Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 77 Rahul mengalah

melihat bapak mertuanya yang sedikit ketakutan itu, Rendi tersenyum pahit dan langsung menghampiri Rahul.

dia tahu salah satu cara agar bapak mertuanya tidak ketakutan lagi adalah membiarkan dia melihat kalau Rendi tidak takut kepada Rahul.

melihat Rendi yang menghampiri Rahul, semua orang sedikit terkejut.

apakah bocah ini salah makan obat? Rahul sudah membebaskannya dan dia masih berani menganggu Rahul.

" aku berani bertaruh, bocah itu pastilah pergi meminta maaf kepada Rahul." kata Adrea ketika melihat semua orang terkejut.

" benar benar, pastilah pergi meminta ampun." jawab orang lain.

Pedro dan Lissa juga merasa kalau Rendi pergi meminta maaf. kalau tidak, dia tidak mungkin berani pergi meghampiri Rahul.

dibawah pengawasan semua orang, Rendi pun sampai didepan Rahul.

Rahul menatap Rendi dengan ekspresi wajah yang murung karena dia sudah tahu kalau kedua kaki dan tangan bawahannya tadi telah dipatahkan oleh Rendi. kedua bawahan itu merupakan mantan prajurit ternama dan mereka merupakan prajurit yang sudah pernah berperang pada masanya.

siapa sangka Rendi bisa mengalahkan mereka dan hampir membuat mereka muntah darah.

" kamu masih berani menjumpaiku?" kata Rahul dengan ekspresi yang seram.

piak! piak!

Rendi tidak berkata apapun dan langsung menampar kedua pipi Rahul.

hah!

melihat ini, semua orang langsung hening.

tidak ada yang menyangka kalau Rendi berani menampar Rahul didepan umum.

semua orang melotot dan tidak berani bernafas.

bahkan Ariel juga merasakan hal yang sama.

ini merupakan kali pertama baginya melihat Rahul ditampar didepan umum.

meskipun dia juga berani menampar Rahul, namun dia juga harus memikirkan resikonya jika menampar didepan umum.

meskipun keluarga Zuo tidak takut pada keluarga Wang, namun dia juga tidak ingin dibenci oleh keluarga Wang,

bocah ini sangatlah berkarakter.

meskipun Rendi bisa berharap pada LKK Tekno Sains, namun LKK TeknoSains masih belum berdiri stabil. mungkin saja akan hancur jika ditandingkan dengan keluarga Wang.

" tuan Arie, sepertinya Rendi akan segera tewas." kata Effendi pelan.

" jikalau perlu, kamu boleh diam diam membantu Rendi." kata Ariel.

kebetulan Ariel sangat ingin melihat peraduan antara LKK Tekno Sains dengan keluarga Wang.

jadi dia bermaksud mengompori mereka agar mereka semakin panas.

disaat ini, Pedro sangat ketakutan dan langsung terduduk diatas lantai.

ini sudah tamat!

benar benar tamat!

dia adalah generasi kedua keluarga Wang dan Rendi berani menamparnya 2 kali?

bukankah dia cari mati?

" ayah, bagaimana ini, jikalau kakak ipar mati, mungkin kita juga akan terlibat." kata Lissa sambil menopang Pedro.

" Pedro, segera bawa putrimu meninggalkan tempat ini, kalau tidak kalian akan terlibat juga." kata Joby dengan serius.

dia tidak peduli kalau Rendi ingin mencari mati. namun dia sudah berteman lama dengan Pedro dan dia tidak berharap Pedro ikut terlibat.

Pedro sangat ragu, dia tidak ingin pergi sendiri. namun ketika memikirkan kesadisan keluarga Wang, dia terpaksa harus pergi.

namun masalah ini juga tidak akan selesai jika mereka pergi.

Rendi adalah menantunya sendiri.

dan juga baru saja dia mendapatkan 80M untuknya.

" ayah, apa yang kamu pikirkan lagi? tidak usah pedulikan kakak ipar, dia yang ingin mencari mati." kata Lissa sambil menarik tangan ayahnya.

Pedro pun berhasil ditarik oleh Lissa keluar aula.

" kamu, beraninya memukulku?" kata Rahul sambil menatap seram Rendi.

jikalau tatapan bisa membunuh orang, mungkin Rendi sudah mati berkali kali.

" kedua tamparan ini sebagai sedikit balasan dendam dari sahabatku. lain kali, aku akan membalas semua dendam kepada keluarga Wang." kata Rendi dengan tenang.

" apakah kamu gila, dari mana aku tahu siapa sahabatmu?" kata Rahul.

dia tidak ahli berantam, dia tidak berani berantam jika tidak ada ajudan disampingnya.

" kamu akan segera tahu, dan juga jangan menantangku lagi. kalau tidak kamu akan seperti Eddie Wang." kata Rendi dan tidak menghiraukan Rahul lagi.

Rahul sedikit terkejut kalau kejadian yang menimpa abangnya juga merupakan aksi dari Rendi.

mengingat kejadian abangnya, dia pun tidak lagi berani menganggu Rendi meskipun dia merasa tidak puas.

dia mengerti pepatah yang berkata mengalah bukan berarti kalah.

dia bahkan tidak berani mengatakan apapun ketika Rendi hendak pergi.

kalau bocah ini menggila, mungkin dia sendiri akan ditendang hingga mandul.

namun hal ini tidak mungkin berakhir disini saja.

" kalau aku tidak membuatmu mati, aku bukan bermarga WANG!" kata Rahul didalam hati.

setelah diancam oleh Rendi, Rahul pun lemas dan membuat semua orang mengubah padangan mereka terhadap Rahul.

bukankah ini terlalu berlebihan?

apakah kamu masih merupakan generasi dari keluarga Wang?

apalagi Adrea dan juga Efffendi, mereka berdua menatap Rahul dengan penuh hina.

mereka tadinya berharap kalau Rahul membalas perlakuan Rendi.

namun siapa sangka Rahul langsung lemas ketika Rendi beraksi.

" sh*t, dia sudah lupa marganya sendiri ketika bertemu dengan yang lebih hebat darinya."

Ariel yang berdiri disamping sedikit kecewa dan menatap Rahul dengan hina.

tadinya dia masih berharap Rendi dan Rahul bisa saling berantam dan jikalau memang tidak bisa lagi, dia akan diam diam membantu Rendi.

namun siapa sangka Rahul begitu tidak berguna.

ketika Rendi kembali, Pedro dan Lissa sudah pergi dan Rendi hanya tersenyum pahit sambil menggelengkan kepala.

tujuannya menghajar Rahul agar mereka tidak takut lagi pada Rahul.

siapa sangka aksinya terlalu sadis dan membuat Pedro dan juga Lissa ketakutan.

" sudah, sudah, batu asli sudah dibawa kesini. bagi yang berminat silahkan bermain." kata Ariel ketika melihat semua orang masih didalam kondisi terkejut.

setelah itu, semua orang tidak lagi menghiraukan Rahul dan juga Rendi. mereka pun sibuk menatap kearah batu yang ada diatas pentas.

pekerja disana mulai memindahkan kotak yang berisi batu dan semua orang mulai menghampirinya.

semua orang mengelilingi sebuah batu yang lumayan besar. sejumlah pengusaha perhiasan mulai berbincang.

" hadirin, bagaimana kalau kita memainkan permainan yang agak seru?" kata Ariel.

semua orang pun langsung menatap kearah Ariel.

Ariel tersenyum dan berkata :" ini tidak seru jika hanya menebak harga saja. bagaimana kalau kalian saling bertaruh, aku akan menyiapkan beberapa ahli batu untuk kalian. kami akan menarik 20% dari keuntungan pemenang pada setiap pertandingan. bagaimana?"

" baik, ini terlihat lebih seru. namun apa peraturannya tuan Ariel?" tanya seseorang yang kelihatannya tertarik.

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu