Adore You - Bab 104 Berani Membohongiku! Lihat Bagaimana Aku Membereskanmu! (1)

Saat Howard Yi pulang, waktu sudah sore hari.

Ketika memasuki pintu, langsung terlihat Shawn Yi sedang duduk di atas sofa tidak jauh dari sana melambaikan tangan terhadapnya.

"Howard, ada apa denganmu di siang hari?"

"Apanya yang ada apa?" Howard Yi tidak mengerti.

"Untuk apa kamu menonaktifkan ponselmu? Dan tadi aku menelponmu di hadapan Eleanor Chu langsung, sepertinya dia telah berpikir berlebihan, makan siang pun jadi tidak makan begitu banyak.

Mendengar perkataan Shawn Yi yang seperti ini, tentu saja Howard Yi menjadi panik, melemparkan jas bajunya ke arahnya, "Kamu sedang menggali lubang untukku ya!"

Sang pria sambil naik ke atas sambil mengeluarkan ponsel, saat melihatnya, ternyata memang benar, ponselnya entah sejak kapan telah nonaktif.

Dirinyalah yang duluan bersalah, karena terlalu sibuk dan penuh dengan pikiran, dia malah telah melupakan hal ini, dan dia awalnya juga terus merasa murung, hari sudah siang, tapi kenapa orang rumahnya masih belum menelponnya untuk memanggilnya makan.

"Istriku."

Dia membuka pintu dengan wajah merayu, tapi di dalam pandangan Eleanor Chu malah lebih mirip dengan seseorang yang sedang merasa bersalah.

Melihat dia sedang bersandar di atas ranjang membaca buku seperti biasanya, baru Howard Yi merasa lebih lega, spontan diam-diam memarahi Shawn Yi yang telah menakutinya.

"Sudah pulang? Apakah sudah makan siang?" Eleanor Chu tidak mengangkat kepalanya.

"Su...... Belum, Istriku, ponselku telah rusak."

"Masih belum makan?" Akhirnya sang wanita mulai mengesampingkan bukunya, tersenyum dengan sangat mendalam, "Aku pergi membuatkan makanan untukmu."

Meskipun Howard Yi sangat ingin memakan masakan buatan istrinya sendiri, tapi tetap khawatir terhadap kondisinya, "Lebih baik suruh pembantu saja, kamu akan merasa tidak nyaman saat mencium aroma minyak."

"Tidak apa, hanya membuatnya sesekali, lagipula, dalam keluarga lain yang tidak memiliki pembantu, bukankah seorang istri yang sedang hamil juga tetap harus membuatkan makanan untuk suaminya? Mana bisa begitu lemah."

"Istriku, kamu sungguh baik terhadapku."

Sang wanita bangun dan turun dari ranjang, membalikkan kepala melihatnya sejenak, "Masih ada yang lebih baik."

Eleanor turun ke bawah, Howard Yi juga segera ikut turun ke bawah.

Eleanor Chu memasuki dapur, dan berpesan khusus pada sang pria untuk menunggu di ruang makan, sang pria menurutinya dan menanggapinya, berjalan ke arah ruang makan.

Tidak lama kemudian, dua porsi spaghetti dengan aroma yang sedap keluar untuk dihidangkan.

Sang wanita meletakkan salah satu porsi di hadapan sang pria. "Makanlah."

Sang pria mengambil garpu dengan hati senang.

"Uhuk uhuk......" Meskipun etika yang dipelajarinya sangat baik, namun saat ini Howard Yi tetap tak tahan untuk menutup mulutnya sendiri dan batuk tanpa henti, wajahnya yang rupawan menjadi merah membara.

"Kenapa, tidak enak?" Eleanor Chu tetap memakan porsi spaghettinya dengan ekspresi normal, "Kalau tidak enak, jangan makan lagi."

Suasananya sangat aneh, Howard Yi tiba-tiba menyadari adanya keganjilan.

Begitu asin, begitu pedas, tidak mungkin sang wanita bisa memakan porsi miliknya dengan begitu tenang, lagipula indra perasanya tidaklah bermasalah.

"Tidak...... enak kok."

Dia menebalkan mukanya, dan kembali mengambil garpunya.

"Benar-benar enak?"

"Hmm, enak."

"Ah, oh iya, aku tadinya ada membuatkan jus buah untukmu, aku akan pergi mengambilnya sekarang." Eleanor Chu hendak berdiri, tapi setelah berpikir kembali, di malah duduk lagi, "Pengurus Rumah Lu, tolong ambilkan jus buah yang terletak di atas rak dalam dapur."

Howard Yi dengan susah payah menelannya, kemudian terus menantikan jus buahnya untuk meredakan kerongkongannya.

Pengurus Rumah Lu baru saja menghidangkannya, dia langsung mengambilnya dengan tak sabaran.

"Uhuk uhuk......" Lagi-lagi tersedak!

Tidak salah, jus buahnya malah terasa asin!

Lebih tepatnya adalah, telah memasukkan garam ke dalam jus buah yang awalnya manis!

Meskipun kepekaannya lambat, tapi sekarang akhirnya mulai mengerti, Eleanor Chu pasti sedang memberi pelajaran padanya!

"Istriku......" Sang pria memandangnya dengan wajah kasihan.

Eleanor Chu mengangkat pandangannya dengan sinis, "Kenapa? Tidak suka meminumnya?"

"Bukan."

"Kalau begitu, makanlah dengan baik, tidak boleh berbicara saat sedang makan dan tidur, apakah etika ini masih harus kuajari?"

"Howard Yi menjawab "Oh" sejenak, tidak berani berkata terlalu banyak, hanya bisa memasukkan sehelai demi sehelai mie ke dalam mulutnya.

Akhirnya, Eleanor Chu meletakkan garpunya ke meja dan berdiri.

Howard Yi juga bergegas ikut berdiri.

"Tidak mau makan lagi?" Sang wanita melihatnya sambil tersenyum bak tidak tersenyum.

"Tidak begitu lapar.

"Oh? Tidak begitu lapar?" Sang wanita mendekat dua langkah, mengelus perutnya yang rata, "Kalau tidak lapar, makan malam pun tidak perlu makan lagi."

Sang pria mencoba mengujinya, "Istriku, kamu sedang marah?"

"Tidak kok." Seseorang yang begitu bertoleransi sepertiku, bagaimana mungkin aku akan marah? Aku hanya merasa sedikit tidak senang saja!

"Istriku, aku mengaku telah salah, aku benar-benar bukan sengaja untuk menonaktifkan ponsel, melainkan, ponselku telah rusak."

"Ganti saja kalau begitu, hanya sekedar mengganti ponsel saja, bukankah itu sangat sederhana semudah menggati wanita."

"......" Siapa yang bisa mengatakan padanya, kenapa topiknya bisa tiba-tiba teralihkan ke topik wanita!

"Istriku......"

"Aku sudah kenyang, ingin tidur sejenak, kalau kamu tidak memiliki pekerjaan untuk dikerjakan, maka pergilah berlari di halaman villa sebanyak belasan putaran, untuk mencerna makanan, agar kamu tidak kekenyangan."

Eleanor Chu menguap.

"Istriku......"

Sharen Yi mendengar keributan, langsung menghampiri dengan sindiran, "Lihatlah terhadap apa yang telah kukatakan sebelumnya. Kalau sering berpergian di jalan malam hari, pasti akan bertemu dengan iblis!"

"Apakah kamu telah mengatakan hal yang tidak seharusnya dikatakan?" Kalau hanya karena ponsel yang telah rusak, apakah Eleanor Chu pantas merasa semarah ini? Pasti ada seseorang yang telah mengatakan sesuatu, makanya topiknya bisa beralih ke topik wanita.

"Aku bersumpah." Sharen Yi dengan susah payah mengacungkan empat jari, "Aku sama sekali tidak mengatakan satu patah kata pun, sungguhan."

Dia hanya membahas Kakek saja.

Howard Yi memandangnya dengan setengah yakin dan setengah ragu, dan terlihat telapak tangan Sharen Yi sedang mengeluarkan keringat dingin.

Ketika sang pria naik ke atas, Eleanor Chu telah mengunci pintu kamar.

Setelah menghela nafas, kemudian baru turun ke bawah menuangkan segelas air untuk di minum.

"Pesankan pada orang dapur untuk membuatkan makan siang baru untukku."

Sang pria berkata terhadap Pengurus Rumah Lu yang berada di samping.

Pengurus Rumah Lu sedikit bungkuk menghormat, "Mohon maaf tuan, Nyonya tadi baru saja menelpon dan berpesan, demi kesehatanmu, bagian dapur tidak boleh memasakkan makanan apapun untukmu sebelum tiba waktu sarapan besok pagi, Nyonya mengatakan anda sepertinya telah makan hingga kekenyangan, tapi anda boleh meminum air."

"......" Kenapa rasanya malah terdengar seperti sedang memarahinya.

Howard Yi tak berdaya, lalu kembali meminum beberapa cangkir air lagi, berusaha menekan ketidaknyamanan perut setelah tadinya memakan makanan yang terlalu asin, setelah itu baru pergi menggantikan baju olahraga dan berlari di halaman.

Sekitar sore hari jam 5 atau jam 6, tamu yang menerima undangan telah tiba satu per satu.

Sebagai pemilik wanita dari Vila Brittany, tentu saja Eleanor Chu harus berpenampilan menarik dan turun untuk menyambut para tamu.

Howard yi telah berlari sepanjang sore, saat ini sedang sangat kelelahan, tanpa mempedulikan apapun langsung pergi ke atas untuk mandi, setelah merebah ke ranjang, dia tidak lagi berniat untuk bangun kembali.

10 km, hanya saja tidak perlu berlari sambil memikul beban, dulu saat dalam pelatihan, setidaknya mereka akan membiarkannya untuk makan sampai kenyang dulu.

"Harwin masih belum kembali?" Eleanor Chu menerawang ke sekitar tempat acara.

Sharen Yi menggelengkan kepala, "Dia tidak pernah kembali setelah pergi pagi hari ini, aku tadi kembali menghubunginya, tapi tetap tidak ada orang yang mengangkat, entah apa yang sedang dilakukan, semua ini tidak apa-apa asalkan nanti jangan sampai menghancurkan acara."

"Harusnya tidak akan, bukankah semalam sudah sepakat? Mungkin saja dia akan segera kembali sesaat lagi, tunggulah sebentar lagi."

Tentu saja perasaan Eleanor Chu sangat khawatir, semua tamu telah tiba, bintang yang berulang tahun malah menghilang. Hanya saja, karena berada di hadapannya Bertha Song, tidak tidak enak hati untuk memperlihatkan keresahannya secara terus terang.

Bertha Song yang berada di samping, meskipun terlihat seperti biasa, namun saputangan di tangannya telah diremas menjadi berkerut, memaksa diri untuk tersenyum, "Tunggulah sebentar lagi, mungkin saja telah tertunda karena menemui suatu hal, dan tak mampu melepaskan diri untuk sesaat."

Eleanor Chu tersenyum, lalu mencarikan alasan secara sembarangan untuk naik ke atas, Howard Yi masih tidur, sang wanita langsung mengambil ponselnya sendiri untuk menghubungi nomor telponnya Harwin Xi.

Setelah bunyi panggilan telah tersambung sejenak, akhirnya telponnya telah diangkat.

"Harwin, kamu di mana?" Dia spontan merasa senang, dia hanya ingin mencobanya, tapi tidak disangka benar-benar bisa tersambung.

Namun pihak sana hanya ada suara angin.

Tidak lama kemudian, panggilan langsung diputus.

Eleanor Chu keluar dari kamar, sambil berjalan sambil merenungkan ke mana perginya Harwin Xi.

Hari ini adalah ulang tahunnya, ke mana dia pergi sebenarnya?

Ulang tahun.

5 Oktober.

Di bulan Oktober yang bermusim gugur.

Monchhichi, bolu opera, pemuda yang berdiam diri......

Akhrinya dia sadar, dan dengan tak sabaran langsung pergi mengemudi.

Di luar, hari telah malam, di bawah penyinaran lampu yang terang, di malam hari musim gugur yang sejuk.

Tetap berada di taman itu, tetap di bawah pohon itu, tetap merupakan pemuda yang pendiam itu.

Eleanor Chu seketika merasa kelopak matanya menjadi panas, waktu seakan-akan telah kembali ke beberapa tahun yang lalu.

Dia membalikkan badan dan pergi diam-diam.

Harwin Xi duduk di bawah pohon berdian diri, seolah-olah sedang bermeditasi.

Lautan pikirannya penuh dengan gambaran di mana dirinya menarik tangan sang lelaki dan bernyanyi untuknya pada petang hari 15 tahun yang lalu.

Semua orang telah melupakannya, 15 tahun yang lalu, tanggal saat dia minggat dari rumah tepat merupakan tanggal ulang tahunnya.

Hanya saja, hari itu aku telah mampu menemuimu, jadi, bagaimana dengan hari ini?

Apakah kamu masih akan datang?

"Dark skies of night kissed the land

Twinkling stars spread all the sky

Fireflies fly, Fireflies fly

Who is on your mind

Starlets wink with sad tears

On the ground, rose withers

Cold wind blows, but i'm alright

With You by my side

......"

Sang pria seketika langsung memalingkan kepala, bola mata yang hitam penuh dengan keriangan.

Gadis pada 15 tahun yang lalu, saat ini telah berada di hadapannya, menyanyikan lagu yang pernah dinyanyikan 15 tahun lampau, dan juga membawakan sepotong bolu opera yang sama seperti 15 tahun silam.

"Harwin, selamat ulang tahun."

Jelas-jelas tahu telah bersikap gegabah, tapi sang wanita tetap saja melakukannya.

Ingin mencari kembali memori masa lalu, hendak mencarikan senyuman sang ibu yang hangat, dan juga rasa cinta yang ingin dicurahkan kepada pemuda yang memiliki penyakit autisme.

Ada begitu banyak perasaan hati yang rumit telah bercampur aduk di dalam......

Sang pria tersenyum, sama seperti 15 tahun yang lalu, hanya mereka berdua yang saling menerangi satu sama lain, cahaya yang lembut menyinari wajahnya yang rupawan, menambah kesan yang mendalam.

Sebenarnya, mereka hanya pernah bertemu sekali.

"Apakah tidak bersedia diketahui oleh orang lain?" Dia mengingat sikap Monchhichi tadi pagi, jelas-jelas sang pria telah mengenalinya dari awal, tapi malah tidak pernah mengungkitnya sedikit pun.

Sang pria harusnya telah menganggapnya sebagai kehangatan dalam memori masa kanak-kanaknya.

Setelah sang pria minggat dari rumah, di saat dia sedang sangat kesepian dan lapar, sang wanita telah menyanyikan lagu dan memberikan kue untuknya.

Setiap orang pasti memiliki suatu rahasia yang tersembunyi di dalam lubuk hati, tidak ingin disentuh oleh orang lain.

Harwin Xi menganggukkan kepala.

"Baiklah, anggap saja ini sebagai sebuah rahasia diantara kita berdua, tidak akan memberitahukannya kepada siapapun." Eleanor Chu mengulurkan jari kelingking terhadapnya, secara tanpa sadar kembali menganggapnya sebagai anak muda pada saat itu.

Menjaga rahasianya, juga menjaga memori masa kecil yang jarang ada.

Tapi pemuda itu telah tumbuh besar, Harwin Xi yang pada saat ini, tentu saja tidak akan menghadapi sang wanita dengan perasaan polos seperti dulu lagi, sang pria tidak membongkarnya, karena takut bahkan kesempatan untuk bisa melindunginya ini pun akan hilang.

Sang pria tersenyum dan menirunya untuk mengulurkan jari kelingking.

Saat kedua jari kelingking telah saling terkait, hatinya langsung menjadi lembut bagaikan hampir meleleh.

Eleanor Chu menyerahkan kue yang ada di tangannya, melihat dia yang makan dengan begitu puas seperti itu.

Harwin Xi tiba-tiba bertindak gegabah dengan menusuk sepotong kue bolu terakhir dengan garpu, dan menyodorkannya ke samping bibir Eleanor Chu.

Eleanor Chu tersenyum, tanpa berpikir banyak, dia langsung memakannya.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu