Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 110 Bertemu Perampok

“Bantu aku temukan tempat untuk menyembuhkan kakinya, jangan biarkan siapapun membocorkan ini.”

Melihat Effendy pingsan, Rendi Lu berkata dengan acuh tak acuh.

Dia baru saja mematahkan kaki kiri Effendy dengan sekali pukulan menggunakan pipa baja, dan Effendy langsung pingsan.

“Tuan Muda Rendi, aku rasa jika langsung melemparkannya ke gerbang Jewelry Cloud Fly Group, dan membiarkan Ariel tahu bahwa itu kamu juga bukan hal yang baik.” Saran Hendri Song.

“Aku menahannya karena masih ada hal yang berguna, selama beberapa waktu ini tolong jaga dia dengan baik.” ujar Rendi.

Ariel mulai menargetkan dia, tidak peduli apakah dia akan menindaklanjuti atau tidak, Rendi Lu harus bersiap untuk melawannya.

Dan menyimpan Effendy, pasti ada keuntungannya.

Setelah kembali ke supermarket, melihat laporan keuangan akhir-akhir ini, Rendi Lu tidak mengatakan apa-apa, tetapi Andez sangat menyalahkan dirinya sendiri.

“Saudara Rendi, aku sudah berusaha, beberapa hari ini ada orang datang membuat masalah, dan telah menakuti semua orang sampai semua orang pergi, sekarang aku khawatir mereka membuat desas-desus di internet, dan itu akan semakin merepotkan.” Kata Andez dengan cemas.

Rendi Lu tidak berkata apa-apa, tetapi saat ini dia teringat bagaimana dia terhadap Keluarga Hu waktu itu, hari di mana perasaan ayah dan anak Keluarga Hu seperti seekor anjing.

“Laporkan ke polisi terlebih dahulu, jika tidak nanti akan sulit mengurusinya.” Kata Rendi Lu setelah berpikir sejenak.

Dia juga khawatir jika Ariel benar-benar menggunakan strateginya yang pernah dia gunakan sebelumnya untuk berurusan dengan Keluarga Hu untuk menghadapi dirinya, jika sudah tersebar di internet, pada saat itu akan susah untuk atasi.

“Oh iya, carikan aku netizen untuk melihat berita-berita yang beredar di internet, jika menyadari ada yang berkaitan dengan supermarket, biarpun baik atau buruk komentarnya, kamu nyuruh mereka untuk menenggelamkan semua berita ini.” ujar Rendi Lu.

Dia juga sudah siap dengan semua ini, meskipun dia tidak tergantung pada supermarket ini untuk menghasilkan uang baginya, tetapi dia juga tidak ingin melihat supermarketnya mengalami kerugian.

Supermarket ini juga peninggalannya yang disiapkannya untuk Linda, jangan sampai Linda terus berpikiran dia tidak bekerja, dan juga tidak memulai bisnis, pada saat waktunya bisa dibicarakan lagi.

Dia berencana dalam waktu dua tahun ini untuk tidak membiarkan Linda tahu identitas aslinya.

“Yah, kemarin sudah melaporkan kasus ini kepada polisi, tetapi pihak polisi mengatakan sekarang mereka juga sulit untuk menanganinya, karena barang yang dibawa orang-orang itu semuanya ada masalah, kecuali kita bisa menemukan bukti bahwa barang itu sengaja dirusakan oleh konsumen.” Kata Andez.

Rendi Lu mengangguk, dia tahu bahwa orang-orang itu tidak ingin membantu, jika ingin membantu, mereka pasti akan menemukan buktinya dengan mudah.

Dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Jenderal Danny dari Biro Keamanan Publik, memberitahunya situasi yang telah dialami supermarket, masalah ini jika ada campur tangan dengan polisi, akan lebih mudah untuk menanganinya, dan dapat menghindari kelakuan Ariel yang tidak terduga.

Lagipula dia sudah mengundang bos-bos besar departemen di kota ini untuk makan. Dia yakin jendelar Danny akan membantunya.

“Baiklah, Tuan Rendi Lu, begini saja dulu, aku di sini sedang mengalami sedikit masalah, sangat terburu-buru, masalahmu di sana aku akan mengutuskan orang untuk mengurusnya.” Setelah Jenderal Danny selesai berbicara dia langsung menutup teleponnya, mendengar nada bicaranya, terdengar seperti terburu-buru.

Tapi masalah polisi dia juga tidak bisa membantu, dan juga tidak bertanya lebih banyak lagi.

Setelah Rendi Lu selesai menelepon dia bersandar di sofa, dan merenungkan bagaimana caranya untuk melawan dan membalas Ariel.

Ariel telah memberinya sebuah ‘kejutan’ yang luar biasa, tentu saja tidak mungkin jika dia tidak melawan Ariel.

Tapi bagaimana caranya ? untuk sementara Rendi Lu belum memikirkan cara yang bagus.

“Aku pergi menjemput putriku dulu, beberapa hari ini mungkin akan menjadi lebih sepi , seharusnya tidak ada orang yang datang untuk membuat masalah lagi, kamu dapat mencoba untuk mempromosikan pemasaranmu terlebih dahulu.” Sementara Rendi Lu belum memikirkan cara yang bagus, dan tidak memikirkannya lagi, dan berencana berpikir secara perlahan nanti malam setelah pulang ke rumah.

Setelah keluar dari Supermarket, Rendi Lu mengemudi mobilnya pergi ke Taman Kanak-kanak, tetapi ketika sampai di White Flower Street, dia mengalami kemacetan lalu lintas.

Sadar akan kemacetan yang parah, Rendi Lu keluar dari mobil dan ingin melihat apa yang sedang terjadi, setelah keluar dari mobil dia tahu apa yang telah terjadi dari orang lain yang ada di sebelahnya.

Ternyata dua ratus meter ke depan ICBC ada perampokan, para perampok itu telah dikepung oleh polisi di dalam bank, tetapi di tangan para perampok ada dua puluhan sandera, polisi tidak berani sembarangan bergerak, dan kedua belah pihak berada di tengah keraguan.

Dia melihat Jenderal Danny juga berada di sana, dan berjalan mendekat.

Pada saat ini sekumpulan polisi bersenjata lengkap bersembunyi di belakang mobil, dan menghadapkan pistol yang ada di tangan mereka ke pintu masuk bank.

Komandan yang bertanggung jawab memerintahkan dengan mengarahkan poin-poin pada rencana bank menggunakan tangan kirinya, dengan tatapan mata yang serius.

“Perampoknya total ada empat orang, mereka semua memiliki pistol, mungkin masih ada pisau. Di dalam total ada 22 orang sandera di tangan mereka, dan saat ini mereka berada di sudut ruangan.”

Komandan mengatakan kepada Jenderal Danny : “Sekelompok perampok ini sangat kejam, dan juga gila, sebelumnya perunding telah membuat mereka marah, dan mereka langsung menembaki seorang sanderanya, dan menyatakan jika kita tidak memenuhi persyaratan mereka, dan dia akan membunuh seorang sandera dalam waktu 15 menit.”

“Apakah ada solusi untuk saat ini ? prasyaratnya adalah tidak ada yang boleh melukai para sandera.” Jenderal Danny bertanya dengan mengerutkan keningnya, dua puluhan sandera, dan tidak akan membiarkan mereka dalam masalah.

“Aku berencana mengutuskan seseorang untuk membawakan mereka minuman dan makanan, dan mengambil kesempatan untuk mengamati situasi di dalam, kemudian baru mmengambil langkah berikutnya.” Kata komandan.

“Yah, orang yang diutuskan harus berhati-hati, itu pasti akan sangat berbahaya, dan jangan bergerak sembarangan.” Kata Jenderal Danny sambil mengangguk.

“Yah, penembak jitu sudah bersiap-siap, dan tunggu orang yang masuk mengantarkan makanan keluar dan melaporkan situasinya, kemudian langsung membunuh perampok dengan peluru yang bisa menembus tembok.” Kata komandan.

“Perampok itu tidak bodoh, mereka pasti bisa menebak rencana kalian, dan orang yang diutus masuk pasti akan mereka tahan di dalam.”

Pada saat ini, kata Rendi Lu yang berjalan datang menghampiri.

“Kamu siapa ? siapa yang membiarkanmu datang ?”komandan tiba-tiba menoleh, dan menatap Rendi Lu dengan tatapan waspada.

“Tuan muda Rendi, kenapa kamu datang?” Jenderal Danny sedikit terkejut, sebelumnya Rendi Lu baru saja berbicara dengannya ditelepon, tidak menyangka bahwa Rendi Lu telah tiba di tempat kejadian.

“Aku ingin menjemput putriku, dan sekalian datang untuk melihat.” Kata Rendi Lu.

“Tuan muda Rendi, di sini berbahaya, kamu seharusnya menjauh, oh iya, bukankah kamu ingin pergi menjemput putrimu ? hanya ada jalan memutar, jalan ini mungkin tidak bisa di lewati selama satu setengah jam.”

Identitas Rendi Lu sangat istimewa, Jenderal Danny tidak bisa membiarkan Rendi Lu dalam zona bahaya.

“Aku sudah menelepon istriku, memintanya untuk pergi menjemput, dan kebetulan dia tidak melewati jalan ini. Oh iya, apakah kalian cukup orang ? jika tidak cukup, aku bisa membantu kalian mengantarkan makanan ke dalam.” Kata Rendi Lu.

Bukannya dia tidak mempercayai polisi, tetapi dia merasa bahwa orang yang mengantarkan makanan pasti tidak akan keluar, dan kemudian perampok itu akan menahan polisi itu sebagai sandera, dan perampok itu akan benar-benar tidak terkendali.

“Kamu membantu kami untuk mengantarkan makanan ? apakah kamu tidak ingin nyawamu lagi ? para perampok semuanya memiliki pistol di tangannya.” Kata komandan.

“Tuan muda Rendi, jangan bercanda, jika kamu terjadi kecelakaan, aku tidak sanggup menanggungnya.” Jenderal Danny terkejut, Rendi Lu adalah orang yang sangat di hormati para bos di kota, jika hari ini Rendi Lu dalam masalah di sini, dia yakin, jalannya akan segera berakhir.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu