Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 219 Suandi Keluar dari penjara

Riko sangat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Herman yang barusan galak dan bahkan memborgol mereka semua, setelah semenit kemudian, dia memukul wajahnya sendiri, bahkan dia lebih terlihat seperti saudaranya sendiri.

Semua orang menatap Rendi, melihat bagaimana dia mengatakannya.

Rendi tidak seperti yang lainnya, ketika melihat Herman dia langsung berjabat tangan, dia juga dengan hangat memegang tangan Herman dan berkata dengannya dengan lembut: “Herman mohon maaf, barusan kami memiliki sedikit konflik, ternyata ini salah paham, akan lebih baik jika kita saling menjelaskan.”

Dia menarik kembali tangannya sambil tersenyum, dan segera mengeluarkan rokok dan memberikannya kepada Herman, pada pertemuan Tiga Satria Margin, ia juga segera mengeluarkan rokok itu kepada sekelompok petugas polisi, semuanya ternyata merokok, mereka mengobrol dengan gembira, seperti teman lama yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu.

“... Herman, masalahnya sudah seperti ini, lalu bagaimana dengan kasus saudaraku Suandi?” Rendi menatap Herman dan tersenyum.

“Mereka semua benar-benar ngacau, beberapa hari ini aku pergi ke distrik untuk belajar lebih lanjut, tetapi aku tidak tahu masalah ini, tunggu aku melihat kasusnya dulu, lalu aku akan mengatasinya hari ini.” Herman menganggukkan kepala, raut wajahnya seperti menyalahkan orang lain.

Wakil kepala dan yang lainnya tanpa terkecuali membencinya.

Tapi Herman adalah atasan mereka, tidak ada yang berani mengatakan tidak.

“Baiklah, kami turun dulu, maaf sudah merepotkan Pak Herman, aku pasti hadir di jamuan malam nanti.” Rendi tersenyum dan membawa beberapa orang turun dua lantai ke mobil yang ada di sebelah gerbang.

Pada saat ini, Herman dan yang lainnya dari lantai dua melihat kebawah, dan melihat bahwa Rendi dan yang lainnya benar-benar mengendarai mobil mewah.

“Mereka mengendarai mobil apa, kristo, bukannya kamu mengerti tentang mobil?” Herman bertanya kepada seorang petugas polisi yang ada di sebelahnya, hatinya sedikit sakit.

Meskipun dia tidak tahu nama mobil yang dikendarai Rendi, tapi dia tidak bodoh, mobil itu terlihat seperti mobil mewah seharga miliaran, tidak ada seorang pun Huayan yang mampu membeli mobil sebagus itu, orang seperti ini terlihat seperti orang di dalam seseorang.

Sejak kapan keluarga Xu mengenal pria sekaya itu?

“Pak Herman, kalau aku tidak salah lihat, ini adalah mobil Limited edition dari BMW, namanya Steinway, satu mobil harganya sekitar 6 miliar, dan kamu harus memesannya terlebih dahulu, jika tidak walaupun kamu punya uang kamu tidak akan bisa membelinya.” Polisi itu melihatnya dan berkata dengan terkejut.

Orang-orang yang dapat mengendarai mobil mewah seperti ini tiba-tiba datang ke Desa Dwikora mereka, dan demi seorang pemuda bodoh, keluarga Xu berkenalan dengan orang-orang hebat.

Satu mobil harganya 6 miliar?

Herman terkejut, ini benar-benar mobil mewah, jangankan Kota Huayan, bahkan hanya ada beberapa orang di daerah Holmes yang mampu mengendarainya.

Dia benar-benar merasa bersalah sekarang, tanpa berkata apa-apa, dia pergi sendiri untuk melepaskan Suandi.

“Saudara Suandi, bebrapa hari ini aku telah melakukan kesalahan padamu.” Sambil tersenyum, dengan tangan sendiri Herman membuka borgol Suandi.

Hendra melihat perbedaan sikap Herman, dan tahu bahwa Rendi membuatnya takut.

Tetapi dia tidak mengatakan apa-apa, hanya tersenyum pada Herman dan bertanya: “Pak Herman, apakah aku bisakah pulang sekarang?”

“Tentu saja, kamu bisa pulang, ini adalah kesalahpahaman, ngomong-ngomong, saudaramu Rendi akan datang untuk minum malam nanti, kamu harus datang juga.” Herman tahu bahwa ia telah mengambil jalan yang salah untuk keluarganya, jika dia tidak membuat jamuan makan untuk meminta maaf kepada Suandi, masalah ini mungkin akan diingat oleh Suandi.

“Baiklah, selama kakak Rendi datang, aku pasti akan datang.” Suandi mengangguk, merenggangkan kedua tangannya, dan turun kebawah.

Rendi membawa beberapa orang dan sengaja bersandar di depan mobil untuk merokok, itu hanya untuk memberi sedikit tekanan pada Herman untuk membebaskan saudaranya sesegera mungkin, maksudnya adalah, jika kamu tidak membebaskannya, dirinya dan orang yang dibawanya tidak akan pergi.

“Bos Rendi, menurutmu apakah mereka benar-benar bisa melepaskan saudaramu pergi hari ini?” Riko sedikit tidak percaya dengan perkataan Herman, bagaimanapun keluarga Tan dan keluarganya adalah keluarga yang sama, meskipun mereka tidak memiliki hubungan spesial, tapi mereka sering kontak.

“Jangan khawatir, ada orang di atas kita, mereka mau tidak mau harus melepaskannya.” Troy berkata dengan wajah menghina.

Bahkan Dewan kota secara personal menelponnya, dan jika Herman masih berani untuk tidak patuh, maka itu adalah suatu kebodohan.

Tidak, ini benar-benar bodoh, jika Herman benar-benar bodoh, dia tidak layak untuk menjadi Kepala.

“Apakah ini benar-benar si jendelar danny?” Riko kepikiran dengan apa yang dikatakan Rendi ketika dia menelpon Herman, dia terkejut dan secara tidak sadar bertanya.

Hendri menepuk bahu Riko dan berkata sambil tersenyum: “saudara Riko, percayalah, jika Tuan Rendi turun tangan, tidak ada hal yang tidak bisa selesaikan”

Riko memiliki keraguan di hatinya, mengapa ketiga pria besar ini memanggil Rendi dengan panggilan Tuan muda? Apakah dia benar-benar seorang Tuan muda, jika itu benar, maka Suandi anak muda itu terlalu hebat, bisa mengenal orang besar seperti itu.

“Itu benar, jika Tuan Rendi turun tangan, Pak Herman harus menghormatinya” Riko mengangguk, dan hatinya tidak ragu lagi.

Benar saja, setelah beberapa menit, terlihat Suandi sedang berjalan turun, tetapi setelah dikurung selama beberapa hari, seluruh badannya sedikit kuyu.

“Kak Rendi!” Begitu dirinya turun ia melihat Rendi dan beberapa orang lainnya, mata Suandi berbinar, dan dia berjalan menghampiri Rendi dengan cepat.

Dia juga menyapa Riko dan Tiga Ksatria Margin: “Kakak ipar, Kak Hendri, Kak Gody, Kak Troy.”

Rendi mengajak dia dan tiga Kstaria Margin untuk makan, jadi mereka semua saling kenal.

“Saudaraku, sangat menderita.” Tiga Ksatria Margin menepuk bahu Suandi dan berkata.

Suandi tersenyum, meskipun dia dianiaya dan dipenjara selama hampir seminggu, tapi dia tidak akan menunjukkan kemarahannya di depan Rendi dan yang lainnya.

“Bisa keluar saja sudah cukup, balas dendam ini harus dibalas. Hendri, pergi dan beli beberapa slop rokok dan berikan kepada mereka.” Rendi berkata.

“Tuan, semuanya sudah keluar dan masih ingin memberi mereka rokok? Dan masalah ini mereka yang membuatnya.” Hendri sedikit tidak mengerti berkata.

“Pergi saja, satu lawan satu.” Rendi melambaikan tangan dan berkata.

Riko mengerti maksud Rendi dan berkata: “Aku saja, bagaimana bisa aku membuat kalian menghabiskan uang?”

Tapi sebelum dia selesai berbicara, Hendri sudah sampai di depan toko yang tidak jauh dari situ.

“Kakak ipar, kamu tidak punya banyak uang, biarkan kak Hendri yang pergi membelinya.” Suandi berkata, meskipun tiga saudara iparnya adalah seorang guru, tapi gajinya di sekolah dasar pedesaan tidak sampai 6 juta selama sebulan dan gaji segitu tidaklah cukup.

Riko tersenyum dan tidak bersikeras lagi.

Hendri membeli dua slop rokok, satu slop untuk Herman, dan satu slopnya dibuka lalu diberikan kepada setiap orang satu bungkus, dan kemudian dia kembali.

“Membantu keluarga, benar-benar tidak ada kata tidak enak.” Hendri menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

Rendi tersenyum dan berkata: “Ayo naik mobil, pulang makan dulu, kemudian kita bantu Suandi untuk balas dendam.”

Berkendara pulang sampai ke rumah keluarga Xu, dari kejauhan melihat ibu Suandi berdiri di gerbang yang sedang memandang keluar, ketika mobil berhenti, Suandi adalah orang yang pertama turun.

“Bu, aku pulang!” Suandi berjalan ke arah ibunya dengan air mata tergenang dimatanya.

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu