Adore You - Bab 43 Melepaskan Tali Pinggangnya

Waktu berlalu detik demi detik, meski tidak tahu sekarang jam berapa, tapi rasa lapar perutnya memberitahukannya, sudah lewat jam 1 siang.

Pria berbaju hitam disekitarnya mulai berjalan bolak-balik dengan tidak sabaran, mungkin mereka juga sudah lapar, hanya saja pria tinggi besar itu belum kembali, mereka tidak berani meninggalkannya.

“Dasar sialan, kamu tidak bohong bukan! Kakak sudah pergi selama 2 jam! Mengapa sampai sekarang belum juga kembali!” Salah seorang pria berbaju hitam temperamental menendangnya, tubuh Eleanor Chu miring, dia kemudian tejatuh dengan punggung menghadap lantai.

Eleanor Chu menggertakkan giginya, dengan sekuat tenaga menahan kemarahannya, hatinya menerka-nerka akan ada jalan keluar untuk situasi ini, wajahnya memperlihatkan raut wajah tidak bersalah, mencoba untuk duduk kembali, mengangkat tangannya, “Aku sudah diikat seperti ini, aku masih berbohong apa? Kalian juga sudah melihatku terlalu tinggi, mungkin saja kakak kalian sedang ada urusan yang tidak bisa ditunda!”

“Lebih baik tidak bermain-main denganku, kalau tidak aku akan langsung menembakmu!”

“Tahu, tahu.”

Beberapa waktupun telah berlalu, pria berpakaian ini telah menunggu dengan sangat khawatir, salah satu diantara mereka mengeluarkan handphone, yang lainnya malah menghentikannya.

“Kamu gila, bukankah kakak pernah berpesan untuk tidak menghubunginya? Bagaimana jika ada yang menyadap teleponnya?”

Pria yang mengeluarkan handphonenya kemudian menendang ban mobil rusak dilantai, mengumpat, dan menyimpan kembali handphonenya.

Eleanor Chu samar-samar dapat merasakan sesuatu, Howard Yi pasti telah berhasil mengendalikan pria tinggi besar itu, mungkin saja sekarang sedang dalam perjalanan menuju ketempat ini.

Howard Yi, kamu cepatlah kemari Howard Yi.

Pada saat itu pulalah, terdengar suara “PENG!” suara yang begitu keras.

Sebuah truk besar tentara langsung menabrak pintu gudang, puluhan tentara dengan pakaian anti peluru dengan cepat keluar dari mobil truk, mengejutkan pria-pria berpakaian hitam sampai mereka berlari kesegala penjuru.

Kemudian sebuah Off-Road-Vehicle mengikuti dibelakangnya, Eleanor Chu memicingkan matanya melihat kearah itu, dari mobil turun dua orang yakni Howard Yi dan Ivan Yi!

Tidak lama kemudian, diluar gudang terdengar suara sirine mobil polisi, puluhan polisi bersenjata telah masuk kedalam, dan pria tinggi besar yang tidak kunjung kembali muncul dengan kedua tangan terborgol, dan berada diantara dua orang polisi.

Tiba-tiba muncul begitu banyak tentara dan polisi, pria-pria berpakaian hitam itu belum sempat mengetahui apa yang sedang terjadi, mereka telah diamankan diatas tanah.

“Istriku.”

Howard Yi dengan penuh kasi melepaskan ikatan Eleanor Chu, melihat jejak kaki dibalik punggungnya membuat amarahnya memuncak, “Sakit sekali bukan, kita pergi kerumah sakit dulu, setelah itu kita bereskan mereka.”

“Jangan.” Eleanor Chu menggerakkan kedua kakinya yang kebas akibat terikat, luka yang dideritanya dulu saat berlatih judo masih lebih parah dari ini, “Howard Yi, pinjamkan aku yang kamu pakai.”

“Baik.” Howard Yi dengan lembut mengeluarkan tissue basah dan menghapus kotoran pada wajahnya, tiba-tiba dari pinggangnya terdengar suara aneh, setelah dilihat, rupanya Eleanor Chu melepaskan tali pinggang pria itu dihadapan banyak orang.

Orang-orang disekitar berpura-pura tidak peduli, mengalihkan perhatian dengan melihat pemandangan disekitar.

“Uhuk-uhuk.” Dia terbatuk kikuk, “Istriku, bagaimana kalau permainan terlarang ini lebih baik kita mainkan saja dirumah?”

Eleanor Chu mendelik padanya, Howard Yi hanya bisa menunduk tanpa dosa, membiarkan wanita itu berbuat sesukanya.

Eleanor Chu mengeluarkan tali pinggang, menggenggam kepala tali pinggang dan mecambukkannya keudara 2 kali, “Tali pinggang yang bagus.”

“Terima kasih untuk pujiannya istriku.”

Eleanor Chu tidak memperdulikannya, tersenyum senang berjalan menuju pria berpakaian hitam yang tadi menendangnya, mengambil tali pinggang kemudian mengangkat dagu pria tersebut.

Dia tersenyum tanpa dosa, hati pria tersebut semakin ketakutan.