Adore You - Bab 164 Yang Menderita Ialah Eleanor, Yang Bersedih Hati Ialah Howard (1)

Malam musim salju selalu begitu dingin dan hening, Eleanor dengan tenang berdiri di depan jendela mengangkat kepala melihat langit yang hitam itu, seperti sebuah mata yang dalam, sesaat mempunyai kekuatan menghisap jiwa manusia.

“Kenapa bangun lagi, bukankah sudah tertidur?”

Saat Howard mendorong pintu masuk pun melihat momen seperti ini, seorang gadis muda mengenakan baju rok tidur selutut yang berwarna putih berdiri di samping jendela, sepasang kaki putih dan indah berdiri di atas karpet bulu domba yang bersih tak bernoda, sinar rembulan di luar jendela sedang menyinari pipinya yang sedikit diangkat, jika dia mempunyai sepasang sayap, maka itu adalah peri yang berkeliaran di tengah rembulan malam.

Dia dengan tertegun menyimpan kembali pandangannya, bekas air mata di wajahnya menusuk sakit sepasang mata Howard.

“Masih belum ada kabar kah?”

Ini adalah kenyataan, Howard hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, melekukkan pinggang menggendongnya, “Meskipun di dalam rumah ada rasa hangat juga jangan kaki ayam, bagaimana jika nanti membeku?”

“Tadi aku mimpi buruk.” Dia meringkuk dalam pelukan Howard, seperti seorang anak yang lemah tak berdaya, “Aku bermimpi Sharen dia....”

Bermimpi Sharen dia terjatuh dari atas jurang yang begitu tinggi.

Meskipun kali ini teringat, hati nya masih saja penuh dengan ketakutan. Mimpi ini benar-benar terlalu nyata.

Tapi dia, tiba-tiba tidak tahu bagaimana cara nya memberitahu Howard mimpi yang begitu menakutkan itu.

Menekan-nekan bibir, ia pun tetap menahannya.

“Apa yang dipikirkan di siang hari maka juga akan muncul di alam mimpi, mental kamu terlalu gugup barulah bisa demikian.”

Howard dengan ringan meletakkannya di atas kasur, berbaring di samping badannya, lalu membalikkan badan menggenggam tangan kecil Eleanor.

“Menurut mu, maukah kita memberitahukan hal ini pada Shawn? Aku merasa jika belum ada kabar tentang Sharen lagi, dia akan gila duluan.”

“Lebih baik ditutupi dulu untuk sementara, seharusnya tidak lewat besok atau lusa pasti sudah akan ada kabar, kamu dengar kata ku, cepat tidur, para bayi juga sudah ngantuk, Mommy butuh istirahat.”

“Ya.”

Eleanor mendengarkan kata Howard dan menutup sepasang matanya, hanya saja otaknya masih penuh dengan gambaran kejadian Sharen jatuh dari jurang seperti di mimpi tadi, bagaimana pun juga tidak mungkin untuk disingkirkan.

Malam ini, sangat susah dilewati.

Insomnia di malam yang sebelumnya langsung berakhir dengan sakit kepala seperti mau pecah setelah bangun tidur di hari kedua, 1 orang terasa pusing, bawah kelopak matanya pun tampak berbekas.

Howard sangat khawatir, hanya menasehati juga tidak berguna, hanya bisa dengan tanpa hentinya menelepon ke berbagai pihak untuk menyuruh mereka mengutus beberapa orang pergi lagi, harus mendapatkan kabar tentang Sharen dalam waktu yang paling singkat.

“Eleanor, handphone mu terus berdering.”

Howard berjalan ke ruang tamu, malah melihat Eleanor dengan bermalasan bersandar dan termenung di atas sofa, handphone diatas meja tidak henti berbunyi, tapi dia malah tidak ada respon sedikit pun.

“Ya? Oh.”

Saat ini barulah dia dengan perlahan mengangkat telepon itu.

“CEO Chu jika saat ini santai dan bosan tidak ada salahnya untuk melihat artikel berita utama, pasti akan membuat anda puas, tapi aku tidak berani menjamin setelah beberapa menit informasi ini masih ada atau tidak.”

Jelas-jelas adalah suara Ivy Sun , Eleanor malah tercengang cukup lama barulah memberi respon.

Dia dengan kelelahan memijat sisi samping keningnya, “Ya, sudah tahu.”

Setelah menutup telepon, dengan cepat ia membuka laptop, tempat yang sama di berita utama dan berita dia yang begitu banyak saat itu, takjub nya ialah sebuah judul berita yang begitu menarik perhatian: Demi Nama Dan Reputasi, Membunuh Adik Kandung Dan Adik Sepupu, Masa Lalu Tante (Istri Kedua) Baru Keluarga Stuart Yang Menghalalkan Segala Cara Demi Tujuannya.

Eleanor sembari mengoper laptop kepada Howard, Howard hanya dengan datar melihat nya lalu meletakkannya di atas meja teh.

“Kakek mu benar-benar hebat, sejak Bertha Song pulang ke negara Biro Keamanan Publik disana tidak ada pergerakan apa-apa, ternyata sesuai dugaan asal ada uang maka bisa mendapatkan apapun yang diinginkan , ada kekuasaan maka bisa melakukan apapun.

“Kali ini kamu sudah menuduh dia dengan salah, jika Bertha masuk lagi, lantas siapa yang membantu kita?”

“Bukan kamu.....”

Howard tak berkomentar dan tertawa.

“Kenapa aku merasa masalah ini dari awal hingga akhir semua nya ialah trik dan rencana kamu?” Eleanor dengan hati-hati merenung, “Awalnya Bertha ditangkap masuk ke penjara dan mengalami penderitaan yang sangat besar, namun kamu malah dengan tidak biasanya tidak dengan cara menghancurkan menghukumnya, lalu kakek luar. Tak disangka dia baik-baik saja bisa menyarankan menyuruh Bertha dan Ibu Song menghadiri upacara pemakaman Ayah Fu, selanjutnya ialah Bertha tanpa sebab melarikan diri dari Keluarga Song, lalu tak disangka bisa dengan tenang dan damai ke tempat Drake, lalu kemudian menjadi kesayangan baru kakek..... 1 per 1 masalah ini, kenapa aku merasa seperti sudah dihubungkan dengan baik, kamu jujur, apakah kamu sudah mengatur nya dengan baik sejak awal?”

Eleanor dengan ragu menatapnya, dengan tidak bergerak menatapnya, seperti melihat sesuatu dari mata Howard yang dalam itu.

Howard tidak langsung menjawabnya, namun malah bertanya kembali: “Menurut mu?”

“Menurut ku? Menurut ku semua ini pasti adalah rencana mu, otak mu seperti rumit dan tak bisa diprediksi seperti jalan gunung , setumpuk trik licik, jika ini adalah ide mu maka tidak aneh sedikit pun.” Tidak mengatakan yang lain, katakan saja kakek luar, meskipun berwajah ramah dan baik, namun hati tuan besar cukup keras, bagaimana mungkin bisa begitu berbaik hati secara khusus menjadikan diriya sebagai penjamin menyuruh ibu dan anak Keluarga Song keluar dari penjara untuk menghadiri acara pemakaman Ayah Song.

Ini tidak rasional!

“Mungkin benar-benar ialah perintah yang aku berikan saat terbangun dari mimpi di suatu malam tertentu, aku juga sudah lupa.”

“Howard?”

“Istri yang terkasih, ada perintah apa?”

Eleanor melihat handphone yang diletakkan Howard di atas meja, “Shawn mencari mu, angkat telepon dulu.”

Telepon itu baru saja diangkat, suara cemas Shawn pun keluar dari handphone tersebut.

“Howard, dimana Sharen? Sebenarnya apa yang sudah terjadi padanya!”

Howard melihat Eleanor , baru saja berniat untuk menjawab.

Shawn berkata lagi: “Jangan sia-sia mengarang cerita untuk membohongi ku, Kelly Li tadi baru saja menelepon ku, Sharen menghilang kan?”

“Benar.”

Telepon disana, seketika terjebak dalam signal sibuk.

Tidak lama kemudian, suara gas mobil di luar rumah tiba-tiba berbunyi, Shawn dengan berjalan masuk, jubah hakim yang dikenakannya bahkan tidak sempat diganti, bersamaan dengan langkah kaki yang terburu-buru ujung jubah juga sekali-kali ikut terangkat.

“Apa yang terjadi? Apa yang sebenarnya terjadi padanya!”

“Apa yang dikatakan Kelly pada mu?” Howard dengan santai bertanya.

“Dia masih mempunyai akal pikir itu untuk mengatakannya, hanya saja tidak berhenti menjerit ditelepon, mengatakan Sharen menghilang, sepertinya awalnya kedua orang itu bersama-sama pergi kerumah sakit untuk melakukan pemeriksaan, akhirnya setelah dia menunggu serangkaian pemeriksaan malah menyadari bahwa Sharen tidak ada di rumah sakit, handphonenya juga tidak aktif. Dia juga tidak mengenali jalan pulang ke rumah, hanya bisa menunggu Sharen mencarinya di rumah sakit, dan kemudian bukankah orang mu yang menemukannya?”

“Ya, kira-kira seperti itu.”Ditambah dengan telepon meminta pertolongan dari Sharen kepada Eleanor, jelas-jelas dia di culik oleh seseorang.

Melihat ekspresi Howard ini pun tahu, tidak ada kabar sedikit pun di Amerika sana.

Shawn panik, ia melepaskan jubah hakim dan mengoperkannya kepada pengurus rumah Lu yang ada di samping, “Bantu aku memesan 1 tiket pesawat ke New York dalam waktu terdekat ini.”

“Baik, tuan muda Shawn.”

“Kalau begitu aku mengurus nya sebentar.”

Howard kembali mengambil handphone dan menelepon John Xiao, memberitahukannya masalah Shawn mau pergi ke Amerika ini.

“Aku sangat khawatir Shawn kehilangan akal pikir nya.”

Matanya melihat Shawn yang dengan panik berjalan kesana-kemari , alis mata Eleanor pun mengerut.

Meskipun biasanya dia adalah orang yang sangat stabil, namun melihat sesuatu terjadi pada orang yang ia cintai, siapapun tidak berani menjamin dia akan merespon seperti apa.

“Jangan khawatir, ada John Xiao yang menemani, dia akan menjaga Shawn dengan baik.”

1 hari tidak ada kabar dari Amerika, Eleanor disini 1 hari tidak bisa merasa tenang, dalam hatinya juga tentu saja tahu kondisi seperti ini sangat tidak baik untuk janin, namun rasa tidak aman yang mengalir dalam aliran darahnya ini sama sekali bukan hal yang bisa dikontrol oleh nya.

Karena masalah berita utama 2 hari yang lalu. Bertha sudah begitu sibuk sampai merasa tertekan, berhadapan dengan pertanyaan publik, dia tentu saja khawatir citra sempurna dirinya akan hancur sekali lagi.

Setelah berturut-turut mengutus orang untuk memalsukan banyak bukti, akhirnya berhadapan dengan semua masalah yang terjadi kali ini ia pun mengadakan sebuah konfrensi pers yang besar, namun dia sendiri tidak hadir, disaat bersamaan konfrensi pers diadakan, dia sedang melakukan amal untuk kalangan rakyat tidak mampu di area pegunungan yang letaknya sejauh ratusan kilometer, juru bicaranya dengan sangat teliti menayangkan seruntutan video di depan para awak media yang hadir.

“Sesuai dugaan benar-benar hebat, yang hitam pun bisa berubah menjadi putih.” Ivy dengan tidak senang mengeluh di telepon sana: “Aku melihat dia semakin tidak takut.”

“Masih awal, tunggu dia sudah hamil maka tontonan ini akan semakin ramai dan meriah.”

Eleanor dengan tidak acuh mengutak-atik setumpuk bunga lily putih yang ada di depannya, gunting yang tajam dengan melewati daun-daunnya.

Daun tumbuh semakin lebat, maka penikmat bunga akan merasa tidak indah, lebih baik digunting dan dirapikan, semua ini berada pada penikmat bunga , bukan pada bunga.

“Dia hamil? Orang tua itu.... Maksud ku tuan besar Stuart masih mempunyai kemampuan itu kah?”

Eleanor mendengarkan hal ini, seketika tertawa ringan, “Siapa yang memberitahu mu bahwa itu harus bibit dari kakek? Munkin milik orang lain, bukankah semakin menarik?”

Ivy dengan tiba-tiba merespon, tawanya semakin dalam, “Menurut ku dengan kepintaran dan kebijaksnaan CEO Chu, kita berdua pasti bisa tertawa dengan tenang sampai akhir.”

“Aku juga merasa demikian.”

Eleanor baru saja meletakkan handphonenya disamping, Widya Cao ditemani oleh pembantu perempuan berjalan masuk dari pintu gerbang.

"Tante kedua.”

Dia meletakkan gunting yang ada di tangannya, bangkit sambil tersenyum menyambutnya.

Masalah malam natal dia masih mengingatnya, saat ini takutnya Widya juga bukan datang mencarinya untuk mengobrol hal-hal internal.

“Gadis kamu selalu berkata dengan ku, Ivan kami sebenarnya pergi kemana? Sejak malam natal hari itu dia sudah tidak berada di vila bukan? Anak busuk ini, kamu tidak perlu membantunya untuk menutupinya dari ku, aku sudah menelepon bertanya!”

“Tante kedua....”

Rasa canggung karena ketahuan secara diam-diam memenuhi wajahnya, Eleanor sambil tersenyum menghidangkan teh untuk Widya.

“Aku tahu kamu gadis ini juga sangat baik hati, temperamen anak busuk kami itu aku juga mengetahuinya, jika kamu tidak membantunya, mungkin dia akan mengatakan kamu tidak baik.”

Sebelumnya masalah Felix Chen dia masih mengingatnya dengan jelas, Ivan adalah orang yang lurus dan tegas, tidak mampu mengatakan padanya dengan jelas.

Eleanor berbohong seperti ini tidak lain juga karena tidak ingin mereka ibu dan anak berselisih paham, dia terjepit di tengah sangat susah bertindak, tentu saja dia juga tidak bisa disalahkan.

“Maaf tante kedua, masalah ini aku lah yang telah membohongi anda.”

“Gadis bodoh, masalah ini bagaimana mungkin menyalahkan mu? Jika itu adalah aku aku juga akan melakukan hal yang sama.” Widya dengan perhatian tersenyum, berhenti sesaat lalu berkata lagi: “Tapi Eleanor, aku disini masih ada 1 masalah yang butuh bantuan mu.”

“Tante kedua katakanlah, asalkan aku bisa melakukannya aku pasti akan melakukannya.”

“Mudah, kamu bisa melakukannya.”

Melihat wajah senyuman Widya, hati Eleanor tidak tahu kenapa pun ada sebuah rasa pertanda buruk .

“Sebelumnya bukankah Hanna membantu Harwin untuk mengadakan acara kencan buta, meskipun kemudian itu gagal, tapi aku merasa ada beberapa gadis yang cukup baik, jadi aku berpikir....”

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu