Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 11 Minta maaf

melihat Rendi sedang menatap mereka, ekspresi wajah kedua suami istri itu pun berubah drastis.

ini bukanlah merupakan masalah gengsi atau tidak bagi Rendi.

yang mereka khawatirkan adalah apa sebenarnya identitas asli Rendi dan bagaimana caranya membalas dendam kepada mereka.

dia akan sangat mudah membalas dendam kepada mereka jikalau dia memang orang penting di perusahaan Wijaya.

bahkan jika dia membocorkan sedikit tentang masalah ini, maka sejumlah orang yang ingin mendapatkan kepercayaan Rendi akan langsung mencelakai mereka hingga tidak tersisa apapun.

" aku masih ingat kalau tadinya kalian berdua berkata jika aku bisa membeli semua baju yang ada disini, kalian akan berlutut dan meminta maaf kepadaku dan bahkan kalian akan menjilat sepatu juga kan." kata Rendi sambil tersenyum.

pasangan suami istri itu pun gemetaran. apa yang mereka khawatirkan akan segera terjadi.

" tuan Rendi, maaf, kami tidak bisa melihat dengan baik. semoga kamu bisa memaafkan kami." kata pria paruh baya itu sambil meminta maaf kepada Rendi. dia tidak tahu harus dimana lagi dia meletakkan wajahnya itu.

" tuan Rendi, kami tahu kalau kami bersalah. kami tidak seharusnya merebut pakaian dengan putrimu, semoga kamu bisa memaafkan kami demi tidak mempengaruhi anakmu." kata wanita kaya itu dengan wajah yang pucat.

tidak tahu seberapa besar pengaruh bagi putrinya jika melihat wanita itu menjilat sepatu Rendi hari ini.

lagipula jika Rendi berhasil membeli semua pakaian ditoko ini, pasutri itu pun tidak lagi bertaruh. kemungkinan mereka akan dihina oleh Rendi lalu mereka pergi ketoko lain dan membeli pakaian putri mereka disana.

mereka pun tidak lagi berani menyombongkan diri ketika tahu kalau Rendi kemungkinan besar merupakan orang penting dari perusahaan Wijaya.

perusahaan Wijaya adalah perusahaan terbesar di kota Yuzoda. pemilik perusahaan Wijaya bernama Alex. dia bahkan masuk kedalam daftar orang kaya sedunia dan memiliki posisi teratas.

mereka tidak berani menganggu orang penting seperti dia.

Lissa pun memandang mereka dengan hina ketika melihat ekspresi mereka yang penuh ketakutan.

apakah mereka harus ketakutan seperti itu meskipun Rendi memang kenal dengan bos plaza itu?

namun Lissa juga merasa penasaran, kenapa Rendi yang merupakan seorang brengsek bisa berkenalan dengan orang kaya seperti Calvin.

" berani beraninya kalian merebut barang dengan tuan putri kecilku? siapa yang memberi kalian keberanian?" Calvin langsung mengerti dan seketika memandang mereka dengan wajah penuh amarah.

Tuan Putri kecil!

apakah pria muda ini adalah anak keturunan dari pemilik perusahaan Wijaya?

ya Tuhan!

mereka pun memikirkan itu dan ekspresi wajah mereka semakin berubah.

" direktur Calvin, maaf, kamilah yang tidak bisa melihat jelas identitas tuan Rendi. kami layak untuk mati!" kata pria itu dengan wajah yang sedih dan penuh bersalah.

dia juga memiliki perusahaan kecil dan sedikit kaya. namun didepan orang kaya besar seperti Calvin, dia hanya bagaikan butiran debu.

bahkan Calvin juga merupakan bagian dari perusahaan Wijaya.

" minggirlah, semoga ini bisa menjadi pelajaran bagi kalian agar kalian tidak meremehkan orang lain lagi kedepannya." kata Rendi sambil menatap anak perempuan pasutri itu. umur anak perempuan mereka tidak beda jauh dengan putrinya. disaat ini, anak perempuan itu hanya memandang kedua orangtuanya dengan kebingungan.

perkataan ibunya sedikit menggerakkan hati Rendi. Rendi tidak ingin membuat orang tuanya malu didepan anak perempuannya yang begitu imut itu dan memberikan pengaruh yang buruh pada anak perempuannya itu.

" terimakasih tuan Rendi, terimakasih direktur Calvin!" mereka merasa lega ketika Rendi tidak lagi mempeributkan masalah ini dan mereka langsung pergi dengan cepat.

pelayan toko itu langsung membungkus pakaian anak perempuan itu dengan cepat dan jumlahnya sebanyak 20 pasang.

pelayan toko yang awalnya meremehkan Rendi itu pun sibuk meminta maaf kepadanya :" tuan, maafkan aku, aku meminta maaf atas sikapku tadi. aku, aku terlalu meremehkan orang lain."

Rendi lalu mengalihkan padangan kepada pelayan berambut pendek itu dan berkata :" terserahmu saja, suruh orang untuk mengantarkan semua ini ke kediamanku sore ini."

" terimakasih tuan Rendi, silahkan beri aku alamat rumahmu. aku akan segera mengantarkannya kesana." kata pelayan wanita itu sambil meminta maaf.

dia bisa mendapatkan komisi sekian juta dari pembelian kali ini, wajar saja kalau dia bersemangat.

setelah Rendi memberikan alamat, dia lalu membawa Kiki pergi kearena permainan anak anak yang ada dilantai 1."

Lissa merasa sangat curiga, dia lalu segera mengejar Rendi dan Kiki setelah berpamitan dengan Rian dan beberapa orang lainnya.

" kakak ipar, bagaimana kamu bisa mengenal direktur Calvin?" sikap Lissa berubah drastis dan ini merupakan kali pertama ia tersenyum kepada Rendi.

" aku tidak mengenalnya, namun dia mengenalku." kata Rendi kepada adik iparnya itu dengan tenang.

mendengar ini, Lissa pun melototinya dan berpikir kalau dia sedang memberitahu orang lain juga kalau direktu Calvin juga sangat ingin mendapatkan kepercayaannya kan?

meskipun dia sangat mengihina kepercayaan diri Rendi, namun dia tidak langsung mengatakan itu karena dia masih memiliki tujuan lain.

" oh iya, kakak ipar, aku ingin membeli sebuah baju, namun harganya sekitar 40juta. itu terlalu mahal bagiku. apakah kamu boleh meminjamkan kartu VVIPmu untukku?" tadinya Lissa mendengar jelas kalau kartu VVIP yang diberikan Calvin kepada Rendi bisa digunakan untuk membeli barang apapun disini tanpa membayarnya.

" ambillah." Rendi lalu memberikan kartu VVIP itu kepada Lissa. semua biaya yang telah digesek menggunakan kartu VVIP itu akan ditagih pada akhir bulan. jangankan 40juta, dia juga tidak menghiraukannya walaupun Lissa menghabiskan 400 juta. siapa suruh Lissa merupakan adik iparnya.

" terimakasih kakak ipar." Lissa pun segera mengambil kartu VVIP itu, lalu mencium Kiki dengan perasaan yang senang.

" Kiki, tante mau pergi beli baju dulu."

melihat Lissa yang begitu senang, Rendi hanya menggelengkan kepala dan membawa Kiki pergi.

setelah Lissa pergi membeli baju impor bermerek dari Perancis yang tidak sanggup beli itu, dia pun tidak langsung mengembalikan kartu VVIP itu kepada Rendi. melainkan membawa kartu itu, lalu pergi ke perusahaan ibunya untuk mencari ibunya.

" ibu, lihatlah baju ini, cantik kan?" ketika Amelia Wang keluar, Lissa pun memamerkan baju yang ia kenakan itu dengan bangga.

Amelia menatap baju yang dikenakan Lissa dan berkata dengan terkejut :" ini adalah baju merek Channel yang diimpor dari Perancis itu kan, harganya sekitar 40jutaan, dari mana kamu mendapat uang sebanyak itu?"

" gratis loh." kata Lissa kepada ibunya.

" gratis? apakah kamu bercanda?" kata Amelia.

" karena aku ada ini." Lissa lalu mengeluarkan kartu VVIP itu.

" apa itu?" tanya Amelia sambil menatap kartu itu.

" ini adalah kartu VVIP thamrin plaza, dengan kartu ini, kamu bisa membeli seluruh barang di plaza itu dengan gratis." kata Lissa.

Amelia mengerutkan kening dan sedikit tidak percaya pada putrinya sendiri.

Thamrin plaza merupakan salah satu plaza terbaik di kota Yuzoda. meskipun putrinya merupakan mahasiswa yang sudah tingkat akhir, namun dia masih merupakan seorang pelajar. bagaimana bisa dia mendapatkan kartu itu?

" sebenarnya ini adalah milik Rendi. aku juga tidak tahu keberuntungan apa yang sedang ia alami. dia bahkan kenal dengan direktur dari Thamrin plaza yang bernama Calvin itu. direktur Clavin memberikan kartu ini padanya dan aku lalu memintanya pada Rendi." kata Lissa.

" hm, kalau begitu, kamu tidak perlu mengembalikannya lagi. dia hanyalah seorang pria brengsek. bagaimana mungkin dia bisa memiliki kartu VVIP?" kata Amelia sambil menganggukkan kepala dan langsung mengambil ahli kuasa kartu VVIP itu.

" aku juga berpikir seperti itu. ibu, ayuk pergi berbelanja." kata Lissa dengan senang.

Amelia menganggukkan kepala dan segera pergi ke Thamrin Plaza bersama putrinya itu.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu