapun yang kamu inginkan untuk kamu.”

“Berbual terus saja kamu.”

Walaupun tidak percaya dengan ucapannya, namun suasana hati Eleanor Chu menjadi sangat baik karena makan malam yang termasuk bagus ini disiapkan oleh Howard Yi dengan tiba-tiba.

Mereka berdua pun sambil menikmati makanan lezat dan wine, duduk di sekitar api unggun, angin gunung yang berbisik, suhu yang familiar dari telapak tangannya dengan perlahan terantarkan ke dalam hatinya, saking hangatnya hampir membuat Ia meleleh.

“Langit malam ini sangat indah sekali, banyak sekali bintang-bintang!”

“Iya, malam ini sangat indah.”

“Tiba-tiba Ia membalikkan badan, dan menatap Eleanor Chu.

“Istriku…..”

Sebuah bintang yang terang melintas dengan lintasan emas yang panjang, melintasi langit yang seolah-olah dapat tersentuh dengan mengulurkan tangan, lalu diikuti oleh yang kedua, yang ketiga ...

“Meteor! Ternyata ada meteor!”

Eleanor Chu tiba-tiba menggenggam tangannya, berkata dengan senang hati.

Wajah yang cantik tersebut menunjukkan senyuman seperti anak kecil yang mampu mengubah suasana disekitar.

Dengan perlahan-lahan, setiap meteor akhirnya bergabung menjadi hujan meteor yang megah dan menghiasi seluruh langit dengan gemerlap, meluncur dari langit ke dalam hati...

“Istriku!”

Eleanor Chu mengembalikan tatapannya, pria di sampingnya tiba-tiba berjalan ke dapannya, dan berlutut dengan satu kaki, sebuah cincin berlian yang bersinar dengan cahaya terang di bawah hujan meteor.

Eleanor Chu dengan sulit percaya sambil menutupi mulutnya, tatapan yang hidup itu tiba-tiba menjadi sedikit lembab.

Dia mengira di situasi yang penuh dengan masalah seperti ini, Howard Yi akan menunda hal ini untuk sementara, ternyata, dirinya terus mengingatnya.

“Menikahlah dengan aku.”

Tanpa berkata-kata, saat melamar Ia menyerahkan sikapnya yang seperti penyair, cinta yang mendalam itu hanya bisa ditunjukkan dengan cara yang paling sederhana karena tidak ada lagi kata-kata yang mampu mendeskripsikan apa yang ingin Ia sampaikan, tatapan Ia yang penuh perasaan merupakan janji terbaik dalam seumur hidupnya.

Jari lentik yang putih sambil menggosok cincin berlian yang unik itu, Eleanor Chu berdiri dengan terbengong, sambil menangis dan sambil tertawa.

Ketika cincin berlian itu perlahan-lahan menyelinap ke jari manis kanannya, impian mereka akhirnya tepenuhi.

“Seumur hidup ini, kita bersama, kehidupan akan datang, aku datang mencarimu.”

Eleanor Chu berulang-ulang bergumam ucapan dari Howard Yi, air mata yang hangat menghangati angin malam yang sejuk.

“Aku temani kamu, aku menunggu kamu.”

Ciuman yang penuh kasih sayang seperti mencetak di dahinya untuk selamanya.

Dia berkata: “Ada sepatah kata lagi, Aku mencintaimu.”

Kedua orang yang berpelukan dengan erat, Ini adalah keabadian waktu yang disaksikan oleh hujan meteor.

Dari ujung langit sampai ujung gunung, sampai ujung hujan meteor, sampai gurun dibasahi dengan kasih sayang, dan bertumbuh kemakmuran untuk selama-lamanya.

Aku menemani kamu menyaksikan matahari terbenam dan matahari terbit, menemani kamu menerima baptisan dari angin dan tanda dari hujan, kemudian kita akan menikah.

“Ini adalah 3 malam lajang terakhir yang kami miliki bersama, jam pasir telah menghitung mundur, Setelah 8 hari nanti, kamu akan menjadi istri Andre Stuart yang dinikahi dengan resmi.”

Howard Yi mencium jarinya dengan lembut, senyuman manisnya pun memekarkan bunga di dalam tatapan Howard Yi.

“Aku kira…..”

‘’Sshuu…..” Dia menutupi bibirnya dengan jari, “Tidak ada kamu kira, sejak kamu memberitahu aku, hal ini sudah aku ingat di dalam benakku, setiap hari, setiap menit, setiap detik, aku hitung.”

“Dasar.”

Angin semakin kencang, sampai daun dan tanaman di sekitarnya berdesir.

“Shaa shaa……”

“Shaa shaa……”

Suara tersebut pun semakin kencang.

“Ada binatang buaskah?”

Eleanor Chu ketakutan sampai bertahan nafas, mendekati teling Howard Yi dan berkata dengan suara yang sangat pelan.

Howard Yi menggelengkan kepala, tatapan yang dingin dan tajam tersebut melihat ke arah datangnya suara.

Tiba-tiba, wajahnya membeku, memeluk Eleanor Chu dan dengan cepat berguling ke dalam rumput, Dia tiba-tiba menutupi mulutnya, mengeluarkan pistol dari sakunya.

Eleanor Chu menatap dengan takut pada pistol yang ada di tangannya, ditutupi rumput-rumput Ia pun sambil melihat ke lingkungan sekitar dari waktu ke waktu.

Tidak lama kemudian, dari tempat yang terdengar suara tadi tiba-tiba muncul 7 8 orang, semuanya mengenakan jas berwarna hitam, pistol perak di tangan mereka bersinar dengan cahaya dingin di bawah sinar bulan yang terang.

Tidak tahu kenapa, benaknya Eleanor Chu tiba-tiba muncuk wajahnya elegan Stuart Tua.

Eleanor Chu dengan tidak bergerak dan diam di dalam pelukan Howard Yi, nafasnya sangat ringan, hampir tidak terdengar, tatapan hitam yang mendalam tersebut seolah-olah mampu menelan jiwa manusia, dari awal sampai akhir ujung bibirnya selalu terlihat senyuman yang penuh dengan maksud bermain-main.

Tanpa ragu-ragu, ini membuatnya dirinya semakin yakin dengan tebakan sendiri kalau orang-orang tersebut dikirim oleh Stuart Tua.

Memang Kakek dan Cucu tidak kenal lelah terus bermain permainan saling membunuh, tidak tahu karena sikap membandel atau kurang kerjaan.

Tepat ketika Dia memutuskan untuk menundukkan kepalanya sedikit lebih rendah, Dia melihat di tempat tidak jauh dari lengan Howard Yi ada seekor ular sebesar lengan bayi sedang mengarah ke mereka, mata ular yang tajam dan mengerikan itu terus menatap mereka, sambil mendesis dan mengeluarkan lidah yang berwarna merah.

Dan saat ini, Howard Yi tentu saja sudah melihat ular yang sedang bersiap-siap menyerang mereka, Dia berdiri sedikit, tampaknya Ia sedang memikirkan bagaimana cara menyingkirkan ular ini sebelum Ia menyerang.

Ular ini hanya berjarak sekitar satu meter dari tangan kirinya, dan tangan kirinya karena sambil memeluk Eleanor Chu jadi tertekan dibawahnya, meskipun Ia memegang pistol di tangan kanannya, namun dalam pelukannya masih ada seseorang, dan jarak dengan ular tersebut juga terlalu dekat, sulit baginya untuk memastikan bahwa saat Ia menyerang dengan pistol ular tersebut tidak akan melawan.

Berdasarkan bunyi "Sha sha" dari ekor ular ini, jelas bahwa ini adalah ular berbisa. Ular ini memiliki salah satu karakteristik terbesar yaitu saat Ia sudah meninggal dalam waktu sekitar satu jam, Ia masih dapat menyerang manusia, asal tembakan Howard Yi menyimpang sedikit saja, maka akibatnya akan tidak bisa di tanggung oleh dirinya.

Sekelompok orang di luar perumputan itu masih mencari keberadaan mereka, dan gerakan mereka pun bisa mengalihkan perhatian ular tersebut dari waktu ke waktu.

“Jangan bergerak.”

Eleanor Chu mengambil kesempatan dan berkata kepada Howard Yi dengan suara pelan.

Mereka sekarang berada dalam rumput-rumput, setiap gerakan kecil mereka akan mempengaruhi rumput di sekitar mereka, terhadap ular yang ada di depan mereka, tidak diragukan lagi ini merupakan gerakan provokasi yang besar.

Di bawah kondisi tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa, tatapan mata menjadi satu-satunya cara mereka untuk berkomunikasi, ini merupakan tantangan besar bagi kontak batin mereka berdua.

Eleanor Chu melihat ke ular tersebut, lalu dengan kuat Ia melototi hutan besar yang sekitar 3 meter dari samping tangan kanannya, Dia menjentikkan kepalanya tiga kali sekaligus.

Howard Yi menggelengkan kepala, malah dilototi dengan tajam oleh Eleanor Chu, akhirnya Ia hanya bisa mengalah dan menganggukkan kepala.

Satu….

Dua…

Tiga…

Pada saat dia menganggukkan kepalanya untuk ketiga kalinya, Howard Yi dengan cepat memeluknya dan bangkit dari tanah, dan pada saat mereka bergerak, ular berbisa mengetuk ekornya dengan keras dan naik ke udara!

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu