Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 59 Ibu Mertua yang Realistik

Melihat Ibunya menanyakan masalah ini, tanpa menunggu Rendi membalas, Linda langsung mejawabnya. “Ibu, Rendi kenal dengan Bos Jade on 36. Hari ini kita makan disana dan Pak Toddy itu juga datang menyapa kita.”

Mata Amelia bersinar dan berkata, “Kamu kenal dengan Bos Jade on 36? Bagaimana kamu mengenalnya?”

Rendi merasa lucu. Bos Jade on 36 yang ia katakan itu adalah dirinya.

“Apakah Ibu masih mengingat kejadian perampokan bank tiga tahun yang lalu? Saat itu Rendi bantu menolong Bos Jade on 36, jadi orang Jade on 36 begitu hormat kepada Rendi.” jelas Linda dengan alasan yang dibuat-buat oleh Rendi.

Meskipun Rendi merasa lucu, tapi ia juga khawatir. Takut apakah Linda akan marah jika suatu hari mengetahui yang sebenarnya dan bilang ia adalah seorang penipu.

Tapi ia sekarang juga tidak ada pilihan lain. Kemampuan belum begitu kuat, hanya bisa terus hidup biasa.

“Ia sedang membalas budi, pantas harus menyisakan ruang VVIP untuknya.” Amelia mengangguk dan matanya tiba-tiba bersinar lagi. “Kalau kamu sudah menolong nyawanya sekali, mengapa kamu tidak memintanya untuk memberikan pekerjaan untukmu?”

“Apa yang Ibu katakan? Ada beberapa hubungan yang tidak boleh asal digunakan. Sekali digunakan akan tidak berguna.” ujar Linda.

“Bukankah menyuruh ia untuk memberi pekerjaan kepada Rendi itu merupakan hal yang mudah? Apakah kalian bodoh tidak menggunakan hubungan seperti itu? Kalau kamu menjadi karyawan disana, lain kali kamu boleh membantuku untuk mengatur sebuah ruangan saat aku traktir rekan kerjaku disana. Seperti itu juga baik.”

Rendi dan Linda mereka berdua benar-benar terdiam.

Bolehkah jangan begitu langsung?

Kamu membiarkan orang lain untuk memberiku pekerjaan, hanya demi diri sendiri terlihat lebih baik di hadapan rekan kerjanya.

”Ibu, jangan ungkit masalah ini lagi. Rendi akan memiliki pekerjaannya sendiri.” Linda tahu sifat Rendi, kalau ia ingin mencari pekerjaan dengan hubungan, ia pasti sudah mencari Wolf. Ini juga merupakan alasan mengapa ia menyukai Rendi dan tidak mudah membiarkan orang lain membantunya.

“Apakah pekerjaan petugas keamanan itu lebih baik dari menjadi karyawan di Jade on 36? Kalian berdua sungguh bodoh.” ujar Amelia agak kesal.

Meskipun seperti itu, sikap Amelia kepada Rendi sudah membaik, setidaknya tidak seperti kemarin.

“Oh iya, bukankah kalian pernah bertanya kepadaku siapakah orang yang membantu kita?” Linda mengalihkan topik pembicaraan.

“Siapa? Orang itu telah membantu banyak kali kepada kita dan seharusnya kita mencari kesemapatan untuk berterima kasih kepadanya.” tanya Amelia. Meskipun ia agak kejam kepada Rendi, tapi ia masih berterima kasih kepada orang yang pernah menolongnya.

“Orang itu adalah Rendi.” ujar Linda sambil tertawa. Ia selalu ingin merubah pandangan Ibunya terhadap Rendi dan ini adalah kesempatan baik.

”Rendi? Mengapa ia menjadi petugas keamanan kalau ia sehebat itu?” Amelia menatap Rendi curiga.

Rendi terdiam dan Linda menjelaskan, “Apakah kamu masih mengingat Pak Wolf dari Perusahaan Wijaya? Rendi dulu juga pernah tolong Wolf, lalu ia bilang ke Wolf sehingga Perusahaan Wijaya ingin bekerja sama denganmu.”

“Apa! Ada hubungan seperti ini, mengapa kamu masih menjadi petugas keamanan? Mengapa kamu tidak mempergunakannya? Pekerjaanmu akan lebih baik dari petugas keamanan jika kamu meminta bantuan dari Pak Wolf.” ujar Amelia sambil menunjuk Rendi. Ia sudah tidak mengerti apa yang harus ia katakan kepadanya.

Mengapa menantuku begitu bodoh?

“Aku hanyalha orang biasa. Apa yang bisa kulakukan selain menjadi petugas keamanan. Bukankah ini menyulitkan Pak Wolf saja?” ujar Rendi sambil tertawa untuk menjelaskan dirinya.

“Ah, sudahlah, aku tidak ingin banyak menceramahimu.” Amelia menggelengkan kepalanya kesal. Ada menantu sepertinya, selain marah, apa lagi yang bisa ia lakukan.

“Kalau kamu mau jadi petugas keamanan, juga pergilah ke LKK Tekno Sains. Gaji jaminan disana lebih memastikan daripada kamu bekerja di Perusahaan Tongjia.” ucap Amelia lanjut.

”Baik, aku bertanya lagi kepada Pak Wolf, apakah ia bisa membantuku.” Rendi tersenyum pahit.

Tidak akan pernah ketemu lagi dengan Ibu Mertua yang seperti Amelia.

“Oh iya, Linda. Apakah kamu menyadari bahwa LKK Tekno Sains agak janggal?” Amelia tiba-tiba teringat sesuatu dan menoleh kearah Linda.

“Apa yang janggal?” Linda bingung.

“Nama perusahaannya sekilas mirip dengan namamu dan Kiki. Coba kamu pikir ulang.” Imajinasi Amelia yang luar biasa.

Linda terkejut mendengar ini, apa yang dikatakan Ibunya itu benar.

Apakah ada hal yang begitu kebetulan?

Linda menoleh kearah Rendi dan Rendi tercengang. Ia tertawa dan sibuk menjelaskan. “Ada apa yang janggal? Bukankah itu hanya kebetulan? Kalau tidak kamu kira aku pemilik dari perusahaan itu?”

“Cih! Kalau kamu adalah Bos LKK Tekno Sains, maka aku akan sangat senang.”

Amelia memandang kesal kepada Rendi. Sebenarnya yang ia pikirkan di dalam hati adalah apakah pemilik LKK Tekno Sains ini menyukai anaknya?

Ia bukan ingin membanggakan anaknya, tetapi setelah menikah dan lahir anak, anaknya juga masih terhitung wanita cantik di Kota Yuzoda. Menikah dengan Rendi sama saja seperti menancap setangkai bunga di atas kotoran sapi.

Setelah masuk rumah, Kiki sedang bermain dengan Pedro alias kakeknya. Sedangkan Amelia buru-buru menarik Linda ke dalam kamarnya.

“Linda, jujurlah kepada Ibu. Apakah Bos LKK Tekno Sains sedang mengejarmu?” tanya Amelia bisik-bisik.

Linda kehilangan kata-katanya. “Apa yang Ibu katakan? Aku sama sekali tidak mengenal orang itu.”

“Coba kamu pikirkan baik-baik. Mungkin kamu tidak tahu orang itu adalah Bos LKK Tekno Sains. Kalau tidak mengapa perusahaan itu memiliki nama yang sekilas mirip dengan namamu dan Kiki? Orang itu sudah memberitahumu tak apa-apa kalau kamu memiliki anak dan akan bersikap baik kepada anakmu.” ujar Amelia.

Linda memutar balik matanya malas.

Tapi ia juga ragu karena semua ini sungguh kebetulan. Jangan-jangan seperti yang Ibunya pikirkan?

“Ibu, jangan ungkit lagi masalah ini di hadapan Rendi.” Linda mengetahui sifat Rendi. Kalau hal ini membuat Rendi curiga, maka mereka pasti akan bertengkar.

Meskipun ia tidak peduli pendapat orang lain, tapi ia peduli pendapat Rendi.

Huh, andaikan LKK Tekno Sains itu milik Rendi.

Linda menghela nafas pelan di dalam hatinya.

“Tak apa-apa biar ia dengar. Salah dirinya tidak memiliki kemampuan. Kamu pikirkan baik-baik saja. Kalau pemilik LKK Tekno Sains tertarik kepadamu, kamu boleh berpikir-pikir. Kudengar LKK Tekno Sains ini merupakan perusahaan besar yang melebihi Perusahaan Wijaya. Jika kamu benar menikah dengan orang kaya seperti itu, nasib keluarga kita juga mulai berubah.”

Amelia selalu adalah orang yang begitu realistik. Ia melahirkan dua anak yang cantik dan berharap mereka bisa menikah dengan orang kaya. Jadi saat Linda menikah dengan Chandra, ia hampir saja sudah mau mati. Sekarang anaknya ada kesempatan lagi untuk menikah dengan orang kaya, tentunya ia tidak akan peduli pendapat Rendi lagi.

“Aku tidak akan datang lagi kesini, jika Ibu terus omong kosong.” Linda agak kesal dan langsung mendorong pintu keluar dari ruangan.

Ada Ibu yang seperti Amelia, ia sungguh merasa kesal.

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu