Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 56 Bantu Mencari Kerja Untuk Rendi

“Sayang, apakah dua puluh miliar ini buat diriku?”ucap Linda semangat sambil memeluk Rendi erat.

“Aku juga bisa memberi semuanya untukmu.” Rendi terkekeh dan berpikir dalam hati, kebetulan ia memberi semua uangnya kepada Linda, agar Linda tidak terus menyuruhnya melakukan usaha.

“Tidak mungkin kamu masih memiliki dua ratus miliar, sudah membayar begitu banyak pajak, lagipula aku juga tidak akan asal menggunakan dua juta miliar ini. Mendirikan usaha itu ada resikonya. Kalau gagal lagi, dua puluh juta miliar ini bisa dijadikan modal untuk jaya kembali.” Linda menggelengkan kepalanya, apa yang ia katakan tadi bermaksud ia tidak akan asal menghamburkan uang dan juga mau Rendi berani untuk mendirikan usaha.

Rendi tertawa pahit, ingin bermalas-malasan pun menjadi susah.

Mereka berdua masuk bersama ke Jade on 36, lalu dengan cepat menemukan tempat pesanan Yuli dan pacarnya.

Meskipun pacar Yuli tidak terlalu tampan, tapi ia terlihat cukup pintar.

“Joan Xu, pacarku. Joan, mereka berdua temanku pada masa kuliah, Rendi dan Linda. Mereka berdua sudah menikah.” Yuli memperkenalkan kamu setelah melihat kedatangan Rendi dan Linda.

“Salam kenal.” Joan menjulur tangannya untuk bersalaman dengan Rendi. Melihat Rendi yang berpakaian biasa, ia juga tidak tertarik untuk banyak bicara lagi.

“Salam kenal.” Melihat orangnya tidak ada niat untuk berbincang dengannya, Rendi tersenyum tipis, lalu menarik kembali tangannya.

Saat Joan bersalaman dengan Linda, matanya seketika bersinar, sangat jelas wanita yang seperti Linda memang bisa membuat orang-orang tercengang.

“Nona Linda bekerja dimana?” tanya Joan saat mereka bersalaman.

”Di Perusahaan Elektronik Tongjia.” Linda menarik kembali tangannya dan duduk disamping Rendi.

“Ah, kebetulan sekali.” ujar Joan agak terkejut.

“Kamu juga karyawan dari perusahaan itu? Departemen apa?” Linda juga menatap Joan terkejut. Orang yang seperti Joan, tidak terlihat seperti karyawan biasa.

“Bukan. Joan itu anak lulusan S3 manajemen dari Universitas Oxford, bagaimana mungkin ia bekerja di perusahaan kecil seperti Perusahaan Elektronik Tongjia?”

Maksudnya ia itu pacarnya adalah anak yang berbakat, sama sekali tidak menganggap perusahaan kecil seperti Perusahaan Tongjia. Di saat yang sama, ia juga sekaligus meremehkan Linda.

Kamu lihat anak lulusan S1 yang seperti dirimu, hanya bisa bekerja di Perusahaan Tongjia yang kecil.

Linda tentunya mengerti maksud kata Yuli, tapi sifatnya ada kesamaan dengan Rendi, sehingga biasanya ia malas mengurus hal-hal kecil seperti itu.

“Seperti ini, aku melamar kerja sebagai Wakil Manajer departemen sumber daya manusia di LKK Tekno Sains dan kemarin aku baru mengurus administrasi masuk kerja disana. Saat itu aku mendengar Pak Wolf dan Bu Jessie membahas Perusahaan Tongjia. Aku penasaran untuk bertanya, mereka bilang Perusahaan Tongjia merupakan perusahaan yang dibeli oleh pemilik Bos di belakang LKK Tekno Sains. Jadi aku agak terkejut.” jelas Joan.

Kebetulan Pak Wolf dan Bu Jessie yang dimaksud Joan adalah Wakil Direktur taman sains yang diperintah Rendi untuk sementara waktu. Kalau tidak salah, setelah fase proyek pertama jadi dan taman sains mulai dijalankan, mungkin diantara mereka berdua ada salah satu yang menjadi Ketua Direktur dan satunya lagi tetap menjadi Wakil Direktur.

Apa yang dimaksud Joan tadi adalah LKK Tekno Sains dan Perusahaan Tongjia memiliki Bos yang sama, berarti mereka juga bisa terhitung rekan kerja, jadi ia ingin coba berdekatan dengannya.

Hanya saja ia tak sangka bahwa Yuli mengerti maksudnya.

”Ah, ternyata pemilik LKK Tekno Sains yang terkenal di Kota Yuzoda beberapa hari ini adalah Bos kita!” Linda sungguh terkejut. Ia akhirnya teringat saat rapat kemarin, pemilik saham terbaru Direktur Lu terus menekankan bahwa ia akan membuat Perusahaan Tongjia sebagai perusahaan elektornik yang terkenal di dunia ini. Meskipun saat itu Direktur Lu berbicara dengan begitu meyakinkan, tapi juga ada beberapa orang kantor yang tidak percaya.

Tapi kalau dipikir kembali, jika taman sains milik LKK Tekno Sains selesai didirikan, maka Perusahaan Tongjia mungkin saja akan meningkat tinggi.

“Tapi semua ini harus melihat maksud Bos LKK Tekno Sains. Sepertinya ia ingin menyerah kepada Perusahaan Tongjia dan membentuk negeri teknologi yang keren di satu negeri ini.” Yuli sekali lagi merusak impian Linda yang indah.

“Bos LKK Tekno Sains kita kaya juga. Kudengar ia setidaknya harus menghabiskan seratus triliun untuk mendirikan taman sains ini. Ini sudah melewati Perusahaan Wijaya. Yuli, kamu besok pergi melamar kerja kan? Semoga kamu berhasil.” ujar Joan dan tiba-tiba merubah topik pembicaraan.

“Ada apa? Kamu meremehkan kemampuanku? Apakah kamu percaya aku pasti akan lulus juga jika melamar kerja sebagai sekretaris pribadi Ketua Dewan Direksi?” ucap Yuli sombong.

Rendi merasa lucu dan berpikir lagi di dalam hati. Kalau kamu melamar sebagai sekretaris pribadi Ketua Dewan Direksi, aku tidak akan mau.

Ia diam-diam bersandar di sofa dan minum teh, sambil mendengar Linda, Yuli dan Joan membahas perusahaannya. Hatinya tiba-tiba muncul sebuah perasaan.

Joan tertawa dan tidak lanjut berbicara. Yui sudah agak membosankan. Awalnya ia ingin menunjukkan adegan mereka berdua berpacaran di hadapan Rendi, tapi entah mengapa Joan tidak mengerti maksudnya.

”Rendi, kamu sekarang bekerja dimana?” tanya Yuli melihat Rendi yang terlihat bosan.

“Pengangguran.” balas Rendi santai.

“Aduh, sepertinya kegagalan mendirikan usaha kali itu cukup memberi pukulan yang kuat untukmu, hingga sadar belum tersadar kembali.” sindir Yuli.

Mengingat ia dulu merelakan harga dirinya untuk menyatakan perasaan kepada Rendi di depan umum, tapi siapa sangka ia langsung ditolak dan imajinasi romantisnya seketika menjadi lawakan para warga sekolah.

Masalah ini sudah terjadi empat lima tahu yang lalu dan ia masih mengingatnya dalam hati.

“Hmm, biasa aja. Gagal beberapa kali, siapa tahu selanjutnya sukses.” ujar Rendi biasa.

“Kamu kira mendirikan usaha itu seperti melakukan percobaan, bisa diulang berkali-kali setelah kamu gagal? Lalu mengapa hingga sekarang kamu belum pernah mencobanya?” ujar Yuli.

“Ada kok. Sekarang aku sedang mendirikan usaha.” ujar Rendi.

”Cih!” Yuli tertawa dingin, ia sama sekali tidak percaya.

Rendi hanya bisa menaikkan bahunya, malas untuk menjelaskan kepadanya.

“Melihat kita sama-sama teman, aku suruh Joan saja untuk membantumu mencari lowongan kerja di LKK Tekno Sains.” ujar Yuli, seperti memandang Rendi rendah.

”......” Rendi tertawa di dalam hati. Ia sudah tahu kalau Yuli sengaja ingin membuat masalah hari ini.

Mendengar ucapan Yuli, Linda menjadi agak ragu.

Meskipun ia ingin membiarkan Rendi untuk melakukan usaha lagi, tapi Rendi saja sudah gagal sekali. Entah apakah kali ini ia bisa sukses atau tidak. Tapi kalau gagal lagi, maka mereka hanya tersisa dua puluh miliar.

Ia tiba-tiba merasa kalau Rendi bisa bekerja di LKK Tekno Sains dan masuk ke dalam departemen manajemen, setahun juga bisa mendapat gaji yang cukup banyak. Itu lebih stabil dibanding mendirikan usaha.

”Yuli, apakah kamu sungguh bisa mencari lowongan kerja untuk Rendi di LKK Tekno Sains?” Linda menoleh kearah Yuli dengan tatapan penuh harapan.

“Linda, kamu tidak sungguh ingin Rendi pergi bekerja di LKK Tekno Sains kan? Ia tidak memiliki bakat apapun dan juga lulus dari universitas biasa, bahkan kurasa ia harus mulai menjadi karyawan biasa atau bekerja paruh waktu.” ujar Yuli sambil tertawa.

“Sebenarnya dengan kondisi tubuh Rendi, walaupun tidak ada bukti selesai wajib militer, tapi tunggu aku resmi mulai bekerja, aku bisa membantunya untuk memberi pekerjaan sebagai petugas keamanan.”

Joan lihat Yuli sepertinya juga kurang bersahabat kepada Rendi dan ingin sekalian menyindir Rendi.