Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 203 Fitnahan terhadap Rendi Lu

Rendi Lu teringat kembali saat Linda mengambil tas merk LV yang paling mahal, ternyata dia juga menyukai tas itu, dan dia belum pernah memberikan Linda hadiah tas, meminjam kesempatan ini dia ingin menghadiahkannya kepada Linda.

"Pelayan, tolong bungkus tas ini dengan baik." Rendi Lu sambil berkata dan mengambil tas seharga 200 juta ini menuju ke kasir.

"Tuan, tas ini harganya 200 juta, apakah kamu benar-benar ingin membelinya?" mata petugas kasir ini sedikit melotot, sambil berkata.

"Bungkus saja." Rendi Lu sambil berbicara sambil mengeluarkan kartu atm nya.

Melihat Rendi Lu benar-benar telah membayar 200 juta, pandangan petugas kasir ini terhadapnya langsung berubah, dengan wajah tersenyum ceria dia memberikan tas yang sudah terbungkus itu kepada Rendi Lu.

Melihat Rendi Lu yang kembali ke toko LV, Wislina terkejut, lalu mencibir dan menunjukkan ekspresi tidak senang.

"Linda, Rendi Lu kembali dan membelikanmu tas LV." Wislina berkata sambil tertawa.

Dia mengira dan menduga Rendi Lu kembali ke toko tersebut karena ada barangnya yang ketinggalan.

Mengenai membelikan tas untuk Linda, bukankah ini sangat lucu?

Semua tas yang dijual disini paling murah sekitar 10 juta ke atas, Rendi Lu bukankah hanya seorang satpam, dari mana uang membeli tas tersebut apakah dia menjual ginjalnya?

Dia masih terus mengira kalau Rendi Lu hanya seorang satpam.

Linda tersenyum kecil, secara naluriah, dia benar merasakan kalau Rendi Lu pergi membelikan tas untuknya, tapi dia malas untuk beradu mulut dengan Wislina.

Rendi Lu sangat cepat sudah keluar dengan membawa bungkusan yang berisi tas LV, bukan hanya bungkusan yang rapi, tapi orang-orang pun tidak tahu harga tas tersebut.

Kamu benar-benar pergi membeli tas tersebut?

Wislina terkejut, tidak berani percaya, kalau Rendi Lu ternyata benar-benar membeli tas tersebut untuk Linda.

"Linda, kamu menyukainya kan, ambillah." Rendi Lu memberikan tas tersebut kepada Linda.

Linda tidak berkata apapun, tapi Rendi Lu bisa membelikannya tas, dalam hati merasa terharu, dan perlahan-lahan telah mengubah suasana diantara mereka berdua yang sebelumnya dingin.

"Bukalah bungkusannya, lihat apa yang telah Rendi Lu beli untukmu?" Wislina dengan mimik wajah baik tersenyum, dan satu gerakan tangan langsung merampas bungkusan tersebut dari tangan Linda, dia ingin segera memperlihatkannya di hadapan mereka, lalu menertawakan Rendi Lu.

"Wislina, apa yang kamu lakukan?" Linda mengerutkan keningnya, Wislina sudah keterlaluan.

"Aiya, Kak Linda, aku kan ingin membantumu membuka bungkusan ini." Wislina berkata sambil tersenyum munafik.

Linda ingin merebut kembali bungkusannya, dia bukan takut Rendi Lu malu, karena saat ini, dia percaya kalau Rendi Lu tidak mungkin membelikannya dengan harga puluhan juta saja.

Dia hanya tidak suka melihat sikap dan gaya Wislina.

Saat dia ingin menjulurkan tangannya merebut bungkusan itu, dia sudah melihat Wislina telah membuka bungkusan tersebut.

Kemudian dia langsung terkejut.

Ternyata tas LV yang paling mahal?

Wislina langsung tidak berani percaya, Rendi Lu sungguh-sungguh telah membelikan tas yang paling bagus ini untuk Linda, malah dia sendiri pun tidak berani membiarkan Royjie Xu membelikan untuknya.

Royjie Xu terkejut.

Bukankah Rendi Lu hanya seorang satpam?

Darimana dia dapat uang 200 juta untuk membeli tas ini?

Maria juga terkejut dan melotot, saat itu juga, akhirnya dia merasakan ternyata Rendi Lu bukan orang biasa.

Rendi Lu sedikitpun belum berkata apa-apa, bahkan ketika dia membawa Rendi Lu melihat rumah barunya, Rendi Lu hanya memberi pujian tulus saja.

Tak disangka ternyata Rendi Lu mempunyai uang 200 juta untuk membeli tas yang dihadiahkannya kepada Linda.

Bahkan Royjie Xu saja tidak pernah membelikannya untuk putrinya.

"Rendi Lu, ternyata kamu begitu rendah dan keji, tidak sanggup membeli tas tersebut, malah mencuri tas orang lain!" Wislina tiba-tiba mulai menyindir dan memfitnah.

Jika Rendi Lu hanya membelikan Linda tas seharga puluhan juta saja, dia masih bisa terima, tapi Rendi Lu malah mengambil tas yang paling mahal di toko tersebut, bahkan harganya 200 juta.

Kamu kenapa percaya kalau ini Rendi Lu yang beli?

Dia berani menjamin, tas ini pasti hasil curian, kalau tidak Rendi Lu jual ginjalnya pun juga tidak sanggup membelinya.

"Apa kamu kemari untuk membuat lelucon? aku mencuri tas?" Rendi Lu merasa tidak tahan lagi, dia tersenyum mencibir ke Wislina.

Sebelumnya Wislina terus memamerkan dihadapan mereka, yang ada di pikirannya adalah saudara kerabatnya, sudahlah, apalagi dia sudah pergi dan kembali lagi dengan membawa tas ini, dia juga sudah mempertimbangkan supaya tidak membuat Wislina malu, makanya sengaja keluar lagi untuk pergi beli.

Tak disangka ternyata Wislina begitu tidak tahu malu.

"Kalau bukan barang curian, apakah kamu berani ikut bersama kami untuk membuktikannya?" Wislina berkata dengan suara keras.

Dia tidak akan mengakui bahwa kehidupan Linda lebih baik dari dia.

Apalagi membiarkan Rendi Lu mempermalukannya di hadapan Amelia Wang.

"Benar, Rendi Lu, bukankah kamu hanya satpam, darimana uang sebanyak itu? ini 200 juta, bukan 20 ribu". Fenny berkata dengan curiga.

"Siapa yang memberitahu kamu kalau aku ini adalah satpam?" Rendi Chen berkata sambil bercanda.

"Aku tidak peduli kamu ini satpam atau bukan, aku hanya bertanya padamu berani tidak masuk ke dalam dan membuktikannya?" Wislina berkata dengan suara keras.

Royjie Xu mengerutkan kening, lalu menarik tangan Wislina, ingin membujuknya supaya tidak membuat keributan.

Rendi Lu telah memberinya sebuah firasat, bukan kelihatan seperti seorang satpam yang sederhana.

Yang paling penting, sebelumnya dia melihat sikap Hasan terhadap Linda, seperti ada rasa hormat.

Tidak peduli perasaan itu benar atau tidak, dia merasa Rendi Lu pasti bukan orang biasa.

Tapi saat ini mata Wislina telah memerah, barusan Amelia Wang telah mempermalukannya dihadapan Hasan, dan sekarang dia mendapati Rendi Lu mencuri tas orang lain, bagaimana mungkin dia melepaskan kesempatan ini begitu saja?

"Baik, terserah kamu." Rendi Lu berkata sambil bercanda, lalu menjulurkan tangan menghadap ke toko Lv.

Wislina mendengus, lalu sambil membawa tas tersebut dia berjalan ke arah toko tas Lv tadi, Rendi Lu mempelototinya, kemudian mengikutinya berjalan.

Linda dan yang lainnya saling melihat, saling menatap, lalu ikut berjalan masuk ke dalam.

"Pelayan, kalian ini bagaimana kerjanya, tas sudah dicuri orang kalian pun tidak tahu sama sekali?" Wislina membawa tas itu berjalan ke arah kasir, dan melempar tas tersebut ke meja kasir.

Petugas kasir dan karyawan lainnya mengerutkan kening, tidak mengerti apa maksud Wislina.

"Bos kalian itu menggaji kalian, Apa begini cara kalian bekerja?" Wislina berkata sambil mengajari.

"Nona, bagaimana cara kami bekerja apa perlu kamu yang ajari? walaupun kamu ini pelanggan, tapi tolong kamu perhatikan ucapan dan sikapmu." petugas kasir berkata dengan tidak senang.

"Huh, kamu masih berani menjawab, kamu lihat baik-baik, tas yang kamu jual sebelumnya ke dia itu tas apa, lalu lihat tas yang dibawa pergi itu tas yang mana?" Wislina menunjuk ke tas seharga 200 juta yang ada di meja kasir, lalu menunjuk ke arah Rendi Lu dan berkata dengan emosi.

Petugas kasir sedikit terdiam, lalu berkata :"nona, kamu sepertinya sudah salah paham, memang ini tas yang barusan dibeli tuan ini. "

"Dia? dia itu hanya seorang satpam, sanggup membeli tas seharga 200 juta? kamu yang bodoh, atau aku yang bodoh?" Wislina berkata sambil bercanda.

"Ini faktur dan bukti pembayaran tuan ini." Petugas kasir ini tanpa berbicara panjang lebar langsung mencari bukti pembayaran, dan memberikannya kepada Wislina.

Wislina mengambil dan melihat bukti pembayaran tersebut, memang benar 200 juta, dan waktu yang tertera juga cocok.

Memang benar Rendi Lu membelinya!

Hati Wislina seperti jatuh dalam lembah yang dalam.

Tapi, bagaimana mungkin Rendi Lu mempunyai begitu banyak uang dan membelikan Linda tas ini?

Dia melihat ke arah Linda, dalam hati berpikir, apa mungkin Linda yang telah memberikan Rendi Lu uang, lalu sengaja membiarkannya memainkan sandiwara ini?

"Linda, tak disangka ternyata hatimu begitu licik, demi mempermalukan aku, rupanya kamu terlebih dahulu memberikan uang kepada Rendi Lu, lalu membiarkan dia memainkan sandiwara ini, ternyata aku terlalu memandang rendah dan menganggap enteng kalian satu keluarga!" Wislina berkata dengan senyum dingin.

Novel Terkait

My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu