Adore You - Bab 121 Ayahku, Adalah Steve Jiang (1)

Didalam villa yang rapi, Eleanor Chu sedang menelepon, berjalan mondar-mandir di ruang tamu.

Frans Wen tiba-tiba bersimpuh dihadapannya, dengan lembut membantunya melepaskan sepatunya, kaki putih mulus wanita itu kemudian diletakkan pada telapak kaki pria itu, sebuah perasaan aneh membuat hati berdetak cepat.

“Dirumah memakai sandal akan lebih nyaman.” Dia memakaikan sandal bulu merah jambu pada wanita tersebut.

“Ya, sayang.” Eleanor Chu menjulurkan tangannya mengelus kepalanya.

Anak cowok yang besar ini membuatnya merasa rasa sayang diberikannya padanya itu tidak akan pernah cukup.

Dia tidak memperhatikan kalau sepasang sandal pink yang dipakainya berpasangan dengan sepasang sandal warna biru yang dipakai Frans Wen, juga sama sekali tidak menyadari dari mana datangnya sandal tersebut.

“CEO Chu, anda sedang berbicara denganku?”

Lucy Mei sepertinya mendengar suara pria tersebut, hatinya tersentak.

Padahal sore itu dia mendengar kalau John Xiao akan pergi dinas dengan tuan Yi, sudah malam seperti ini, CEO Chu dengan siapa?

Jika didengar dari suaranya sepertinya milik seorang pria.

“Tidak, lanjutkan.”

“Baik.” Lucy Mei terdiam, melanjutkan mengatakan: “Barusan sutradara Zou menghubungiku menanyakan tentang bagaimana membereskan kontrak film Angela Wen dan Lily.”

Masalah Angela Wen dan Lily sampai sebesar ini, semua orang sudah mengetahuinya, sebagai orang yang sudah cukup lama berseliweran diindustri perfilman sutradara Zou tidak mungkin bisa melewatkan hal sebagus ini, untuk mengambil hati Eleanor Chu.

“Dia benar-benar sangat antusias.” Sutradara Zou yang playboy ini, Eleanor Chu mana mungkin tidak paham.

Tertawa seolah tidak peduli, “Saat ini biarkan saja dia yang memutuskan, film ini belum apa-apa sudah heboh karena berita dua wanita ini, kita tidak perlu mengkhawatirkan penjualan tiketnya lagi.”

Jika sampai film mereka menguntungkan video rahasia meereka, mungkin saja bisa tetap populer sampai satu abad.

“Baiklah CEO Chu.”

“Persiapkan Angela Wen, bukannya dia suka teman kerja wanitanya? Jika nanti dia sudah bergabung, jangan lupa untuk memberinya sebuah posisi yang bagus, carikan beberapa pelayan untuknya, jangan sampai tidak meladeninya.”

“Baik, aku paham.”

“Ya, aku matikan dulu. Aku tidak akan menggangu malam kalian.” Eleanor Chu mengejek.

Lucy Mei terdiam, detik berikutnya dia melihat ponselnya.

Apa tadi dia tidak sengaja membuka videonya?

Mungkin dia tahu apa yang dipikirkan oleh Lucy Mei. Eleanor Chu sengaja menambahkan: “Tadi aku mendengar suara nafas Ivan Yi, membuatku menebak-nebak, apa yang sekarang sedang dilakukan adik iparku yang sembrono itu…..”

“CEO Chu aku salah, tadi tidak seharusnya aku menghubungimu.”

“Selamat malam CEO Chu.”

“Panggil aku kakak ipar, kalau tidak aku akan membawa ibu Ivan Yi menuju kerumahmu, kemudian menyandaramu tinggal dikediaman Yi.”

Lucy Mei dibuat tidak berdaya, dia hanya bisa memaksakan diri memanggil “Kakak ipar.”

Diujung sana tiba-tiba terdengar suara tawa bahagia Ivan Yi, “Kakak ipar aku sangat mencintaimu.”

“Love you too!”

Eleanor Chu tertawa dan mematikan ponselnya.

Didapur, Frans Wen sedang mempersiapkan makanan dengan serius.

Jemari indah pria ini bisa membuat sebuah hidangan yang sangat lezat.

Dalam ingatan wanita itu, yang bisa membuat makanan selezat ini untuknya sepertinya hanya ada Allan Jiang, sungguh disayangkan Allan Jiang……

Wanita itu kemudian menghela nafas.

Hanya bisa bilang, dia bukan manusia.

Malah Howard Yi ini, sibodoh ini bisa melakukan apapun, tapi sama sekali tidak bisa memasak.

Dia teringat saat flu waktu itu, Howard Yi memasakkan bubur untuknya, rasanya membuat orang lain ingin menangis saat memakannya.

Tapi dia tetap menghabiskannya, malah membohongi pria itu kalau karena flu dia kehilangan kemampuan perasanya.

Sebenarnya sejak saat itu, bahkan jauh sebelumnya, hatinya telah memutuskan untuk menerima kekurangannya ini.

Pria lembut dan berkharisma ini, menggunakan cara yang sangat sabar, memaksakan dirinya untuk masuk kedalam benak wanita tersebut, kemudian menancap dalam, sampai wanita itu tidak sanggup melupakannya.

Dia tidak tahu, sibodoh itu sekarang sudah sampai mana, pria itu bahkan tidak menghubunginya.

Ketika Eleanor Chu memikirkan hal tersebut, ponselnya kemudian berbunyi seolah-olah telah diatur.

“Istriku, aku sangat merindukanmu.”

“Bodoh.” Dia tidak menahan diri dan tersenyum, dari dapur dia pun berjalan sendiri menuju ruang tamu. “Sejak kamu pergi sampai sekarang juga baru dua jam lebih, bisa tidak kamu tidak selebay ini.”

“En? Baru dua jam lebih ya? Mengapa aku merasa seperti telah melewati dua abad yang begitu lama.” Cara bicara Howard Yi, terkadang membuat Eleanor Chu merasa kalau dia benar-benar seorang pria dari Italy.

Kalau bukan mana mungkin dia bisa semahir ini dalam memainkan hati wanita!

Wanita itu tidak menggubris perkataan pria itu, dia mengganti topik pembicaraan: “Sudah sampai? Kamu belum memberitahuku kali ini kamu pergi kemana, tadi kamu keluar sembunyi-sembunyi.”

“Untuk sementara aku belum bisa memberitahumu, setelah aku kembali kamu juga akan tahu.” Howard Yi tersenyum, dengan sangat lembut. “Ada kejutan untukmu, kejutan yang cukup untuk membuatmu mencintaiku seumur hidupmu.”

“Aku hanya mencintai diriku sendiri semur hidup.” Eleanor Chu menjawab dengan dingin.

Howard Yi tentu tahu wanita itu lagi-lagi tidak senang karena masalah itu, hanya saja sebelum semuanya terbukti, dia sama sekali tidak berniat mengatakan terlalu banyak hal, dia takut masalah semakin rumit.

“Sayang, jangan sembarang bicara, tunggulah aku kembali.”

“Aku sudah tahu.” Eleanor Chu juga tidak menunggu ciuman panjang dari pria itu berakhir kemudian mematikan ponselnya, dan melemparkannya kesofa.

Bagaimana ini?

Sekarang, yang ada dibenaknya hanya kata-kata ini.

“Waktunya makan.”

Frans Wen menggunakan celemek yang imut, tangannya membawa piring sambil berjalan keluar dari dapur.

“Kamu duduk saja diruang makan, aku akan mengeluarkan hidangan lainnya.”

Eleanor Chu menopang dagunya dan menunggu diruang makan, kemudian memiringkan kepalanya melihat pria itu.

Aih.

“Andai saja diberikan sepasang telinga kelinci lagi.”

“Kamu suka telinga kelinci?”

Frans Wen melepaskan celemeknya, kemudian duduk dimeja makan, senyumannya terkesan sedikit terkejut.

“Aku suka kamu.” Wanita itu mengkoreksi perkataannya.

Pria itu pun tersenyum ringan, dan terasa sangat hangat.

Dia tentu tahu maksud perkataan wanita itu, yang tidak lain hanyalah suka sebatas hubungan kakak beradik, tapi dia tetap merasa sangat puas dihatinya.

Eleanor Chu dari tadi terus menelepon mungkin dia tidak menyadari, sebenarnya sejak dia menginjakkan kaki memasuki villa malam ini, wajah pria itu terus saja tersenyum, setidaknya pria itu selalu bersikap seperti itu padanya.

“Ternyata kamu bisa memasak, dan juga sangat mahir, benar-benar membuatku merasa kagum melihatnya.”

Karena dia ingin melakukan semuanya sendiri untuk wanita itu.

Frans Wen diam-diam menjawabnya didalam hati.

“Apa rasanya tidak enak?” Pria itu menatap wanita itu dengan gugup.

Eleanor Chu tertawa dan menggeleng, kemudian mengambilkan sayur untuk pria itu, “Tentu tidak, masakan yang dibuat Frans Wen adalah yang paling enak.”

Saat itu pulalah pria itu baru bisa bernafas lega, dengan puas dia merapatkan bibirnya.

Ini adalah kali pertama dia dan Eleanor Chu makan bersama, dan juga ditempat yang disebut “rumah” ini, ini membuatnya merasa sangat bahagia.

Hatinya tiba-tiba saja memiliki harapan, mengharapkan untuk memiliki masa depan yang indah bersama wanita ini, sebuah masa depan yang tidak ada Howard Yi didalamnya.

Sudah larut malam ketika Eleanor Chu kembali ke vila Brittany.

Ivan Yi dan lainnya belum tidur, bahkan Harwin Xi yang jarang terlihat duduk diruang tamu juga masih belum tidur.

Melihat wanita itu pulang, dia tersenyum hangat padanya. “Kakak ipar, kamu sudah kembali.”

“En, Harwin Xi masih belum tidur.”

“Ini sudah mau tidur.”

Pria itu bangkit seperti tidak ada apapun, “Selamat malam kakak ipar.”

“Selamat malam.”

“Mengapa baru kembali? Jika masih belum kembali aku sudah akan menghubungi kantor polisi!” Sharen Yi memberondongnya dengan pertanyaan, “Sebelum berangkat suamimu sudah berpesan, jika terjadi sesuatu yang buruk padamu, maka akulah yang paling disalahkan, satu persatu hukuman di dinasti Manqing akan dijatuhkan padaku!”

“Yang dihukum disana bukannya hanya pria? 10 hukuman terkejam dinasti Manqing ternyata mengasikkan seperti ini, orang zaman dulu benar-benar bisa menikmati hidup.” William Yin masih mengejek disebelah. “Huh, nanti biar kamu dulu yang pertama merasakannya.” Sharen Yi melihat Eleanor Chu duduk disampingnya, kemudian membisikkan sesuatu ditelinganya: “Katakan, apa barusan kamu pergi pacaran? Apa aku mengenal pria itu? Dari keluarga mana? JARParfums, sepertinya seleranya tidak buruk.”

Eleanor Chu baru ingat aroma khas yang ada pada tubuh Frans Wen, dia tersenyum, “Memang pria yang sangat tampan.”

Harwin Xi yang berjalan sampai pintu kemudian menghentikan langkah kakinya.

“Pria yang sangat tampan ya, perkenalkan padaku.”

Shawn Yi melihatnya dengan pandangan tajam, Sharen Yi kemudian memanyunkan bibirnya, diam tidak mengeluarkan suara.

Aneh!

Untuk apa melihatnya seperti itu! Jika dia menyukai pria tampan itu juga urusannya sendiri, untuk apa dia ikut campur!

“Sudahlah, aku tidur dulu, nanti kalian juga cepat tidur ya, sudah larut.”

“Ya, pergilah, selamat malam.” Sharen Yi melambaikan tangan padanya.

“Kakak ipar.”

Ketika Eleanor diatas dia baru menyadari, Harwin Xi sedari tadi menunggunya dan duduk dimeja bundar dibelokan tangga.

“Ada apa Harwin Xi?”

Pria itu ragu-ragu, akhirnya mengeluarkan ponselnya kemudian memperlihatkan sebuah gambar padanya, dia tidak mengatakan apapun, seperti sedang menunggu wanita itu mengatakan sesuatu, wajahnya terlihat gugup, dia terlihat seperti anak kecil.

Dilayar, ada gambar Frans Wen yang memeluk Eleanor Chu, wajah pria itu terlihat sangat lembut.

Bukankah ini saat dimana dia hampir terjatuh kemudian Frans Wen memeluknya?

Mengapa foto ini bisa muncul di ponsel Harwin Xi?

“Ini diambil oleh paparazzi, kakak ipar lain kali, lain kali kakak ipar berhati-hatilah ya?”

Harwin Xi tidak bisa mengatakan perkataan ini.

Semua yang bisa melukai Eleanor Chu, meskipun hanya sedikit dia tidak akan tega melakukannya, bahkan meskipun hanyalah perkataan yang menyakitkan dia juga tidak ingin mengatakannya.

“Ya, aku tahu.”

Eleanor Chu kemudian menyerahkan kembali ponselnya, berbalik berjalan beberapa langkah, tiba-tiba dia berhenti, berbalik dan menjelaskan padanya: “Ini adikku.”

Wajah yang tadinya terlihat sedih kemudian kembali cerah.

“Cepatlah tidur.”

“Baiklah.”

Harwin Xi melihat punggung wanita yang menjauh, hatinya merasa sangat cemburu pada pria yang disebutnya “adik”.

Dulu Ashton Ling, sekarang Frans Wen.

Dia benar-benar sangat cemburu pada mereka, bisa menggunakan status itu, menggunakan berbagai alasan untuk berada disamping wanita itu, meskipun sebelumnya tidak ada apa-apa diantara mereka, dia masih tetap berharap.

Tidak seperti dirinya, hanya memiliki status adik ipar, melihatnya dari kejauhan, ingin mendekatinya tapi tidak berani, hubungan kekerabatan mereka membuatnya jika mendekati wanita itu hanya akan membuat wanita itu dalam kesulitan.

Eleanor Chu kembali kekamarnya, hal yang pertama dilakukannya adalah menghubungi Frans Wen, memintanya untuk mencari tahu tentang masalah foto mereka di mall.

Dia tidak tahu bagaimana foto itu bisa sampai ada di ponsel Harwin Xi, tapi Harwin Xi juga tidak mengatakan banyak hal, berarti foto ini belum diketahui oleh tuan besar Yi dan Howard Yi, dan sepertinya. Pria itu telah membantunya membereskan masalah itu.

Jika sudah diperhatikan seperti ini, maka dia tidak akan duduk saja dan menanti kematiannya.

Novel Terkait

Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu