Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 217 Keluarga Tan yang Sombong

Sikap Suandi, Rendi sudah tahu, meskipun ia sedikit gegabah, namun ia sangat berani.

Lagipula di kemiliteran telah digembleng selama beberapa tahun, ia pasti tidak akan memukul lebih dulu jika ia dipaksa untuk melakukannya.

Apalagi melalui perkataan Ayah dan Ibu suandi, pada dasarnya ia percaya bahwa keluarga Tan yang merencanakan ini untuk mencelakai Suandi.

“bos rendi, masalah membebaskan anak keempat nanti saja baru dibahas, kalian datang dari tempat jauh, pasti sudah lapar, makan dulu.” Edward Xu berdiri dan bersiap pergi menangkap seekor ayam untuk di sembelih.

Orang-orang di desa tidak ada yang bisa disuguhkan , menyuguhkan ayam sudah sangatlah mewah.

“paman, kalian masak dululah di rumah, kami pergi ke kantor polisi bebaskan orang dulu baru makan .” mendengar ditahanan Suandi dipukuli, tentunya sekarang juga Rendi ingin membebaskannya

“bagaimana mungkin, kalian datang sejauh ini, makan banyak dikit baru pergi.” Ujar Edward Xu.

“paman, dari sini juga tidak jauh dari kantor polisi, tunggu kalian selesai masak, dan kami juga akan segera kembali.” Hendri juga berkata.

Edward Xu berpikir sejenak dan berkata: “aku akan panggil Riko membawa kalian pergi, dia tahu Suandi di kurung dimana.”

Riko adalah menantu ke tiga Edward Xu, suaminya Siti, dan juga guru sekolah dasar di desa, seorang guru matematika.

Waktu itu pergi ke keluarga Tan, ia dipukuli keluarga Tan bersaudara.

Namun, ia terlihat seperti seorang cendekiawan yang lemah, apalagi seorang guru, keluarga Tan bersaudara tidak berani terlalu keras terhadapnya.

Riko akan segera kembali, menyapa Rendi berempat,sudah saling mengenal, lalu bertemu empat pria besar menerobos masuk ke rumah keluarga Xu, berteriak keras dan berkata : “pak Edward ,dengar-dengar bahwa keluargamu mencari bantuan?”

Seorang pria besar menunjuk Edward dan memarahinya

Dan tiga orang lainnya memandangi Rendi dengan lolucon.

Edward dan lainnya bertemu empat orang ini , wajahnya seketika berubah,tidak menyangka keluarga long bersaudara berani datang ke rumah untuk mencari masalah.

“anak kecil, aku peringatkan kalian, kalau tahu diri maka kendarai mobil kalian pergi, jika tidak empat bersaudara akan menghancurkan mobil kalian yang usang ini!” salah satu pria besar memandang Rendi berempat dengan ancaman.

Hendri geram dan ingin bertindak, dia adalah kakak tertua yang bermartabat, bagaimana dia bisa menahan untuk diinjak-injak, apalagi Rendi.

Rendi menatap Hendri agar mereka tidak gegabah, sekarang yang terpenting adalah membebaskan Suandi.

Mengenai keluarga Tan empat bersaudara ini, baginya tidak berbeda dengan empat ekor semut, mencari kebenaran, lalu injak dengan satu kaki sudah mati.

“hei pak tua anakmu Suandi sudah masuk penjara, kalian masih tidak tahu harus berbuat apa,dan masih mau buat masalah menjadi besar? Ku beritahu kamu, jika kalian tidak mau ikuti aturan, aku akan buatmu juga masuk ke dalam, kamu percaya tidak.” Melihat Rendi berempat terdiam, tatapan keluarga Tan empat bersaudara penuh dengan hinaan.

Salah satu dari mereka melihat ke arah kandang babi keluarga Xu, berjalan mendekat dan berkata: “ bawa pergi seekor babi mereka, anggap saja hukuman atas ketidakjujuran keluarga ini.”

“ide yang bagus, ayo, .....” tiga orang lainnya dengan senang dan berlari ke arah kandang babi.

Edward Xu sangat marah dan ingin memarahinya, namun dihalangi Rendi.

“paman, jika kamu pecaya padaku, tidak perlu memperdulikan mereka, tunggu aku membebaskan Suandi, aku akan membuat empat saudara ini mengembalikan sepuluh kali lipat hutang kepada kalian.” Ujar Rendi dengan penuh kepercayaan.

Melihat Rendi penuh kepercayaan diri, dan ekspresi yang tegas, Edward Xu dan lainnya memutuskan percaya Rendi.

Lagian Suandi tidak ada, mereka juga tidak memukuli keluarga Tan empat bersaudara, orang itu ingin membawa pergi babi, mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Hanya saja amarah di dalam hati tidak bisa meredam.

“baik, kami percaya kamu.” Edward Xu mengangguk kepala, menyuruh orang -orang keluarga Xu untuk tidak berbicara dan diam saja, dan hanya bisa menyaksikan keluarga Tan empat saudara yang sombong membawa pergi seekor babi.

“saudara riko, ayo pergi, bawa kami ke kantor polisi.” Setelah keluarga Tan bersaudara membawa pergi babi, Rendi berkata kepada Riko

Melihat Rendi berempat tidak ada tanggapan saat diprovokasi keluarga Tan bersaudara, tiba-tiba Riko kehilangan kepercayaan terhadap empat orang ini.

Bahkan keluarga Tan bersaudara saja tidak bisa ditangani, dia tidak percaya bahwa Rendi berempat bisa menangani direktur.

Harus tahu direktur ini memakai celana yang sama dengan keluarga Tan bersaudara.

Meskupun hatinya ada keraguan, tetap saja membawa Rendi pergi.

Masuk ke mobil dengan arahan Riko, dengan cepat sampai ke kantor polisi di desa Shilong.

Kantor polisi tidak jauh, hanya di samping rumah, sebuah bangunan antik dengan glasir genteng berwarna emas, dan dihiasi lampu berwarna merah biru.

Di samping terali pintu besi, terparkir mobil polisi dan dua sepeda motor polisi.

Troy memarkir mobil di sebelah mobil polisi, beberapa orang turun dari mobil mendapati bahwa tidak ada seorangpun di dalam tahanan itu.

Ketika berjalan di koridor pintu kantor ditutup kecuali pintu toilet, kantor polisi seperti tidak ada orang yang bekerja.

“pergi ke lantai 2.” Ujar Rendi

Beberapa orang naik ke lantai 2, lantai 2 juga ditutup, tetapi ketika mereka melawati kantor direktur, mereka mendangar ada suara dengkuran datang dari dalam.

Bagitu Hendri hendak mengetok pintu, terdengar suara Riko berkata: “Suandi dikurung di dalam sana, dan sudah dikurung selama lima enam hari.”

Rendi melihat ke arah yang ditunjuknya, dan melihat ujung koridor adalah pusat penahanan, pintu keamanan ditutup rapat-rapat.

Rendi berjalan terlebih dahalu, dia menepuk pintu pertahanan dan berteriak : “Suandi, apakah kamu yang terkunci di dalam?”

Suandi yang di dalam mendengar suara Rendi, seketika menjawab dengan senang: “ kak Rendi, itu kamu? Mengapa kamu di sini?”

“Anak baik, sesuatu terjadi di rumahmu dan tidak bisa diselesaikan, mengapa kamu tidak meneleponku?" Rendi mendengar suara Suandi, kekhawatirannya menjadi lega,asalkan orangnya tidak apa-apa, hari ini dia bisa membebaskannya.

“kak Rendi, masalah sekecil ini bagaimana aku merepotkanmu, apalagi ponselku disita oleh mereka, dan aku tidak dapat meneleponmu. Ujar Suandi.

“enn, lain kali tidak peduli apapun yang terjadi, harus telepon aku terlebih dahulu, sudahlah, tidak perlu bahas, aku akan membebaskanmu dulu baru bahas lagi.” Ujar Rendi.

Sambil bicara Rendi berbalik pergi mencari direktur, kebetulan saat ini pintu kantor direktur terbuka, seorang pria besar dengan wajah merah keluar, di tangannya memegang cangkir hitam, seperti belum bangun dari tidur.

Pria wajah merah itu ternyata minum terlalu banyak,dan wajahnya masih tetap merah setelah mabuk, dia melihat Rendi dan lainnya dengan ketus bertanya: “ ada apa?”

Rendi menatap pria besar itu, memakai kemeja biru muda keluar dari celanannya, tanda pangkat tidak dipasang dan memakai sepatu kulit hitam.

Mungkin dia terbangun karena mabuk, melihat Rendi dan lainnya dengan sedikit amarah, Rendi dan lainnya tidak memberikan dia penjelasan yang masuk akal, lalu mau menangkap Rendi dan lainnya.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu