Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 310 Manik Ajaib

"Beraninya kamu membunuhku?"

Sekujur tubuh Ardjan menjadi tidak stabil, dia tidak percaya jika Lani berani membunuhnya.

Apakah dia tidak takut jika dia melenyapkan seluruh keluarganya?

Beberapa penjaga pribadi Ardjan menghentakkan nafas karena marah, kemudian langsung mengarah keLani.

Detik kemudian, mereka satu persatu terjatuh di lantai, mulut mereka tidak berhenti mengeluarkan darah hitam.

"Serahkan obatnya, maka aku akan membiarkanmu hidup. Jika tidak aku akan membuat kalian semua yang berada di Central Plains mati!" Ardjan mengatakan dengan nada rendah.

"Lanjutlah membual setelah kamu bisa keluar dari sini secara hidup." Lani akhirnya menaikkan kepalanya dan mengatakan dengan cuek.

"Nona, apa yang kamu lakukan? Kamu jangan melukai diri sendiri!" kurando juga sudah keracunan, dia tdak takut mati, dia hanya takut seluruh keluarga Central Plains akan lenyap jika Lani berbuat begitu.

"Huh, kamu kira kamu bisa membunuhku dengan racunmu ini? Kamu terlalu meremehkan kekuatanku." Ardjan menghentakkan nafas, tiba-tiba berjalan ke depan, seluruh aura tubuhnya meningkat, dan tidak terlihat seperti keracunan sedikitpun.

Sebenarnya Ardjan memang sudah keracunan, hanya saja karena dia sangat kuat dan ketahanan dalam tubuh yang hebat, jadi bisa menahan racun tersebut dalam waktu sementara.

Seperti beberapa penjaganya yang tidak memiliki ketahanan dalam tubuh sekuat dia, jika menggerakkan energi vitalnya saja, racun akan menyerang dalam sekejap.

Ekspresi Lani berubah, dia tidak menyangka Ardjan bisa menahan energi racun.

Pastinya dia tahu jika kekuatan Ardjan lebih hebat dari dia, jadi melihat keadaan ini, tanpa ragu-ragu dia langsung mendobrak jendela dan kabur keluar.

"Kamu tidak mungkin bisa kabur!" Ardjan menghentakkan nafas, kemudian mengejar ke arahnya dengan cepat.

Tetapi sekejap kemudian, dia dihalangi oleh bayangan lain.

"Biarkan seseorang bernama Rendi melihat sekuat apakah keluarga hermit kalian, beraninya kalian merebut perusahaanku."

Yang menghalangi Ardjan adalah Rendi Lu. Rendi Lu sudah tiba dari awal, dia tahu jika Lani menaruh racun di kamarnya, jadi dia menunggu di luar.

Ini adalah salah satu rencana Lani. Dalam rencananya, dia sudah menebak jika Ardjan tidak akan terpengaruh walaupun dia sudah keracunan.

Jadi dia berencana nantinya melompat keluar dari jendela, kemudian Rendi Lu yang akan melanjutkannya.

"Beraninya kamu menghalangiku?" Ardjan menghentakkan nafas lalu menumbuk Rendi Lu dalam 1 serangan.

Meskipun kini dia masih bisa menahan energi racun, tetapi sebentar lagi dia sudah tidak bisa menahannya lagi. Jadi dia harus menangkap Lani secepatnya dan memaksa untuk menyerahkan obatnya.

Rendi Lu tertawa dengan datar, dia tidak menghindar dan membiarkan serangan Ardjan, dia juga langsung menyerangnya.

Boom!

2 kepalan tangan bertemu di udara, tubuh Rendi Lu hanya mengarah ke belakang, tetapi Ardjan malah langsung mundur 3 langkah baru berhenti.

Ardjan membuka lebar matanya, dia menatap Rendi Lu dengan tatapan tidak percaya.

Dia tidak menyangka jika Rendi Lu sekuat ini.

Walaupun tadi dia tidak mengeluarkan semua tenaganya, tapi dia juga sudah menyadari jika Rendi Lu juga tidak mengeluarkan semua tenaganya.

Tampak jelas jika Rendi Lu lebih kuat dari dia.

Akhirnya dia mengerti kenapa Lani berani mengambil resiko ini dan membalik untuk membunuhnya.

Karena Lani tidak bisa menyerang Rendi Lu, dan mungkin dia juga percaya jika Rendi Lu bisa menahan Ardjan.

"Wanita murahan ini, memang penghianat!" Ardjan semakin panik di dalam hati, dia merasa dia sudah tidak sanggup menahan energi racun ini lagi.

Tapi karena Rendi Lu menghalanginya, sehingga membuat dia tidak bisa menangkap Lani.

"Nanti kita katakan lagi setelah meninggalkan tempat ini." Ardjan melihat keadaan di sekitar, kemudian membalikkan badannya dan berlari ke arah dinding.

"Ternyata Keluarga Lan hanya begitu saja." melihat kepergian Ardjan, Rendi Lu tertawa kemudian mengambil senapan subsonic dan menembak ke arah kepala Ardjan.

Phiu!

Suara yang dikeluarga senapan subsonic sangat hening, kemudian kepala Ardjan langsung mengalirkan darah lalu tubuhnya langsung terjatuh.

Melihat Ardjan terjatuh, Lani akhirnya menjadi tenang.

Setelah Ardjan meninggal, rencana dia sudah hampir berhasil semuanya.

Rendi Lu berjalan ke sisi Ardjan dan perlahan menjongkok lalu mengulurkan tangannya mencari sebuah kalung di tubuh Ardjan.

Liontin kalung tersebut sekecil telur burung merpati. Walaupun dibungkus oleh sebuah lapisan luar, tetapi juga bisa terlihat jelas cahaya aneh yang bersinar di dalamnya.

"Mungkin ini adalah Manik ajaib tersebut." Rendi Lu menyimpan kalung dan berencana menelitinya setelah pulang.

Kini Lani kembali ke vila. Semua orang di dalam vila belum mati, tetapi rata-rata sudah tidak berdaya lagi.

"Nona, kenapa kamu begitu?" kurando bertanya dengan tidak puas.

"Maaf Paman kurando, jika aku tidak melakukannya, kita semua akan mati. Demi Keluarga Lan di Central Plains, aku hanya bisa mengorbankan kalian." Lani mengatakan sambil menembak kepalanya kurando.

Sayangnya penjaga yang berada di sisinya dari kecil tidak menutup matanya walaupun sudah meninggal.

Hati Lani sedikit kecewa, tetapi dia sudah memilih jalan ini. Semua orang yang berada di sini hari ini harus mati, jika tidak rencananya akan tersebar keluar.

Sampai saat itu semua Keluarga Lan harus mengikuti Ardjan untuk mati.

Dia mengatur suasana harinya, kemudian menembak semua bawahannya satu persatu.

Beberapa dari orang ini adalah pembunuh terlatih kurando, beberapa lainnya adalah penjaga yang dari kecil berada di sisinya bersama dengan kurando.

Tapi Lani tetap saja mengeraskan hatinya untuk membunuh mereka.

Di seluruh vila ada 20an orang, 20an jiwa, Lani tidak menyisakan satupun.

Saat dia keluar dari vila, sekujur tubuhnya dipenuhi dengan darah, tetapi dia tidak memedulikannya sedikitpun.

Mungkin kini dirinya sudah tidak merasakan apapun lagi.

"Sudah selesai membunuh?" melihat Lani berjalan keluar, Rendi Lu langsung bertanya.

Lani menganggukkan kepala melihat ke arah Rendi Lu, berkata: "Kamu sudah dapat Manik tersebut, 'kan, semoga kamu tidak mengecewakanku lagi."

Rendi Lu tersenyum datar berkata: "Kamu jangan terlalu banyak berpikir. Semua yang kamu lakukan ini hanya bisa menebus kesalahanmu sebelumnya. Tapi aku bisa dengan pasti beritahu kamu, dendam kita sebelumnya sudah adil."

Dia berkata lalu berjalan ke arah mobilnya yang berada di luar vila. Mobilnya diparkirkan di samping sebuah pohon besar dan tidak berada di area vila Lani.

Lani tidak hanya tidak marah, dia malahan tersenyum.

Kemudian juga langsung dengan cepat pergi ke samping sebuah mobil.

Rendi Lu membuang kunci mobil kepada Lani kemudian naik ke mobilnya sendiri.

Setelah Lani juga sudah masuk ke dalam pintu, dia mengeluarkan sebuah remot kontrol mini dan menekan ke arah vila.

Kemudian menghidupkan mobil dan melaju dengan cepat.

Melihat keadaan ini, Lani juga tidak berdiam diri. Dia langsung menginjak pedal gas mobil melaju mengikuti Rendi Lu.

"Boom!"

Saat belum sampai 100 meter mobil mereka melaju, seluruh vila Lani tiba-tiba terjadi ledakan yang dahsyat.

Sekejap api membara membawa suara ledakan yang kuat.

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu