Adore You - Bab 27 Aku Akan Selalu Ada

“Luka.”

Howard Yi menarik tangan kanan Eleanor Chu dan menghisap jarinya yang terluka.

Lidahnya yang lunak itu melewati jemarinya, seakan-akan mengalirkan aliran listrik yang berlalu cepat di seluruh tubuhnya.

Eleanor Chu terdiam menatapnya dengan merasa sedikit terkejut.

Ia sepertinya tidak pernah keberatan dengan tatapan orang lain.

Menikahi wanita yang terkenal berantakkan seperti dirinya, mampu menolongnya tanpa mengharapkan sedikitpun imbalan, terkadang membuatnya merasa ia sedang berhutang kepadanya.

Sikapnya yang terus melindunginya ini mirip sekali dengan sikap orang itu.

Wanita yang berada di sekeliling mereka pun tercengang.

Lelaki ini benar-benar sangat tampan dan lembut.

“Kasih sayang ini kuberi nilai serratus,”Ia berusaha menenangkan perasaannya, lalu membisikkannya kepada Howard Yi, ia tersenyum dengan manis, mereka terlihat seperti pasangan yang baru saja berpacaran.

Howard Yi tercengang, hatinya merasa sedikit tersakiti.

Si bodoh ini, ternyata mengira bahwa ia sedang berpura-pura saja.

John Xiao sudah mengikuti Howard Yi selama bertahun-tahun, ia pun mengerutkan alisnya ketika melihat ia bersikap seperti ini, bossnya ini selalu saja bersikap sangat dingin terhadap siapapun, namun, semua ini sepertinya berada di bawah batasnya.

Jelas saja, Eleanor Chu ini menjadi batas terendahnya.

Setelah manajer hotel tersebut mengetahui kejadian tersebut, ia segera hadir, John Xiao kemudian melirik Howard Yi sejenak, lalu berkata dengan sikapnya yang dingin,”Para tamu dimohon untuk keluar, Hotel Y tidak menerima orang yang datang untuk memperkeruh suasana.”

“Hei, siapa kamu ini! Atas dasar apa kamu bisa mengusir kami! Apakah kamu tahu aku siapa?”Winnie Chu berusaha menyombongkan diri, ia kemudian mengulurkan tangannya dan merangkul lengan Derrick Zhou, siapa yang menyangka bahwa Derrick Zhou kemudian melangkah mundur dan membiarkan Winnie Chu berdiri sendiri.

“Aku tidak tahu siapa dirimu, aku juga tidak ingin tahu, kamu juga tidak memiliki hak untuk mengetahui siapakah diriku!”John Xiao terlihat tidak berekspresi, ia terlihat seperti sebuah robot.

“Silahkan,”manajer yang terlihat tidak berekspresi itu segera mengarahkan mereka, mereka juga tidak tahu apakah mereka harus menetap atau pergi, sehingga mereka saling bertatapan.

“Aku tidak akan pergi! Kalian ini ternyata berani mengusirku! Kalian……,”Winnie Chu merasa sangat kesal.

Derrick Zhou mengerutkan alisnya, wajahnya yang menegang terlihat tidak terlalu sabar,”Jika kamu ingin diusir dari Chu’s Corp. besok, silahkan lanjutkan keributanmu disini!”

Orang-orang tersebut tidak berani mempercayai apa yang baru saja mereka dengar, sehingga mereka hanya bisa melangkah pergi, orang yang berada di pihak Hotel Y ini terlalu mengerikan, mereka tidak berani menghadapinya.

“Maaf sekali, Nyonya Yi, aku yang kurang memperhatikan keadaan, sebagai tuan dari tempat ini, aku harap, mengundangmu makan dapat dianggap sebagai dispensasi dari kejadian ini,”John Xiao berkata dengan bersegan hati.

Eleanor Chu merasa sedikit ragu, walaupun ia terlihat tidak terlalu berperasaan ketika ia baru saja berbicara kepadanya tadi, namun, jika ia tidak salah melihat, sikapnya ini terlihat penuh hormat.

Mengapa ia harus bersikap hormat seperti ini kepadanya?

Apakah tuan dari Hotel Y ini juga mungkin saja merupakan bagian dari Keluarga Stuart?

Mengapa ia juga membantunya? Apakah karena Howard Yi?

“Terima kasih atas bantuanmu, aku baru saja makan, kita akan bertemu bersama di kesempatan berikutnya,”Eleanor Chu tersenyum kepadanya.

“Baiklah,”John Xiao menganggukkan kepalanya dan mengantar mereka ke pintu utama.

Di sepanjang perjalanan pulang, Howard Yi berhenti sejenak di toko obat.

“Tidak apa-apa, hanya luka kecil, kini sudah tidak lagi berdarah.”

“Walaupun sudah tidak berdarah, kita tetap harus mensterilkannya.”

Ia menggenggam tangannya secara perlahan, kemudian mengelap lukanya dengan kapas yang sudah dibubuhi oleh alkohol, bibirnya yang tipis itu kemudian meniupinya, membuatnya merasa diperlakukan sebagai anak kecil.”

“Jika memang sudah melukai orang lain, janganlah lukai diri sendiri, aku akan selalu ada, apakah kamu mengerti?”Ia menundukkan kepalanya dan menutupi lukanya.

Lehernya sedikit memanjang seperti seekor angsa yang elegan.

Setelah “ia” dan ibunya pergi, ia merasa ini adalah pertama kalinya ada orang yang memperlakukannya seperti seorang anak kecil.

Ia tiba-tiba merasa takut, bahkan ia sendiri juga tidak tahu mengapa.

Hatinya yang sudah mendingin itu, sepertinya meleleh secara perlahan.

Namun, ini tidak terlihat terlalu baik.

Tangannya yang meroggoh tasnya itu menegang, ia kemudian menyentuh kotak yang berisi sepasang cincin itu, hatinya pun merasa sedikit ribut.