Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 41 Pulang ke kota Jingrang

Rendi Lu tahu bahwa status keluarganya di kota Jingrang bukan yang paling tinggi, tapi juga ada lima besar di kota Jingrang, dia tidak percaya ayahnya akan melakukannya dan bahkan mengklaim bahwa keluarga Lu di kota Jingrang sudah tidak ada lagi.

Apa yang membuat ayah membuat keputusan seperti ini?

“Tuan Dian Lu sebelumnya mengatakan bahwa dia memiliki sesuatu yang penting untuk meninggalkan kota Jingrang dan dia juga mengatakan kamu jangan kembali ke kota Jingrang lagi dan tinggal di kota Yuzoda saja.” Alex berkata.

“Jika dia ingin meninggalkan kota Jingrang untuk sementara waktu juga tidak perlu melakukan hal semacam ini?” Rendi Lu menatap tajam Alex, timbul kecemasan di dalam hatinya.

“Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh tuan Dian Lu. Oh ya, tuan Dian Lu juga mengatakan bahwa kamu harus rendah hati ketika berada di kota Yuzoda, lebih baik tidak membiarkan orang tahu bahwa kamu berasal dari keluarga Lu di kota Jingrang.” Alex menggelengkan kepalanya.

“Paman Alex, tidak bisakah kamu menceritakan apa yang terjadi kepadaku?” Rendi Lu bertanya dengan suara keras.

“Tuan muda Rendi Lu, aku benar-benar tidak tahu, tuan Dian Lu juga meminta aku membiarkan perusahaan Wijaya bangkrut dan menghilang.” Alex berkata sambil tersenyum pahit.

“Kapan ini terjadi?” Rendi Lu bertanya dengan suara berat.

“Tadi malam.” Kata Alex.

Rendi Lu mengerutkan keningnya dan buru-buru mengeluarkan telepon untuk mencari nomor telepon ayahnya Dian Lu.

Tapi dia berturut-turut menelepon beberapa kali, semuanya mengatakan bahwa nomor yang dipanggil tidak ada.

Rendi Lu merasa hatinya sangat tidak tenang dan cemas.

“Aku sudah tahu, lakukan saja apa yang dikatakan oleh ayahku.” Rendi Lu pergi meninggalkan Hotel Wijaya sambil memegang kartu diamond.

Ketika sampai di mobil, dia mengeluarkan ponselnya dan memesan tiket ke kota Jingrang, hanya saja dia hanya bisa mendapatkan tiket untuk besok siang.

Bagaimanapun, dia harus kembali melihatnya.

Dia membenci Dian Lu karena telah menyebabkan kematian ibunya, tapi bagaimanapun juga Dian Lu adalah ayah kandungnya.

Pada sore hari, aku menerima telepon dari Linda yang mengatakan bahwa dia ingin mengundang orang-orang departemen untuk makan malam dan menyuruh Rendi Lu menjemput Kiki.

Setelah Rendi Lu menjemput Kiki, dia tidak pulang memasak tapi dia membawa Kiki makan ke restoran.

Linda baru kembali jam sebelas malam.

Rendi Lu sudah tidur, tapi ketika Linda naik ke atas tempat tidur, Rendi Lu terbangun.

Rendi Lu melihat Linda, meskipun dia sudah mandi tapi dia masih bisa mencium bau alkohol.

Beberapa hari ini mereka tidur di kamar yang berbeda, Rendi Lu tidak tahu mengapa hari ini dia mau tidur bersamanya.

Sepertinya Linda melihat tatapan aneh di mata Rendi Lu, Linda berkata:”kiki sudah tidur, aku tidak ingin membuatnya terbangun maka aku tidur di sini, kamu jangan berpikir terlalu banyak.”

Rendi Lu tersenyum sedikit, tidak berbicara, membalikkan badannya dan melanjutkan tidurnya.

“Aku beritahu satu kabar baik, hari ini aku telah dipromosikan menjadi direktur penjualan.” Linda mencondongkan tubuhnya ke samping ke arah Rendi Lu dan meletakkan tangan kanannya di bahunya.

“Oh, selamat ya.” Kata Rendi Lu tanpa ekspresi.

“Hei, apakah ada orang yang mengucapkan selamat sepertimu?” Linda merasa kesal, sikap seperti apa Rendi Lu ini.

“Jika bukan seperti ini, harus bagaimana mengucapkan selamatnya?” Rendi Lu mendekat ke arah Linda, senyum tipis terlihat di wajahnya.

“Hmm, suasana hatiku sangat baik hari ini, aku tidak akan melakukan perhitungan denganmu, tetapi aku akan memberimu penghargaan.” Linda mengerutkan dahinya, dia berguling dan menimpa tubuh Rendi Lu.

Keduanya saling berciuman sebentar, kemudian Rendi Lu mendorong Linda turun dari tubuhnya dan berkata:”Sudahlah, cepat tidur, aku agak mengantuk hari ini.”

“Apa maksudmu?” Sudah belasan hari dia tidak bermesraan dengan Rendi Lu, ditambah lagi hari ini dia minum anggur sedikit, ketika Linda memiliki gairah yang tinggi, Rendi Lu berhenti dan dia langsung marah.

“Aduh, aku benar-benar mengantuk.” Rendi Lu menjelaskan.

“Kamu sangat mengantuk jadi tidak peduli dengan perasaanku?” Linda berkata dengan marah.

Rendi Lu mengerutkan dahinya dan berkata:”Suasana hatiku tidak baik hari ini, aku tidak ingin melakukan itu.”

Linda menatap Rendi Lu tajam-tajam, kemudian dia berkata sambil tersenyum dingin:”Rendi Lu, jujur saja, apakah kamu curiga posisi direktur yang aku dapatkan itu tidak secara adil?”

Rendi Lu tidak bisa menahan tawanya, hatinya berkata bahwa posisi direktur itu aku yang mengajukannya, buat apa aku mencurigaimu, apa yang bisa dicurigai?

“Jika kamu tidak berbicara, apakah kamu sudah mengakuinya?” Linda berkata dengan marah.

“Kamu terlalu banyak berpikir.” Rendi Lu berkata tanpa daya.

“Baiklah, aku yang terlalu banyak berpikir, maka kamu berikan aku satu alasan supaya aku tidak banyak berpikir?” Kata Linda tidak masuk akal.

“Bukankah aku sudah bilang bahwa suasana hatiku tidak bagus hari ini. Oh ya, besok aku akan pergi ke kota Jingrang sebentar, kamu ingat untuk menjemput Kiki tepat waktu.” Rendi Lu berkata.

“Kenapa kamu tiba-tiba mau ke kota Jingrang?” Linda tertegun dan bertanya.

“Rumahku kan ada di kota Jingrang, aku sudah beberapa tahun tidak pulang, aku ingin pulang lihat sebentar.” Rendi Lu berkata.

Linda terdiam sebentar, kemudian dia ingat bahwa Rendi Lu sepertinya memang berasal dari kota Jingrang, hanya saja beberapa tahun ini, dia tidak mengatakan akan kembali ke kota Jingrang dan dia juga telah mengabaikan.

“Apakah terjadi sesuatu dengan keluargamu?” Sikap Linda menjadi lebih tenang dan bertanya dengan lembut.

“Tidak, hanya saja aku sudah lama tidak bertemu ayahku, aku ingin pulang melihatnya.” Rendi Lu berkata dengan dengan tenang.

Rendi Lu terpikir pembicaraan dengan Alex tadi siang, pada awalnya dia berniat membuat Linda perlahan-lahan menyesuaikan diri dengan statusnya sebagai anak orang kaya, tapi sepertinya rencana itu harus dibatalkan, setidaknya sampai dia mengerti mengapa ayahnya melakukan semua itu, dia tidak akan membiarkan siapa pun tahu tentang identitas aslinya.

“Kita bawa Kiki pergi bersama saja, kita sudah menikah selama beberapa tahun, kamu tidak pernah membawaku untuk bertemu dengan keluargamu.” Linda berkata.

Rendi Lu terkejut dan menggelengkan kepalanya sambil berkata:”Tiketnya sudah dipesan, lain kali saja.”

Ayahnya saja sudah merencanakan berbuat seperti itu, dia pasti tidak bisa membawa Linda pergi.

Beberapa hari yang lalu, dia benar-benar ingin membawa Linda dan Kiki bertemu ayahnya.

Tapi sekarang, dia bahkan tidak tahu apakah dia bisa bertemu dengan ayahnya atau tidak.

“Rendi Lu, apakah kamu merasa aku dan Kiki tidak memenuhi syarat untuk bertemu keluargamu?” Linda berpikir bahwa Rendi Lu sengaja membuat alasan, hatinya merasa kesal.

“Apa yang kamu pikirkan? Tenang saja, suatu hari nanti, aku pasti akan memberitahumu identitasku kepadamu.” Rendi Lu berkata.

“Identitas dirimu? Kamu masih memiliki identitas apa lagi?” Linda terkejut dan menatap Rendi Lu dengan tajam.

“Lupakan saja, kamu tidak harus membuat banyak alasan lagi, kamu tidak ingin Kiki bertemu dengan leluhurnya adalah masalahmu, itu tidak ada hubungannya denganku.” Linda melihat Rendi Lu sebentar, berbalik ke arah yang lain dan tidak mempedulikan Rendi Lu lagi.

Hanya saja hatinya sangat tidak bahagia.

Dia merasa bahwa Rendi Lu menyembunyikan banyak hal darinya.

Rendi Lu tersenyum tanpa daya dan mengulurkan tangan untuk mematikan lampu dan tidur.

Pukul sepuluh pagi keesokkan harinya, Rendi Lu sudah tiba di kota Jingrang.

Dia sudah beberapa tahun tidak pulang, mellihat kota Jingrang yang sibuk, dia memilki suatu perasaan yang asing.

Dia naik taksi untuk menuju ke Vila keluarga Lu, vila itu tampak sedikit sepi.

Tidak ada seorang pun yang terlihat.

Kecemasan Rendi Lu semakin kuat, dia mendorong pintu vila dan berjalan masuk.

Saat dia berjalan melewati sebuah gunung palsu, matanya tiba-tiba melotot dan berhenti.

Di belakang gunung palsu, seorang lelaki tua berambut putih berjalan ke arahnya dengan perlahan.

“Paman Martin.” Rendi Lu menyapanya dengan senang ketika melihat pria tua berambut putih itu.

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu