Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 388 Tiba di Konsulat

“Tidak akan, karena Bartu pasti lebih percaya Miller, jika mereka menguasai Madagaskar maka, Kota San Juan akan memiliki dampak yang besar. Jadi kerja sama kita dengan mereka, juga tidak akan mendapatkan manfaat apa-apa, hanya saja kita melakukan yang terbaik saja. Tapi jika kita membantu Keluarga Kerajaan Madagaskar untuk mengalahkan Bartu, maka kita memberikan bantuan di saat yang tepat, dan apa yang kita tuai pasti akan berbeda.” kata Rendi Lu sambil menggelengkan kepala.

“Jadi maksud kamu, jika Samba tidak menyetujui, maka kita akan mendukung Keluarga Kerajaan Madagaskar?” kata Suandi dengan mata berbinar-binar.

Yang jelas tentu lebih baik jika mendukung Keluarga Kerajaan, dibanding dengan mendukung seorang Raja.

“Setuju atau tidaknya, kita tetap harus membantu Keluarga Kerajaan Madagaskar.” kata Rendi Lu sambil tersenyum.

Karena tujuan mereka adalah seluruh sumber daya alam yang ada di wilayah Madagaskar, bukan hanya di Provinsi Wantong.

Asalkan dia membantu Keluarga Kerajaan Madagaskar untuk mengalahkan Bartu, dia percaya setengah sumber daya alam yang ada wilayah Madagaskar akan jatuh di tangannya.

Jika semua hasil sumber daya alam ini diekspor, maka sudah bisa dipastikan akan menghasilkan untung besar triliunan.

Dan yang paling penting adalah, meskipun LKK Tekno Sains miliknya memiliki sumber daya alam yang besar, terutama bahan-bahan langka.

Tapi, di dalam negara sendiri, banyak bahan langka yang dibatasi, kecuali dia membantu tim militer atau negara untuk mengembangkannya.

Inilah alasan pertama Rendi Lu segera menyuruh Roni membawa pasukan, setelah mengetahui situasi di Madagaskar.

Ribuan tentara, dan juga banyak senjata canggih, dia ingin berangkat dari perairan teritorial Myanmar, sejujurnya ini bukan hal yang mudah, menyebrangi Samudra Pasifik dan Samudra Hindia untuk sampai di Madagaskar.

Untungnya, di bawah Perusahaan Arthaguna masih memiliki beberapa kapal kargo yang super besar, semua prajurit berdandan ala pedagang dan juga nelayan, bahkan seperti tentara bayaran, jika tidak, pasti akan sangat mudah ketahuan.

Pagi ini Rendi Lu telah menghubungi Roni, Roni menyampaikan bahwa semua berjalan dengan lancar, dan juga telah sampai di Samudra Hindia, besok pagi mereka akan tiba di Pelabuhan Wantong.

“Pergi ke Kota San Juan, Fina kamu di sini dulu, jika Samba menghubungimu, kamu katakan saja kalau persyaratan tidak bisa diubah, dan jika dia menyetujuinya, maka kamu hubungi aku.” kata Rendi Lu kepada Fina.

“Baiklah.” kata Fina mengangguk.

Troy mengantar Fina ke hotel terlebih dahulu, kemudian baru melanjutkan perjalanan ke Kota San Juan.

Jarak antara Kota Babura dan Kota San Juan sekitar 4 jam perjalanan mobil, lebih lama lagi jika menggunakan kereta api.

Jangankan kereta berkecepatan tinggi seperti MRT, kereta biasa maupun kereta super cepat antar provinsi saja tidak ada, bisa dibayangkan betapa ketinggalannya ekonomi mereka.

Sedangkan saat ini di Kota San Juan, Walmond sedang mengajak orang-orang dari Konsulat Korea makan bersama.

Dia telah dipermalukan oleh Rendi Lu tadi malam, tentu saja dia meminta konsulat untuk membantunya mengembalikan nama baiknya.

Orang dari dia memang sudah mencuri mobil milik Troy, tapi dia percaya Rendi Lu tidak mempunyai bukti.

Sebaliknya, Rendi Lu merampok mobilnya di depan umum, kini Rendi Lu dalam posisi sulit untuk mengklarifikasi persoalan ini.

Ini juga yang membuat Walmond sangat percaya diri meminta Konsulat China untuk memaksa Rendi Lu meminta maaf.

“Tuan Walmond, jika memang benar kejadian ini seperti yang kamu katakan, maka Konsulat China tentu tidak boleh melindungi bocah yang bernama Rendi itu, tapi kamu harus memikirkan cara untuk menyuruh Kepala suku Bernad bersaksi untukmu, dengan cara ini, maka Konsulat China tidak akan bisa berbuat apa-apa lagi.” kata Konsul Jenderal Jacob dari Konsulat Korea setelah mendengar perkataan Walmond.

“Baik, aku akan menelpon Kepala suku Bernad sekarang.” Walmond mengangguk, kemudian mengeluarkan ponselnya untuk menelpon.

Dia percaya pengaruh daya dan juga hubungan kerja sama di antara mereka, Bernad pasti tidak akan keberatan datang dari Kota Babura ke Kota San Juan.

Tapi yang membuat Walmond kesal adalah, dia sudah menelpon Bernad tiga kali berturut-turut, tapi tak kunjung diangkat olehnya.

Bagaimana tidak, pada saat ini Bernad sedang dimarah habis-habisan oleh Samba, tentu saja dia tidak terlalu mempedulikan telpon dari dia.

Bernad sebenarnya telah mempersiapkan bingkisan yang sangat banyak, dan mengajak anaknya Bimo untuk mengunjungi Istana Raja, bersiap untuk mengajak Raja Samba untuk menangkap Rendi Lu.

Ketika Samba melihat Bernad membawa begitu banyak bingkisan untuknya, dia sudah bersiap untuk membantunya.

Tetapi ketika mendengar Bernad hendak menangkap Rendi Lu, dia langsung menampar Bernad, dia bahkan meminta Bernad mencari Rendi Lu untuk meminta maaf, dan harus mendapatkan pengampunan dari Rendi Lu, kalau tidak, dia akan mencabut jabatan Kepala suku-nya.

Bernad pun tertegun sejenak.

Samba yang telah menyaksikan kehebatan Rendi Lu dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana mungkin dia masih berani mencari masalah dengan Rendi Lu.

Dan yang paling penting adalah, mereka sedang mendiskusikan apakah akan menyetujui atau tidaknya mengenai proposal kerja sama dengan Rendi Lu.

Meskipun dia belum membuat keputusan, tapi dia bisa melihat bahwa para menterinya sudah tergoda dengan tawaran ini.

Jujur saja, bagaimana mungkin dia sendiri tidak tergoda, hanya saja permintaan Rendi Lu terlalu berlebihan, ada sedikit perasaan memanfaatkan kesempatan, maka dari itu dia masih sedikit ragu-ragu.

Tetapi dia juga tidak mempunyai pilihan lain, walau bagaimanapun dia sungguh tidak mempunyai sedikit harapan untuk mengalahkan para tentara Bartu.

Dia sekarang hanya bisa menunggu, menunggu hingga esok, apakah benar pasukan dari Rendi Lu akan sampai di Pelabuhan Wantong, jika apa yang dikatakan Rendi Lu benar, maka di saat pertama dia akan menghubungi Rendi Lu meminta bantuan dan juga bekerja sama dengannya.

“Sial! Bernad tidak mengangkat telponya, bagaimana kalau kita pergi ke Konsulat China saja terlebih dahulu? Dia pasti akan menelponku kembali ketika melihat telpon dariku,” kata Walmond.

“Boleh juga, sebenarnya jika Bernad tidak bersaksi, Konsulat China juga tidak akan berani untuk melindungi bocah yang bernama Rendi itu.” Jacob menganggukkan kepala, beberapa tahun terakhir ini dia telah berurusan dengan Hanabi, Konsul Jenderal dari Konsulat China, dia tahu Hanabi adalah seorang penakut, asalkan sikap mereka sedikit lebih keras, Hanabi pasti akan segera menurutinya.

“Kalau begitu, tolong Konsul Jenderal Jacob hubungi Hanabi, buat janji dengannya bahwa kita akan menemui mereka sore ini.” ucap Walmond menganggukkan kepala.

Kemudian Jacob menyuruh wakilnya dengan sopan untuk menghubungi Konsulat China.

Dan pada saat ini, Rendi Lu bertiga telah sampai di Kota San Juan, lalu menghabiskan wkatu sekitar 10 menit, dan pada akhirnya tiba di kantor Konsulat.

Ketika Hanabi mendapat telpon dari Rendi Lu, dia langsung keluar untuk menyambut Rendi Lu.

Dia telah mendapatkan telpon dari bos Kota Jingrang tadi malam, dan menyuruhnya untuk sebisa mungkin bekerja sama dengan kedatangan Rendi Lu dalam hal berinvestasi ini.

Seperti apa Rendi Lu, Hanabi telah mengetahuinya dengan jelas, dapat dikatakan, seluruh dunia telah mengetahui dia adalah pemilik dari LKK Tekno Sains.

Orang kecil seperti Hanabi, meskipun jabatannya adalah seorang Konsul Jenderal, tapi dia tidak mempunyai hak sama sekali, tentu saja dia harus melayani Rendi Lu dengan baik.

Ketika mereka diatur kerja di sini, mereka sudah tahu bahwa hidup mereka telah berakhir, karena ini adalah desentralisasi, selamanya diasingkan.

“Maaf sudah mengganggu Konsul Jenderal Hanabi.” kata Rendi Lu ketika turun dari mobil, segera berjabat tangan dengan Hanabi.

“Tidak mengganggu, tidak sama sekali, tenang saja Bos Rendi.” Hanabi sama sekali tidak habis pikir, Rendi Lu begitu sungkan, senyum aneh tersirat dari wajahnya.

“Baiklah, kalau begitu kita bicarakan di dalam saja ya.” Rendi Lu tersenyum dan menarik tangannya kembali.

Di luar sangat panas, bahkan dia sendiri sudah tak tahan lagi.

“Wah, kamu tidak perlu repot-repot keluar untuk menyambut kami Konsul Jenderal Hanabi, biarkan saja wakilmu yang melakukannya.”

Dan pada saat ini, mobil Walmond dan Jacob juga telah tiba di Konsulat. Setelah turun dari mobil dan melihat Hanabi, Jacob mengira Hanabi keluar untuk menyambut dia, dan dia mulai merasa dirinya bagaikan orang penting.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu