Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 3 Atasan Ingin Memecatmu

Rendi baru saja ingin bilang bahwa ia mendapatkan uangnya. Lain kali ia tidak akan membiarkan Linda hidup kesulitan lagi.

Hanya saja tanpa menunggu ia membuka mulut, Linda melihat kearahnya dengan cuek.

“Rendi, kemana saja kamu? Tadi pihak rumah sakit datang meminta bayaran lagi. Kalau bukan karena Pak Famrik bantu membayar terlebih dahulu, mungkin Kiki sekarang telah diusir.” Melihat kedatangan Rendi, Linda sangatlah kesal.

Ia melihat tatapan Rendi yang penuh kecewa.

Sudah di saat seperti ini, Rendi masih saja kesal dan kabur demi harga dirinya, bahkan anaknya pun ditinggalkan. Ia sungguh menyesal dirinya menyukai lelaki seperti itu.

“Ibu, jangan oceh Ayah lagi. Aku yang meminta kue kepada Ayah, lalu Ayah baru pergi membeli untukku. Ayah juga sangat lelah.” ujar Kiki setelah melihat kedua orang tuanya bertengkar lagi.

Rendi awalnya sangat kesal, tapi tatapannya yang penuh kekesalan seketika menghilang setelah mendengar ucapan anaknya. Ia langsung berjongkok dan mengelus kepala Kiki. Ia tersenyum tipis dan berkata, “Kiki pintar, Ayah tidak lelah. Beberapa hari lagi, Ayah akan menemukan orang yang memiliki sumsum persis denganmu. Saat itu, Kiki kita yang lucu akan pulih dan boleh keluar dari rumah sakit.”

“Apakah yang Ayah katakan itu benar?” tanya Kiki dengan senang.

“Iya, Ayah tidak akan pernah membohongimu.” Rendi mengangguk kepala dengan pasti.

“Baik sekali, akhirnya Kiki boleh keluar dari rumah sakit. Ibu lihat, aku bilang Ayah memanglah orang yang sangat hebat. Benar kan?” Kiki tertawa senang dan memandang kearah Linda.

Wajah Linda seketika menunjukkan senyumannya, setelah merasakan tatapan anaknya.

Tetapi menatap Rendi dengan tidak senang.

Kondisi anaknya semakin parah, jadi membutuhkan biaya yang cukup banyak. Dengan kemampuan Rendi, bagaimana mungkin bisa membuat anaknya keluar dari rumah sakit dalam waktu yang singkat.

Baginya, Rendi hanya membuat janji palsu!

Beberapa waktu kemudian, kalau ia tidak bisa mengabulkan janji, lihatlah bagaimana ia menjelaskan kepada anaknya.

“Linda, jangan peduli lagi. Mungkin Rendi tidak kepinjam uang, jadi tidak ingin membuat Kiki kecewa.”

“Rendi, meskipun kamu tidak kepinjam uang, tapi aku sudah membantu kalian membayar biaya pengobatan Kiki, lagipula Kiki juga telah memanggilku Paman.” Famrik tersenyum dingin kearah Rendi dan menatapnya remeh.

Rendi pelan-pela berdiri setelah mendengar ini. Ia menatap dingin kepada Famrik.

Linda mengerutkan dahi saat melihat Rendi menatap Famrik dingin. Ia berkata, “Apa yang kamu lakukan, Rendi? Kalau bukan Pak Famrik membantu kita untuk membayar enam ratus jutas, mungkin aku dan Kiki akan diusir dari rumah sakit. Segera minta maaf kepada Pak Famrik!”

“Untuk apa aku harus minta maaf kepadanya? Aku juga ada enam ratus juta.” ujar Rendi.

“Kamu ada enam ratus juta?” Famrik tertawa. Tatapannya makin penuh dengan maksud yang menyindir.

Rendi hanyalah seorang petugas keamanan kecil. Ia tidak percaya akan ada orang yang meminjamkan begitu banyak uang kepadanya.

Linda lebih kesal lagi, bahkan tatapannya semakin penuh kebencian kearah Rendi.

Rendi tertawa dingin untuk menghadapi sindiran Famrik. Tanpa berkata banyak, Rendi langsung membuka kotak di tangannya. Seketika bertumpuk-tumpuk lembaran merah ditampilkan di hadapan Famrik.

“Disini kebetulan ada enam ratus juta. Cepatlah pergi setelah mengambil uangnya.” Suara Rendi sangat rendah. Ia sangat mengetahui apa yang dipikirkan oleh Famrik, tentunya sekarang ia tidak menunjukkan raut wajah yang baik untuknya.

Famrik tercengang. Setelah melihat sejumlah uang yang memenuhi kotak itu, seketika ia terpatung.

Ia sama sekali tidak sangka bahwa Rendi yang bekerja sebagai petugas keamanan, bisa kepinjam enam ratus juta dalam begitu cepat.

Siapakah orang yang begitu baik, rela meminjamkan enam ratus juta kepada petugas keamanan yang gajinya tidak lebih dari beberapa juta?

Linda juga agak terkejut. Gaji Rendi per bulan sangatlah dikit. Ia tidak dapat membayangkan darimana Rendi mendapatkan enam ratus juta ini.

“Kamu pinjam uang dari mana? Apakah kamu pergi minjam kepada pinjaman riba?” Setelah Linda terkejut, ia dengan kesal menatap Rendi.

Sekarang kondisi mereka sudah sangat sulit, kalau Rendi pergi ke pinjaman riba utnuk minjam uang, maka keluarga mereka akan hancur di tangan Rendi.

Rendi tidak peduli Linda, hanya memandang dingin kepada Famrik. “Ambil uangnya dan segera pergilah!”

merupakan hal biasa untuknya. Ia menunggu Rendi pulang, hanya karena ingin Linda melihat dengan jelas betapa tidak bergunanya lelaki yang ia pilih, sehingga ia juga bisa menyindir Rendi sedikit.

Tapi siapa sangka kalau Rendi sungguh kepinjam enam ratus juta. Ini sungguh membuat ia sangat terkejut dan tidak terima.

Tapi setelah mendengar ucapan Linda, matanya kembali bersinar. Ini merupakan kesempatan terbaik untuk menghasut Linda bercerai dengan Rendi.

“Rendi, kamu pergi ke pinjaman riba, bagaimana kamu lain kali mengembalikannya? Apakah kamu tidak tahu kelakuanmu ini bisa menghancurkan keluargamu dan Linda?” Famrik menyeringai memandang Rendi.

“Banyak cakap kamu.” Rendi mendengus dan langsung menarik kerah pakaian Famrik dan membawanya keluar.

“Kamu...lepaskan!” Famrik terkejut, tidak sangka tangannya Rendi begitu kuat dan seketika berteriak.

Linda juga terkejut atas kelakuan Rendi, tapi saat ia tersadar kembali, Rendi sudah menarik Famrik keluar dari ruangan.

“Kalau lain kali datang ke rumah sakit lagi, aku akan membuat menginap juga di rumah sakit.” ujar Rendi sambil menjatuhkn Famrik di lantai. Di saat yang sama, ia juga melempar kotak penuh uang kepadanya.

“Kamu sudah gila, Rendi. Segera minta maaf kepada Pak Famrik!” Linda mengejar dan melototi Rendi.

Famrik bangun dari lantai dan menatap kesal kepada Rendi. “Rendi, hebat sekali kamu. Mari kita bertemu di kantor besok!”

Ia mengambil kotak dan berbalik badan pergi. Rendi hanyalah petugas keamanan yang kecil. Setelah kembali ke kantor, ia memiliki berbagai banyak cara untuk mempermainkan Rendi.

“Pak Famrik...” Linda ingin mengejar untuk bantu Rendi meminta maaf, tapi akhirnya ia memilih tidak pergi.

Ia berbalik badan melihat Rendi dan berkata, “Rendi, mengapa kamu begitu kasar? Pak Famrik telah membantu kita, kamu masih tidak berterima kasih dan begitu kasar terhadapnya, apakah kelakuanmu benar?”

Rendi juga berbalik badan melihat Linda. Tatapannya penuh dengan kekesalan. “Aku bilang tidak perlu bantuannya dan kamu terus minjam uang kepadanya. Apakah kamu tidak tahu kalau ia tertarik kepadamu?”

Linda tercengang, lalu marah berkata, “Apa maksudmu, Rendi? Kamu kira aku ingin memberinya kesempatan? Kiki mungkin saja diusir kalau tidak segera membayar biaya rumah sakit. Kalau kamu bisa lebih cepat meminjam uang, untuk apa aku minjam kepadanya? Apakah kamu tidak tahu bahwa aku juga lelah?”

Linda sangatlah marah. Kalau bukan karena kondisi anaknya, kalau bukan karena Rendi begitu tak berguna, apakah ia harus meminjam uang kepada lelaki yang begitu ia benci dan sambil menemaninya berbincang?

Rendi melirik Linda sekilas, lalu berkata. “Kamu pergi dulu temani Kiki. Aku ada sesuatu harus keluar dulu.”

“Apa yang ingin kamu lakukan? Apakah uang itu kamu pinjam dari pinjaman riba?” tanya Linda curiga.

“Tidak, aku pinjam kepada temanku.” ujar Rendi lalu berbalik badan, tidak ingin berbicara banyak.

Beberapa hari ini, mereka berdua sering bertengkar, jadi ia juga agak malas.

Ia ingin menenangkan dirinya sendirian.

Awalnya ia ingin memberitahu kenyataannya kepada Linda, tapi seketika ia hilang niat, setelah melihat sikap Linda hari ini.

.......

Hari kedua, Rendi memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya, lalu merawat anaknya di rumah sakit. Ia percaya adanya bantuan Alex, pasti akan cepat menemukan orang yang memiliki sumsum sama dengan Kiki.

Toko Elektronik Tongjia merupakan perusahaan elektronik terbesar di kota ini. Produk utamanya adalah lubang pengintip elektronik yang yang terpasang di pintu.

Setelah Rendi gagal untuk melakukan sebuah usaha, awalnya dan Linda datang kesini melamar sebagai karyawan divis pemasaran, hanya saja Famrik bilang ia kurang baik dalam berbicara, jadi direkomendasi sebagai petugas keamanan.

Akhirnya ia tahu ternyata Famrik tertarik kepada Linda, jadi tidak ingin meninggalkan ia di divisi pemasaran.

Bangunan Perusahaan Tongjia ada sepuluh lantai, terdapat dua puluh petugas keamanan. Tugas mereka ada pengawasan di setiap lantai, piket di gerbang pintu, mengarahkan kendaraan untuk parkir dan beberapa hal lainnya.

“Kak Rendi, bagaimana dengan kondisi anakmu?” Rendi baru saja tiba di kantor, lalu ada seorang petugas keamanan yang menyapanya.

Petugas keamanan ini dipanggil Suandi, baru saja kembali dari militer dan juga tidak menemukan pekerjaan yang cocok untuknya, sehingga datang menjadi petugas keamanan disini.

Awalnya Suandi adalah pemuda yang sangat gegabah, apalagi setelah kembali dari militer, sehingga sifatnya agak galak. Saat Rendi baru saja datang bekerja, ia pernah berdebat dengannya, sehingga ingin menghajarnya.

Meskipun Rendi tidak pernah menjadi tentara, tapi ia sudah sering melatih bertinju, melatih diri untuk tenang. Kalau bertengkar, tidak ada satupun yang bisa mengalahkannya.

Beberapa kali pukulan, akhirnya Suandi dikalahkan oleh Rendi.

Sejak hari itu, Suandi sangat kagum kepada Rendi, bahkan sering menyapa Rendi.

“Ia akan pulih setelah menemukan orang yang memiliki sumsum yang sama.” ujar Rendi.

Suandi berdehem dan dengan ragu berkata, “Kak Rendi, hari ini aku melihat Famrik mencari Pak Yanto, sepertinya datang untuk memecatmu.”

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu