Adore You - Bab 80 Tahun Depan Pada Hari Ulang Tahunmu, Aku Akan Menikah Denganmu! (3)

Eleanor Chu menoleh ke mobil itu. Siapa lagi itu kalau bukan Ivy Sun!

“Nona Sun pasti kangen kami ya.”

Ivy Sun masuk vila sambil tersenyum ramah, “Tidak juga kok. Aku lagi bawa kabar baik saja nih biar dapat hadiah dari kalian.”

“Wah, kabar baik apa nih?” Eleanor Chu mengajak Ivy Sun ke ruang tamu lantai dua.

Setelah pintu ruang tamu ditutup, Ivy Sun baru menjawab: “Winnie Chu hamil.”

“Gila, CEO Tang sudah tua masih jago juga ya.”

“Masih bercanda lagi. Kamu tunggu saja, nanti kalau ada sesuatu yang kelihatannya tidak beres aku akan langsung lapor padamu.”

Eleanor Chu gigit-gigit bibir, “Memang benar ya wanita bersuami hobi mengisengi kami-kami yang bertarung sendirian ini.”

“Lupakan saja. Kamu lihat saja suamimu memanjakanmu begitu. Bahagia atau tidaknya seorang wanita langsung terlihat dalam satu tatapan kok!” Ivy Sun melanjutkan kalimatnya: “Di belakang setiap wanita yang bebas, pasti ada pria yang memanjakannya luar biasa. Aku rasa Nona Chu adalah wanita yang paling suka kekebasan di dunia ini!”

“Jangan memujiku begini, nanti si Howard Yi malah jadi kesenangan lagi.”

Ivy Sun mengalihkan topik pembicaraan, “Dengar-dengar CEO Chu dan keluarga Wang ada sedikit……”

“Memang benar ada sedikit konflik. Keluarga Wang belakangan lagi banyak masalah, jadi biarkan sajalah.”

“Robert Wang meninggal.”

Eleanor Chu tercengang, tetapi dengan segera bisa mengontrol kekagetannya.

Seperti menganggap kematian bukan sesuatu yang besar, ia menanggapi: “Hidup dan mati ada di tangan langit. Kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegahnya.”

“Dengar-dengar keluarga Wang sedang menyiapkan upacara pemakaman, sepertinya akan dilaksanakan besok……”

Pintu ruang tamu tiba-tiba diketuk seseorang.

“Nyonya, ada undangan untukmu.”

Benar kan undangan dari kelurga Wang.

Di dunia ini semuanya sepertinya sangat kebetulan.

Setelah Ivy Sun pergi, Howard Yi langsung menghampiri Eleanor Chu dan menggerayanginya. “Istriku, Winnie Chu hamil.”

Eleanor Chu meledek, “Istrimu?”

“Eleanor Chu!”

Howard Yi seketika marah, “Kamu sudah mempermalukanku.”

“Aku setiap malam selalu mempermalukanmu kok.” Eleanor Chu memegangi dagu Howard Yi, “Masa lupa?”

“Istriku, tolong permalukan aku.”

Howard Yi menyandarkan kepala di bahu Eleanor Chu.

“Chris Tang usianya sudah lima puluh tahun lebih masih bisa menghamili Winnie Chu, sementara kita tidak berhasil-hasil punya anak juga. Ini benar-benar pukulan yang keras bagi kehormatanku sebagai laki-laki. Aku rasa ini karena “intensitas olahraga” kita terlalu ringan.” Howard Yi berujar lagi, “Istriku, kita harus bekerja lebih keras.”

Klek! Sesudah pintu dikunci, keduanya langsung bercinta.

Mungkin karena insiden foto tidak menjatuhkan Eleanor Chu sama sekali, bahkan malah membuatnya terlihat semakin perkasa di rumah ini, Howard Yi akhirnya bisa menahan diri selama dua hari sampai kembali berhubungan seks.

Kematian Robert Wang sangat tiba-tiba, ia bahkan belum sempat memberi kata-kata terakhir sebelum meninggal. Ini membuat Marianne Wang dan Joevin Wang nyaris baku hantam pada acara pemakaman.

Yang dipikirkan Marianne Wang jelas Joevin Wang sudah membunuh Robert Wang. Tidak lama kemudian, polisi datang dan menjemput Joevin Wang pergi, bilangnya sih untuk kepentingan penyelidikan kematian Robert Wang lebih lanjut.

Eleanor Chu tidak tertarik dengan drama ini. Ketika ia ingin pulang, Marianne Wang tiba-tiba menghalanginya.

“Mau langsung pulang nih?”

“Ya memangnya kenapa? Kamu mau kasih aku teh memangnya?”

“Iya, berani minum kamu?”

Eleanor Chu tersenyum tipis, “Mengapa tidak?”

“CEO Chu tidak takut aku apa-apakan?” Marianne Wang mengalihkan tatapan ke orang yang berdiri rapat di belakang Eleanor Chu.

Eleanor Chu memberi kode pada orang itu untuk menunggunya di luar.

Selain ada Marianne Wang, di ruang tamu vila kediaman keluarga Wang ada pula Winnie Chu.

Elenaor Chu sudah menebak akan begini dari awal. Ia hanya tidak menyangka keduanya akan memunculkan diri pada waktu yang bersamaan.

“CEO Chu lihai sekali bisa kembali berkuasa begini. Tetapi entahlah seberapa lama CEO Chu bisa bertahan.” Eleanor Chu sudah jauh lebih terlatih menghadapi situasi-situasi begini. Ia sudah terlihat sangat berbeda dibanding sebelumnya bagai berubah jadi satu orang lain.

“Sudah mau jadi ibu jangan kesana-kemari. Nanti keguguran loh.” Eleanor Chu bersiap bergegas pergi.

Seperti kata Ivy Sun, ada baiknya menghindar dari ibu hamil untuk mencegah tiba-tiba terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan jadi kambing hitam.

Mendengar Eleanor Chu menyinggung anak dalam kandungannya, wajah Winnie Chu langsung berbinar-binar. Ia megnelus-elus perutnya sambil mengantar Eleanor Chu keluar.

“Nih lihat perutku ada bayinya. Kamu sudah menikah selama ini kok tidak hamil-hamil sih? Mau tidak aku bagi sedikit kebahagiaan untukmu?” ujar Winnie Chu sambil memegang tangan Eleanor Chu dan mengerakannya ke perutnya.

Eleanor Chu menolak dan dengan cepat melepaskan tangannya dari pegangan Winnie Chu.

Ia menatap Winnie Chu datar, “Kamu belakangan juga baca Empresses in the Palace?”

Winnie Chu tertawa, “Sepertinya kamu sudah lama berkedudukan tinggi jadi paranoid sendiri ya. Aku kan tadi sudah bilang ingin membagi sedikit kebahagiaan untukmu, kamu kok malah curiga dengan niat baikku……”

Ketika mereka berbincang, pintu ruang tamu tiba-tiba dibuka dari luar.

Eleanor Chu melihat siapa gerangan yang datang. Kebetulan sekali Ivy Sun.

“Eh kamu, aku daritadi kesana kemari cari kamu ternyata kamu di sini.”

Ivy Sun langsung berusaha menarik Eleanor Chu keluar.

“Yuk jalan. Buat apa di sini lama-lama. Suamimu sebentar lagi akan datang jemput kamu.”

Winnie Chu mengikuti mereka sejenak dan berkata, “Maaf ya kalian, lagi-lagi tidak sesuai harapan.”

Setelah Winnie Chu berhenti mengikuti, Eleanor Chu berkata pada Ivy Sun: “Nona Sun datangnya memang tepat waktu.”

Ivy Sun tertawa: “Salah orang ah mengucapkan terima kasihnya. Cepat pergi, suamimu tunggu kamu di depan tuh.”

Eleanor Chu melambai-lambaikan tangan, “Oke, sampai ketemu lagi nanti-nanti.”

Eleanor Chu keluar dari vila kediaman keluarga Wang dan masuk mobil Howard Yi.

Ia menatap Howard Yi bingung, “Kok tiba-tiba kepikiran ingin menjemputku?”

“Aku barusan di rumah baca Empresses in the Palace.”

“Dasar.” Eleanor Chu mencubit Howard Yi, “Eh, sebentar lagi suruh orang untuk bebaskan Joevin Wang dari penjara bisa tidak? Semakin lama dia di dalam, kemungkinan terjadinya kekacauan semakin besar.”

Howard Yi merogoh ponsel dan mengirim pesan entah ke siapa.

“Tidak ada yang sulit untukku, semuanya bisa diselesaikan dengan satu kalimat.”

Eleanor Chu tidak lama kemudian mendapat telepon dari Joevin Wang. Pria itu berterima kasih atas pertolongannya.

Kematian Robert Wang nampaknya akan menjadi awal dari perpecahan keluarga Wang. Bila Joevin Wang tidak bisa menang melawan Marianne Wang, sekali pun Eleanor Chu memberikan Wang’s Corp padanya secara cuma-cuma, ia tidak akan mampu mengelolanya dengan baik.

Pernikahan Daisy Qin dan Robin Qin dihelat di Hotel Y.

Eleanor Chu menatap Daisy Qin yang berdandan cantik. Ia tiba-tiba terpikir ingin menikah juga.

Howard Yi, yang duduk di sebelahnya, tidak tahan meledek: “Kamu kelihatannya sangat tidak ikhlas berpisah dengan Daisy Qin. Dia tidak kemana-mana kok, total perjalanan bolak-balik untuk ketemu dia hanya sepuluh menit. Kamu boleh temui dia setiap hari.”

“Siapa bilang tidak ikhlas? Aku malah senang akhirnya dia dapat pasangan.” Eleanor Chu paham betul jalan terjal yang dilalui Daisy Qin dan Robin Qin selama ini. Ia jelas sangat lega mereka akhirnya bisa melaju ke tangga pernikahan.

Tiga orang asyik berbincang, sementara Alice Yi yang biasa banyak omong malah duduk diam sambil memainkan ponsel. Ia sepertinya kurang bisa masuk dalam perbincangan itu.

“Kalian ini perempuan kok lelet-lelet sekali? Di bawah sudah mau mulai tuh!” Ashton Ling, yang mengenakan jas hitam pendamping pengantin pria, tiba-tiba masuk dengan geram.

“Kamu seburu-buru ini memang buat apa? Kamu mempelai pria?”

“Ish, jahat sekali kata-katamu. Aku ini hampir jadi mempelai pria dia, jangan anggap remeh aku ya!”

Teringat Ashton Ling pernah berbohong soal lamaran Robin Qin ke Daisy Qin, Eleanor Chu tidak tahan tertawa, “Robin Qin mikir apa sih sampai menjadikanmu pendampingnya? Kalau aku jadi dia, aku pasti akan menendangmu jauh-jauh ke luar.”

“Kamu pasti iri kan aku jadi pendamping dia. Kamu tidak punya keunggulan apa-apa untuk jadi pendamping dia!” Ashton Ling mendesak-desak mereka, “Ayo cepat, aku sudah tidak sabaran nih!”

“Adik Alice Yi mengapa masih duduk saja? Cepat turun, hari ini semua tuan muda dari seluruh penjuru Kota Kyoto datang loh, siapa tahu kamu bisa sekalian cari pasangan.”

Alice Yi tersenyum kecut, “Kakak Ashton Ling suka banget sih mengisengiku!”

Dalam hati ia sebenarnya berkata: “Ah hanya tuan-tuan muda yang biasa-biasa saja kok, mana ada yang bakal menarik di matanya? Ia sendiri kan juga nona keluarga Stuart. Selain “dia” sepertinya tidak ada lagi pria yang layak bersanding dengannya!

Ruang pernikahan lantai bawah ramai riuh.

Karena Daisy Qin tidak punya keluarga, dengan menggunakan identitas sebagai kakaknya, Eleanor Chu menggandeng Daisy Qin masuk ke pelaminan. Ia kemudian menyerahkan Daisy Qin pada Robin Qin.

Setelah orang-orang kembali duduk, Howard Yi tiba-tiba mengenggam tangan Eleanor Chu dan berbisik: “Istriku, aku sungguh menantikan hari ini.”

“Ih, kita kan sudah suami istri.”

“Tetap beda tapi. Aku sungguh ingin punya hari semacam ini juga, hari di mana aku menggandengmu mesra melangkah masuk ke ruang pernikahan yang sakral dan suci.”

Melihat tatapan Howard Yi yang penuh pengharapan, Eleanor Chu langsung tertawa.

Tawanya lebar bagai bunga yang mekar di musim semi.

“Howard Yi, tahun depan, tahun depan pada hari ulang tahunmu, aku akan menikah denganmu.”

Howard Yi memeluk Eleanor Chu erat sekali, lalu mengecup jidatnya dengan penuh kebahagiaan.

Tidak ada satu orang pun bisa merasakan kebahagiaan mereka saat ini. Kebahagiaan itu sama sekali tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Akibat mendapat kejutan yang tiba-tiba, Howard Yi hampir saja kehilangan kontrol.

“Uhuk, uhuk……” Eleanor Chu dengan susah payah keluar dari dekapan Howard Yi, “Kalau kamu peluk lebih erat lagi, bisa-bisa tamu malah memperhatikan kita, bukan memperhatikan yang sedang menikah.”

“Istriku, aku ingin menciummu.”

Tanpa menunggu persetujuan Eleanor Chu, Howard Yi langsung menempelkan bibirnay di bibir Eleanor Chu.

Tiba-tiba muncul tepukan tangan yang riuh sekali di sana.

Di sebelah, para wanita muda melirik-lirik Eleanor Chu dan Howard Yi dengan mata cemburu.

Di tengah prosesi pernikahan, Eleanor Chu dan Sharen Yi menemani Daisy Qin untuk berganti gaun di ruang ganti.

Alice Yi ikut-ikutan masuk.

“Kakak Ipar dan Kakak akhirnya mau melangsungkan acara pernikahan? Wah, aku sungguh tidak sabar untuk hadir,” tanya Sharen Yi memulai pembicaraan.

Hari ini adalah hari besar bagi Daisy Qin. Ia sungguh tidak ingin merusak suasana dengan membicangkan yang tidak-tidak.

Eleanor Chu mengangguk, “Sebenarnya tidak berencana melangsungkannya sedini ini, tetapi Howard Yi sepertinya sangat menginginkan itu. Ya sudahlah langsungkan saja, toh kartu pernikahan kami sudah punya juga. Ini hanya masalah cepat atau lambat saja.”

“Pada waktunya nanti Alice Yi mau jadi pendamping aku tidak?”

Alice Yi mengepalkan kedua tangan dan berpura-pura tersenyum: “Mau dong, aku dari dulu selalu ingin hadir di pesta pernikahan Kakak sambil mengenakan gaun pengantin!”

Eleanor Chu menanggapi bingung: “Ih, yang pendamping pengantin pakai itu namanya gaun pesta saja, bukan gaun pengantin. Yang pakai gaun pengantin hanya mempelai wanita saja.”

“Oh gitu?” Alice Yi hanya menanggapi begini tanpa bicara lebih lanjut lagi.

Kebetulan sekali pelayan masuk mengantarkan minum. Eleanor Chu barusan minum bir cukup banyak. Ia sekarang haus sekali, jadi ia mengambil satu gelas sekaligus menawarkan satu gelas lagi pada Alice Yi, “Barusan kamu juga minum cukup banyak kan? Nih minum biar kadar air dalam tubuhmu tetap terjaga.”

“Terima kasih, Kakak Ipar.”

Alice Yi menatap gelas sodoran Eleanor Chu. Ia tersenyum lalu berjalan ke ruang dandan dan duduk.

“Aduh, Kakak Ipar. Tanganku luka.”

Eleanor Chu menaruh gelasnya di samping gelas Alice Yi, “Kok kamu tidak hati-hati begini sih? Cepat ambil tisu dan lap lukamu. Aku cari staf di sini untuk minta plester deh.”

Alice Yi menjawab, “Baik.”

Eleanor Chu berbalik badan dan keluar dari ruang dandan.

Ketika Eleanor Chu sudah keluar, Alice Yi buru-buru menuangkan seplastik bubur putih ke gelas wanita itu.

Saat Eleanor Chu kembali, darah di tangan Alice Yi sudah berhenti mengalir berkat tisu.

“Kakak Ipar, minum dulu nih airmu. Itu luka kecil saja kok, kamu tidak perlu cemas.”

Eleanor Chu duduk di seberang Alice Yi. Dari tempat duduknya, ia bisa melihat Sharen Yi menunjuk-nunjuk gelasnya dengan raut khawatir dan panik.

“Baik,” ujar Eleanor Chu baik pada Alice Yi maupun pada Sharen Yi.

Ketika Eleanor Chu mau minum, ia berpura-pura menemukan ketidakberesan di luka Alice Yi. Ia kembali menaruh gelasnya di meja dandan dan mengecek luka itu: “Kalau pun darahnya sudah berhenti, kamu tetap harus tempel plester di atasnya supaya tidak infeksi. Alice Yi, kamu pakai air basuh lukamu deh. Itu di atasnya banyak sekali serat-serat tisu, itu kan ada pemutih-pemutihnya.”

Eleanor Chu kemudian baru menegak salah satu gelas di atas meja dandan barusan.

Melihat Eleanor Chu akhirnya minum, Alice Yi berjalan ke kamar mandi dengan penuh kepuasan.

Ketika ia kembali, gelas Eleanor Chu sudah kosong, sementara gelas yang ia taruh di meja dandan masih utuh seperti sedia kala.

Alice Yi menghampiri Eleanor Chu dan mengulurkan jari, “Kakak Ipar, bantu aku tempel plesternya.”

“Baik.” Eleanor Chu mengiyakan dan menempelkan plester dengan hati-hati.

“Terima kasih, Kakak Ipar.”

Alice Yi menegak minumannya sampai habis, mungkin karena saking hausnya. Ia lalu keluar dari ruang dandan dengan senyum lebar.

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu