Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 297 Ariel Mati

Ketua Pengawal itu mengangguk dan memberitahu kepada dua orang. “Kalian berdua kesana.”

Kedua orang itu adalah orang Afrika, tapi telah mengikuti Jordan tujuh delapan tahun dan bisa bahasa mandarin.

Mereka melirik ke Rendi yang berada di seberang, lalu mengangguk kepalanya dan langsung berjalan ke ruangan dimana Rendi berada.

Rendi tetap tenang, tanpa melihat banyak kearah mereka setelah melihat pengawal yang menjaganya diluar.

Ia menonton pertandingan di panggung, sambil merokok.

Dengan cepat, Patrick terkalahkan oleh Khaw.

Saat juri mengangkat tangan kanan Khaw dan mengumumkan kemenangannya, Khaw menepuk dadanya dengan sombong.

“Apakah ada orang yang ingin menantang Khaw? Bagi yang menang, boleh mendapatkan satu miliar, tapi kita tidak bertanggung jawab atas luka penantang. Aku menghitung mundur sepuluh detik, kalau tidak ada orang yang menantang, maka pertandingan hari ini akan berakhir disini.” ujar pembawa acara.

“Aku.”

Saat ini, Roni langsung naik keatas panggung.

“Baik. Kita akan memberikan satu miliar jika kamu mengalahkan Khaw. Tapi kalau kamu terluka oleh Khaw, kita tidak akan bertanggung jawab. Sebaiknya kamu pikirkan semua ini dengan baik-baik.” ujar pembawa acara kepada Roni.

“Aku sudah memikirkannya dengan baik-baik. Mulai saja!” ujar Roni.

Pembawa acara itu menyeringai setelah melihat Roni begitu pasti.

Ronde terakhir setiap malam ini biasanya tidak akan ada satupun yang berani menantang.

Karena setiap orang terakhir yang berada di panggung sini adalah orang yang terhebat. Itu sama saja mencari mati kalau berani datang menantang.

Beberapa tahun yang lalu, juga ada orang yang kehilangan nyawa demi satu miliar. Setelah itu, meskipun ronde ini diadakan setiap hari, tetapi jarang ada orang yang berani untuk menantang.

Para penonton terkejut saat melihat ada orang yang berani menantang malam ini. Para penjudi yang kalah mulai bersorak, berharap Roni bisa mengalahkan Khaw.

Ariel berkerut alis setelah melihat Roni menantang di ronde ini.

Sedangkan mata Jordan bersinar sebelum ia menyuru pengawalnya untuk beraksi. Ia ingin melihat pertandingan antara Roni dengan Khaw terlebih dahulu, demi mengetahui kemampuan Roni.

Kalau kemampuan Roni sangat baik, maka ia akan menarik kembali keputusan untuk membunuh Rendi dan Roni malam ini.

Lagipula ia tidak bawa banyak orang hari ini.

Ia adalah orang yang teliti. Ia jarang melakukan hal yang kurang pasti.

“Jenderal Jordan...” Ariel mengingat Jordan.

Jordan mengayunkan tangannya dan berkata, “Tidak buru-buru. Rendi sekarang diawasi oleh pengawalku. Ia tidak akan mungkin begitu mudah untuk kabur.”

Ariel hanya bisa mengangguk setelah melihat kondisi ini.

Ia juga tidak boleh terus menganggu Jordan. Kalau tidak, Jordan mungkin saja merobek kertas perjanjian mereka dan tidak lagi kerja sama dengannya.

“Hehe, ada saja orang yang tidak takut mati.” Khaw mulai menilai Roni saat melihat Roni berani menantang dirinya.

Roni terlihat sangat tenang dan tidak sombong. Khaw sama sekali tidak bisa melihat kemampuan Roni yang sebenarnya.

“Dasar orang China yang tak berguna! Aku akan membuatmu berlutut kepadaku. Aku boleh memaafkanmu. Kalau tidak sebagai hukumanku kepadamu, aku akan mematahkan kakimu.” Khaw menatap remeh kepada Roni.

“Banci Thailand seperti dirimu berani membuatku berlutut?” Roni menatapnya sekilas, lalu langsung menghajar Khaw.

Tentu Khaw bukanlah transgender. Roni mengatakan ini hanya untuk membalas dendam kepada panggilan Khaw kepadanya.

“Sialan kamu! Cari mati saja!” Banci Thailand merupakan hal-hal yang dibenci Khaw. Banyak orang di negaranya suka menjadi transgender. Sebagai orang Thailand, ia sungguh merasa malu, tapi ia juga tidak berani untuk merubah semua ini.

Siapa yang berani memanggilnya banci, maka ia akan berani mempertaruhkan nyawanya untuk orang itu.

Melihat Khaw yang mulai kesal, Roni tertawa dingin di dalam hati, tapi ia masih terlihat berusaha dari luar. Ia pelan-pelan berpindah kearah ruangan Jordan.

Saat ini, Jordan sedang menyeringai setelah melihat Roni dihajar Khaw.

Khaw adalah bawahannya, bahkan Roni tidka bisa mengalahkannya, berarti Rendi itu juga biasa saja.

Ia bersiap untuk memberikan kode kepada Khaw, agar Khawa langsung membunuh Roni.

Lalu saat ini, Roni sengaja berpura-pura. Hati Khaw sangatlah senang dan langsung menendang perut Roni.

Roni mendengus kesakitan, seketika langsung ditendang terbang oleh Khaw.

Jordan menggelengkan kepalanya melihat kondisi ini dan ingin menertawai Ariel, karena ia merasa malu kepada Keluarga Zuo, bahkan tidak bisa mengalahkan musuh yang begitu tidak berguna.

Tapi saat ini hanya terlihat Roni lompat ke dalam ruangan. Sebelum beberapa pengawal menyadari ini, Roni telah merebut pistol dari seorang pengawal, sebelum ia terjatuh di lantai.

Dorr! Dorr!

Tubuh Roni baru saja jatuh di lantai, lalu ia menembak beberapa kali kepada pengawal, seketika beberapa pengawal terjatuh pingsan.

“Lindung Jenderal!”

Ketua Pengawal berteriak dan langsung mengeluarkan pistol kearah Roni.

Jordan tidak sangka bahwa Roni berani menyerangnya, seketika hatinya sangat panik dan bersembunyi di belakang sofa, lalu mengeluarkan pistolnya untuk mencari keberadaan Roni.

Sedangkan Ariel sudah kehilangan arwahnya dan langsung bersembunyi di bawah meja.

Di sisi lain saat ini.

Kedua pengawal yang mengawasi Rendi seketika mengeluarkan pistol untuk membantu mereka.

Lalu saat ini, Rendi memecahkan gelas kaca di tangannya dan langsung ia lempar. Seketika serpihan kacanya menjadi senjata tajam dan dilayangkan kearah kedua orang pengawal itu.

Srekk! Srekk!

Kedua pengawal itu baru saja mengeluarkan pistolnya dan belum melangkahkan kakinya. Tiba-tiba kepala mereka terluka karena serpihan kaca, bahkan ada ubun-ubun seseorang terluka karena serpihan kaca itu.

Mereka berdua mendengus pelan, lalu tubuhnya langsung terjatuh di lantai.

Rendi keluar dari ruangan dan segera merebut pistol dari kedua tangan pengawal itu. Ia langsung menembak beberapa kali ke ruangan di seberangnya.

Meskipun beberapa pengawal Jordan menujukkan punggungnya kepada Rendi, tetapi itu berakhir menjadi target penembakkan Rendi.

Setelah membunuh seluruh pengawal Jordan, Rendi tidak menemukan Jordan, tapi ia menemukan Ariel yang bersembunyi dibawah meja. Lalu ia langsung menembak Ariel tanpa ragu.

Ariel sedang gemetar ketakutan, siapa sangka ada sebuah peluru melayang kearahnya. Tubuhnya gemetar dan seketika merasa nyawanya sudah mau melayang.

Ia berbalik badan secara susah dan menemukan Rendi mereka sedang berjalan kearahnya. Seketika ia tahu Rendi yang menembaknya.

“Aku tidak ingin mati! Aku tidak dapat menerimanya!” Tubuh Ariel masih gemetar dan sangat menyesal mengapa dirinya harus datang ke Myanmar untuk menyerang Rendi.

Tapi saat ini juga tidak berguna kalau ia merasa menyesal.

“R-rendi... Ayahku p-pasti tahu kamu lah yang m-membunuh...” Ariel melihat kedatangan Rendi kearahnya. Ia ingin berkata bahwa Ayahnya akan tahu Rendi yang membunuh dirinya, tapi ia kehabisan nafas terakhirnya dan langsung tewas di tempat.

Rendi membunuh Ariel, tapi hatinya tidak merasakan apapun.

Saat ia menebak Ariel ingin membunuhnya dengan tangan Jordan, ia telah memutuskan kematian Ariel.

“Jordan, semua orangmu telah mati. Keluarlah kamu!” ujar Rendi sambil mengarahkan pistolnya ke sofa.

Lalu saat ini Rendi tiba-tiba merasakan sesuatu yang berbahaya. Hatinya terkejut, lalu langsung berguling keluar tanpa ragu.

Novel Terkait

Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu