Adore You - Bab 71 Kamu Pernah Menyimpang atau Tidak, Aku Tetap Sayang Kamu (3)

Eleanor Chu akhirnya bisa bersandar lega di punggung kursi, “Suamiku, kita nanti malam……”

“Tenang saja, tidak pulang ke sini.” Kalau pulang lagi ke sini, mereka pasti akan mengisengi kita setengah mati lagi!

“Iya.”

Setibanya Eleanor Chu di kantor Chu’s Corp, Lucy Mei langsung menghampirinya sambil menyerahkan sebuah fax, “Ini kiriman Jovan Wang, isinya dokumen keikutsertaan lelang Wang’s Corp. Selain itu, CEO Qin dari Qin’s Corp juga tengah menunggumu di ruang rapat.”

Eleanor Chu menerimanya. Ia membacanya sambil jalan, “Tidak ada kekhawatiran apa-apa lagi kan?”

“Betul.”

“Khatarina Ying apa kabar tuh?”

Lucy Mei menerima fax yang dikembalikan Eleanor Chu, lalu tersenyum, “Patrick Chu dari awal benci setengah mati dengannya. Orang-orangnya di sana terus menyerang Khatarina Ying.”

“Bagus kalau begitu.”

Di dalam ruang rapat yang sunyi, Robin Qin mondar-mandir berusaha mengatasi kegundahan hatinya.

“CEO Qin, apa kabar?”

“Bantu aku bujuk Daisy Qin untuk pulang denganku, tolong.” Melihat kedatangan Eleanor Chu, Robin Qin baru duduk di sofa.

Eleanor Chu gigit-gigit bibir, “Pulang denganmu untuk apa? Jadi gundik?”

Robin Qin terhenyak. Pria itu langsung diam.

Eleanor Chu geleng-geleng. Soal cinta dan realitas, Robin Qin lebih condong pada yang kedua.

Ia langsung paham seberapa penting dan vitalnya pernikahan bisnis dalam keluarga-keluarga kelas atas. Ia tidak bisa memaksa Robin Qin merelakan semua aset perusahaan yang diwariskan oleh generasi sebelumnya padanya hanya untuk ditukar dengan satu wanita.

Ia sedang bertaruh, apakah Robin Qin bisa berubah jadi condong ke cinta. Kalau bisa, ia pasti akan membantunya.

Kalau tidak, anggap saja ia sekalian membalas provokasi Marianne Wang padanya, juga anggap saja sekalian melakukan suatu kebaikan pada Jovan Wang.

“Soal pernikahan dengan keluarga Wang, aku akan mencari solusinya.” Beberapa saat kemudian pria di hadapannya baru menjawab tegas.

“Asal ada kata-kata ini sudah cukup. Sisanya serahkan padaku.”

Eleanor Chu tersenyum tipis, ia tahu ia tidak mungkin salah menilai orang.

“Sebelum kamu dan Marianne Wang membatalkan kesepakatan pernikahan, biarlah Daisy Qin tinggal sementara di vila keluarga Chu. Kamu boleh sering-sering datang untuk menengoknya kok.”

“Baik. Ada perlu apa, bicarakan saja denganku.”

“Ya.”

Robin Qin keluar dari kantor Chu’s Corp dengan lega. Langit terasa begitu cerah baginya.

Malam harinya sepulangnya ke vila, Eleanor Chu membicarakan urusan tadi dengan Daisy Qin. Wanita itu langsung menangis tersedu-sedu.

Ia sudah menahan diri selama ini, akhirnya semua kepedihan hatinya bisa dikeluakran.

Akhirnya ia tidak perlu menahan diri lagi.

“Kakak Eleanor Chu, terima kasih.”

“Dasar.” Eleanor Chu mengelus-elus rambut Daisy Qin.

Ada waktunya yang dibutuhkan seseorang hanyalah hati yang mau mendengar dan tangan yang mau merangkul. Selebihnya tidak penting.

“Istriku, sudah selesai mandi?”

Howard Yi berteriak dari luar kamar mandi.

Eleanor Chu tengah mengenakan piyama tidurnya. Daerah privatnya masih terasa nyeri, jangan-jangan Howard Yi kepingin lagi untuk……

“Howard Yi, aku……:

Pria itu dengan lembut melepaskan piyama tidurnya. Jantung Eleanor Chu langsung berdebar kencang.

Bulu kuduk di sekujur tubuhnya langsung berdiri.

Eleanor Chu menunduk, ternyata Howard Yi mau mengoleskan sebotol obat di selangkangannya. Wajah pria tampan itu sangat lembut dan hati-hati.

“Aku, biar aku lakukan sendiri.”

“Sstt, jangan bergerak.” Howard Yi berujar serak: “Kalau gerak lagi, aku cemas aku akan tidak tahan.”

Sekujur tubuh Eleanor Chu kaku.

Ia sungguh takut Howard Yi macam-macam lagi!

Howard Yi memeluknya sepanjang malam dan mereka pun tidur nyenyak sampai pagi.

Satu minggu berlalu. Setelah ditunggui cukup lama, akhirnya hari dihelatnya kompetisi terbuka “Kota Dalam Desa” tiba.

Siang hari pukul satu, Hall Utama Kantor Pusat Pemerintahan Kota Kyoto.

Semua kursi dipenuhi perwakilan berbagai perusahaan. Mereka sesekali berseloroh akan sepanas apa persaingan hari ini.

Eleanor Chu duduk tenang di sebelah kepala keluarga Wang, Henrick Wang. Saking tenangnya, ia terlihat seperti penonton biasa yang hadir hanya untuk menonton saja.

Setelah melalui proses seleksi yang sangat ketat, kini yang masih bertahan hanya dua perusahaan saja.

Wang’s Corp dan Chu’s Corp.

Proposal kedua perusahaan itu kini tengah dibaca secara bergantian oleh beberapa perwakilan pemerintah di atas panggung.

Eleanor Chu menatap sekilas Rey Zhao yang berwajah sumringah seperti yakin sekali akan menang. Ia tersenyum kecut.

Kini tiba saatnya pengumuman.

Tanpa diragukan lagi, Chu’s Corp keluar sebagai pemenang!

Bagaimana mungkin ini bisa terjadi!

Papa jelas-jelas tadi pagi bilang sudah berkolusi dengan departemen-departemen terkait!

Kemenangan yang sudah di depan mata kok lepas begitu saja! Bagaimana bisa!

Ia menoleh ke Eleanor Chu dengan wajah geram. Eleanor Chu yang licik dan curang, bagaimana mungkin ia tidak kenal!

Wang’s Corp bisa berada dalam situasi begini pasti karena ulah Eleanor Chu. Mereka sudah gagal dapat proyek Kota dalam Desa, dan ia masih juga harus menghadapi amarah ayahnya yang sangat tegas itu.

Di mata Rey Zhao terbesit kemarahan dan dendam.

Malam harinya, Eleanor Chu menggelar pesta perayaan di Hotel Y.

Selain oleh para pekerja Chu’s Corp, rapat juga dihadari oleh orang-orang terkenal dari berbagai bidang untuk memberi selamat.

“Istriku, aku tunggu kamu di kamar paling atas. Kita malam ini tidur di sini saja.”

Eleanor Chu membaca sekilas pesan dari Howard Yi. Ia kembali menyimpan ponselnya dan mengambil segelas cocktail dari nampan pelayan.

Belum minum banyak, ia langsung merasa mulut dan lidahnya kering.

Tidak jauh darinya, sebuah bayangan hitam melintas dan wajah bayangan itu memperlihatkan senyuman jahat.

Ia merasa ada yang tidak beres dengan dirinya. Tubuhnya merasakan panas yang berulang-ulang, dan seiring dengan kemunculan panas itu, wajahnya memerah. Pikirannya pening dan kacau.

Eleanor Chu memukul dirinya sendiri kencang-kencang. Sayang, pukulan itu hanya membuat rasa panas itu mendingin sedikit saja. Ia selebihnya malah merasa pandangannya semakin lama semakin berkunang-kunang. Ia buru-buru lari ke kamar mandi.

Air segar dari keran tanpa henti-hentinya ia bilaskan ke wajah. Wajah dan bibirnya yang semakin lama semakin merah. Perutnya pun terasa panas, dan panas itu perlahan menyebar ke bagian-bagian tubuh yang lain.

Ternyata ia diberi obat oleh orang! Dan obat ini obat pembangkit gairah yang paling kuat!

Eleanor Chu buru-buru mengambil ponselnya dan menelepon Howard Yi.

Tepat ketika ia sedang menunggu telepon diangkat, pintu kamar mandi tiba-tiba dibuka dengan kencang.

Eleanor Chu menatap tidak senang pria misterius yang membuka pintu biliknya ini, “Ini toilet wanita!”

Pria itu tersenyum bengis sembari mengunci pintu bilik dari dalam, “Aku jelas tahu ini toilet wanita!”

“Keluar kamu!

Karena pengaruh obat perangsang gairah, kata-kata penolakannya ini terdengar luar biasa lembut. Bahkan nada bicaranya terkesan setengah menolak dan setengah menyambut.

Pra itu dengan tidak sabaran berlari mendekati Eleanor Chu dan menahan tangannya. Eleanor Chu saat ini sepenuhnya kehilangan kemampuan kabur. Ia hanya bisa memiringkan badan di pojok sambil mendorong-dorong pria itu.

Tepat pada momen ini, pintu ditendang dengan sangat kencang dari luar. Sebelum pria tidak dikenal ini menyadari apa yang terjadi, kepalanya sudah terlebih dahulu diacungkan senjata. Ia ketakutan sampai berbungkuk-bungkuk.

“Kakak… Kakak… Ini benda berbahaya, bisa bunuh orang!”

Howard Yi keluar di antara pengawal-pengawal pribadinya. Wajahnya sangat perkasa sekaligus marah! Melihat Eleanor Chu berjongkok tidak berdaya di pojokan, ia seketika langsung merasa iba dan wajahnya melembut.

Di dalam kamar presidential suite lantai paling atas, sekelompok pengawal pribadi berpakaian hitam-hitam menunggu di ruang tamu.

Di dalam kamar mandi yang terkunci rapat, Howard Yi membantu Eleanor Chu membilas bagian tubuhnya yang kena efek obat.

Eleanor Chu duduk di bathtub dengan wajah tidak berdaya.

“Jangan melawan.” Nada bicara Howard Yi agak serak, selangkangannya agak panas.

Ia menggendong wanita itu ke kamar sambil menciuminya.

“Howard Yi…… Howard Yi……”

Panggilan Eleanor Chu pada Howard Yi terdengar sangat lembut. Howard Yi berbaring di ranjang sembari menikmati momen wanita itu mendekatinya duluan.

Di kamar tidur yang super mewah, hasrat seksual mereka membuncah-buncah.

Tidak tahu berapa lama kemudian, hasrat seksual Eleanor Chu yang sangat tidak natural ini akhirnya menurun. Howard Yi mengecup bibirnya, memakai handuk warna putih, lalu keluar dari kamar.

Ruang tamu yang luar biasa hening.

Pria tidak dikenal di kamar mandi tadi tengah berlutut ketakutan. Howard Yi, pria di hadapannya, terlihat sangat mengintimidasi. Hanya dengan dilewati olehnya, udara di sekitar langsung berujar jadi dingin dan menekan.

Pria itu memegangi kepala sambil menunduk. Howard Yi memaksa mendongakkan kepala yang sudah sangat pucat itu dengan sandal kamar putihnya.

“Kakak, kakak, aku hanya disuruh orang lain kok, bukan sengaja! Tolong lepaskan aku hidup-hidup, wanitamu itu tidak aku sentuh sama sekali kok!”

“Kamu memang harus bersyukur karena tidak menyentuhnya sama sekali, kalau tidak nyawamu sudah aku rengut dari tadi.”

Howard Yi menarik pandangannya dan duduk di sofa.

Bel pintu berbunyi, yang datang adalah John Xiao.

Dua pria hitam tinggi besar masuk sambil menggendong seorang wanita yang berada dalam kondisi setengah sadar. Wanita itu dilemparkan begitu saja di lantai. Meski permukaan lantai adalah karpet yang cukup tebal, tetapi kencangnya benturan antara wanita itu dengan karpet tetap membuatnya terbangun kesakitan.

Wanita itu menatap ke segala sisi dan langsung panik, “Kalian, kalian siapa? Kalian ingin apa?”

Howard Yi dan orang-orangnya hanya menatap dingin.

Pria misterius tadi langsung menyadari apa yang tengah terjadi. Tanpa memedulikan latar belakang wanita itu, ia langsung menyambarnya dengan garang di lantai.

“Crek……”

Pakaian wanita itu dengan cepat disobek. Wajah wanita itu pucat setengah mati, ia menangis tersedu-sedu sembari asal menendang-nendang dan menonjok-nonjok dengan kedua tangan dan kakinya. Ia berteriak-teriak, “Kamu mau apa! Lepaskan aku! Lepaskan aku!”

Howard Yi menjentikkan jari. John Xiao langsung paham apa maksudnya dan langsung mulai merekam adegan pria misterius dan wanita misterius itu.

Howard Yi tidak lama kemudian bangkit berdiri dan kembali ke kamar tidur.

……

Teringat kegilaan semalam, telinga Eleanor Chu, yang kini duduk di ruang kerja, memerah.

“CEO Chu, Henrick Wang ingin bertemu kamu.”

“Ya,” jawabnya datar dengan wajah tanpa ekspresi.

“CEO Chu semalam istirahatnya cukup?”

Henrick Wang merogoh sebuah USB dan melemparkannya tepat di hadapan Eleanor Chu.

“CEO Chu tidak penasaran dengan isi USB ini? Isinya luar biasa loh!”

Eleanor Chu dengan ragu-ragu mengambilnya dan mencolokkannya ke lubang USB.

Video panas nan penuh gairah langsung muncul di layar komputer Eleanor Chu. Wajah wanita pemerannya disensor mozaik, sementara pria pemerannya adalah pria sialan yang semalam memaksa masuk ke kamar mandinya.

“Ini……?”

“CEO Chu tidak merasa familiar dengan tempat ini?” Henrick Wang menatap lekat-lekat bagian leher Eleanor Chu yang sepertinya ada bekas ciuman. Ia dalam hati semakin yakin dengan keaslian video ini.

“Wajahnya disensor mozaik, siapa yang tahu siapa wanita itu?”

“Asal CEO Chu mau memenuhi permintaanku dengan patuh, aku jamin video ini akan lenyap habis dari dunia ini. Kalau tidak mau, versi yang tidak ada mozaiknya dengan cepat akan terpampang di layar-layar LED mal-mal besar di seluruh penjuru kota!” Si brengsek ini memang sengaja memperlihatkan Eleanor Chu yang versi ada mozaik. Yang versi tanpa mozaiknya ya harus “dibeli” darinya.

Henrick Wang sepenuhnya menyerahkan hak memilih pada Eleanor Chu. Kalau wanita ini setuju dengan permintaannya, ia jelas tidak perlu keluar uang. Tetapi, kalau wanita ini tidak setuju, ia juga tidak sayang untuk mengeluarkan banyak uang demi menghabisinya!

Eleanor Chu berpura-pura ragu-ragu, lalu menjawab: “Katakan apa permintaanmu.”

“Berikan proyek Kota Dalam Desa padaku, harganya sesuai dengan yang kamu bayar saat tender.”

Melihat Eleanor Chu terdiam, Henrick Wang mengultimatum, “Sebelum besok malam, aku mau melihat kesepakatan pemindahan hak pemenang proyek ini jadi. Kalau tidak, hidupmu akan kubuat jadi luar biasa indah. CEO Chu pertimbangkanlah matang-matang tawaran ini.”

Begitu bayangan tubuh Henrick Wang sudah menjauh, Eleanor Chu langsung menelepon Howard Yi.

Howard Yi pasti paham bagaimana mengatasi hal-hal menjijikan seperti ini.

“Halo brengsek, apa benar kamu melakukan sesuatu di belakangku?”

Pria di seberang sana tersenyum tipis, “Kamu pasti suka dengan sesuatu itu kok.”

Henrick Wang kembali ke kantor Wang’s Corp dan langsung melaporkan hasil pertemuannya dengan Eleanor Chu dengan dilebih-lebihkan. Ia menjamin ia pasti bisa merebut proyek Kota Dalam Desa dari Chu’s Corp dengan harga murah yang sama sekali tidak masuk bayangan.

Meski agak ragu dengan keabsahan kata-katanya, CEO Wang untuk sementara hanya bisa percaya.

Sore hari besoknya, Chu’s Corp belum memberi kabar apa pun.

Henrick Wang mengangkat gagang telepon dengan tidak sabaran. Eleanor Chu sayangnya terus mendiamkan teleponnya.

Ia semakin lama jadi semakin marah. Ia mengirim pesan peringatan, tetapi tidak dijawab juga.

Kira-kira setengah jam kemudian, ponsel Henrick Wang akhirnya menerima panggilan yang ia tunggu-tunggu.

Ia mengangkat telepon itu dengan perlahan.

“Aku pikir CEO Chu tidak berencana mengontakku lagi.”

Orang di seberang sana ternyata tidak takut seperti yang ia bayangkan.

Eleanor Chu tersenyum dingin, “Awalnya memang tidak berencana mengontakmu, tetapi setelah dipikir-pikir aku tetap perlu mengabarimu, sebab jadi orang harus sopan kan? Betul kan?”

“Eleanor Chu, jangan paksa aku untuk semakin memaksamu lagi!”

“Maaf, aku sama sekali tidak tertarik dengan tawaranmu. Kita lihat saja nanti, kalau kamu berani melakukan ancamanmu, kamu harus siap menerima konsekuensinya juga!”

Telepon langsung diputus saat itu juga. Wajah Henrick Wang mengeras, ia membanting ponselnya ke meja kerja.

Kamu hanya seorang wanita murahan yang sudah diperkosa orang lain. Aku sudah kasih tawaran untuk mengasihanimu, tetapi kamu menolaknya, jadi jangan salahkan aku kalau aku habisi kamu!

Henrick Wang merogoh ponsselnya dan menelepon sebuah nomor, “Aku beri kamu sembilan miliar sekarang. Syaratnya, segera hack layar-layar LED di seluruh penjuru kota dan halaman-halaman utama website-website besar. Kamu wajib habisi nama baik si Eleanor Chu itu!”

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu