Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 57 Pak Wadge Li

“Benar juga. Postur tubuh Rendi ini memang lebih cocok jadi petugas keamanan. Joan, tunggu kamu mulai bekerja, aturlah posisi petugas keamanan untuk Rendi.” ujar Yuli sambil terkekeh pelan.

Linda terlihat agak tidak senang mendengar perbincangan Joan dan Yuli. Apakah perlu minta bantuan kalian untuk mendapatkan pekerjaan sebagai petugas keamanan?

Lagipula meskipun Rendi-nya pernah menjadi petugas keamanan, tapi sekarang ia juga menjadi kaya. Kalau bukan karena ingin hidup sejahtera, aku tidak ingin ia pergi bekerja.

“Baik, aku dulu juga pernah menjadi petugas keamanan di Perusahaan Tongjia, kalau begitu tolong bantuan dari Pak Joan.” ujar Rendi sambil tersenyum tipis.

”Jangan-jangan kamu ingin pergi menjadi petugas keamanan di LKK Tekno Sains?” tanya Linda agak terkejut.

“Apakah buruk menjadi seorang petugas keamanan? Pekerjaan tidak dibagi baik atau buruk.” ujar Rendi sambil terkekeh pelan.

Linda memutar balik matanya dan bersiap untuk berbincang dengan Rendi pulang nanti.

Ia bahkan sudah menjadi Direktur divisi pemasaran, tentunya ia tidak boleh membiarkan Rendi pergi menjadi petugas keamanan. Meskipun sudah tidak berada di perusahaan yang sama, tapi mereka memiliki bos yang sama.

Hal yang terpenting adalah Rendi sekarang juga termasuk orang kaya. Kalaupun ingin hidup biasa, juga tidak boleh menjadi petugas keamanan.

“Baik. Kalau begitu, kamu bayarlah makanan kali ini, maka Joan-ku akan membantumu.” ujar Yuli sambil menatap Rendi remeh. Meskipun ia tidak terlalu peduli dengan biaya makan kali ini, tapi bisa menjatuhkan Rendi, hatinya juga menjadi sangat senang.

“Baiklah. Kalian belum pesan makanan kan?” tanya Rendi sambil menganggukan kepalanya.

“Belum, tokoh utama hari ini adalah Wadge. Pesan saja nanti setelah ia tiba.” ujar Yuli.

Lalu di saat ini, telepon Yuli berdering. Ia mengangkatnya dan berjalan keluar, lalu ia kembali lagi dengan membawa seorang pemuda bersamanya.

Pemuda ini setinggi seratus tujuh puluh lima sentimeter dan memakai setelan formal, terlihat berbeda jauh dari setelah Rendi.

Pemuda ini adalah Kepala Seksi Biro Industri dan Perdagangan alias Wadge Li.

Wadge tidak tahan berkerut alis melihat keberadaan Linda dan Rendi.

”Kalian juga berada disini?” ujar Wadge sambil menilai Rendi dan Linda.

“Iya, kita juga disini.” ujar Rendi tersenyum tipis.

“Pak Wadge, kita ikut datang juga setelah mendengar Yuli ingin traktir kamu makan. Berharap Pak Wadge tidak tersinggung.” ujar Linda sambil tersenyum.

“Linda, apa maksudmu, seperti kita tidak kenal saja.” ujar Wadge sambil tersenyum tipis. Ia memang tak sangka bahwa Linda dan Rendi akan datang.

Dulu Rendi mengalahkannya saat mengejar Linda, jadi ia tidak ada rasa suka terhadap Rendi.

Tapi sebagai pegawai negeri sipil, Wadge sekarang juga sudah belajar dari pengalaman. Kalaupun ia membenci seseorang, ia juga tidak akan langsung menunjukkannya.

“Pelayan, kita ingin pesan.” Setelah Wadga tiba, Rendi tidak menunggu lama lagi. Acara makan-makan ini sudah dipastikan tidak seru. Lebih baik cepat selesaikan ini semua dan segera kembali.

Wadge menatap Rendi remeh. Seperti Rendi yang tidak sopan, ia sungguh tidak mengerti mengapa Linda jatuh cinta kepadanya.

“Oh iya, besok ada reuni. Belum ada orang yang memberitahu kalian kan?” tanya Wadge kepada Rendi.

Sebenarnya reuni kali ini disarankan olehnya dan diurus oleh teman lainnya. Awalnya ia tidak memutuskan untuk mengundang Rendi dan Linda datang.

Tapi ia sekarang berubah pikiran. Ia harus membuat Linda menyesal atas pilihan memilih Rendi yang tak sopan itu.

Jadi ia memutuskan untuk mengundang Linda dan Rendi ke reuni juga.

Rendi mengerti pikiran Wadge dan tersenyum berkata, “Apakah itu gratis? Kita akan pergi kalau itu gratis.”

Wadge, Yuli dan Joan tertwa dingin. Tadi mereka masih tidak merasakannya, sedangkan sekarang mereka makin sadar bahwa Rendi sangatlah tidak tahu malu.

Rendi menyimpan semua tatapan ketiga orang itu di dalam hati dan tersenyum tipis.

Linda berkerut alis dan tidak tahu apa yang sedang dilakukan Rendi.

“Tenang, reuni kali ini tidak akan mengambil biaya darimu.” Wadge tersenyum tipis, tapi dalam hatinya sangat meremehkan Rendi.

Ini adalah Rendi yang mengalahkannya waktu itu?

Ini adalah lelaki yang disukai Linda?

Wadge tertawa dingin. Besok ia akan memperlihatkan betapa tidak bergunanya Rendi kepada Linda, agar ia menyesal untuk menikah dengannya!

“Sudahlah, Rendi. Tadi kita baru saja memintamu untuk membayar traktiran kali ini, sekarang sepertinya kamu tidak bisa membayar juga. Sebaiknya aku saja yang bayar.” Yuli menggelengkan kepalanya. Ia sangat senang dulu Rendi menolaknya.

Ia tidak akan tahan jika menikah dengan orang yang tidak berguna seperti Rendi.

Mungkin Linda sekarang juga sudah menyesal.

Yuli menoleh kearah Linda dan merasa senang di dalam hatinya.

“Bagaimana bisa begitu? Seharusnya aku yang traktir kalian, karena Pak Joan ingin memberiku pekerjaan.” ujar Rendi agak kesusahan.

”Oh, Joan masih membantu Rendi mencari pekerjaan. Apakan Rendi masih pengangguran?” ujar Wadge sambil tertawa.

”Iya, bagaimana kalau Pak Wadge membantuku?” ujar Rendi lalu menoleh kearah Wadge.

”Biro kita masih membuka lowongan kerja, tapi tesnya agak susa, belum tentu bisa masuk kalau lulus tes. Oh iya, masih ada satu lowongan yang tidak perlu tes, yaitu jadi petugas kebersihan. Aku bisa membantumu jika kamu tertarik.” ujar Wadge tertawa.

Maksud dari kata-katanya itu Rendi tidak berhak untuk menjadi pegawai negeri sipil, bahkan menjadi petugas kebersihan saja, juga harus membutuhkan bantuannya.

Ini sungguh merendahkan Rendi dan meninggikan dirinya.

Yuli dan Joan tidak tahan terbahak-bahk setelah mendengar ini. Pandangan mereka penuh dengan penyindiran.

Raut wajah Linda terlihat buruk. Ia tak sangka bahwa Yuli dan Wadge begitu kesal kepada Rendi.

Ia baru saja ingin bilang Rendi sangat kaya, tetapi Rendi langsung memotong pembicaraannya.

“Pekerjaan tidak dibagi buruk atau baik. Apakah Pak Wadge merasa pekerjaan petugas kebersihan itu lucu?” Rendi menatap curiga kepada Wadge.

Wadge tercengang dan melihat tatapan Rendi yang menjadi janggal. Ia tidak sangka Rendi memberikan pukulan cukup kuat kepadanya.

Sebagai pegawai negeri sipil, kalau perbincangan antara ia dengan Rendi tersebar, maka ini akan menjadi kotoran selama hidupnya.

Joan sepertinya juga menyadari hal ini dan sibuk mengalihkan topik perbincangan. “Rendi, kamu tidak perlu traktir makan hari ini. Lusa kamu datang cari aku di departemen sumber daya manusia Perusahaan Wijaya. Aku akan memberimu pekerjaan sebagai petugas keamanan.”

“Baik. Kalau begitu, terima kasih banyak kepada Pak Joan.” ujar Rendi sambil tertawa.

“Kamu tidak perlu sungkan. Mari makanlah.”

Joan tersenyum tipis, lalu mengangkat gelasnya untuk bersulang kepada Wadge.

“Aku bersulang untuk Pak Wadge. Semoga Anda semakin baik.”

Wadge juga mengangkat gelasnya. “Aku juga mendoakan pekerjaaanmu sukses dan lancar.”

Setelah mereka berdua bersulang, mereka mulai berbincang dan tidak menganggap keberadaan Rendi dan Linda.

Bahkan Yuli juga hanya bersulang untuk Wadge.

Linda merasa sungguh canggung. Ia tak sangka hal ini akan berakhir seperti ini.

Ia hanya ingin membuat Rendi dan Wadge berbaikan, tapi siapa sangka ini semakin memperbesar masalah antara mereka berdua.

Yuli mereka tidak ajak berbincang dan Linda diam saja tidak mulai makan, melainkan Rendi makan makanannya dengan senang, sama sekali tidak terganggu.

“Kalian juga mendaftar sebagai anggota disini kan?” tanya Wadge kepada Yuli.

“Iya. Pendaftaran disini membutuhkan satu miliar, bukanlah jumlah yang dikit.” Yuli menggelengkan kepalanya. Hanya anggota Jade on 36 yang bisa memesan disini. Jadi meskipun harus membayar satu miliar, banyak pelanggan juga tetap mendaftarnya.

“Aku berhubungan baik dengan Manajer disini alias Pak Toddy. Nanti aku kirimkan pesan kepadanya, agar kalian tidak perlu membayar begitu banyak.” ujar Wadge.

“Baiklah, kalau begitu terima kasih banyak kepada Wadge.” Mata Yuli bersinar. Mereka jarang datang kesini, tapi Joan telah menjadi pejabat tinggi di LKK Tekno Sains dan ia juga telah melamar disana. Lalu mereka akan ada banyak acara makan-makan, sehingga mereka perlu untuk mendaftar sebagai anggota Jade on 36.

Seperti hari ini, kalau mereka memiliki kartu anggota, maka mereka tidak akan traktir Wadge makan di luar sana.

Kalau traktir lebih baik memesan ruangan daripada menunggu antrian karena lebih berkelas.

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu