Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 344 Sandy Cheng Mengancam Artha

Ketika Rendi Lu sekeluarga meninggalkan Perusahaan Arthaguna, dia tidak melihat sosok Ricky Cheng di sana, ini membuat Rendi Lu merasa sedikit aneh.

Dia masih mengingat maksud dari Ricky Cheng, memang ada orang yang menunggu mereka di luar.

Selain itu sikap karyawan Perusahaan Arthaguna berubah seketika, menjadi lebih ramah dan murah senyum.

“Sepertinya Artha telah menerima kesepakatan yang kamu tawarkan.” Kata Linda setelah melihat situasi saat ini.

Ini pasti karena Artha telah memberi tahu semua karyawannya, jika tidak, tidak mungkin semua karyawan Perusahaan Arthaguna begitu sopan dan hormat kepada mereka berdua.

Dan Ricky Cheng, pasti dia telah diusir oleh Artha.

Meskipun Keluarga Cheng berkuasa di kota Lipovka, tapi kekuatan yang dimiliki Artha juga tidak kalah kuat.

Bukan tidak mungkin baginya untuk mematahkan tangan Keluarga Cheng.

Terutama dia berbuat demikian hanya untuk memperlihatkan kepada Rendi Lu, tentu saja dia rela melakukan hal ini.

“Aku adalah perwakilan dari sebuah perusahaan, bisa membuat perusahaannya kembali berkembang, bagaimana mungkin hatinya tidak tergerak.” Kata Rendi Lu.

Dia sangat yakin, dalam beberapa hari ini Artha akan menghubunginya.

Tentu saja dia juga tidak akan tergesa-gesa.

Setelah mereka masuk ke dalam mobil, mereka pergi membeli sebuah jas yang lebih bagus, kemudian langsung menuju perusahaan pemotretan pernikahan.

Pada saat ini bu bos dari perusahaan pemotretan ini sudah mengetahui Rendi Lu dan istrinya merupakan orang kaya, bahkan orang yang sangat kaya.

Maka dari itu sikap bu bos terhadap Rendi Lu dan Linda sangat sopan.

Mengenai dengan persoalan yang menyinggung Ricky Cheng, bu bos ini bahkan tidak peduli.

Perkelahian antara dua orang kalangan atas ini, di mata mereka sebagai orang biasa ini sama sekali tidak ada hubungannya, mereka hanya perlu bekerja, dan menjalani hidup dengan normal.

Tentu saja, jika bisa mendapatkan beberapa manfaat dari ini, pasti akan lebih sempurna.

Jadi ketika Rendi Lu dan istrinya memasuki pintunya, sikap bu bos ini sangat sopan dan hormat, dia melayani dengan baik bahkan dia sendiri merasakan aneh pada dirinya sendiri.

Namun, Rendi Lu hanya akan memakai satu jasa photographer profesional.

Kebetulan ini merupakan salah satu perusahaan pemotretan pernikahan terbaik di kota Lipovka, mereka hanya perlu menyuruh salah satu photographer profesional untuk memotret mereka.

Bu bos memanggil tiga orang photographer terbaik dari perusahaannya, awalnya dia akan membiarkan Rendi Lu sendiri yang memilihnya, karena Rendi Lu tidak tahu siapa di antara ketiga photographer ini yang lebih handal, maka dia memakai ketiganya.

Linda telah mengganti gaun pengantin meraknya, seindah peri merak, sangat indah dan cantik.

Tak hanya bu bos, seluruh karyawan yang ada di toko itu pun melongo, bahkan Rendi Lu sendiri terpesona, dia tidak sadar Linda begitu cantik dari dulu.

Pada saat ini, akhirnya dia mengerti, kenapa wanita begitu ingin memakai gaun pengantin di hari pernikahannya.

Karena gaun pengantin bisa membuat aura cantik seseorang semakin terpancar.

Terutama gaun pengantin yang mahal, semakin membuat Linda terlihat indah menawan serta elegan.

Dan saat ini, di mata bu bos dan karyawan wanita lainnya memancarkan pancaran yang begitu iri dan juga dengki.

“Ibu sangat cantik!” kata Kiki sembari berlari ke arah Linda.

Linda menundukkan kepalanya, dia mencium kening Kiki dengan penuh kasih, langsung memeluk kiki di dalam pelukannya.

Pada saat ini, Rendi Lu telah mengganti pakaiannya dengan jas yang baru dibeli, kemudian membawa ketiga photographer meninggalkan toko pemotretan menuju Bukit Arendel.

Rencana perjalanan mereka sudah tersusun rapi, hari ini mereka melakukan pemotretan di Bukit Arendale, besok mereka akan melanjutkan ke Pantai Hangleton serta Pulau Everlasting.

Kemudian Linda dan Kiki akan kembali ke kota Yuzoda dengan pesawat pribadi.

Dan Rendi Lu tentu masih harus tinggal di sini untuk menyelesaikan masalah yang ada.

……

Pada saat Rendi Lu sekeluarga sedang menikmati masa liburannya, Kepala Keluarga Cheng, Sandy Cheng menemui bos Perusahaan Arthaguna.

Sandy Cheng merupakan kakek Ricky Cheng, awalnya Ricky Cheng telah memyuruh beberapa orang untuk menghabisi Rendi Lu di Perusahaan Arthaguna.

Tapi tak disangka, Artha sama sekali tidak menghargainya, dia bahkan langsung mengusir Ricky Cheng beserta orang suruhannya.

Ini membuat Ricky Cheng sangat emosi, tapi dia tidak langsung mencari Artha, karena dia tahu Artha tidak akan memberinya muka.

Maka dari itu dia mencari kakeknya, dia memberi tahu kakeknya bahwa dia telah disiksa oleh Artha.

Kemudian karena Sandy Cheng ingin meluapkan emosi cucunya, maka dia segera datang mencari Artha di perusahaannya.

Setelah menunggu sekitar satu jam lebih, Artha baru menyempatkan dirinya untuk bertemu dengan Sandy Cheng, ini juga membuat Sandy Cheng sangat marah.

“Artha, kamu sekarang sudah mulai berani ya, kamu membiarkan aku seorang Sandy Cheng menunggumu selama satu jam lebih.” Sandy Cheng meluapkan emosinya ketika melihat wajah Artha.

“Aduh, Tuan Sandy apa yang kamu katakan? Kamu datang begitu tiba-tiba, bahkan kamu tidak memberi tahu aku terlebih dahulu, bagaimana aku bisa tahu? Aku bahkan datang jauh-jauh untuk menemuimu.” Kata Artha seolah-olah meminta maaf, tapi nada bicaranya tidak mencerminkan seorang yang sedang meminta maaf.

Iya benar, dia memang sengaja untuk mengejutkan Sandy Cheng.

Dulunya dia, hanya karena ingin membangun sebuah perusahaan di sini, dia harus menjalin hubungan baik dengan Keluarga Cheng, tapi saat ini dia tidak seperti dulu kala, tentu saja dia tidak terlalu mencemaskan Keluarga Cheng lagi.

Keluarga Cheng telah merajalela di kota Lipovka terlalu lama, sekarang dia telah membuat bos dari LKK Tekno Sains marah, mungkin inilah saatnya untuk menyerahkan tahta kekuasaan mereka.

Artha sudah memperhitungkan semua ini.

Jika Rendi Lu bisa menekan Keluarga Cheng, dan dia bekerja sama dengan Rendi Lu, maka untuk sepuluh tahun ke depan, seluruh wilayah kota Lipovka akan menjadi kekuasaannya.

“Huh! Artha, kamu jangan lupa, bagaimana dulu kamu memohon aku untuk membangun perusahaan ini di kota Lipovka.” Ketus Sandy Cheng.

“Beberapa tahun terakhir ini juga aku tidak pernah lupa untuk berterima kasih denganmu, bukankah aku tiap tahun memberimu sebuah bingkisan besar? Apakah masih tidak cukup?” jawab Artha sambil tertawa.

Sandy Cheng berteriak dengan nada keras : “Aku bukan membicarakan hal ini, cucuku bisa dijebak sekian triliun oleh warga luar di tempat lelangmu, ini hal yang memalukan, kamu bahkan tidak membantunya, dan kamu bahkan mengusir orang-orangnya, apakah kamu tidak menganggap keberadaan Keluarga Cheng? Masalah ini, kamu harus membereskannya!”

“Tuan Sandy, aku merasa sedikit tersiksa.” Kata Artha sambil mengeluarkan senyum pahitnya, dan berkata lagi, “Pertama-tama, aku tidak mengenal klien itu, aku sungguh tidak tahu-menahu, apakah dia sengaja membuat Ricky Cheng menawarkan harga yang begitu tinggi atau tidak, selain itu aku juga tidak berada di lokasi lelang. Kedua, perusahaan aku mempunyai peraturan, orang luar tidak diperkenankan untuk membuat masalah di depan pintu, maka dari itu karyawan aku hanya bertindak sesuai dengan peraturan yang ada, aku turut menyesal jika ini menyakiti perasaan Tuan Muda Ricky.”

“Kalau begitu, begini saja, jika orang-orang itu merasa dirugikan, bagaimana kalau aku memberi mereka sedikit kompensasi?” kata Artha memandangi Sandy Cheng.

“Artha, apakah kamu pikir aku sungguh tidak tahu apa yang kamu pikirkan? Apakah kamu mulai merasa sayapmu sudah kuat, jadi kamu mulai meninggalkan Keluarga Cheng?”

Sandy Cheng menatap Artha dengan sinis, kemudian berkata : “Aku tidak mau tahu, aku sudah menyampaikan hal ini kepadamu, kamu bisa menghubungi bocah itu, dan menyuruhnya untuk berlutut meminta maaf dengan cucuku, atau tidak kamu tunggu saja, bagaimana Ricky Cheng akan menghabisimu!”