Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 146 Undangan dari Sulan

"Penyelamat, aku, aku hanya seorang tukang bersih-bersih, tidak memiliki kemampuan apapun." Mendengar perkataan Rendi, Melissa merasa agak terharu, namun dia tetap mengatakan kenyataan, Melissa merasa terharu akan kebaikan Rendi, namun dia tidak ingin menyulitkan Rendi.

"Tidak apa, kamu boleh memilih pekerjaan bersih-bersih, tentu saja kamu juga boleh memilih pekerjaan lainnya." Rendi memutuskan untuk membantu wanita yang malang ini.

"Aku..." Melissa Goyah, dia yang sekarang memang sangat membutuhkan sebuah pekerjaan yang mengakomodasi makan dan tempat tinggal, namun hatinya juga merasa tidak nyaman.

"Begini saja, sekarang aku membawa kamu pergi ke perusahaan untuk melihat-lihat." Setelah mengatakannya Rendi langsung melangkah keluar.

Melissa bimbang sejenak, akhirnya memilih untuk mengikuti Rendi dan naik mobil.

Setelah tiba di gedung perusahaan Wijaya, Rendi meminta Wolf untuk membawa Melissa dan anaknya untuk naik keatas, dia juga meminta Wolf untuk mengatur sebuah pekerjaan untuk Melissa, kamudian dia pergi.

Melihat Rendi yang memberi dia sebuah pekerjaan, dan ternyata bekerja di LKK Tekno Sains, Melissa merasa senang, pada saat yang bersamaan juga merasa tidak percaya diri.

"Ma... direktur Wolf, aku hanya bisa melakukan pekerjaan bersih-bersih." Melissa merasa lebih tidak percaya diri lagi, ini bukanlah sebuah perusahaan kecil biasa.

"Baik, kalau begitu kamu bekerja sebagai cleaning service dulu." Wolf menganggukkan kepala, lagi pula Melissa adalah orang yang dipekerjakan oleh Rendi, dia juga tidak akan banyak bertanya, tiba pada saatnya nanti cukup berikan dia gaji saja.

Wolf mengantar Melissa ke kantor HRD, bertemu dengan manager HRD yang bernama Joan mengatakan : "Manager joan Xu, kamu atur sebuah pekerjaan cleaning service untuk dia, sekalian berikan dia kartu makan di kantin dan tempat tinggal."

"Baik direktur Wolf." Joan menganggukkan kepala, setelah Wolf pergi, dia baru melihat Melissa dengan penasaran.

Melihat Melissa tidak hanya memiliki kaki yang lumpuh, juga membawa anak untuk melamar pekerjaan, muncul tatapan mencemooh dari matanya.

Namun Melissa adalah orang yang Wolf antar secara pribadi, dia juga tidak mengetahui dengan jelas apa hubungan mereka, jadi dia juga tidak bisa berkomentar apa-apa.

"Siapa namamu?" Tanya Joan.

"Melissa." Jawab Melissa.

"Apakah kamu ada membawa KTP" Tanya Joan.

"Saya belum mengurus pembuatan KTP baru, bisakah anda membantu saya untuk mengurus prosedur masuk kerja terlebih dahulu, tunggu beberapa hari kemudian baru melengkapi kekurangannya?" Tanya Melissa dengan lemah.

Joan mengerutkan kening, bagaimana mengurus prosedur masuk kerja tanpa KTP?

"Apakah Wolf yang menyuruh kamu untuk datang?" Tanya Joan kepada Melissa.

"Penyelamat anakku lah yang menyuruhku untuk datang, dia mengatakan bahwa dia akan membantu aku mencarikan sebuah pekerjaan, kemudian dia mengantar kami datang kemari, lalu meminta Wolf untuk membawa kami masuk." Jawab Melissa jujur.

"Baiklah, ingat setelah membuat KTP baru langsung datang kemari untuk melengkapi prosedur masuk kerja." Joan menganggukkan kepala, walaupun tidak ada hubungan langsung dengan Wolf, namun sedikit atau banyak, wanita ini masih ada hubungannya dengan Wolf, kalau begitu tutup sebelah mata saja, lagi pula dia hanya seorang cleaning service.

Setelah berpikir seperti itu, Joan segera mengurus prosedur masuk kerja Melissa, kemudian menelepon orang bawahannya utnuk membawa Melissa pergi ke tempat tinggal yang telah disediakan.

Setelah menunggalkan gedung perusahaan Wijaya, Rendi menerima telepon dari nomor tidak dikenal, melihat bahwa ini adalah nomor dari kota Yuzoda, Rendi pun mengangkatnya.

"Tuan Rendi, aku adalah Sulan, jam tujuh malam, aku mengadakan sebuah perjamuan, aku ada seorang teman yang ingin mengenalmu, apakah kamu bisa datang?" Kata Sulan seketika setelah telepon terhubung.

"Apa bagusnya mengenal orang kasar sepertiku ini." Rendi tersenyum, dia tidak ingin berpartisipasi dalam perjamuan seperti ini.

"Tuan Rendi, sebenarnya begini, Kevin masih belum menyerah, bisakah kamu membantu aku sekali lagi." Kata Sulan memohon.

"Kakek Kevin, Darius juga sudah mengatakan bahwa jika aku tidak menikah dengan Kevin, maka dia tidak akan menyerahkan tanah di Palau Randayan." Kata Sulan setelah melihat Rendi tidak mengatakan apa-apa,

Rendi mengubah pikirannya, Davin Chen sudah memberikan tanah di Pulau Randayan itu kepada Rendi, jika keluarga Zhang tidak ingin menyerahkannya, maka artinya mereka ingin menggertak dirinya.

"Baik, pada saatnya nanti aku akan tiba disana tepat waktu." Kata Rendi setelah memikirkannya.

Dia harus mendapatkan tanah itu, dalam hati dia sudah memikirkan, setelah dia mendapatkan tanah di Pulau Randayan itu, maka akan menjadikannya sebagai pangkalan perusahaan raw stone.

Sekarang perusahaan raw stone sudah didirikan, namun masih menyewa kantor, dan gudang juga belum menyewa gudang, sehingga sampai sekarang belum mengimpor raw stone.

Sore hari, setelah menjemput Kiki, Rendi memasak, kemudian menunggu Linda pulang untuk makan bersama, setelah selesai makan, Rendi melihat waktu sudah jam setengah tujuh, lalu mengatakan : "Aku akan keluar untuk mengurus sesuatu, pulangnya agak malam."

"Apa hubungannya kamu ada pulang atau tidak denganku?" Tanya Linda dengan dingin.

Dia masih marah dengan Rendi, jika bukan karena kemarin telah terjadi gempa, dia juga tidak ingin berbicara dengan Rendi.

Namun walaupun ada berbicara, juga tidak tidak mengatakan kata-kata yang bagus.

Dalam hati, Rendi menghela nafas, lalu keluar.

Setelah naik mobil, Rendi menanyakan alamat tempat perjamuan dengan jelas, kemudian langsung berangkat.

Setelah tiba, Rendi menyadari bahwa ini adalah pertemuan pribadi, dan terlihat berkelas tinggi.

Ada berhenti beberapa mobil mewah yang berhenti di depan gerbang klub, diantara mobil-mobil mewah yang ada, mobil A6 milik Rendi tidaklah mencolok, bahkan terlihat sedikit suram, tidak ada orang yang akan melihatnya untuk waktu yang lama.

Rendi mencari tempat parkir, tepat ketika dia mulai memarkirkan mobil, ada seorang satpam yang mengetuk jendela mobilnya.

Rendi jendela mobilnya, sambil mengerutkan kening dia bertanya : "Ada apa?"

"Maaf, disini tidak ada tempat parkir, mohon mencari tempat parkir diluar saja." Satpam melihat Rendi dengan tatapan mencemooh, bagaimana mungkin sebuah mobil Audi parkir di tempat mereka ini.

"Bukankah ini adalah tempat parkir?" Rendi mengerutkan kening sambl menunjuk tempat parkir yang ada didepan.

Satpam menunjuk ke mobil mewah yang ada disekitar, dengan mencemooh mengatakan : "Kamu lihatlah mobil milik orang lain itu mobil apa, apakah mungkin mobil jelekmu itu parkir disini?"

Mobil jelek?

Sejak kapan seorang satpam juga bisa sehebat ini, bisa memandang rendah mobil Audi yang harganya ratusan juta?

Rendi merasa terkejut, dia melihat satpam itu dari ujung kepala hingga ujung kaki, tidak menemukan satpam itu memiliki sesuatu yang melebihi orang lain?

Apakah orang ini juga menyamar untuk kemudian menyerangku secara tiba-tiba?

"Apakah tempat parkir juga membedakan mobil apa yang bisa parkir disana? sejak kapan klub kalian menjadi sehebat ini?" Tanya Rendi mencemooh.

"Saudara, jujur saja, klub kita ini sudah direservasi orang, semua orang yang datang kesini adalah tokoh penting, jadi kamu pergilah, aku tidak ingin menyulitkanmu." Bujuk Satpam itu.

"Kamu mengatakan bahwa aku bukan datang untuk berpartisipasi pertemuan didalam? Tendi tersenyum kecil.

"Kamu?" Tatapan satpam sangat mencemooh, "Apakah kamu tahu siapa yang mereservasi klub kita?"

Rendi tidak mengatakan apa-apa, dengan sombongnya satpam itu mengatakan : "Orang yang mereservasi klub kita adalah nona besar dari keluarga Chen, orang yang bisa diundang oleh nona besar keluarga Chen pastinya adalah orang kaya, mobil yang dikemudikan mereka harganya pasti dari miliaran keatas, kamu ini apa?"

Rendi melihat sekeliling, mobil yang parkir disini memamang tidak ada yang harganya dibawah miliaran.

Saat ini, ada sebuah mobil Big G yang mendekat, walaupun mobil Big G ini bukan mobil impor, namun harganya juga mencapai miliaran.

"Satpam, ada apa? Biarkan mobil Audi itu parkir sendiri saja, masih bertele-tele, cepat suruh dia pergi." Kata seorang pemuda yang mengeluarkan kepala dari dalam mobil G500 itu tidak sabar.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu