Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 291 Memeriksa Lani

“Bos Rendi, apakah kamu telah mengetahui bahwa Risno dan Philip terbunuh di bandara?”

Baru saja memutuskan panggilan Roni, lalu Danny menghubunginya.

“Hmm, tadi Roni sudah memberitahuku. Apakah pelakunya telah tertangkap?” ujar Rendi.

“Masih belum. Pembunuh itu sangatlah hebat. Sebelum pergi dari bandara, mereka telah merusaki semua kamera perekam. Menurutku, kalau bukan pembunuh profesional, maka mereka adalah tentara yang sudah pensiun. Kalau tidak, kemampuan mereka tidak mungkin begitu baik.” analisis Danny.

“Danny, kamu menghubungiku, apakah karena telah melihat foto-foto di situs web?” Rendi tahu Danny menghubunginya, pasti karena melihat fotonya bersama kedua orang itu di Hotel Yuro.

“Iya, tapi Bos Rendi salah paham. Hal-hal yang begitu biasa, pasti ada orang yang sengaja ingin menjbakmu. Aku belum bilang apa-apa, tapi bawahanku sudah tahu bahwa orang lain sengaja menuduhmu, karena itu sangat jelas. Aku menghubungimu, hanya ingin bertanya apakah kamu ada mencari masalah dengan siapapun, selain tiga keluarga besar?” ujar Danny sambil tertawa.

Apa yang ia katakan itu benar. Tidak ada satupun orang dari tempatnya yang curiga kepada Rendi. Ia menghubungi Rendi, hanya ingin menemukan petunjuk penting dari Rendi.

Risno dan Philip memiliki identitas yang istimewa. Mereka berdua adalah pengusaha terkenal di Offshore. Mereka mati di Kota Yuzoda, tentunya pihak polisi harus segera menyelesaikan kasus ini.

”Aku juga bingung. Saat Roni bertanya kepadaku, aku juga tidak teringat siapapun. Aku jujur saja kepadamu. Selain tiga keluarga besar, aku ada masalah dengan Keluarga Wang, tapi mereka pasti tidak berani menyerangku. Kalau untuk tiga keluarga besar, kupikir mereka tidak akan melakukan hal-hal yang tidak berguna seperti ini. Tapi siapa tahu mungkin diantara mereka yang melakukannya.” analisa Rendi.

“Oh iya, aku juga masih ada masalah dengan yang lain. Aku juga tidak tahu mereka orang Kota Jingrang atau bukan, tapi kurasa kalau mereka ingin menjebakku, pasti tidak akan melakukan ini.” Yang dimaksud Rendi adalah Keluarga Xiao. Suatu saat berita ia membunuh Ishara pasti akan masuk ke telinga Keluarga Xiao dan saat itu Keluarga Xiao pasti akan membalas dendam kepadanya.

Tapi Keluarga Xiao jarang mengetahui masalah yang terjadi, jadi Rendi berpikir bahwa mereka tidak akan tahu kematian Ishara.

“Siapakah orang itu?” tanya Danny.

“Pak Danny, aku hanya bisa bilang bahwa ada beberapa orang dan beberapa keluarga jarang muncul di umum. Kalau kalian periksa, juga tidak akan menemukan apapun, karena mereka sama sekali tidak ada data.” Rendi tidak mengatakan keluarga tersembunyi. Ia juga tidak tahu apakah Danny bisa mengerti setelah ia mengatakan ini.

“Baiklah, aku sudah mengerti. Maaf Bos Rendi, telah menggunakan banyak waktu.” Danny sudah cukup mengetahui dan bersiap untuk memutuskan panggilan.

“Pak Danny terlalu sungkan. Bekerja sama dengan kalian merupakan kewajiban setiap penduduk. Tenang saja, kalau aku ada berita, aku pasti akan langsung menghubungimu.” ujar Rendi.

”Kalau begitu, terima kasih kepada Bos Rendi.” ujar Danny.

Setelah memutuskan panggilan, Rendi mengerutkan dahinya lagi.

“Jangan-jangan ia lagi?”

“Ada keuntungan apa ia melakukan ini?”

Rendi berpikir sambil memasak. Akhrinya ia teringat mungkin saja kelakuan Lani atas masalah ini.

Karena saat bertemu dengan pembunuh, Lani tahu bahwa para pembunuh itu dibayar oleh Risno dan Philip.

”Apakah ia takut aku membocorkan informasi ia yang membunuh Peter dan Selly, jadi ia sekalian membunuh Risno dan Philip, lalu menuduhkan itu kepadaku?”

Rendi semakin pikir semakin ada kemungkinannya.

Saat hari ini makan di Jade on 36, ia membocorkan informasi bahwa ia akan bertemu dengan Risno mereka, lalu Lani dulu yang menyuruh orang untuk menemukan mereka dan merencanakan sesuatu, untuk memotret pertemuan mereka.

“Mungkin seperti itu.” Rendi menganggukan kepalanya.

”Kekuasaan Nona itu di Kota Yuzoda tidak kecil juga. Apakah Keluarga Lan bersiap untuk melakukan gerakan besar di Kota Yuzoda?” Rendi berkata-kata kepada dirinya sendiri.

Ia tahu Keluarga Lan akan membuka toko perhiaasan di Kota Yuzoda, tapi kalau Lani seperti ini, membuatnya sangat curiga bahwa Keluarga Lan tidak hanya ingin membuka toko perhiaasan begitu mudah.

“Aku lihat dulu Lani kalian ingin melakukan apa.” Demi berhati-hati, Rendi memutuskan untuk tidak memberitahu masalah Lani kepada Danny.

Rendi mematikan kompornya, lalu menghubungi Roni.

“Roni, tolong bantu periksa Lani, seberapa besar kekuasaannya di Kota Yuzoda.” ujar Rendi setelah panggilan terhubung.

“Kamu curiga kepadanya?” tanya Roni penasaran. Perusahaan Rendi hari ini saja baru dibuka dan Lani juga memberi hadiah kepadanya, seharusnya mereka berteman kan?

“Bukan curiga. Ia pasti yang melakukan hal ini, tapi demi berhati-hati, jangan membocorkan ini terlebih dahulu. Lihat dulu apa yang ingin ia lakukan.” Untuk Roni, Rendi sangat yakin kepadanya dan tidak ingin menyembunyikan darinya.

“Baik, aku akan segera memeriksanya.” Roni mengangguk. Kalau Rendi sudah memastikan Lani yang melakukannya, maka ia tidak perlu memeriksa lagi dan menyuruh orang untuk memeriksa Lani.

”Aku saja yang masak. Kiki sudah lapar.” Saat ini Linda berjalan ke dalam dan melihat Rendi sedang telepon.

Rendi memutuskan panggilannya dan berkata, “Sudah, hanya tersisa dua lauk lagi. Aku akan segera hidangkan.”

“Hmm, kalau begitu aku suruh mereka datang makan.” Linda mengangguk. Masakannya tidak seenak Rendi. Kalau Rendi lagi masak, biasanya ia tidak akan masak.

Keluarga Pedro juga pindah ke dalam rumah besar mereka. Meskipun tempat tinggal mereka juga bisa masak, tapi biasanya makan bersama.

Dengan cepat, Rendi sudah selesai masak. Ia menghidangkan lauknya dan Linda mengambil nasi.

Lissa bekerja di pasar swalayan, pulang pukul sembilan lewat, jadi hanya Pedro dan Amelia yang datang.

Saat makan, Amelia bertanya, “Rendi, tadi Pamanmu menghubungiku. Ia bertanya apakah kamu ada waktu besok?”

Paman yang Amelia maksud adalah Victor.

“Ada waktu. Memangnya ada apa?” ujar Rendi.

“Bukankah kamu setuju untuk menginvestasi perusahaan menantunya? Royjie telah membuat perencanaannya dan memperlihatkannya kepadamu.” ujar Amelia.

Rendi mengangguk. Ia teringat saat pindah rumah kemarin, Victor datang mencarinya untuk membantuk meminjam uang Royjie, agar perusahaannya bisa melalui kesulitan kali ini, tapi ia menolaknya. Ia setuju bisa investasi, tapi Royjie harus membuat perencanaan untuknya.

Royjie sudah lama tidak mencarinya, ia kira Royjie sudah menyerah.

“Ibu suruh mereka datang saja. Beberapa hari ini aku ada waktu, tapi aku harus ke luar negeri setelah beberapa hari itu.” ujar Rendi.

Perusahaan Raw Stone sudah mau dimulai. Ia berencana untuk ke Myanmar untuk mengimpor bijih bersama Roni.

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu