Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 280 Ini namanya Taktik

" ayah, bagaimana kalau masalah ini dilupakan saja."

kata Arthur kepada Darius setelah sampai dirumah.

" lupakan begitu saja?"

wajah Darius terlihat sangatlah murung dan dia pun marah :" apakah kamu sudah lupa bagaimana cara dia mencelakai keluarga kita dulu? dia membuat kita rugi triliunan . kita bahkan tidak bisa berkembang selama 10 tahun belakangan ini!"

ekspresi wajah Arthur juga terlihat sangatlah buruk. ini juga merupakan salah satu alasan kenapa dia bertengkar dengan Rendi kemarin.

" Arthur, ini adalah kesempatan terbaik buat kita untuk menjatuhkan Rendi dan juga LKK Tekno Sains. jikalau dilewatkan begitu saja, maka keluarga kita... bukan, keempat keluarga besar akan tidak bisa berkembang dibawah tekanan LKK Tekno Sains. setelah perusahaan Wijaya berkembang 10tahun yang lalu, keluarga kita telah rugi setidaknya triliunan . apakah kamu ingin melihat perusahaan wijaya kedua datang kembali untuk menginjak kita?" kata Darius.

" ayah, aku tahu semua ini. namun Rendi sudah meneleponku dan aku percaya kalau dia akan melakukan itu." kata Arthur sambil menghela nafs.

" apa yang dikatakan dia? aku ingin mendengar perkataan aslinya." kata Darius.

" dia berkata kalau LKK Tekno Sains merupakan bagian dari kehidupannya. siapa yang mengancam kehidupannya, maka dia akan melawan orang itu. dia bahkan berkata kalau kalian bertiga tidak meminta maaf kepadanya dilapangan umum besok, dia akan membuntungkan kedua tangan dari ketiga cucu kalian. ayah, apakah kamu ingin mengorbankan nyawa Kevin hanya karena gengsimu?" kata Arthur.

" dia berani? tenang saja, dia tidak akan membunuh cucuku kecuali dia tidak ingin tinggal di Yuzoda ini lagi." kata Darius dengan marah.

" ayah, dia tidak akan membunuh Kevin, namun dia akan membuntungkan kedua tangannya. apakah kamu merasa gengsimu lebih penting dari kedua tangan Kevin?" kata Arthur sedikit marah.

dia sudah menghilangkan hak Kevin untuk menjadi penerus dirinya, dikarenakan kemampuannya yang sedikit lemah.

meskipun kemampuannya lemah, Kevin tetaplah merupakan putranya. bagaimana mungkin dia membiarkan putranya kehilangan kedua tangannya.

dia sudah kenal Rendi begitu lama. dia juga percaya kalau Rendi akan melakukan semua yang ia katakan.

dia juga sudah berpikir, kalau dia menjadi Rendi, dia akan mematahkan tangan keempat cucu dari keempat keluarga besar itu karena merekalah yang memaksaku melakukan ini.

dia bahkan berani melakukan pembunuhan diwaktu seperti ini.

jadi dia sama sekali tidak meragukan ancaman dari Rendi.

namun yang terpenting adalah, selain putranya yang berada ditangan Rendi, masih banyak rahasia tentangnya yang diketahui oleh Rendi. ini juga merupakan alasannya menyuruh ayahnya untuk mengalah.

" ayah, aku akan jujur saja. Rendi sudah berhasil mendapatkan beberapa dokumen rahasia kita. menurutmu kalau kamu tidak berlutut dan meminta maaf padanya, dia akan membocorkan dokumen rahasia itu. kamu juga tahu akan hal ini, jika bocah itu benar benar membocorkannya, maka keluarga kita kemungkinan akan terjatuh untuk selama-lamanya." kata Arthur.

ekspresi wajah Darius berubah drastis dan jantungnya berdegup kencang.

dia terpikir kembali akan kejadian Rendi yang membakar gedung perusahaannya dan berhasil membawa pergi beberapa dokumen rahasia. meskipun dokumen itu merupakan dokumen 20 tahun yang lalu, namun itu merupakan rahasia keluarga Zhang. jikalau Rendi membocorkannya, maka itu merupakan serangan terdashyat bagi keluarga Zhang.

" benar benar keterlaluan!" kata Darius sambil memukul tembok. didalam tatapannya hanya ada amarah yang membara. namun hatinya mulai goyah.

dia bisa mengabaikan nyawa Kevin, namun dia tidak boleh mengabaikan nyawa keluarga Zhang!

" teleponlah dia, aku tidak mungkin berlutut padanya. aku akan menggunakan 200M untuk menukarkan Kevin dan juga tidak akan merusak perusahaanya lagi." kata Darius.

Arthur segera mengangguk. dia juga merasa syarat yang diberikan Rendi terlalu berlebihan, jikalau ayahnya pergi berlutut besok, ini juga merupakan sebuah serangan buat keluarganya,

meskipun hanyalah berlutut, namun dia percaya setelah kejadian itu, keluarga Zhang tidak akan bisa menegakkan kepala didepan umum lagi.

" Rendi, kami tidak akan mencelakai perusahaanmu lagi dan akan menukarkan keselamatan putraku dengan uang. namun ayahku tidak akan pergi berlutut padamu."

kata Arthut kepada Rendi melalui telepon. dia merasa ini sudah merupakan toleransi terbesar. jikalau Rendi tidak ingin terjadi peperangan, maka dia akan menyetujuinya.

" aku tidak menganggap penting kekayaan keluarga kalian. bagaimana kalau kalian tetap bertentang denganku. syarat yang aku berikan tidak mungkin diubah. aku akan tetap menentang kalian jika ketiga lelaki tua itu tidak berlutut dan meminta maaf padaku." Rendi langsung memutuskan panggilan itu setelah mengatakan ini.

ekspresi wajah Arthur semakin buruk, dia tidak menyangka kalau Rendi tidak begitu menghargainya,

apakah bocah itu ingin menentang hingga akhir?

disaat yang bersamaan, putra dari keluarga Zuo dan keluarga Liu juga meminta orangtua mereka untuk meminta maaf dan berlutut kepada Rendi.

keluarga Zuo dan keluarga Liu juga menelepon Rendi dan bersikeras kalau mereka tidak akan berlutu pada Rendi, namun mereka bisa menggunakan uang untuk menukarkan cucu mereka.

namun jawaban yang mereka dapatkan masih sama seperti Darius.

Rendi semakin bersikap keras sekarang.

hanya bisa dipilih salah satu dari berlutut ataupun menentang hingga akhir.

" mengapa? mengapa Rendi berani bersikap keras dengan kita?" kata Fernand dengan marah sambil memukul meja.

" Fernand, tidak usah omong kosong dengannya lagi. menurutku bocah itu tidak berani menyentuh Ariel. segera telepon keluarga Liu dan Zhang. kita juga harus saling bersikap keras dan menentangnya." kata Shinpo Zuo yang juga terlihat sangat marah. dia sudah begitu tua dan Rendi malah menyuruhnya untuk berlutut. ini benar benar membuatnya malu hingga mati nanti.

ekspresi Fernand terlihat sadis dan dia sangat ingin melawan.

apakah dia harus menentang Rendi? yang terpenting adalah apakah dia berani bertaruh tentang Rendi yang berani mematahkan tangan putranya atau tidak.

dan juga perusahaan milik Rendi belumlah diremsikan, jikalau melakukan perang ekonomi dengan Rendi, mereka tetap akan rugi.

disaat ini, ponsel Fernand pun berbinyi. dia lalu mengangkatnya.

setelah mengangkat telepon itu, ekspresi wajahnya berubah drastis dan dia terlihat panik.

" Fernand, telepon dari siapa itu? ada apa?“ tanya shinpo Zuo ketika melihat ekspresi Fernand yang berubah drastis. dia merasa tidak tenang.

Fernand menghela nafas yang dalam dan berkata :" brankas kita sudah dibobol dan berbagai dokumen penting telah dicuri."

" apa? siapa yang bisa mencuri dokumen rahasia kita?" kata shinpo Zuo dengan terkejut.

" Rendi!"

Fernand menggigit erat giginya dan menyebut nama Rendi dengan nada yang berat.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu