Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 76 aku hanya membicarakan hal yang masuk akal dengannya

" ayah, bagaimana ini, apakah kakak ipar akan dipukul mereka hingga cacat?" kata Lissa dengan khawatir dan dia masih menginginkan bantuan dari Rendi untuk membantunya mendapatkan barang antik.

ekspresi wajah Pedro sangatlah buruk dan sangat panik bagaikan semut yang ada diatas panci panas. disaat ini, dia tidak punya ide apapun.

" bocah itu pantas mendapatkan itu, siapa suruh dia begitu sombong." kata Adrea setelah Rendi dibawa pergi oleh dua orang itu.

" hal terpenting adalah dia sangatlah tidak berakhlak, dia bahkan tega menipu temannya sendiri. dia layak untuk mendapatkan ini semua agar dia mengerti bagaimana menjadi seorang manusia yang rendah hati." kata Wadge dengan senyuman hina.

" Pedro, bukan aku ingin menasehatimu, hanya saja menantumu itu benar benar keterlaluan. anggap saja kali ini sebagai sebuah pelajaran baginya." kata Santo dengan tatapan yang terlihat senang.

dia sudah lama tidak senang kepada Rendi. dia tentu saja senang ketika melihat Rendi mendapatkan masalah.

" profesor Santo, jangan katakan lagi. yang aku khawatirkan sekarang adalah apakah dia akan dipukul hingga cacat? bagaimana kalau menantuku cacat? aku masih memiliki seorang cucu perempuan yang masih berumur 3 tahun." kata Pedro dan hampir mencucurkan air matanya. kalau tahu begini, dia seharusnya langsung pergi setelah menjual lukisan itu tadi.

jikalau dia pergi tadi, maka kejadian ini tidak akan terjadi lagi.

melihat Pedro yang hampir menangis, semua orang pun merasa kasihan dan menggelengkan kepala. mereka pun tidak berkata apapun lagi agar tidak menyakiti Pedro.

" ayah, ayuk kita pergi melihat." kata Lissa dengan penuh kekhawatiran. dia sangat takut kalau Rendi dipukul hingga cacat. kehidupan kakaknya akan sangat susah jika itu terjadi.

" apa gunanya kalian pergi sekarang? kalian mungkin saja tidak bisa menemukan dimana mereka. jikalau kalian bisa mendapatkannya, mungkin kalian akan semakin sakit hati jika langsung melihat Rendi dipukul oleh mereka. menurutku, tunggu lagi saja, suruhlah pelayan hotel ini untuk menelusuri dimana mereka lalu antar dia ke rumah sakit dengan cepat nantinya." kata Lukas.

haiz!

Pedro juga memikirkan hal itu, dia lalu menghela nafas dan merasa kalau perkataan Lukas benar.

" tunggu saja dulu, kita juga tidak bisa memberi bantuan apapun jika pergi kesana." kata Pedro sambil menggelengkan kepala.

Lissa lalu mengangguk dan terlihat sangat panik. dia tidak berani menelepon kakak dan juga ibunya. dia hanya bisa menunggu dnegan hati yang penuh kekhawatiran.

setelah 5 menit berlalu, Pedro dan Lissa pun berencana mencari pelayan hotel, namun mereka malah melihat Rendi masuk dengan elegan dari luar.

" kak.... kakak ipar, kamu tidak apa apa?" kata Lissa sambil menghampirinya dengan cepat.

" apa yang bisa terjadi samaku?" kata Rendi sambil tersenyum.

" dia tidak memukulmu?" Lissa sedikit tidak percaya akan kepulangan Rendi dengan selamat setelah dibawa pergi oleh kedua bawahan Rahul tadi.

harus diketahui kalau Rahul Wang merupakan generasi kedua orang kaya yang paling sadis dikota Yuzoda ini. siapa yang berani menganggunya, setidaknya orang itu pasti akan cacat.

namun Rendi malah kembali dengan selammat. ini tentu saja membuat Lissa sangat terkejut.

yang terkejut bukannya hanya Lissa, bahkan semua orang disana juga ikut terkejut dan merasa kalau mereka salah melihat.

" mereka tidak memukulmu?" kata Pedro dengan tidak percaya.

apalagi tadinya mereka mendengar dari semua orang kalau Rahul merupakan orang yang sadis dan jikalau melapor polisi, mungkin mereka juga akan ikut terlibat. mungkin ini bisa membuktikan seberapa sadis dan kejamnya Rahul. namun menantunya ternyata bisa kembali dengan selamat.

apakah Rahul Wang sudah ganti marga?

" bagaimanamungkin Rahul bisa membiarkan dirimu kembali dengan selamat?" tanya Adrea dengan tidak puas.

" aku juga tidak tahu, aku hanya membicarakan sedikit hal yang masuk akal dengannya. mungkin dia merasa hal itu juga benar dan langsung melepaskanku." kata Rendi sambil tersenyum misterius.

" bagaimana mungkin, aku sangat jelas akan Rahul Wang. dia bagaimana mungkin membicarakan hal yang masuk akal denganmu. mungkin kamulah yang meminta maaf kepadanya dan perilakumu terlihat tulus, jadinya dia pun melepaskanmu." kata Adrea dengan tidak percaya.

semua orang juga merasa seperti itu.

orang seperti Rahul tidak akan membicarakan hal yang masuk akal.

dia mungkin akan langsung membahas pukulan.

" baguslah kalau tidak apa apa." kata Pedro dengan lega. meskipun dia setuju akan perkataan Adrea, namun dia tidak mungkin membuat menantunya sendiri malu.

dia adalah pembawa rezeki bagi Pedro.

" ayuk kita pulang, kita tidak perlu mengikuti acara selanjutnya lagi." kata Pedro sambil menarik tangan Rendi.

meskipun Rendi meminta maaf kepada Rahul, namun siapa tahu kalau Rahul mungkin saja menyesal telah mengampuninya?

" ayah, seharusnya tidak apa apa kalau kakak ipar sudah mendapat pengampunan dari Rahul." kata Lissa karena masih berharap Rendi bisa mencari sedikit keuntungan baginya. dia tidak puas kalau pergi sekarang karena kesempatan seperti ini sangat sulit ditemukan.

Rendi kehabisan kata kata, apakah Rendi perlu meminta maaf kepada Rahul?

kebetulan Rahul tidak ada disana tadi dan dia hanya menghajar kedua bawahan Rahul itu.

kalau Rahul ada disana, dia bisa memastikan kalau Rahul hari ini akan masuk kerumah sakit seperti abangnya, Eddie Wang.

" jangan ribut lagi, akan kuberikan 2M untukmu, kamu tidak perlu mengembalikan kepadaku lagi." kata Pedro kepada putrinya. yang ia punya sekarang adalah uang, tidak ada pengaruh apapun jika dia hanya memberi 2M kepada putrinya itu.

melihat ayahnya yang sedikit marah, Lissa langsung menutup mulutnya dan terlihat tidak begitu puas.

" ayah, tidak apa apa, percayalah padaku. Rahul tidak akan berani mencari masalah denganku lagi." kata Rendi dengan percaya diri.

beberapa orang disana tertawa. meskipun wajah Rendi terlihat sedikit bengkak namun itu tidak parah.

ketiga profesor itu hanya menggelengkan kepala.

bahkan Joby yang tadinya terlihat kagum kepada Rendi itu pun sudah menghilangkan perasaan kagumnya karena melihat sikap munafik dari Rendi.

" para hadirin, acara pertaruhan batu giok segera dimulai. yang berminat ikut didalam acara ini silahkan berpindah ke aula."

kata pemimpin acara dengan kuat.

setelah dia mengatakan itu, begitu banyak orang mulai berpindah.

meskipun sebagian dari mereka tidak berminat, namun mereka juga ikut berpindah agar terlihat ramai,

" ayah, ayuk pergi kesana juga." kata Rendi sambil tersenyum.

" ayah, ayuk pergi." kata lissa sambil menarik tangan Pedro.

" haiz." Pedro hanya bisa menggelengkan kepala."

" ayuk Pedro, aku juga berminat terhadap batu, aku ingin melihat apakah aku bisa mendapatkan batu yang berharga." kata Joby sambil berdiri.

" baiklah, mari kita pergi melihat." kata Pedro sambil tersenyum pahit dan terpaksa ikut mereka pergi ke aula.

sambil berjalan, dia sambil berdoa didalam hati agar tidak bertemu lagi dengan Rahul Wang.

namun ketika mereka sampai disana, dia melihat kalau Rahul dan wanita itu sudah ada disana.

apalagi ketika melihat tatapan Rahul terhadap mereka yang begitu sadis membuat Pedro ketakutan dan tidak berani masuk kedalam aula.

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu