Adore You - Bab 73 Merebutnya Kembali, ataupun Memusnahkannya (2)

"Ingin makan apa, cukup pergi menyuruh pengurus rumah pribadi mempersiapkannya."

"Mari kita pergi makan di luar, seperti saat-saat di perkuliahan, mencicipi berbagai makanan lezat yang unik di pinggir jalan, bagaimana?"

James tiba-tiba mulai bersemangat, menariknya dan berkeras kepala untuk keluar.

Eleanor Chu menundukkan kepalanya merasa tak berdaya.

Dirinya pasti telah berhutang terhadapnya di masa kehidupan sebelumnya!

Malam hari di Toronto lebih terlihat menyilaukan dan santai daripada di pagi hari.

Pusat kota yang begitu penuh dengan kesibukan seperti ini, membentangkan pelukannya selebar mungkin terhadap orang-orang dulu di saat malam hari.

Kedua orang itu masing-masing memeluk satu tong eskrim dan bersandar di batang pohon dalam taman, dan menerawang ke segala arah sesuka hati.

Dua orang pria negara asing berbaju hitam sedang berjalan menghampiri mereka dengan tanpa ekspresi apapun.

Kelopak mata Eleanor Chu sebelah kiri spontan bergetar sejenak.

"Tuan, majikan kami mengundang kalian." Orang itu mengatakan bahasa mandarin yang tidak begitu fasih.

Eleanor Chu langsung menduga bahwa dia adalah pria daerah asia yang memiliki sepasang mata indah bagaikan persik di toko mewah sore tadi.

"Baby......"

James spontan menarik lengan bajunya sang wanita.

Eleanor Chu menengadah ke langit dan menghela nafas panjang!

Sejak dari masa perkuliahan hingga sekarang, mengapa dia harus menjadi "Utusan pelindungnya"!

Bertarung demi dia, sudah tidak bisa dihitung dengan kedua belah tangan lagi!

Orang yang tidak mengerti, akan mengira dia dan sang pria adalah teman baik yang memiliki perasaan mendalam!

Eleanor Chu dalam hati meludah sejenak, berkata terhadap beberapa orang berbaju hitam itu: "Tidak ada luang."

"Majikan kami telah berkata, agar kami mengundang satu orang secara "sopan" dan yang satunya lagi secara "paksa", tidak tahu anda termasuk yang mana?"

"Bahasa mandarinmu cukup bagus."

"Terima kasih atas sanjungannya." Orang itu tetap berdiri tanpa ekspresi apapun.

"Aku boleh bertelepon dengan majikan kalian tidak?"

"Tidak boleh."Orang itu kembali membuat isyarat tangan terhadap James untuk mempersilahkannya. "Majikan kami hanya mengundang tuan ini, tuan, silahkan."

Eleanor Chu berkata dengan kesal: "Mana boleh menolak tamu yang telah datang? Katakan pada majikanmu, biarkan kami berdua datang bersama, ataupun kami berdua datang bersama.

Orang itu melongo, "Apa bedanya?"

"Bedanya datang secara vertikal atau horizontal." Tidak bisa menghindari mereka, juga tidak bisa mengalahkan mereka ataupun kabur dari mereka, makanya lebih baik pergi bersama, dan akan menghadapi serangan satu per satu, setidaknya tidak akan begitu memilukan.

"Mohon anda tunggu sejenak." Orang itu bergegas mengeluarkan ponsel, berjalan ke samping, dan meminta petunjuk terhadap orang di pihak telpon sana.

Tidak lama kemudian, mereka kembali ke hadapan kedua orang, "Kalian berdua, silahkan."

"Baby......"

Eleanor Chu mengetuk batok kepalanya, "Ayo pergilah, dasar kamu pemancing lebah."

Mobil hitam yang mewah dengan perlahan memasuki halaman villa besar yang megah.

Eleanor Chu dan James langsung masuk ke villa setelah turun dari mobil.

"Ladies yang cantik, selamat malam."

Di dalam ruangan bermain billiard. Seorang pria muda bermata persik sedang membungkukkan badannya dan mengamati cue ball di hadapan mata, dengan elegan memegang tongkat, lalu melakukan pukulan.

Terdengar "Pak", suara benturan dua benda yang indah.

Eleanor Chu tersenyum sembari menepukkan tangan.

Baru sang pria meletakkan tongkat billiard, membalikkan badan dan mengambil gelas berkaki tinggi di samping meja billiard, "Tertarik untuk main satu ronde tidak?"

"Tentu saja."

Eleanor Chu membalikkan badan, berjalan ke samping rak tongkat untuk memilih salah satu yang cocok, lalu mulai membiasakannya di tangan sejenak.

"Jika kalah, dia tetap tinggal."

"Jika menang?" Eleanor Chu mengangkat alisnya.

Pria itu tertawa, seakan-akan sangatlah percaya diri terhadap kemampuannya bermain billiard, "Kalau menang, bawa aku pergi."

"Jadi keduanya tetap tidak bisa membuat kami berpisah denganmu sama sekali?"

"Kenapa harus berpisah denganku?"

Bawahan yang berada di samping mulai mengatur bolanya.

"Kalau kamu kalah, biarkan kami pergi."

Pria itu membentuk isyarat tangan "Ok" terhadap sang wanita.

James berdiri tegang di samping, tentu saja dirinya cukup yakin dengan kemampuan Eleanor Chu, hanya saja, kemampuan pria ini sepertinya juga tidak begitu buruk.

Bagaimana jika Baby sampai kalah, omg! Dia sungguh tidak mampu membayangkannya!

"Jangan khawatir." Eleanor Chu mengedipkan mata terhadapnya dengan santai.

Pria itu mulai tertawa lepas, "Apakah kamu memang selalu begitu percaya diri?"

Sang wanita tertawa, "Kenapa tidak?"

Kemampuan bermain kedua orang itu sepertinya tidak berbeda jauh, James pada dasarnya memang tidak ahli dalam billiard, ketika melihat mereka saling beradu, dirinya yang melihat dari samping, menjadi sangat tegang.

Apalagi, yang mereka taruhkan saat ini adalah, kesuciannya!

Akhirnya, Eleanor Chu memberi pukulan yang cemerlang, dan memenangkan taruhan kali ini.

"Aku telah menang, jadi......"

Eleanor Chu melemparkan tongkat billiard ke bawahan di samping, dan menerima anggur yang disodorkan.

Pria muda itu melekukkan bibirnya, wajah yang tampan memiliki sebuah senyuman yang jahil seakan-akan sedang meremehkan dunia.

"Silahkan."

Eleanor Chu dan James keluar dari pintu besar, malah menyadari pria itu masih tetap mengikuti mereka.

"Tidak terima?"

Pria itu tersenyum, "Jika kalah, akan membiarkan kalian pergi, tapi tidaklah mengatakan tidak membolehkanku untuk mengikuti kalian."

"Terserah kamu."

"Ayolah, aku akan mengantar kalian pulang, mana boleh tidak mengantarkan kalian setelah membawa kalian kemari." Pria itu mengusir supir keluar dari mobil, lalu dirinya sendiri naik ke tempat pengemudi, membalikkan badan dan mengulurkan tangan kanan terhadap Eleanor Chu, "William Yin."

"Eleanor Chu."

William Yin memandang ke arah James, dan James malah langsung memalingkan kepalanya.

William Yin tidaklah marah, menarik tangannya kembali, dan berkata: "Aku telah tertarik dengan dia."

Mobilnya belum bergerak, tiba-tiba ada seorang wanita yang memakai kacamata berbingkai emas dan berpenampilan seperti wanita karir, berjalan keluar dari dalam villa, sambil menggenggam ponsel, dia pergi mengetuk jendela mobil.

Jendela mobil turun secara perlahan.

"Emily?"

Tuan Muda Kedua, Tuan Muda pertama baru saja menelpon." Suaranya Emily bagaikan dirinya sendiri, memancarkan aura yang kulot.

"Apa katanya?"

"Menyuruhmu agar segera mengantarkan Nyonya Tuan Stuart kembali ke hotel." Sang wanita berhenti sejenak, lalu kembali menambahkan: "Harus dalam keadaan aman dan utuh!"

William Yin tiba-tiba membalikkan kepala, dengan jahil mengamati wanita yang duduk di belakang dengan ekspresi yang sangat tenang.

Eleanor Chu hanya tersenyum.

"Aku mengerti." William Yin kembali menutup jendela, dan menggerakkan mobil.

"Informasi Tuan Stuart sungguh cepat."

"Bukankah kamu juga sama?"

Eleanor Chu menanggapinya dengan maksud mendalam, memalingkan kepala memandang ke arah villa.

Terhadap pria yang begitu aneh ini, sang wanita sama sekali tidak menyukainya.

Aura gelap di badannya itu, terlalu terlihat jelas.

Saat kembali ke hotel, hari sudah larut malam.

Saat mendapat panggilan dari Howard Yi, Eleanor Chu tiba-tiba merasa hangat.

"Sudah kembali ke hotel?"

"Hmm, tenang saja, dalam keadaan aman dan utuh." Dia menyindir.

"Bukankah sangat berbahaya? Dari awal tidak pernah mendengarkanku."

"Bukankah ada kamu."

Mendengar nada bicaranya yang manja seperti ini, suasana hati Howard Yi tiba-tiba menjadi sangat baik, bahkan suaranya saat berbicara juga terkandung senyuman, "Akhirnya aku sudah mengerti mengapa aku harus menjadi semakin kuat."

"Hmm? Kenapa?" Eleanor Chu tidak mengerti.

Suara pria di pihak sana menjadi semakin lembut, berkata kepadanya dengan begitu yakin, "Demi melindungimu."

Demi bisa melindungimu kapan pun saja, makanya aku harus menjadi semakin kuat, hanya dengan berdiri di puncak dari dunia ini, baru wanitanya bisa tetap aman dan utuh untuk selamanya.

Dinding hati yang biasanya sangat dingin dan keras, saat ini salah satu sudutnya telah tumbang, dan selanjutnya, semuanya langsung runtuh secepat kilat, hingga berubah menjadi air musim semi, dengan riak air yang lembut.

Eleanor Chu memiringkan bibirnya dengan kesal.

Kenapa malah tersentuh oleh ucapan manisnya!

"Sore hari aku pergi berbelanja, sekalian membelikanmu sebuah tali pinggang kulit, tapi bukanlah barang bagus yang dipesan khusus seperti yang kamu miliki, mau tidak?" Sang wanita bertanya dengan sedikit arogan, bagaikan seorang anak yang ingin mendapatkan pujian, jelas-jelas berharap sang pria bisa tahu, tapi malah bersikeras tidak ingin membuat sang pria tahu bahwa dirinya memang sengaja untuk membelikannya tali pinggang.

Sangatlah bertolak belakang.

"Istriku, kamu sungguh baik, ini adalah pertama kalinya kamu membelikan barang untukku."

"Baik apanya, hanya sekedar tali pinggang saja, lagipula tidaklah sampai menyelamatkan nyawamu."

Tapi nyawaku, hanya berarti karena kehadiranmu."

Ucapan yang begitu romantis ini, kenapa...... malah terdengar begitu menggembirakan......

Eleanor Chu menghela nafas mengalah, merasa panik terhadap perasaan hatinya yang telah sedikit bertunas.

"Aku pergi mandi dulu."

Sang wanita baru saja hendak menutup terlpon, orang dari pihak ponsel sana tiba-tiba menambahkan sebuah kalimat, "Istriku, aku mencintaimu, dan selalu ingin mengatakan "Aku mencintaimu" di setiap kali aku membuka mata dan memejamkan mata."

Sudut bibir Eleanor Chu tanpa sadar muncul sebuah senyuman, "Aku mengerti, bocah bodoh."

Setelah menutup telpon, jantungnya masih terasa berdetak kencang.

Malam ini, dia terus berguling-guling merasa sulit untuk tertidur.

Dengan penemanian Frans Wen, kedua orang itu kembali bermain di Toronto selama sekitar seminggu, setelah itu baru memesan tiket kembali ke negara asal.

James tidak mengerti, "Kenapa kamu harus menolak tawaran pesawat pribadi lelaki brengsek? Why?"

"Bukankah kamu sangat membencinya? Kenapa ingin menaiki pesawatnya? Why?" Eleanor Chu meniru nada bicaranya.

"Aku memang membenci lelaki brengsek, tapi itu bukanlah berarti aku membenci pesawatnya, ini adalah dua hal yang berbeda!"

"......"

"Hai! Dua wanita cantik." Tiba-tiba terjulurkan sebuah kepala dari belakang.

"Oh Tuhan, kenapa kamu berada di sini?" Bibir James yang kecil membentuk huruf O yang bulat, dan tidak tertutup untuk waktu yang cukup lama.

William Yin tersenyum, "Aku bukanlah Tuhan, namaku William Yin."

Eleanor Chu malas meladeninya dan menutupi wajahnya dengan majalah, tidak menghiraukannya.

Bandara internasional di Kyoto.

Setelah melalui perjalanan pesawat yang panjang, Eleanor Chu dan James keluar dari gerbang pintu bandara, dan langsung menaiki mobil mewah yang berhenti tepat di depan pintu.

John Xiao tidak datang.

"Istriku. Sudah sangat lelah bukan."

Howard Yi memasukkannya ke dalam pelukan, menghirup aroma unik yang hanya dimiliki oleh tubuh sang wanita, baru kembali merasakan dirinya telah mulai hidup lagi.

Siapa yang bisa tahu bagaimana caranya pria ini bisa melewati kehidupan selama seminggu ini!

"Semakin sering saling bermesraan, akan semakin cepat berpisah!" James menghela nafas kesal dari depan di tempat duduk samping pengemudi.

Aku rasa, sebaiknya John Xiao jangan kembali dulu."

Eleanor Chu mencubit pinggangnya Howard Yi, "Kamu jangan mengusiknya, nanti dia pasti akan benar-benar memanggangmu."

James dengan sangat kesal memalingkan kepalanya.

Dasar lelaki brengsek yang menyebalkan, dirinya cepat atau lambat pasti akan menyuruh orang untuk merampas istrinya!

Dan membuatnya berpasangan dengan tangan kanannya untuk selamanya!

Villa kediaman Eleanor Chu yang telah sunyi selama beberapa hari, dan akhirnya sekarang telah kembali ramai.

"Eleanorku, cintaku, akhirnya kamu kembali."

"Sudah merindukanku?" Entah kenapa dia malah bertanya seperti ini.

"Rindu." Howard Yi menyentuh bibirnya dengan lembut, lalu seketika berubah menjadi ciuman panas.

Jari tangan yang panjang dan ramping dengan perlahan membuka resleting baju di punggungnya, "Istriku, mari kita saling mandi bersama."

Eleanor Chu menurunkan tatapan matanya, saat belum sempat bereaksi, seluruh tubuhnya telah digendong oleh sang pria.

Orang ini, selalu saja memutuskan sesuatu secara sepihak!

Uap air memenuhi ruangan kamar mandi, dan sedang menampilkan sebuah gambaran panas yang bisa mengakibatkan pancuran mimisan.

Malam ini, juga merupakan perasaan familiar yang begitu membara dan panjang.

Saat Eleanor Chu tidak berada di sini beberapa hari ini, Katharina Ying sudah terbiasa saat memegang posisinya, kebanyakan pertemuan politik, dialah yang menggantikan Eleanor Chu untuk hadir.

Saat Lucy Mei melihat Eleanor Chu keluar dari lift, dia bergegas pergi menyambutnya dengan senyuman.

"CEO Chu telah kembali."

Eleanor Chu segera memasukkan kotak hadiah ke dalam pelukannya, "Ini."

"Terima kasih CEO Chu."

"Bagaimana dengan keadaan beberapa hari ini?"

"Semuanya sangat baik, terutama seseorang." Lucy Mei tersenyum sambil menyimpan kotak hadiah dengan baik.

"Bagus kalau seperti itu." Sang wanita memasuki ruang kantor, tidak lama kemudian, kembali menjulurkan kepala keluar, "Beberapa hari ini, aku telah meliburkan Peter Song, sekarang kamu bantu aku memanggilnya kembali sebentar, aku ada urusan mencarinya."

"Baik."

Setelah Peter Song mendapatkan panggilan telpon dari Lucy Mei, tidak lama kemudian, dia langsung muncul di Chu's Corp.

"CEO Chu."

Sang pria dengan begitu hormat menyerahkan map dokumen ke hadapan Eleanor Chu, "Ini adalah data yang kutemukan dalam beberapa hari ini, sesuai dengan dugaanmu, Jason Ying telah menyembunyikan seorang kekasih bernama Michelle di luar, apalagi kekasihnya itu telah melahirkan seorang anak lelaki kepadanya, yang di beri nama sebagai Felix Ying, anak itu sekarang sudah berumur 3 tahun."

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu