Adore You - Bab 25 Menuangkan Anggur

“Hei, bukankah ini adalah nona dari Keluarga Chu,”Teman akrab Winnie Chu, Patricia Li, segera mendekatinya.

Walaupun Winnie Chu memiliki karakter yang kurang baik, namun, semua teman wanitanya selalu menyambutnya dengan meriah, jika dibandingkan dengan Eleanor Chu, Winnie Chu tentu lebih mudah mendekati yang lainnya.

Namun, para teman lelaki mereka tidak berpikir demikian, Eleanor Chu memiliki pikiran yang lebih terbuka, ia juga lebih muda berkomunikasi dengan teman lelaki lainnya, ini juga merupakan salah satu alasan utama mengapa ia menjadi pusat pembicaraan dari para teman-teman wanitanya.

Jika kamu mencintai seorang lelaki dan ia merupakan cinta pertamamu, tetapi ia selalu saja mengejar orang lain, kamu pasti merasa wanita itu tidak akan bisa mencintainya seperti dirimu.

“Patricia Li, apakah kamu bisa berbicara, Nona Chu apanya, senioritas itu memiliki urutannya tersendiri, tidak peduli bagaimanapun, Eleanor Chu adalah seorang kakak, apakah kamu menyia-nyiakan waktu belajarmu selama bertahun-tahun itu?”Teman lelaki yang sangat baik terhadap Eleanor Chu benar-benar tidak dapat menahannya dan langsung melawannya.

Eleanor Chu sepertinya tidak terlalu menghiraukannya, ia hanya tersenyum dan mengangkat gelasnya,”Lucas, apa yang ia katakan itu tidak salah, aku bukanlah bagian dari keluarga Chu, aku hanya kebetulan memiliki marga Chu, marilah, kita bersulang sejenak, teman lama yang sudah lama tidak kutemui.”

Lucas Ge kemudian berusaha menahan perkataannya dan mengangkat gelasnya,”Eleanor yang sudah lama sekali tidak terlihat, kamu ini memang semakin cantik saja, julukan sebagai wanita tercantik di Kyoto itu ternyata tidak sia-sia, aku merasa sangat senang bisa menjadi teman seangkatanmu.”

“Pft, dasar, buka matamu itu sebelum berbicara!” Patricia Li tertawa sinis,”Senang? Wanita terkaya di Kyoto, diusir oleh ayah kandungnya sendiri, aku bahkan belum pernah bertemu hal seperti ini sebelumnya, apakah kamu merasa senang bisa menjadi temannya? Mungkin itulah penyebabnya kamu sama saja seperti kaki anjing!”

Patricia Li memang sudah membenci Eleanor Chu pada dasarnya, terutama pada saat ia menyatakan cintanya kepada salah seorang kakak kelas pada saat ia SMA tingkat tiga, lalu orang itu membalasnya dengan mengaku bahwa ia sudah menyukai Eleanor Chu di depan keramaian.

Sejak itulah Patricia Lu semakin membencinya.

“Apakah kamu tahu cara berbicara!” Wajah Lucas Ge memerah kesal.

Eleanor Chu berdiri dan menepuk bahunya, ia kemudian tersenyum dan mengambil gelas birnya sambil berjalan ke hadapan Patricia Li.

“Sepertinya kamu masih lupa mengatakan sesuatu.”

Patricia Li menatap ke arah wajahnya yang tidak terlalu ingin tersenyum itu, ia tiba-tiba merasa ragu dan langsung melangkah mundur.

“Ah!”

Segelas anggur merah itu membasahi wajah Patricia Li, riasan wajahnya langsung hancur dalam sejenak.

Eleanor Chu kemudian berbisik perlahan kepadanya,”Aku adalah orang yang selalu bersikap arogan, apakah kamu lupa? Iya?”

Teman seangkatan mereka langsung mulai berbisik sendiri, terutama beberapa wanita tersebut, sejak Eleanor Chu muncul, mereka sudah mulai kelihatan tidak terlalu senang.

“Kamu juga terlalu kelewatan!”Winnie Chu tentu saja akan mencari kesempatan dan tidak akan menyia-nyiakannya.

“Oh? Iyakah?” Eleanor Chu sengaja memainkan gelas tinggi yang sedang ia genggam, kemudian meletakkan gelas itu di atas meja dengan tenaga yang cukup kuat.

Gelas kaca itu cukup rapuh, sehingga ia tentu saja akan pecah ketika ia terketuk ke permukaan meja yang keras, serpihan gelas tersebut berterbangan dan mengagetkan semua orang.

“Jika ada masalah, cari langsung diriku, jika kamu menyalahkan kakak adikku, maka jangan salahkan diriku yang tidak lagi bersegan.”

“Eleanor Chu, atas dasar apa……”

“Apakah ini giliranmu mencampuri masalah?”

Eleanor Chu menatapnya digin, Winnie Chu juga langsung terdiam tanpa ia sadari.

“Sudahlah sudahlah, semuanya adalah teman seangkatan, kurangi perkaktaan seperti itu,”Oliver Xu menuangkan anggur ke gelas yang baru dan menyalurkannya kepadanya,”Mari, nona cantik Chu, silahkan ambil.”

Ia kemudian baru menyadari bahwa tangannya sepertinya terluka karena serpihan kaca ketika ia sedang mengulurkan tangannya.

Ia tidak merasa sakit ataupun gatal, hanya terlihat sedikit menarik perhatian.

Seperti keberadaan seseorang.