Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 58 Mengarang Alasan Lagi

Setelah menerima pesan singkat dari Wadge, dengan cepat Toddy alias Manajer Jade on 36 datang ke ruangan. Lagipula Wadge juga merupakan seorang Kepala Seksi. Kedatangan Wadge kesini, tentu ia harus datang bersulang untuknya.

“Pak Toddy, ayo masuk.” sapa Wadge setelah melihat Toddy dari jauh sana.

Suaranya cukup besar, seketika menarik perhatian banyak orang.

Toddy berjalan kearah mereka. Wadge, Yuli dan Joan berdiri datang menyambut kedatangannya. Linda tidak kenal Toddy, jadi ia hanya melirik sekilas dan tidak mengurus lagi.

Sejak awal Rendi tidak pernah mengangkat kepalanya, hanya terus makan.

“Pak Toddy, kedua ini adalah temanku, Yuli dan Joan.” Wadge mengenalkan kedua orang itu dan melupakan Rendi dan Linda lagi.

Toddy bersalaman dengan Yuli mereka, lalu tatapannya teralihkan kearah Rendi.

Saat ini Rendi juga mengangkat kepalanya melihat Toddy.

“Pak Toddy, aku bersulang untukmu.” Yuli membawa gelasnya ke hadapan Toddy.

Kebetulan Toddy melihat Rendi dan tidak menerima gelasnya, langsung berjalan kearah Rendi.

“T-tuan Muda Rendi juga ada disini?” ujar Toddy penuh hormat.

Seketika gerakan Yuli menjadi kaku dan terkejut melihat adegan ini.

Tuan Muda Rendi?

Apakah Pak Toddy ini tidak salah mengenal orang?

Darimana orang itu menunjukkan dirinya ebagai Tuan Muda?

Sedangkan Wadge dan Joan berkerut alis, serta merasa curiga.

Linda terkejut dan menoleh kepada Toddy yang begitu hormat.

Manajer disini tidak sebanding dengan orang biasa, bahkan Wadge juga harus bertindak baik kepadanya. Tapi siapa sangka manajer ini begitu hormat kepada Rendi, ini....

“Hmm.” Rendi menganggukan kepalanya.

“Tuan Muda Rendi, apakah aku harus memindahkan kalian ke ruang VVIP?” tanya Toddy.

“Tidak perlu, kamu lanjut saja pekerjaanmu. Aku hanya minum-minum dengan temanmu.” ujar Rendi sambil mengayunkan tangannya.

Ucapan Rendi membuat Wadge mereka sedikit canggung, bahkan sejak tadi mereka tidak mengajak Rendi mereka untuk minum-minum.

”Baik, Tuan Muda.” Toddy mengangguk dan menoleh kepada Wadge mereka, lalu ia meninggalkan tempat dengan merasa bersalah.

Melihat Toddy yang begitu patuh kepada Rendi, Wadge mereka sangatlah terkejut.

Harus diketahui bahwa Toddy diundang Wadge kesini dan masih bersalaman dengan mereka, mereka hampir saja minum bersama.

Setelah bertemu dengan Rendi, Toddy langsung menjadi begitu patuh. Ia bahkan langsung pergi setelah mendengar perintah Rendi, apalagi tanpa menyapa dirinya.

Tidak hanya patuh, Toddy juga sangat takut kepada Rendi.

Wadge terus menatap Rendi dengan penuh kebingungan.

Adegan hari ini sungguh berada di luar sangkanya.

“Rendi, hebat sekali kamu. Tadi masih membiarkan Joan-ku untuk memberi lowongan kerja kepadamu. Kamu sungguh jahat sekali, harus dihukum minum.” Yuli menatap Rendi genit, berbeda jauh dengan sikap yang sebelumnya.

“Tidak perlu berpikir banyak, aku kenal dengan Bosnya, jadi ia hormat kepadaku.” ujar Rendi sambil tertawa.

Ternyata seperti itu.

Mereka bertiga menghela nafas.

Tatapan remeh muncul lagi pada Yuli dan Joan.

Sedangkan Wadge merasa janggal kalau dipikir kembali.

Toddy bisa dikatakan adalah peran yang cukup penting. Bagaimana mungkin ia bisa begitu hormat di hadapan Rendi?

Kalaupun Rendi mengenal Bosnya, juga tidak bertindak seperti itu.

Tidak boleh, ia harus membiarkan Rendi pergi ke reuni esok hari, untuk menggali yang sebenarnya.

“Rendi, reuni esok hari dimulai pukul enam malam, di lantai lima belas Hotel Penila. Ingat harus datang ya.” ujar Wadge sambil tersenyum.

“Pasti. Aku tentu tidak boleh kehilangan kesempatan untuk makan-makan gratis.” ujar Rendi.

Ia sudah mengetahui apa yang dipikirkan Wadge, jadi ia ikuti saja permainannya.

Saat mendirikan usaha kemarin, Wadge ini juga cukup memberi banyak halangan untuknya.

Wadge tersenyum dan melupakan ucapan Rendi tadi.

Melihat Rendi mengenal Bos Jade on 36, Yuli dan Joan tidak sesemangat seperti yang sebelumnya.

Tapi selanjutnya mereka masih saja mengajak Rendi dan Linda bersulang.

Lalu acara makan selanjutnya juga berakhir dengan membosankan.

Sebelum bubar, Wadge mengingat lagi kepada Rendi dan Linda untuk menghadiri acara reuni esok malam.

Setelah naik mobil, Linda tidak langsung menjalankan mobilnya untuk pergi, melainkan menatap Rendi.

“Sebenarnya apa hubunganmu dengan Bos Jade on 36? Jangan beritahu aku lagi kamu pernah menolongnya lagi?” Waktu itu Rendi menggunakan alasan itu untuk menjelaskan hubungannya dengan Wolf.

”Sayang, kamu hebat sekali. Kamu masih ingat tiga tahun yang lalu ada perampok yang mencuri di bank?” ujar Rendi sambil tertawa.

Linda mengangguk kepalanya dan terkejut berkata, “Kamu sungguh pernah membantu Bos Jade on 36?”

“Iya. Saat itu aku menarik uang disana, kebetulan Bos Jade on 36 juga disana, lalu ia diancam oleh perampok itu. Dan kebetulan saat itu perampok ingin membunuh orang dan orang itu adalah Bos Jade on 36. Seketika aku menolongnya dari tangan perampok itu.” ujar Rendi dengan serius.

Tentu masalah bank itu benar-benar terjadi dan ia juga pernah menceritakannya kepada Linda.

Saat itu ia memang menolong orang lain, tapi bukanlah Bos Jade on 36.

Demi Linda tidak banyak berpikir, Rendi hanya bisa asal mencari alasan.

Kenyataan membukti sekali lagi, saat kamu berbohong, maka kamu harus berbohong banyak lagi untuk menyempurnakannya.

Linda mengangguk. Ia masih merasa takut akan masalah tiga tahun yang lalu untuk Rendi. Ia tidak lagi curiga setelah mendegar ucapan Rendi.

“Sepertinya hebat bertengkar itu juga berguna.” ujar Linda.

“Benar. Ayahku juga berkata seperti itu. Lelaki tidak hanya boleh memiliki uang, tapi ia juga harus memiliki tubuh yang kuat. Ini juga mengapa melatih bela diri itu sangatlah susah dan aku masih mempertahankannya.” ujar Rendi.

Linda hanya bisa mengangguk, tidak tahu apa yang harus ia katakan.

Dengan cepat ia tiba di rumah orang tuanya. Baru saja memberhentikan mobil, mereka kebetulan ketemu Amelia yang baru pulang kerja.

Melihat Rendi dan Linda yang turun dari mobil Audi A6, Amelia terkejut berkata, “Linda, kamu beli mobil?”

Linda melirik Rendi dan baru mau bilang Rendi yang membelikannya mobil ini. Lalu Rendi terkekeh berkata, “Iya, Linda baru saja naik jabatan sebagai Direktur Pemasaran, harus membeli mobil baru agar cocok dengan jabatannya.”

“Iya, anakku sudah menjadi Direktur dan juga membeli mobil baru. Kapan kamu juga seperti itu?” Amelia memandang Rendi aneh.

“Bentar lagi, Bu.” Rendi terkekeh. Sejak hari ulang tahun Ayah Mertuanya, ia bilang dirinya tidak akan kesini lagi, tapi sekarang ia berubah pikiran.

Amelia dan Lissa tidak bisa menjaga mulutnya, jadi tidak boleh membiarkan mereka menyadari identistasnya yang asli.

“Oh iya, mengapa Pak Toddy kemarin begitu baik kepadamu dan sengaja menyisakan ruang VVIP untukmu?” tanya Amelia teringat masalah di Jade on 36.

Sejak kejadian itu, ia jadi merasa curiga kepada Rendi yang sedang menyembunyikan sesuatu kepada mereka. Sekarang ia langsung bertanya kepada Rendi di hadapan anaknya, untuk melihat apakah Rendi juga membohongi anaknya.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu