Adore You - Bab 102 Rahasia Howard(2)

“Ini memang benar.”

“2 figur yang cantik, kalian mencampakkan kan ku seperti ini?” Ashton segera mengikuti langkah kaki kedua orang itu.

Padang rumput yang tidak jauh, Kyle sedang dengan penuh kesabaran mengajari Valenshia menunggang kuda, dengan serius disamping melihatnya, melihat mereka turun, ketiga orang itu langsung berlari kemari.

“CEO Ling, kalau begitu aku pulang ke Kota S terlebih dahulu, lagipula masih begitu banyak urusan yang harus diselesaikan, aku sudah bertanya pada Nona Valenshia disana, dia berkata berkata ingin bersama dengan anda, tunggu sebelum kalian pergi ke Jepang barulah menyuruh dia pulang ke Kota S.”

“Baik, aku mengemudi untuk mengantar mu, sekalian ada beberapa masalah lagi yang mau disampaikan pada mu.”

Eleanor dan Sharen naik ke mobil yang lain, mengikuti mobil Ashton perlahan melaju keluar dari Vila Brittany.

Kedua orang itu berkeliling di Pusat Pembelanjaan Y, hampir semua rak khusus pria telah mereka kelilingi, tujuannya semakin banyak, namun malah semakin susah memilih.

“Menurut mu Harwin sebenarnya menyukai apa? Aku tidak terlalu berhubungan dekat dengannya, seketika benar-benar tidak tahu membeli apa yang bagus untuknya.”

“Perkataan yang diucapkan ini seperti aku dan dia sering berhubungan.” Sharen pun tidak sabar membuka kotak obrolan: “Kamu itu tidak tahu, karena Harwin dari kecil tidak bisa hidup bersama dengan ayahnya, pernah sekali menderita autisme, aku mengingatnya dengan sangat jelas, 15 tahun yang lalu dia juga pernah 1 kali pergi meninggalkan rumah, hampir membuat kami sekeluarga terkejut hingga mati, tante kecil seketika pingsan di tempat, tapi untung saja ditemukan pada malam itu juga, dan sejak kepulangannya hari itu, tidak tahu kenapa autisme anak ini sembuh dengan sendirinya tanpa terapi!”

“Kelihatannya ini adalah berkah dibalik musibah!” Eleanor pun menghela nafas, tidak menyangka pada diri Harwin Xi yang begitu beruntung ternyata terdapat cerita seperti ini, pantas saja sekarang omongan dia menjadi begitu sedikit, ekspresi wajahnya begitu datar, ternyata karena pernah mengidap autisme.

Tidak tahu kenapa dia semakin mengasihi laki-laki yang umurnya 3 tahun lebih tua dari dirinya ini.

Anak autis dari dulu hanya hidup di dalam dunianya sendiri yang kecil dan kesepian itu , melewati hidup yang penuh dengan kesenangannya sendiri dan terpisah dari dunia luar.

Tidak berwarna tidak bersuara, dunia mereka selamanya terasa begitu hampa dan hambar .

Sekali teringat dengan sepasang mata yang mempunyai campuran antara kelembutan dan dingin itu, hatinya seketika menjadi sangat lembut.

“Aku tiba-tiba teringat harus membeli apa.”

Mata Eleanor bersinar, menjentik jarinya yang indah.

Dia menarik Sharen, bersikeras membawa nya kembali mengelilingi rak khusus pria yang sudah dikelilingi tadi, bahkan menjulurkan cengkraman ke samping rak khusus.

Sharen terpana melihat 1 per 1 asisten toko memasukkan hadiah yang dibeli oleh Eleanor ke dalam bagasi mobil.

“Kamu gila ya! Aku hanya pergi ke toilet, tak disangka ternyata kamu sudah membeli begitu banyak hadiah! Kamu berencana memberi sekaligus punya kita juga kah?”

“Jangan membocorkannya, aku mau memberi nya sebuah kejutan.” Setelah selesai mengatakannya Eleanor pun kembali berkata pada Kyle yang duduk di kursi pengemudi: “Beberapa hari ini tidak perlu menggunakan mobil ini dulu, parkir di dalam garasi mobil lalu perintahkan pada mereka siapapun tidak boleh menyentuhnya.”

“Baik, Nyonya.”

“Aku merasa 2 hari lagi akan turun hujan cuka lagi.” Sharen bercanda berkata, “Setiap hari tidak perlu mengerjakan apapun, cukup hanya mengamil kendi lalu pergi ke rumah mu mengambil cuka lalu dijual pun sudah cukup untuk memupuk kekayaan keluarga.”

Setelah selesai, dia kembali menambahkan 1 kalimat, “Saat kecil kenapa tidak terlihat potensi anak ini dalam mengubah diri menjadi cuka fermentasi menciptakan kepala naga jahat.”

“Kamu terlalu banyak berbicara!”

Kedua orang itu tertawa bermain-main sambil naik ke mobil, baru saja duduk dengan baik, didepan terdapat sebuah Porsche Cayenne Coupe melaju lurus ke arah mobil mereka, untung saja kemampuan mengemudi Kyle melebih orang lain, dengan mudahnya mengubah bahaya menjadi selamat, tapi tetap saja membuat kedua orang itu sangat terkejut.

Eleanor mungkin mengalami tekanan, menutup mulutya dan muntah berulang kali, wajah kecinya seketika menjadi pucat.

“What the hell! Bagaimana mengemudi mobil!” Sharen kesal, menghempaskan pintu mobil mau turun dan berdebat dengan orang itu.

“Maaf, tidak mengejutkan semua kan, aku ini juga baru saja mengganti mobil baru dan belum begitu terbiasa, salah mengira pedal gas ialah pedal rem, kalian tidak akan menyalahkan ku bukan!”

Suara ini, terlalu akrab dan menusuk telinga.

Eleanor menatapnya, ternyata adalah Winnie Chu!

“Kamu gadis ini sakit ya? Jika tidak bisa menyetir maka pekerjakan seorang supir, mengemudi sebuah traktor lantas memamerkan kemewahan apa!”

“Oh, aku berkata Nona besar Yi, telinga mu bermasalah ya? Aku ingat aku baru saja jelas-jelas meminta maaf pada mu, kenapa kamu masih seperti anjing gila ingin menangkap dan menggigit ku ?”

“Sharen.” Eleanor mengemut sebuah asam boi, berusaha menekan rasa tidak enak di lambungnya,“Jangan berdebat dengan orang seperti ini, apa status mu, dia juga termasuk barang apa? Bertemu dengan orang yang tidak mempunyai kualitas diri maka kita biarkan dan pergi saja, lagipula didunia ini hanya kepiting yang berjalan menyamping dan datar tapi kepiting itu memerah dengan cepat, mati juga cepat!”

“Eleanor, kamu mengira status kamu apa? Si brengsek yang tidak jelas asal usulnya , bahkan jika mempunyai hubungan dengan Keluarga Yi lantas kenapa? Atas dasar kamu juga pantas untuk menggertak di depan ku?” Winnie melipat tangan sambil bersandar disisi mobil , sebuah pose yang hebat dengan mengangkat kepala nya.

Eleanor tidak marah malah tersenyum, dengan dingin menatapnya, “Pulang tanya lah pada ibu mu yang kering dan basah itu, sebenarnya apa status ku! Tunggu setelah kamu mengerti, barulah datang kesini pamer pada ku!

Tidak tahu kenapa Winnie pun gemetar karena sikap dan kekuatannya, tunggu sampai merespon, orang yang didepan sudah naik ke mobil dan pergi.

Status Eleanor?

Dia masih bisa memiliki status apa?

Bukankah hanya istri yang paling biasa dari tuan muda Keluarga Yi kah?

“Kamu masih baik-baik saja kah?”

Sharen melihat wajah kecil Eleanor masih pucat, dalam hatinya tentu saja sangat khawatir.

“Tidak apa-apa, karena tadi terhuyung sejenak di mobil, lambung merasa sedikit tidak enak.” Eleanor memaksakan sebuah senyuman untuk menenangkannya.

“Sungguh tidak apa-apa? Atau bagaimana jika kita pergi ke rumah sakit untuk periksa, juga lebih tenang.”

“Tidak perlu, sungguh tidak apa-apa, juga tidak terketuk atau terpukul, hanya saja mungkin tadi sedikit terkejut ditambah dengan rem tiba-tiba, perlahan akan membaik, aku paling tidak ingin pergi ke rumah sakit, setiap kali diperiksa oleh sekelompok dokter itu berulang kali. Terlalu melelahkan.”

“Baiklah kalau begitu.” Melihatnya enggan, Sharen juga tidak berusaha lagi, hanya berkata: “Nanti jika masih merasa tidak enak harus langsung katakan, jangan ditahan, ini bukanlah candaan.”

“Tahu tahu, Sharen si nenek tua ku, aku lelap sebentar.”

Eleanor dengan bermalas-malasan bersandar ke kursi, tidak berbicara lagi.

Juga tidak tahu lewat berapa lama, Sharen mendorong-dorong Eleanor yang ada di sampingnya.

“Sudah sampai, ayo turun.”

Eleanor saat ini baru membuka kelopak matanya dengan lelah, dengan tak bertenaga menopang keningnya, “Sudah tiba, aku sudah tidur terlelap.”

Kyle membukakan pintu untuk kedua orang itu.

Harwin yang terus menunggu di balkon kamar nya sendiri begitu melihat bayangan tubuh Eleanor turun dari mobil, dengan segera ia berdiri, tak berkutik melihat nya.

Mungkin tadi muntah terlalu banyak, saat ini ketika turun mobil masih merasa tak bertenaga. Bawah kakinya terhuyung, seperti menginjak kapas, tubuhnya pun terhuyung langsung terhempas ke depan.

“Hati-hati!”

Semua orang hampir 1 suara menjerit terkejut.

Harwin yang berada di lantai 2 sudah melewati dengan cepat pegangan tangga yang tingginya setengah badan itu, ditengah kaki nya menyentuh dengan ringan lurusan besar bergaya Roma yang berada di depan pintu , seketika pun turun di atas lantai.

Lompat ke atap dan melewati dinding juga tidak seperti itu.

“Kamu tidak apa-apa kan!”

Eleanor dengan tidak enak menggelengkan kepala, “Tidak apa-apa, Kyle memapah pada waktu yang tepat.”

“Warna wajah mu sangat jelek, sedang tidak enak badan?”

Masih belum menunggu Eleanor membuka mulut, Sharen pun campur mulut berkata: “Semua karena Winnie itu, tadi kami berdua hampir tertabrak mati oleh nya! Jika bukan karena Eleanor baik hati melepaskannya, aku benar-benar ingin menekannya hingga mati!

Sekujur tubuh Harwin tiba-tiba tersirat aliran yang dingin, tiba-tiba berubah menjadi dingin dan suram.

Sebenarnya Eleanor ingin berkata benar-benar bukan karena ia baik hati, dia hanya ingin meninggalkan Winnie dan bermain secara pelan-pelan saja, lagipula dibandingkan dengan langsung membunuh seseorang, menyiksanya dengan perlahan akan semakin menarik.

Namun tidak membiarkannya berbicara,Harwin sudah berwajah dingin dan langsung menyetir mobil sportnya pergi.

“Memang kebiasaan buruk ini. Belum berkata apa-apa pun langsung pergi!” Sharen menggandeng Eleanor sambil berjalan masuk ke pintu.

Bertha masih berdiri di depan jendela melihat kejadian itu, saat ini barulah ia menyimpan semua rasa cemburu dan benci yang ada diwajahnya, kembali memasang sikap elegan lalu berjalan turun kebawah.

“Ada apa ini?” Dia berpura-pura perhatian.

“Tidak apa-apa, sedikit lelah, aku pergi istirahat sebentar dulu.”

Eleanor sekilas telintas kejadian mengerikan tadi.

Baru saja berbaring tidak lama, Howard pun menerima kabar dan langsung bergegas pulang.

“Istriku, masih tidak enak kah?” Bibirnya yang sedikit dingin dengan penuh kelembutan mengecup keningnya, “Tahu kamu enggan keluar rumah, secara khusus mengundang Master Senior itu datang, memeriksa nadi atau sebagainya juga baik dengan begitu akan membuat ku tenang.”

Eleanor baru saja mau membuka mulut berbicara, akhirnya masih saja ditahannya, bersandar di sisi kasur dan muntah lagi ke dalam tong sampah.

“Bagaimana bagaimana.” Setelah santai sebentar, dia pun menggoda nya, “Aku sekarang melihat mu rasanya ingin muntah.”

Wajah tampan yang ada di hadapannya seketika menghitam.

Dari luar rumah tiba-tiba terdengar suara berdecit rendah mobil sport menekan permukaan tanah.

“Harwin tidak pulang bersama mu?”

Sharen bingung, “Dia seharusnya pulang bersama ku?”

“Lantas bukankah dia yang pergi menghubungi mu?”

“Tentu saja bukan, Pengurus Rumah Lu lah yang menelepon ku.”

“Baiklah, tadi aku melihat dia sangat khawatir, mengira ia pergi mencari mu.”

“Jangan peduli dengan Harwin dulu, aku memapah mu, biarkan dokter memeriksa mu terlebih dahulu.”

Ketika berbicara Howard mengambil selendang dari samping lalu mengenakannya pada Eleanor, “Aku lihat masih tidak beres, atau bagaimana jika kita pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan yang lebih detail saja.”

“Sunggun tidak apa-apa, kamu lepaskanlah aku, apakah aku masih bisa mengambil badan ku sebagai bahan candaan?

“Howard , Eleanor, cepat turun! Seperti nya Harwin mengalami kecelakaan!”

Eleanor terkejut, ia langsung bangkit, lalu berjalan turun sambil di gandeng oleh Howard.

Harwin kira-kira ingin pergi, tapi terus diganggu oleh Sharen, juga tidak bisa kasar dengan Sharen, saat ini benar-benar tidak sabar untuk memasang wajah serius lalu duduk diatas sofa.

“Kalian lihat depan mobilnya penyot begitu besar, bertanya pada nya namun ternyata dia tidak mau mengatakan apapun!” Sharen marah. Tidak henti berjalan kesana kemari di depan Harwin.

“Sudah, Sharen, kamu jangan panik dulu.”

Sekali teringat pria yang diam ini pernah mengidap autisme, Eleanor pun tidak sanggup seperti Sharen dengan marah menyalahkan dia, ia pun dengan lembut berkata: “Harwin, kamu tidak apa-apa kan, terluka tidak?”

Saat ini barulah Harwin mengangkat matanya, dengan pandangan yang lembut melihatnya.

Senyumannya seperti kehangatan 15 tahun lalu, ibarat matahari musim semi yang hangat, membuat hatinya yang beku itu mencair.

Dengan tenang ia melihat Howard yang ada di samping Eleanor, akhrinya ia tetap diam dan bangkit berdiri, dengan wajah yang tidak berekspresi berjalan naik ke atas.

“Kamu lihat, aku sudah bilang, anak ini tidak bisa dipaksa atau dibujuk! Sungguh membuat ku kesal, berkata 1 kalimat dia bisa mati ya!”

Eleanor melihat bayangan tubuhnya yang pergi menjauh itu pun merasa khawatir.

Benarkah autisme nya sudah sembuh total?

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu