Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 102 Paksa Boss LKK Tekno Sains Keluar

“Tuan Rendi, maaf, pemikiranku yang terlalu sempit, sebelumnya aku sangat tidak sopan kepadamu, maafkan aku.”

Di mata semua orang yang terkejut, Hanto mendatangi Rendi dan meminta maaf dengan tulus.

Hanto benar-benar minta maaf? !

Ariel, Rahul dan lainnya membelalakkan mata, tidak percaya Hanto akan meminta maaf kepada Rendi di depan umum.

Dia adalah pangeran pertama di Yuzoda!

Bagaimana bisa dia meminta maaf kepada pria ini?

Saat ini, semua orang sekali lagi memastikan identitas Rendi tidak gampang.

Tapi sebenarnya apa identitasnya?

Semua orang mulai bertanya-tanya lagi.

Melihat putranya inisiatif meminta maaf kepada Rendi, Gunawan tampak tersenyum senang.

Mungkin di mata orang lain, putra sendiri meminta maaf kepada Rendi adalah hal yang memalukan, tapi di mata dirinya, dia merasa putranya ada kemajuan.

Ada kemajuan dan bisa menerima perubahan.

Ini baru kualitas dasar yang harus dimiliki pewaris keluarga Chen.

Rendi sedikit terkejut, dia tahu Hanto sangat sombong, memintanya untuk menundukkan kepala memninta maaf, bukan hal yang mudah, tidak di sangka Hanto begitu berani dan tanpa basa-basi.

“Tidak bisa dikatakan minta maaf, karena kamu sudah meminta maaf di depan umum, aku juga tidak akan menyimpan hal tidak menyenangkan ini di dalam hati.”ucap Rendi dengan santai, penilaian dia kepada Hanto bertambah.

“Terima kasih tuan Rendi tidak mempermasalahkannya denganku.”ucap Hanto merasa lega.

Alasan mengapa dia bersedia datang meminta maaf kepada Rendi, karena setelah mendengar perkataan kakeknya, tiba-tiba dia tersadar.

“Hanto, kamu sambut tamu yang lain terlebih dahulu.”ucap Gunawan sambil membawa Rendi masuk ke dalam.

Ayahnya sangat menghormati Rendi, dia bersiap-siap membawa Rendi mengobrol dengan ayahnya.

“Pak tua Davin, teman lama sudah datang, tidakkah kamu keluar pergi menyambut?”

Tepat saat ini, terdengar suara pria tua.

Semua orang melihat ke belakang dan melihat seorang pria tua berjalan bersama dua pria muda.

Salah satu dari dua pria muda itu tampan, bahkan sedikit mencolok, dan yang satunya memiliki wajah yang dingin, langkahnya yang tegas tak bersuara, sekali melihat pada pandangan pertama sudah tahu kebugaran fisik orang ini sangat baik.

Orang tua itulah yang berbicara lebih dulu.

“Tuan Darius.”

“Yoo, apakah pak tua Darius datang sendiri mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku?”

“Wajar saja, aku dan kamu dulu pernah menjadi teman seperjuangan, meskipun kedua keluarga ini pernah memiliki banyak perselisihan, tapi selain kepentingan keluarga, keduanya adalah sahabat yang pernah bertempur di medan perang.”

Semua orang melihat orang yang baru datang dan membicarakannya.

Gunawan melihat keramaian, dan menoleh menyambut tamu kembali.

“Paman Darius, ayah sedang menunggu Anda di dalam, silahkan.”ucap Gunawan dengan hormat.

“Haha, baik.”ucap Darius tersenyum menyentuh jenggotnya.

“Apa kabar paman Gunawan.”sapa pemuda tampan di samping Darius sambil tersenyum memandang Gunawan.

Dia Kevin, cucu Darius, dan putra kebanggaan keluarga Zhang.

Gunawan mengangguk, memandang pemuda yang berwajah dingin dan bertanya kepada Darius: “Paman Gunawan, ini siapa?”

“Dia Handoko, murid yang aku undang kemari untuk bertanding dengan murid ayahmu.”ucap Darius.

Gunawan menatap Handoko, semakin lama semakin merasa murid yang diajar ayahnya semakin tidak bisa diandalkan.

Handoko ini, hanya dengan mengandalkan perangainya saja, sudah bisa membunuh beberapa murid ayahnya.

Tentu saja, Gunawan yang tidak mengerti seni bela diri, dan tidak tahu.

Dia hanya merasa Handoko tampak lebih kuat daripada beberapa murid ayahnya.

“Darius, kenapa kamu begitu terburu-buru mencari kekalahan?”

Saat ini, Davin keluar dari dalam.

Dia diikuti Sulan kakak adik dan beberapa murid-muridnya.

“Sulan, lama tidak berjumpa.”ucap Kevin tersenyum kepada Sulan.

Kevin sangat menyukai Sulan, hanya saja Sulan tidak memiliki perasaan apapun kepadanya, jadi tidak ada perkembangan apapun di antara mereka.

“Apa kabar.”meskipun tidak menyukai Kevin, Sulan tetap tersenyum kepada Kevin, menyapa dengan sopan.

Antar cucu saling menyapa, Darius memandang murid-murid di belakang Davin, dan tertawa keras berkata: “Davin, bukan aku berlebihan, hari ini aku mengundang master bela diri, aku khawatir murid-muridmu bukan tandingannya.”

Davin memandang Handoko, mengendus dingin: “Hemph, takutnya kamu belum pernah bertemu master yang sebenarnya, sebentar lagi kamu akan melihat apa sebenarnya master sejati itu.”

“Oh, benarkah, kalau begitu bagaimana kalau kita taruhan.”ucap Darius.

Davin mengangkat alisnya, dia tahu Darius pasti tidak hanya datang bertanding dengannya, hanya saja ide apalagi yang dia pikirkan?

“Taruhan apa yang kamu inginkan?”tanya Davin mengerutkan kening.

“Kevin sudah sangat lama menyukai Sulan, kalau hari ini kamu kalah, bagaimana kalau kita tetapkan perjodohan mereka?”ucap Darius.

Davin tertegun, dia tidak menyangkan Darius akan begitu tidak tahu malu, beraninya menggunakan cucunya sebagai taruhan.

Sulan dan kakak adik Ailen adalah cucu kesayangannya, dan dia tahu Kevin ini memiliki kemampuan, tapi di matanya, dia hanya sebuah sampah, kalau menikahkan Sulan kepadanya, itu sama saja dengan mencelakakan Sulan.

Gunawan tertegun, tidak menyangka Darius akan begitu beraninya menjadikan putrinya sebagai taruhan.

Pertama-tama Kevin bukan pewaris keluarga Zhang, kedua reputasinya tidak terlalu baik, orang seperti ini, bagaimana mungkin cocok dengan putrinya.

Sulan memandang Kevin, ada sedikit rasa menjijikkan di matanya, dia merasa syarat ini pasti diajukan oleh Kevin.

Awalnya dia tidak merasa jijik dengan kevin, sekarang dia sangat membencinya.

“Davin, apakah kamu tidak berani? Bagaimana kalau begini, kamu bisa meminta seluruh muridmu, maju secara bergilir, selama orang-orang kamu bisa mengalahkan Handoko itu sudah cukup.”ucap Darius melihat Davin yang ragu.

“Darius, kamu bertanding seni bela diri dengan ayahku, kalian gunakan saja peraturan kalian, putriku bukan barang, dan tidak akan menjadi barang taruhan kalian.”meskipun nada Gunawan sangat tenang, tapi bisa terdengar sedikit marah.

“Aiya Davin, tampaknya beberapa tahun terakhir kamu tidak mengurus bisnis keluarga, dan sudah tidak bisa bersuara lagi dirumahmu.”Darius tersenyum mendengar ucapan Gunawan, dan berkata kepada Davin.

Perkataan dia ini, membuat Davin marah, dia yang memiliki sifat egois, benar-benar terpancing olehnya.

“Disini tidak ada urusannya denganmu, kamu mundur dulu.”Davin melototi Gunawan dan berkata dengan suara berat.

Gunawan mengerutkan kening, mundur ke samping Rendi.

Dia tahu emosi ayahnya sendiri, semakin kamu ingin menyampaikan pendapat, semakin dia tidak mendengarkanmu.

“Bagaimana kalau kamu kalah?”tanya Davin memandang Darius.

“Kalau aku kalah, aku akan memberi semua proyek kerja sama keluarga Zhang dengan LKK Tekno Sains kepadamu.”

Darius tersenyum dan menambahkan: “Tidak aku pungkiri darimu, aku sudah membahas ini dengan Bunbun liu dan Shinpo, kami bertiga akan bekerja sama memaksa boss LKK Tekno Sains untuk keluar, memaksanya menyerahkan sebagian keuntungan, kalau tidak akan sulit baginya untuk mengembangkan LKK Tekno Sains. Bahkan, selama kita keempat keluarga besar bekerja sama, LKK Tekno Sains akan berada dalam kesulitan.”

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu