Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 420 Pembunuh

Gerakannya sangat lincah. Pergelangan tangannya berputar cepat dan pisaunya langsung ditusuk kearah Rendi.

Tapi gerakan Rendi lebih lincah darinya.

Saat pemuda itu beraksi, ia langsung menahan tangannya dan mengeluarkan tenaganya lagi, lalu pelan-pelan mengarahkan pisau di tangan pemuda itu kepada perut pemuda itu.

Pemuda itu ketakutan dan mundur beberapa langkah ke belakang, lalu memegang perutnya ingin kabur.

Rendi tanpa banyak kata, langsung menendangnya hingga pemuda itu terguling di lantai.

Pemuda itu berguling selesai, lalu mengeluarkan pistol ingin menembak Rendi.

Rendi menendang lagi, lalu pistol di tangan pemuda itu melayang. Ia menginjak dada pemuda itu dan pelan-pelan berjongkok.

“Ariyu atau Keyla?” Rendi menatap pemuda itu dingin.

Awalnya ia mengira Keyla, tapi setelah melihat pembunuh, ia juga merasa ada kemungkinan bahwa pemuda ini adalah orang Ariyu.

Lagipula ia telah membuat Ariyu banyak menderita dan meminta dua miliar kepadanya. Disini juga adalah wilayah Ariyu, sehingga kemungkinan Ariyu lebih besar.

Pemuda itu tida berbicara dan menatap Rendi seperti orang bodoh.

“Beritahu sekarang! Kalau tidak, kamu akan tersiksa pelan-pelan hingga mati.” Rendi mengerti tatapan pembunuh itu. Meskipun pembunuh biasanya sangat mementingkan prinsip pekerjaan mereka, tapi ia juga tidak boleh langsung membunuhnya tanpa banyak tanya.

Pemuda itu memberi tatapan meremehkan. Ia malas membuka mulut dan langsung mengigit hancur racun di dalam mulutnya tanpa ragu.

Ini adalah peraturan dari organisasi mereka. Saat menjalankan misi, juga harus melakukan persiapan kematian. Memilih mati juga tidak boleh membocorkan rahasia organisasi dengan rekan kerja.

Melihat wajah pemuda itu yang memucat, lalu tubuhnya kejang, Rendi cukup terkejut.

Satu menit belum berlalu, pembunuh itu langsung kehabisan nafas.

Ia tentu tidak akan peduli kematian pemuda itu. Ia peduli siapa orang yang ingin membunuhnya.

Ariyu atau Keyla?

Rendi mengerutkan dahinya, tidak tahu siapa pelakunya. Selanjutnya ia hanya bisa diam dan tunggu pelaku itu membocorkan dirinya.

“Aku akan coba bertanya setelah wanita itu kembali.” pikir Rendi. Ia seharusnya tidak boleh diam dan tunggu begitu saja.

Selanjutnya ia mencari sesuatu pada tubuh pembunuh itu dan tidak ada apa-apa, bahkan telepon genggam pun tak ada.

Akhirnya ia hanya bisa menghanguskan pistol milik pembunuh ini. Barang-barang seperti ini hanya menimbulkan hal-hal buruk jika terjatuh pada tangan orang lain.

Saat ia baru saja ingin pergi, ia berbalik melihat mayat pembunuh. Ia tanpa sengaja menemukan pola gambar pada pegangan pisau di tangan pembunuh.

Ia mengangkat pisau itu dan menemukan pola gambar yang janggal, yaitu gambar tengkorak.

Rendi mengerutkan dahinya lagi. Ia tidak pernah melihat pola gambar ini, jangan-jangan ini adalah lambang organisasi pembunuh ini?

Meskipun ia kurang bisa memastikannya, tapi akhirnya ia memutuskan membawa pulang untuk diperiksa.

Rendi menyimpan pisau itu dan keluar dari belakang gedung itu. Ia berkeliling cukup jauh dan menghindari beberapa kamera setiap jalan raya, lalu kembali lagi ke restoran.

”Bagaimana?” Sulan akhrinya bisa menghela nafas saat melihat Rendi kembali.

“Ia kabur.” ujar Rendi sayang, lalu melepaskanjaket Sulan.

“Bagaimana kita lapor polisi saja?” ujar Sulan kahwatir. Lagipula ini adalah Jepang, mereka berdua kurang kenal dengan daerah ini, memang cukup sulit untuk mengurus masalah seperti ini.

“Tidak perlu. Hal itu hanya bisa menganggu aksi mereka.” ujar Rendi melemparkan jaket kepada Sulan dan menerima jaketnya dari Sulan.

Sulan mengangguk dan tidak banyak bicara.

Selanjutnya mereka berdua tidak ada nafsu makan lagi, lalu pergi begitu saja setelah membayar.

Pelayan itu menatap jijik setelah melihat mereka berdua memakai kembali jaket masing-masing.

Hatinya berpikir wanita macam apa itu, bisa menerima lelaki yang begitu mesum.

......

Malam ahri, Sulan mengirim pesan kepada Rendi, yang merupakan informasi tentang perusahaan bioteknologi yang meledak hari ini.

Berdasarkan pesan yang dikirim Sulan, perusahaan bioteknologi yang meledak itu merupakan Badan Penelitian yang didirikan Jepang dengan Morstandia. Dari luar terlihat perusahaan ini sedang meneliti obat-obat, tapi banyak orang yang curiga dan tidak memiliki bukti yang berkaitan. Perusahaan itu juga diurus negara, semakin lama semakin tidak ada peduli juga.

Kalau bukan ledakan hari ini yang mendadak terjadi, bahkan tidak akan ada orang yang tahu perusahaan bioteknologi ini didirikan oleh Morstandia dengan Jepang.

Mengingat ini, Rendi tidak peduli lagi. Ia juga hanya penasaran, jadi menyuruh Sulan untuk membantunya periksa.

“Apakah Keyla telah kembali?” Rendi tiba-tiba mengirim pesan singkat kepada Sulan.

Entah Sulan sedang sibuk atau bukan, setelah semenit kemudian baru membalasnya. ‘Belum. Apakah kamu ada sesuatu ingin mencarinya?’

Rendi bisa merasakan perasaan Sulan yang berbeda dari pesan singkat ini, tapi ia hanya terkekeh dan tidak peduli.

Saat Rendi baru saja selesai mandi dan siap tidur, tiba-tiba terdengar suara beli pintu. Ia pergi membukanya dan menemukan Sulan yang jalan kearahnya terburu-buru.

“Apakah terjadi sesuatu?” tanya Rendi.

“Tadi temanku mengirimkan ini. Ini adalah berita terbaru dari Morstandia, mungkin bentar lagi akan tersebar ke negara kita.” ujar Sulan dengan raut wajah buruk.

“Berita apa?” Melihat wajah Sulan yang buruk, Rendi berkerut alis.

“Berita dari Morstandia bilang perusahaan biokteknologi yang meledak hari ini, merupakan tempat rahasia Morstandia dengan Jepang dimana mereka membuat senjata biokimia. Ledakan hari ini mungkin saja ada virus biokimia yang terbocorkan. Ada orang yang bersangkutan dari Morstandia membocorkan mereka masih belum bisa memastikan senjata biokimia itu telah memasukki tahap apa. Kalau virus itu tidak diurus, kemungkinan bisa menimbulkan bencana yang mematikan bagi Jepang, maupun seluruh dunia. Meskipun pihak Morstandia telah mengelak rumor ini, tapi hal ini telah menarik perhatian seluruh dunia, jadi kurasa kita perlu menyerah atas pasar Jepang. Jepang sini merupakan kesempatan yang besar, tapi kesempatan ini berbahaya.” ujar Sulan.

“Biokimia?”

Rendi agak terkejut. Otaknya terlintas beberapa mayat yang terlihat buruk pada televisi tadi. Itu memang bukan luka karena ledakan.

“Aku merasa itu sangat mungkin. Kamu lihat LKK Tekno Sains telah memproduksi Pesawat Tempur Generasi Keenam dan Rudal Elektromagnetik Supersonik, sehingga kedudukan Morstandia sebagai pemilik seluruh dunia ditempati oleh China. Mereka tahu mereka tidak mungkin memproduksi Pesawat Tempur Generasi Keenam dan Rudal Elektromagnetik Supersonik dalam waktu singkat, untuk melawan negara kita, jadi mungkin saja mereka ingin menggunakan jalur lain untuk meneliti senjata biokimia.” ujar Sulan.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu