Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 249 Tragedi Di Dalam Pesawat

“Tidak apa-apa.” Lani menggelengkan kepalanya.

Awalnya Rendi tidak mau ikut campur, tetapi ketika dia melihat keluhan di mata Lani, dia menghela nafas dan menatap Peter lagi.

Melihat raut wajah Peter yang dikejutkan oleh kecantikan Lani, dia merasa sedikit terhina.

“Pria macam apa itu berani memukul wanita? Apakah ada masalah dengannya memintamu untuk berbicara dengan pelan?” Tanya Rendi.

“Siapa kamu? Ini bukan urusanmu? Pergi dariku jika kamu tidak ingin dipukuli juga.” Diremehkan olrh Rendi, Peter terdiam, awalnya dia sangat marah sehingga dia memukul Lani, terlebih lagi, Rendi adalah seorang pria.

Rendi mencibir dan menampar wajah Peter, sebelum Peter berbalik, dia meraih kerah Peter dan mengangkatnya.

“Bajingan, berani sekali kau denganku?”

Rendi mendengus dan lagi-lagi menampar wajah Peter.

Suasana hatinya sedang buruk, Peter masih berani memprovokasi dia, Peter benar-benar cari mati.

Meskipun tidak ada banyak penumpang di kabin first class, tapi semua orang terkejut saat ini, dan mereka bangun untuk melihat perselisihan di depan mata mereka.

“Aku...”

Sebelum Peter selesai berbicara dia ditampar lagi oleh Rendi.

Kali ini, Rendi tidak hanya diam saja, tamparan di wajah ini membuat dunia tiba-tiba sunyi.

Peter benar-benar terdiam, beberapa sidik jari berdarah di wajahnya membuatnya pusing.

“Mengapa kamu memukuli orang?” Selly menatap Rendi dan berkata.

Rendi kembali menatap Selly, hanya melihat, dan segera menyuruh Selly menutup mulutnya.

Pada saat ini, Selly hanya merasa ketakutan, mata Rendi membuatnya kehilangan akal dan wajahnya menjadi pucat.

Ada penumpang yang kenal dengan Peter dan Selly

“Anak ini akan selesai, aku yakin dia tidak akan bisa pergi kemana ketika turun dari pesawat.”

“Kenapa, dia begitu kuat, siapa yang berani mempermalukan itu padanya?”

“Apakah kamu tidak tahu bahwa pemuda yang dia pukuli adalah Peter, putra dari Risno, bos real estate Offshore, dan wanita itu adalah Selly, putri dari bos Perusahaan Bunda Citra, dia memukul Peter dan mengancam Selly, apakah Peter dan Selly akan membiarkannya pergi?”

“Risno, tidak heran, dia adalah pembisnis yang terkenal di Offshore, dengar-dengar dia memiliki sekelompok orang di bawah kendalinya yang bisa menghancurkannya, tidak ada yang berani memprovokasi dia.”

“Iya, itu menunjukkan bahwa bawahannya berasal dari kekuasaan bawah tanah, jadi aku yakin bocah ini begitu turun dari pesawat dia pasti akan dihabiskan.”

Mendengarkan perkataan orang-orang, wajah Joby segera menunjukkan ekspresi khawatir.

Dia tahu bahwa Rendi diyuzoda memiliki kekuasaan, dan bukanlah orang biasa, tetapi kini dia pergi ke tanah orang lain, jadi tidak boleh ceroboh, dia membujuk Rendi: “Rendi, lupakan saja.”

Bahkan Lani juga mengerutkan kening, tanpa diduga, lawannnya memiliki identitas seperti itu, tepat ketika dia ingin membujuk Rendi, dia mendengar suara dingin Peter: “apakah kamu dengar? Ayahku Risno, jika kamu tidak ingin mati, segera lepaskan, kalau tidak, turun dari pesawat, aku...”

Dia lagi-lagi berbicara, Rendi mengangkat tangannya dan menampar wajahnya lagi: “Apakah Risno kuat? Kalau dia begitu kuat, mengapa dia melahirkan sampah sepertimu?”

Meskipun “naga sangat kuat tetapi dia juga tidak akan merendahkan ular”, Rendi tahu bahwa Risno jika ingin berurusan dengannya, hanya dengan dua cara, satu peninjakan jalur bisnis, dan satunya lagi adalah menyuruh kekuasaan bawah tanahnya untuk menghadapinya.

Cara pertama, dia tidak percaya, dia percaya bahwa Risno tidak bisa melakukannya, kecuali Risno tahu identitasnya, sedangkan untuk cara kedua, dia lebih tidak percaya lagi.

Rendi sangat marah dan berani memprovokasi dia, dia tidak keberatan jika mengubah seluruh pasukan Offshore menjadi lautan darah.

peter ditampar oleh Rendi dan dihina sebagai sampah, Peter memuntahkan darah, tapi dia benar-benar ketakutan dengan Rendi, dia menatap Rendi dan berhenti bicara.

Pada saat ini, akhirnya dua petugas bergegas datang dan bertanya dengan keras: “Apa yang kamu lakukan? Masih saja tidak berhenti?”

Rendi mendengar kata-kata itu, melepaskan Peter, dan tidak menamparnya lagi, kemarahannya juga perlahan padam, Rendi tidak khawatir dengan dia.

Peter mengadu kepada petugas: “dia sengaja melukai orang, kalau aku gak salah ingat, dia dengan sengaja melukai orang di pesawat, ini telah membatalkan kriteria naik pesawat.”

Petugas tampaknya mengenal Peter dan berkata dengan ramah: “Tuan Peter, jangan khawatir, bocah ini telah melanggar hukum dan peraturan, kami tidak akan pernah mengampuni dia.”

Peter mengambil tisu dari Selly, menyeka darah di sudut mulutnya, dan berkata dengan suara dingin, “Anak muda, jika aku tidak membunuhmu setelah turun dari pesawat, jangan panggil aku Peter lagi.”

Rendi duduk kembali di posisinya dan menutup matanya, bagaimana mungkin dia bisa memfokuskan pikirannya pada ancaman yang tidak penting ini.

Ketika orang-orang melihat penampilan Rendi, mereka semua menggelengkan kepala.

Bocah ini begitu sombong sehingga dia bahkan tidak menghiraukan petugas ketika mereka datang, dia benar-benar cari mati.

“Keluarkan kartu KTP-mu.” Petugas juga marah dengan kesombongan Rendi, berkata dengan suara murung.

“Saudara, ini hanya kesalahpahaman...” Joby mewakili Rendi untuk berbicara.

“Kesalahpahaman? Apakah menampar wajah adalah kesalahpahaman? Orang-orang seperti itu harus dihukum berat, jika tidak siapa yang berani mengambil penerbangan perusahaan kami nantinya.” kata petugas itu dengan suara dingin.

“Turun dari pesawat kita bicarakan lagi, sekarang jangan ganggu aku istirahat.” Rendi perlahan membuka matanya dan melihat ke arah petugas, tatapan matanya dingin.

Melihat tatapan mata dingin Rendi, dia terkejut dan tanpa sadar mengangguk.

Semua orang membuka mata mereka dan tidak percaya dengan adegan ini.

Petugas meresponnya, tetapi tidak tahu mengapa, dia masih takut pada Rendi, apa yang ingin dia katakana, dia akhirnya pergi dengan enggan.

Lani diam-diam menatap Rendi, matanya berkedip, kadang dia khawatir, kadang dia takut, kadang dia menyesal, dia tampaknya memiliki sesuatu di hatinya, yang membuatnya berjuang untuk surga dan manusia.

Peter sangat enggan, tanpa diduga, petugas takut pada Rendi, yang membuatnya marah lagi.

“Setelah turun dari pesawat, jika aku tidak membunuhnya, namaku bukan peter lagi!” setelah duduk Peter berkata dengan marah.

“Jika kamu tidak mendapatkan harga diri ini kembali, aku benar-benar memandang rendah kamu.” Selly berkata dengan acuh tak acuh.

Dia tidak suka pria yang lemah.

Peter terkejut dan buru-buru berkata: “Selly, jangan khawatir, ketika turun dari pesawat, itu adalah wilayahku, bahkan jika dia adalah naga, ketika dia sampai ke wilayahku, dia harus melewatiku!”

“Yah, jangan mengecewakanku kalau begitu. Aku akan membantumu juga, dia berani memukulmu di pesawat, itu bukan akhir dari masalah, aku harus meminta maskapai untuk mendiskualifikasi dia.” Selly mengangguk dan berkata.

”Tapi petugas pergi ketakutan karena dia.” Peter berkata dengan sedikit tak percaya.

Selly sambil bercanda berkata: “ayah dan kepala bandara adalah teman baik, ketika turun dari pesawat, aku akan menelepon ayahku, aku akan memastikan orang itu tidak bisa keluar dari bandara.”

“Benarkah? Itu bagus, pertama-tama kita permalukan pria itu, dan kemudian aku akan menyuruh seseorang untuk menghabiskan dia.”

Saat ini Peter langsung bersemangat.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu