Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 117 Biarkan Aku Menamparmu 2 Kali

Rendi Lu melihat Ariel yang tersenyum dengan dirinya, dia memainkan alis kemudian berjalan ke arahnya.

"Tuan muda Ariel, kamu tidak terlalu jujur ya, membully orang jujur seperti diriku." Rendi Lu berjalan ke sebelah mobil mewah milik Ariel, kemudian menyandar di jendela mobil dan mengatakannya.

Dia sangat santai dan tidak terlihat seperti orang yang dibully, mereka seperti 2 teman baik yang sedang bercanda.

Ariel terkejut, dia adalah salah satu dari 4 tuan muda terkenal di Kota Yuzoda, walaupun dia seperti Hanto begitu terkenal, tetapi dia juga bukan setingkat dengan Kevin Zhang.

Tidak sedikit orang yang dibullynya, tetapi dari penampilan semua orang berpura-pura tidak ada yang terjadi.

Seperti pepatah orang yang bermain bersama di dunia ini, bukankah di belakang diam-diam saling membunuh?

Jika sudah dibully, maka pikirkan cara untuk membalasnya, jika tidak bisa membalas, maka lupakan saja.

Seperti Rendi Lu yang mengatakannya dengan begitu terus terang membuat Ariel sedikit terkejut.

Membuat dirinya malu untuk tidak mengakui.

"Kamu pintar sekali bisa mengetahui aku yang menjebakmu." Ariel meregangkan bahunya, karena rencana baiknya dirusakkan oleh Rendi Lu, jadi dia juga mengaku dengan terus terang saja.

Ini adalah kepedean 4 tuan muda tersebut.

"Tuan muda Ariel, kamu terlalu tidak masuk akal. Lihatlah, sepertinya dari dulu kita tidak ada dendam apapun, aku juga tidak pernah mencelakaimu, kenapa kamu menggunakan usaha dan keluarga kamu yang hebat untuk membully kita yang sebagai rakyat ini. Baiklah, membully kita adalah kebebasanmu, tapi apakah kamu bisa mengatakannya terlebih dahulu, setidaknya berikan aku sedikit waktu untuk persiapan kan?" Rendi Lu mengatakan dengan serius.

Ariel berpikir dan berkata: "Hmm, saranmu ini bagus juga, aku akan mengingatnya. Kedepannya jika aku ingin membully seseorang, aku akan menyuruh orang untuk memberitahunya di mana salahnya, dan membiarkan dia melakukan persiapan untuk menunggu pembullyan ku."

Dia mengganti pose dan berkata dengan tatapan yang dipenuhi dengan kesombongan: "Aku adalah salah satu tuan muda dari 4 Tuan Muda di Kota Yuzoda, aku tidak akan membiarkan orang meremehkanku kan."

Betul, 4 Tuan Muda Kota Yuzoda adalah sebuah tanda perwakilan dari anak muda di Kota Yuzoda, semua adalah orang yang berpendidikan, bagaimana bisa melakukan hal bodoh ini untuk merusak nama baik sendiri." Rendi Lu mengatakannya dengan merasa benar.

Mata Rendi Lu menjadi sipit dan tertawa mengatakan: "Rendi Lu, apakah kamu tahu jika perkataanmu ini menyinggung 4 orang yang lain? Apakah kamu tidak tahu jika Hanto dan Kevin Zhang berdua selalu tidak senang dengan dirimu? Oh iya ada Abdul juga yang bisa melakukan semuanya, apakah kamu tidak takut jika kamu tidak bisa lanjut berada di Kota Yuzoda karena membuat mereka marah? Mereka punya banyak orang yang melindungi mereka di belakangnya, dapat dikatakan juga jika kamu menyinggung mereka berempat, berarti kamu menyinggung seluruh Kota Yuzoda."

Rendi Lu terkejut dan berkata: "Tuan muda Ariel, pendidikanku tidak terlalu tinggi, kamu jangan menakutiku. Aku tidak ada menyinggung mereka, kebalikannya aku malah mau menjaga nama baik mereka."

"Oh, kamu sedang menjaga nama baik mereka?" Ariel menjadi sedikit penasaran.

"Lihat saja, 4 Tuan Muda Kota Yuzoda adalah pemuda berpendidikan yang terkenal, dan hasilnya kalian malah merusak dan menghitamkan nama baik mereka dari belakang, orang lain bisa menganggap kalian sama jika melihatnya, menurutmu bagaimana pemikiran mereka?"

Rendi Lu mengatakan seolah-olah membela ketiga orang yang lain: "Ada sebuah pepatah, tidak takut musuh yang sehebat dewa, hanya takut dengan anggota tim yang bodoh... Itu, kamu jangan marah, aku hanya buat perumpamaan saja. Kamu merusak nama baik mereka, benar, menurutku yang menyinggung mereka adalah dirimu, bukan diriku."

Mata Ariel mengecil hingga seperti sebuah benang, sebelumnya Rendi Lu tidak pernah berbicara seperti ini dengannya, dia mengira Rendi Lu hanya seperti biasa saja. Sekarang setelah berbicara dengannya, dia baru menyadari jika mulutnya Rendi Lu dipenuhi dengan racun yang banyak. Tanpa sadar dia sudah dimarahinya berkali-kali, hingga mengancamnya dengan 3 tuan muda yang lain.

"Benar yang kamu katakan, tampaknya aku tidak boleh melakukan hal bodoh seperti ini lagi. Beberapa masalah seharusnya diselesaikan dengan bersih, tidak boleh membiarkannya dengan begitu saja, 'kan? Setelah mendengar perkataanmu, aku sudah memutuskan untuk menyelesaikan sesuatu dengan cepat, jika diselesaikan dengan cepat, maka tidak akan berantakan." Ariel mengatakan sambil tertawa menatap Rendi Lu.

"Hmm, masuk akal. Beberapa hal harus diselesaikan dengan cepat. Oh iya tuan muda Ariel, setelah kita berbicang begitu lama, apakah ada sebuah rasa pemikiran kita sama?" Rendi Lu tiba-tiba bercanda.

Pembahasannya dialihkan terlalu cepat, pemikiran Ariel tidak bisa mengikuti temponya, jadi dia terbodoh sesaat.

"Maksudku, saran yang kuberikan padamu hari ini, kamu sudah menerima semuanya. Menurutku kita tidak seharusnya menjadi musuh, kita seharusnya menjadi teman, benar, 'kan?" Rendi Lu menjelaskannya.

Ariel menganggukkan kepalanya lalu mendengar Rendi Lu lanjut berkata: "Bagaimana jika aku menamparmu 2 kali, lalu kita menjadi teman baik?"

"Menamparku dua kali?" Ariel menatap Rendi Lu dengan penuh rasa waspada, dia tahu jika Rendi Lu sangat hebat dalam bertarung.

"Betul, lihatlah Tuan Muda Ariel, beberapa hari ini kamu tidak berhenti mengutus orang untuk mencari masalah di supermarketku, membuat usahaku hancur hingga sudah mau bangkrut. Walaupun aku mau menjadi teman baik denganmu, aku juga sangat tidak puas. Jadi aku memikirkan sebuah cara yang baik, yaitu menampar kamu sebanyak 2 kali untuk melampiaskan semua kemarahan di dalam hatiku, agar aku bisa dengan tulus berteman denganmu." Rendi Lu berkata.

"Bagaimana jika aku bilang tidak?" pertama Ariel terbengong, kemudian dia tersenyum, kedua lesung pipi di samping mulutnya terlihat sedikit menggoda.

Dia tidak menyangka setelah membahas begitu lama, ternyata hanya demi menampar dia sebanyak 2 kali. Wajahnya menunjukkan senyuman, tetapi dalam hatinya sangat tidak senang dan marah.

Dia adalah salah satu tuan muda dari 4 Tuan Muda Kota Yuzoda, dia adalah pewaris Keluarga Zuo, di Kota Yuzoda dia hanya mendapat penghormatan dari puluh ribuan orang, siapa yang berani mengatakan untuk menampar dia dua kali?

"Kamu tidak hargai aku sebagai temanmu?" Rendi Lu terdiam dan berkata.

Teman?

Apakah kamu cocok menjadi temanku?

Apakah kamu punya hak menjadi temanku?

Mungkin kamu salah mengartikan kata ini.

Ariel tertawa dingin dalam hati, walaupun Rendi Lu tampak hebat dan memiliki hubungan yang besar dengan Keluarga Chen.

Kenapa jika begitu?

Dia juga bukan orang dari Keluarga Chen, jadi dia tidak punya hak untuk berdiskusi dengan Ariel.

"Maaf, menurutku tidak semua orang bisa menjadi temanku. Jika ingin menjadi temanku, harus punya identitas yang cocok. Numpang tanya Rendi, apakah menurutku kamu punya hak untuk menjadi temanku?" Kini Ariel beneran marah, setelah Rendi mengatakan begitu banyak, ternyata hanya untuk menamparnya dua kali dan dia mengatakannya tanpa malu-malu, bukankah dia tidak menganggap Ariel sebagai orang di matanya.

"Hmm, menurutku kamu memang tidak cocok menjadi temanku. Jadi, karena bukan teman, berarti musuh."

Rendi menganggukkan kepala dengan serius, kemudian tiba-tiba dia langsung menjambak rambutnya Ariel, kemudian menghantam kepala Ariel ke setir mobil.

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu