Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 359 Linda Membiarkan Rendi Lu Membantu

Pidato di kamar dagang dan industri sangat sukses. Ini membuat Rendi Lu merasa sedikit ganjil.

Sejujurnya dia merasa bahwa dirinya masih belum menunjukkan kemampuan yang bagus.

Tapi dia lupa bahwa berdasarkan statusnya yang saat ini, dia sudah tidak perlu menggunakan diksi untuk memodifikasinya. Dia hanya perlu merencanakan sebuah cetak biru masa depan bagi semua orang. Membiarkan semua anggota dapat melihat harapan sudah dapat memuaskan kepercayaan semua orang.

Tidak perlu mengatakan yang lainnya, LKK Tekno Sains sendiri akan cukup dicernakan dalam seluruh kamar dagang dan industri ini.

Ditambah dengan pengaruh Rendi Lu dan Gunawan, serta kebangkitan Dewi baru-baru ini, dan saat persaingan antara tiga keluarga besar untuk proyek pemerintah, pastinya akan memiliki sebagian keuntungan besar.

Makanya semua orang masih dipenuhi kepercayaan bagi masa depannya kamar dagang dan industri.

Malam hari, setelah pulang ke rumah, Linda sudah selesai mempersiapkan makan malam.

Saat makan, Linda pun bertanya, “Perusahaan Teknologi dapat mengirim pengawal kan, aku ingin kamu membantuku untuk menjaga sejenak orang ini.”

Di sela perkataan Linda, dia mengeluarkan selembar foto dan menyodorkan kepada Rendi Lu

Rendi Lu mengambil foto tersebut dan melihat sejenak wanita yang memiliki paras elok. Wanita ini tingga dan sedang berjalan di atas karpet merah, dimana bagian belakangnya merupakan standar untuk Festival Film.

“Ini merupakan salah satu artis baru yang naik daun, kan,” kata Rendi Lu sambil melihat foto tersebut. Tahun lalu dia mengundang sekelompok artis terkenal untuk bernyanyi di pertemuan tahunannya. Dia pun tidak menyadari artis wanita ini.

“Iya, dia barusan hari ini menjadi tenar, namanya Jennifer dan dengar-dengar bahwa dia memiliki kemungkinan besar untuk mendapat penghargaan ratu perfilman pada Festival Film tahun ini.

Rendi Lu mengangguk kepalanya. Toko Elektronik Tongjia Linda tentu tidak sama dengan LKK Tekno Sains, tidak perlu beriklan dan hanya perlu pejabat untuk mengirimkan beritanya saja sudah dapat menggemparkan seluruh dunia.

Dia tahu bahwa orang-orang di toko elektronik tongjia pada kenyataannya sangat sedikit, apalagi saat mengeluarkan produk baru. Jika mencari artis untuk berbicara atau diiklankan di jaringan televisi, produk baru ini akan sangat susah untuk diperkenalkan keluar.

“Pada artis yang saat ini, siapa yang akan pergi menculiknya? Apakah masih perlu sendirian menjaganya?” Rendi Lu menggelengkan kepalanya, dia merasa bahwa Jennifer ada sedikit berlagak. Tahun lalu dia mengundang artis yang begitu luar biasa dan mereka pun tidak perlu dijaga.

Tapi dia masih mengeluarkan ponselnya, memotret foto Jennifer, mengirimkan kepada Suandi dan membiarkan Suandi bersiap-siap untuk pergi menjemput Jennifer.

“Manager perusahaan mereka yang memintanya, maka kami mengkoordinir sejenak. Oh iya, dia besok pada pukul satu siang akan tiba di bandara,” kata Linda.

Rendi Lu mengangguk kepalanya sambil mengirimkan jadwal perjalanan Jennifer kepada Suandi.

Suandi mendapatkan tugasnya dari Rendi Lu. Pada hari kedua di sore hari, dia pun tiba tiga puluh menit lebih awal di bandara.

Sesampai di bandara, dia melihat segerombolan pria dan wanita muda sedang menjaga di luar bandara. Untung saja tidak ramai.

Ada beberapa yang menarik spanduk dan dia diatasnya tertera kata " Jennifer, kami mencintaimu". Suandi langsung tahu bahwa orang-orang ini adalah penggemar artis besar yang akan dijemputnya itu.

Suandi tidak begitu banyak menonton film atau drama, makanya dia juga tidak mengerti mengenai para arts-artis ini. Dia lebih tidak mengerti dengan penggemar gila ini. Apa yang sebenarnya sedang dipikirkan mereka ini?

Dia pernah mendengar bahwa penggemar berat para artis itu pada umumnya sangat gila.

Makanya dia tidak memaksa membuka jalan ke sana, dia tidak ingin membuat masalah yang tidak diperlukan.

“Kemarin si dewi Jennifer mengatakan bahwa hari ini dia akan tiba di bandara pukul satu. Sekarang sudah jam dua belas lewat dua puluh delapan menit, sebentar lagi akan berjumpa dengan idolaku, aku benar-benar terharu.” Seorang gadis berumur tujuh belas atu delapan belas tahun menggambil ponselnya dan dengan semangat berkata kepada orang disebelahnya.

“Betul sekali, aku juga sangat gugup. Siapa yang akan menyangka bahwa kak Jennifer akan datang ke Kota Yuzoda kami,” kata gadis di sebelah yang juga sedang mengangguk dengan semangat.

“Ini pertama kalinya bagiku untuk berjumpa artis besar pada jarak yang dekat, selain itu ini adalah idola kesukaanku. Tidak bisa, aku merasa diriku tidak bisa berdiri dengan stabil, nih.”

Suandi yang mendengar perkataan gila semua orang ini mengangkat alisnya dan berpikir mengapa beberapa penggemar ini sungguh gila.

Dia mundur ke satu sisi dan melihat waktu. Diperkirakan bahwa Jennifer dalam beberapa menit lagi akan keluar. Jadinya dia ingin merokok di depan kap mobilnya.

Disaat Suandi baru saja akan mengeluarkan sebatang rokoknya, dia tiba-tiba mendengar jeritan di pintu keluar bandara. Dia pun mengangkat kepalanya dan hanya melihat di pintu keluar terdapat segerombolan orang-orang yang sedang berteriak sambil tidak henti melambaikan spanduk di tangan mereka.

Kemudian, diikuti dengan empat pengawal berjas hitam yang berjalan keluar, seakan memberi sebuah sikap yang tidak dapat didekati.

Di belakang meraka terdapat seorang wanita cantik yang memakai syal dengan postur badan tinggi.

Meskipun sebagian besar wajah cantik wanita ini disembunyikan dibalik kacamata hitamnya, tapi orang-orang masih dapat mengenalinya. Dia adalah Jennifer, si artis besar itu.

Di belakang Jennifer terdapat seorang wanita berumur tiga puluh tahun dengan memakai kacamata hitam yang sama.

Dan dibelakang asistennya masih terdapat empat pengawal lagi.

Dengan delapan pengawal yang mengawal, Suandi melihat bahwa hanya Linda saja yang dapat perlakuan yang begitu besar seperti ini.

Tapi itu juga tidak ada cara lainnya. Linda sudah dua kali diculik dan tentu saja harus lebih berhati-hati.

Jangan-jangan artis besar ini juga sama seperti kak Rendi yang memiliki banyak musuh lagi.

Suandi menggelengkan kepalanya dan juga sedikit terkelu.

Kamu sudah memiliki delapan pengawal dan masih bilang itu tidak cukup? Selain itu masih meminta kak Rendi untuk meminta beberapa pengawal, bahkan presiden yang sedang melakukan perjalanannya juga belum tentu akan mendapat perlakuan sepertimu ini.

Untung saja kak Rendi hanya memintaku seorang saja yang datang, kalau tidak orang-orang akan mengira bahwa LKK Tekno Sains sangat mempedulikan satu artis ini.

Melihat para penggemar yang tidak henti mengambil foto, asisten di belakang Jennifer tidak berhenti mencaci, “Dilarang memotret, dilarang memotret!”

Suandi sedikit tidak mengerti, kalian yang memberitahu para penggemar untuk datang menyambutmu, tapi kamu malah tidak memperbolehkan mereka untuk memotretmu, ini sungguh tidak masuk akal dan ini terlalu berlagak kan.

Pada saat ini, dia lebih tidak mengerti dengan para penggemar.

Artis besar ini, Jennifer, hanya membiarkan kalian datang untuk meningkatkan sedikit ketenarannya saja.

“Untung saja pacarku bukan orang penggemar artis, kalau tidak aku bisa marah dengannya,” kata Suandi dalam pemikirannya.

Jennifer berjalan keluar bandara dan masih belum ketemu dengan orang yang diutus Toko Elektronik Tongjia untuk menjemputnya. Dia seketika merasa tidak gembira dan berkata, “Asisten Maggy, dimana orang-orangnya Toko Elektronik Tongjia? Kenapa sampai sekarang masih belum ada orangnya? Mungkinkah mereka tidak tahu bahwa aku pukul satu siang turun dari pesawat?”

“Aku akan bertanya.” Asisten Maggy juga merasa sedikit tidak senang. Ini sama sekali seperti tidak menghargai mereka.

“Tidak perlu menghubunginya lagi, aku datang untuk menjemput kalian,” kata Suandi sambil menerobos kerumunan orang-orang itu.

Jennifer melihat Suandi dari atas hingga ke bawah, hatinya merasa sedikit tidak enak dan bertanya, “Toko Elektronik Tongjia hanya mengutusmu seorang saja untuk datang kemari?”

“Iya.” Suandi mengangguk kepalanya dan dengan percaya diri berkata, “Aku sendiri cukup untuk menjagamu.”

Jennifer sekilas menatap Suandi dengan dengki, dia kemudian melipat kedua tangan di depan dadanya dan terdiam.

Suandi tertegun dan sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud Jennifer. Pada saat ini, dia malah mendengar ocehannya asisten Maggy.

Novel Terkait

My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu