Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 207 Nenek Jatuh Pingsan

Victor wang sangat terkejut.

di satu sisi, dia sangat terkejut karena pergaulan Rendi Lu sangat bagus, ini merupakan latar belakang keluarga yang paling sedikit atau jarang dijumpai.

Di sisi lainnya, hatinya sangat sedih.

Putri kandungnya sendiri, yang dibesarkan 20 tahun, demi meminjam uang, tega menyuruhnya berlutut kepada orang lain.

Ada kesedihan di matanya.

Ini putri kandungnya sendiri !

"Ayah, kamu harus membantu kami, kami sangat membutuhkan uang, jika Perusahaan Royjie Xu tidak menambahkan modal 6 milyar ini, penghasilan tahun ini akan berkurang, artinya tahun ini tidak bisa mendapatkan keuntungan." Wislina berkata sambil memohon.

Kalau dia tidak memohon mungkin masih tidak masalah, tapi ini dia memohon, Victor Wang menjadi semakin sedih.

"Ayah, aku mohon padamu, kamu harus bantu kami sekali ini, Royjie Wang juga sudah membelikan rumah untuk kalian, makanya modal dia berkurang dan tidak cukup." Kata Wislina lagi.

Perasaan Victor Wang bercampur aduk, dalam hatinya berkata harga rumah ini memang benar 2 milyar, tapi Royjie Xu hanya membayar DP saja, sisa pembayaran berikutnya dia sendiri yang bayar tiap bulan.

DP yang di bayarnya hanya 200 juta saja, mana bisa dibandingkan dengan 6 milyar?

"Ayah......."

Victor Wang melambaikan tangan, menghisap rokoknya, memotong pembicaraan Wislina :"baik, ayah sudah tidak perlu muka lagi, tunggu pemakaman kakek mu selesai, aku akan pergi memohon kepada Rendi Lu."

"Ayah, kamu harus ingat, jika Rendi Lu tidak mau meminjamkan uang kepadamu, kamu harus berlutut di hadapannya." Wislina berbicara sambil menatap.

Victor Wang hanya diam saja, sebaliknya dia tanpa bersuara kembali masuk ke dalam kamarnya.

Hari kedua, Rendi Lu tidak pergi ke rumah Keluarga Wang, juga tidak datang ke Bukit Kuburan, malah sebaliknya membawa Kiki bermain ke Taman hiburan anak-anak.

Dia sedikitpun tidak ingin melihat wajah Wislina dan Fenny lagi.

Tapi Pedro masih tetap menyapa Linda dan Lissa.

Hari ini Keluarga Wang mengundang orang melakukan urusan hukum, Amelia Wang tentu saja harus bersujud.

Linda dan Lissa saat membaca gugatan, juga telah berlutut 1 jam lebih.

Pedro malah sibuk membantu di Bukit Kuburan.

Tapi hal yang mengejutkan Linda dan yang lainnya, sikap Wislina dan Fenny berubah drastis, mereka tidak hanya spontan duluan menyapanya, juga bertanya kenapa Rendi Lu tidak ikut datang.

Rendi Lu yang membawa Kiki bermain di Taman Hiburan anak-anak selama setengah harian, saat akan membawa Kiki pergi makan siang, dia mendapat telpon dari Linda.

"Rendi Lu, gawat, ada masalah, kamu cepat kesini." Linda berkata dengan cemas.

"Ada apa?" tanya Rendi Lu

"Saudara sepupu ku mereka bertengkar dengan orang lain, dan dengar kabar paman terluka." kata Linda.

"Baik, aku akan segera kesana."

Rendi Lu sambil berkata langsung membawa Kiki ke rumah Keluarga Wang.

Ketika sudah sampai di depan pintu rumah Keluarga Wang, Rendi Lu melihat sekelompok orang sedang heboh mengelilingi halaman rumah Keluarga Wang, dan nenek Linda malah jatuh pingsan.

"Ayah, sudah tidak apa-apa, Royjie Xu sudah menyuruh orang membubarkan mereka." Kata Wislina.

"Hmm, tidak usah hiraukan itu, kamu antar adik mu dan paman ketiga mu ke rumah sakit dulu". Victor Wang berkata sambil menganggukkan kepala.

Saat ini Rendi Lu baru melihat Shiro Wang adiknya Wislina dan David Wang paman ketiganya sedang menutup dahi mereka, dan dari kening mereka mengeluarkan darah.

Royjie Xu sendiri yang membawa mobil mengantar mereka berobat ke rumah sakit.

Rendi Lu bertanya dulu, baru mengetahui kejadian sebenarnya.

Rupanya tadi siang, tuan pergi berziarah ke kuburan, orang disana lumayan banyak, lalu terinjak beberapa tanaman jagung milik desa sebelah, kemudian terjadi perselisahan di antara dua belah pihak, dan akhirnya mereka berkelahi.

Tapi Royjie Xu mempunyai banyak klien dan teman, sekali telpon saja bisa memanggil puluhan orang, kemudian telah memukul dan melukai beberapa musuhnya.

"Royjie Xu adalah keluarga terdekat, saat ada masalah dia yang selalu bisa diandalkan." Melihat putranya sendiri juga terluka, kemudian bersiap-siap ingin menantunya memanggil orang untuk balas dendam, Fenny melihat Rendi Lu, walaupun dia tidak berani membencinya, tapi setiap

perkataannya masih ada keanehan dan penuh teka-teki.

Rendi Lu malas melihatnya, dia hanya bertanya kepada Linda:"nenek tidak apa-apa kan?"

Linda menggelengkan kepala, berkata:"Seharusnya tidak ada masalah, tapi orang tua, tubuhnya sudah mulai lemah, dan terpukul oleh masalah ini, aku sangat khawatir."

"Hmm, ayo masuk ke dalam lihat." Rendi Lu mengangguk kepala, mengandeng Kiki berjalan masuk ke rumah.

Saat ini di dalam rumah, walaupun nenek sudah sadar, tapi wajahnya masih seperti tidak sehat, Amelia Wang dan Pedro menemaninya di samping.

Mengenai istri dan anak dari David Wang, mereka juga ikut pergi ke rumah sakit.

Fenny malah sedang melayani orang-orang di luar.

Lagipula hari ini mereka yang telah mengundang tetangga datang membantu, dia tidak mungkin mengabaikan dan tidak menghiraukan mereka.

"Anakku, di pemakaman ayahmu, malah terjadi masalah ini, sungguh sial." Nenek menarik tangan Amelia Wang, berkata sambil menangis.

Orang tua di desa ini, sebagian besar masih menganut paham feodal, saat tuan pergi berziarah ke Bukit Kuburan, lalu terjadi perkelahian, bagi mereka, pasti adalah sebuah kesialan.

"Bu, mereka belum sempat menyentuh Bukit Kuburan, tidak akan ada masalah." Amelia Wang berkata sambil menghibur.

"Bu, kamu tidak usah berpikir terlalu banyak, semua sudah di selesaikan, yang paling penting kamu harus segera pulihkan kesehatanmu." Pedro juga berkata menghibur.

"Aku ini sudah tua, tubuhku juga memang seperti ini, kalian tidak perlu mencemaskan aku, bisa hidup berapa lama lagi, itu sudah di atur. Benar, kalian telpon bentar, tanya bagaimana luka dan keadaan Shiro Wang dan David Wang, apakah parah atau tidak?" nenek sudah pasrah pada hidupnya, tapi dia masih mencemaskan putra dan cucunya.

"Nenek, paman ketiga dan saudara sepupu cuma terluka luar saja, pergi berobat sebentar sudah tidak masalah, kamu tidak usah mencemaskan mereka, tidak akan terjadi apa-apa pada mereka." Kata Linda.

"Hmm. Bawa aku pergi keluar lihat, mereka semua sudah pergi ke rumah sakit, diluar para tamu juga butuh orang layani......." nenek berkata sambil ingin berdiri, tapi saat ingin berdiri, dia langsung jatuh pingsan.

"Bu, Bu, kamu kenapa?" Amelia Wang terkejut, langsung segera memapah nenek.

Walaupun Rendi Lu tidak mengerti kedokteran, tapi dia segera mendekati dan memeriksa kondisi nenek, mendapati nenek hanya pingsan saja, masih bernafas dengan normal, dia mulai merasa lega.

"Kondisi nenek seharusnya tidak begitu parah, kita segera antar dia ke rumah sakit untuk diperiksa." Kata Rendi Lu.

"Hmm, Linda, kamu dan Lissa tinggal disini saja, aku dan ibu mu, serta Rendi Lu yang mengantar nenek ke rumah sakit." Kata Pedro.

"Baiklah." Linda menganggukkan kepala.

Rendi Lu menggendong nenek, berjalan keluar.

Pedro dan Amelia Wang mengikutinya dari belakang.

"Ada apa dengan nenek ini?" Rendi Lu mengendong nenek keluar, semua orang segera mendekat dan bertanya.

"Pingsan, seharusnya tidak apa-apa, kita antar dia ke rumah sakit." Kata Amelia Wang.

Rendi Lu mengendong nenek sampai dekat mobil, kebetulan pintu mobil terbuka dia segera membaringkan nenek ke dalam mobil, lalu melihat beberapa mobil lewat, dan berhenti di tempat yang tidak jauh dari nya.

Dia baru duduk di kursi supir, terlihat olehnya sekelompok pria yang membawa pipa besi loncat keluar dari van mobil.

"Sialan, mobil ini berhenti di depan pintu rumah Keluarga Wang, pasti juga merupakan saudara Keluarga Wang, akan aku hancurkan juga!"

Seorang pria melihat Rendi Lu hendak naik mobil, lalu dia membawa orang bergegas menuju ke arah mobil Rendi Lu.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu