Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 55 Linda yang Semangat

Linda yang agak polos tentu tidak langsung bereaksi pada waktu pertama dan segera menghubungi Rendi. Yuli mengajak ia dan Rendi bersama, sebenarnya ingin memamerkan pacarnya di hadapan Rendi.

Ia berharap Wadge dan Rendi bisa berbaikan dengan kesempatan kali ini.

Bukankah Rendi sudah menjadi lebih kaya? Ia berharap Rendi bisa mendirikan usahanya lagi. Hanya dengan mendirikan usaha, baru bisa hidup sejahtera.

Sedangkan Wadge adalah Kepala Seksi Biro Industri dan Perdagangan. Setelah berteman dengannya, awal mula untuk mendirikan usaha akan menjadi lebih lancar.

Lagipula ia sudah pernah mendirikan usaha bersama Rendi, jadi ia cukup mengetahui prosedur yang dibutuhkan.

Rendi biasanya tidak akan pernah menolak Linda, karena Linda jarang meminta kepadanya.

Jadi ia langsung setuju setelah mendapat panggilan dari Linda.

Linda dan Yuli memutuskan tempat dan waktu untuk bertemu, lalu ia membawa Kiki ke rumah Ayahnya.

Mereka berdua pergi keluar makan, jadi hanya bisa membawa Kiki ke rumah Ayahnya.

“Nanti Wadge juga akan berada disana. Kamu usahakan untuk berbaikan dengannya.” ucap Linda untuk mengingatkan Rendi saat mereka dalam perjalanan.

“Wadge juga kesana?” Rendi agak terkejut dan merasa lucu.

Masa-masa kuliah, Yuli begitu gila mengejarnya. Ia mengejar Linda dan Wadge juga mengejar Linda.

Akhirnya ia bersama dengan Linda, sehingga hal ini membuat Yuli dan Wadge sangatlah kesal.

Kegagalan yang terjadi saat itu, meskipun tidak berkaitan dengan Wadge, tapi sejak saat itu Wadge juga sering sengaja menghalanginya.

Sedangkan Yuli lebih ajaib, langsung menghubunginya.

Hari ini Yuli dan pacarnya mengundang Wadge makan, tetapi juga mengajak ia dan Linda, sungguh terlihat ingin mencari masalah.

Dan Linda tidak menyadarinya. Rendi juga tidak banyak berkata-kata.

Tapi mau Wadge ataupun pacar Yuli, Rendi sama sekali tidak menganggap mereka, jadi ia tidak begitu peduli.

“Aku usdahakan. Tapi harus kamu ketahui ada beberapa hal yang tidak begitu mudah terselesaikan.” ucap Rendi.

”Hmm, setidaknya melakukan sesuatu daripada tidak.” Linda mengangguk kepalanya.

”Oh iya. Mengapa kamu menyuruhku untuk berbaikan dengan Wadge? Apakah ia mencari masalah denganmu?” tanya Rendi tiba-tiba.

Kalau Wadge berani menyentuh Linda, ia bisa menjamin ia akan menjatuhkan Wadge dari posisinya.

Meskipun ia hanyalah pengusaha, tapi dengan kemampuannya yang sekarang, ia bisa melakukannya.

“Aku tidak berkaitan dengannya, mengapa ia harus mencari masalah denganku? Kalaupun ada, juga langsung mencari masalah ke perusahaan. Aku melakukan ini demi kebaikanmu.” ucap Linda.

“Demi kebaikanku?” Rendi sungguh tidak mengerti. Ia tidak merasa dirinya membutuhkan Wadge.

“Bukankah kamu sekarang ada uang? Jangan-jangan kamu masih ingin kembali bekerja?” tanya Linda balik.

”Oh.” Rendi langsung mengerti apa yang dimaksud Linda. Linda sekarang sedang menyemangatinya untuk mendirikan usaha lagi. Apakah ia harus memberitahu yang sebenarnya?

Rendi menggelengkan kepalanya. Ia merasa sekarang bukanlah saat yang tepat untuk memberitahu kenyataan kepada Linda. Setidaknya tunggu ia memiliki kemampuan untuk mengalahkan Ibu tirinya dan lebih baik jangan memberitahu identitasnya kepada istrinya.

Kalau begitu, ia hanya bisa melakukan sesuatu.

“Aku sekarang juga tidak tahu apa yang harus kulakukan.” Rendi menggelengkan kepalanya. Ia memang tidak terpikir bisnis kecil apa yang bisa ia lakukan saat ini.

“Kamu tidak perlu tergesa-gesa, lagipula kamu juga boleh bertanya kepada Pak Wolf. Bukankah hubungan kalian terhitung baik? Biarkan ia saja berikan saran untukmu.” ujar Linda.

Wolf adalah pejabat tinggi Perusahaan Wijaya. Linda merasa ia pasti lebih berpengalaman daipada Rendi.

”Baik, lain kali aku akan bertanya kepadanya.” ujar Rendi sambil tersenyum tipis.

“Oh iya, hari ini aku melihat Rian sedang mencarimu. Ia terlihat sangat panik. Apa yang terjadi sebenarnya?” ucap Linda setelah teringat saat ia pulang sekolah.

“Rian?” Mata Rendi langsung bersinar dan berkata, “Oh, ia mencariku untuk membeli pasar swalayannya.”

Ia kebetulan tidak tahu bisnis kecil apa yang harus ia lakukan, agar Linda tidak curiga. Ucapan Linda ini seketika mengingatkan dirinya.

Beberapa hari ini pasar swalayan milik Rian tidak berani beroperasi, kebetulan ia bisa membelinya dengan murah untuk diurusnya.

”Membeli pasar swalayan Keluarga Hu? Kalau tidak ada seratus miliar lebih, kamu tidak akan bisa membelinya.” Linda menatap curiga kepada Rendi, dengan maksud apakah kamu memiliki begitu banyak uang.

“Pasar swalayan mereka hampir mau bangkrut, kamu tidak tahu? Aku berani bertaruh mereka akan menjual kepadaku dengan dua miliar.” ujar Rendi yakin.

Tidak ingin menjual kepadanya, tinggal membuat keluarga mereka terus tidak dapat membukanya.

Awalnya ini memang merupakan hukuman Rendi kepada Keluarga Hu.

Linda masih saja tidak percaya. Ia lanjut bertanya lagi, “Rendi, jujurlah kepadaku. Berapa jumlah hadiah yang kamu peroleh kemarin? Aku sama sekali tidak mengetahuinya.”

Kalau tidak pernah pergi ke Kota Jingrang, Rendi pasti akan memberitahu yang sebenarnya kepada Linda, tapi sekarang ia hanya bisa tersenyum pahit.

“Sungguh mendapat hadiah terbesar. Apakah kamu tidak mendengarnya? Sebelumnya ada orang mendapat dua ratus miliar dari loteri di Kota Yuzoda.” Rendi juga baru saja membaca berita ini beberapa hari yang lalu. Kebetulan Linda dulu curiga ia memenangkan loteri, jadi ia berpura-pura saja, lagipula juga tidak banyak orang yang tahu siapa pemenang loteri itu.

“Hah!”

Hati Linda tercengang dan tiba-tiba ia berhenti mobilnya, memandang Rendi dengan tercengang.

“Apakah kamu sungguh yang memenangkan dua ratus miliar itu?”

Kota Yuzoda baru pertama kali ada rakyat yang memenangkan hadiah begitu besar. Saat itu berita ini sangat heboh di seluruh kalangan masyarakat. Linda biasa juga sering main itu, tentunya ia mengetahui masalah itu.

Saat itu ia sangat iri kepada pemenang itu. Tapi siapa sangka suaminya lah yang memenangkan hadiah besar itu.

Sungguh mengejutkan dan menakjubkan.

“Ada dua puluh miliar di dalam kartu ini dan sandinya adalah ulang tahunmu. Kamu akan mengetahuinya setelah memeriksa itu.” Rendi mengeluarkan kartu yang ia siapkan untuk Linda.

“Aku tidak memberi ini kepadamu, karena takut kamu tidak percaya kepadaku.”

Rendi lanjut menjelaskan.

“Bagaimana mungkin aku tidak percaya kepadamu. Tapi sayang, aku masih sangat ingin memastikannya.” Linda menerima kartu ATM-nya. Ia percaya Rendi tidak akan menipunya, tapi ia masih saja ingin pergi memeriksanya sekarang, agar hatinya lebih pasti.

“Ada bank di Jade on 36 sana. Kamu nanti periksa disana saja.” ujar Rendi sambil tersenyum.

Linda mengangguk. Ia masih bisa menunggunya, lagipula nanti mereka akan makan di Jade on 36.

Ia asal memberhentikan mobilnya di tepi jalan, juga merupakan hal yang terlarang.

Linda sibuk menyalakan mobil setelah melihat polisi lalu lintas berjalan mendekatinya.

Mereka dengan cepat tiba di Jade on 36. Linda menyuruh Rendi untuk memberhentikan mobil dan langsung turun mobil untuk memeriksa jumlah dalam kartu ATM-nya.

Melihat Linda yang begitu semangat, Rendi merasa keputusannya itu benar untuk tidak memberitahu Linda yang sebenarnya.

Ini baru saja dua ratus miliar, bagaimana kalau ia memberitahu seluruh kekayaan yang ia miliki? Ia pasti akan menggila.

Rendi memberhentikan mobil dengan baik dan berjalan kearah Linda. Saat ini Linda telah selesai memeriksa jumlah uang pada kartunya. Melihat Rendi yang berjalan mendekatinya, ia langsung maju dan memeluk Rendi.

Pelukan itu sangat erat dan bertenaga.

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu