Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 90 Kepala Keluarga Nomor Satu, Gunawan

Orang yang berjalan masuk adalah Joby Huang, dan satu lagi adalah seorang pria paruh baya berumur sekitar 40 tahun lebih.

Pria paruh baya ini berpakaian rapi, tapi berkumis, kedua alisnya terlihat begitu tebal, bisa dilihat, 20 tahun yang lalu dia pasti seorang pria yang sangat tampan.

Rendi Lu tidak mengenali pria paruh baya ini, tapi orang yang duduk di sini semua mengenalinya.

Dia adalah kepala keluarga yang sekarang di Keluarga Chen, Gunawan.

Keluarga Chen merupakan keluarga terbesar dari empat keluarga di kota Yuzoda, mereka jauh lebih kuat dari segala aspek di banding tiga keluarga lainnya.

Semua orang yang melihat Gunawan, hampir kehilangan nafasnya.

Mereka semua juga sedang menebak di dalam hatinya.

Apakah kepala Keluarga Chen juga datang untuk mencari Rendi Lu?

“Pedro, ini adalah bos besar yang aku ceritakan padamu, beliau adalah kepala Keluarga Chen, bos Gunawan.” Kata Joby Huang memperkenalkan Gunawan kepada Pedro.

Pedro tertegun, bergegas dia menyapa : “Selamat datang kepala Keluarga Chen, terima kasih sudah berkunjung, silakan duduk, silakan duduk.”

“Tuan Pedro tak usah sungkan, maaf sudah mengganggu, aku berharap Tuan Pedro tidak keberatan dengan kedatanganku.” Kata Gunawan sambil tersenyum, sambil menunjukan sikap hormatnya.

Pasang surut di dunia bisnis selama puluhan tahun, dan sekarang kembali menjadi peringkat pertama di Keluarga Chen dan menjadi kepala Keluarga Chen, kata-kata dan perilaku dari Gunawan bukan tandingan bagi pebisnis biasa.

“Tak mengganggu sama sekali, anggap saja seperti rumah sendiri, kepala Keluarga Chen bisa datang ke sini, merupakan sebuah kehormatan bagi kami.” Kata Pedro tersenyum dan penuh semangat, lalu dia berbalik badan melirik ke arah Lissa.

“Lissa, seduhkan teh, teh Huangshan Maofeng dari bos Bryant Zheng.” Desak Pedro.

Melihat Pedro begitu antusias bertemu dengan Gunawan, orang-orang yang ada di sana juga tidak ada yang keberatan.

Lagi pula di mata Gunawan, mereka bagaikan adik-adik baginya.

“Bos Gunawan.”

“Bos Gunawan.”

……

Bos-bos dari toko-toko perhiasan menyapa Gunawan, dalam hati bertanya, apakah kedatangan Gunawan juga berkaitan dengan Channel Raw Stone?

Pada saat itu, Ariel yang sudah mengeluarkan 30 triliun rupiah saja tidak bisa mengambil alih Channel Raw Stone di kota Yuzoda dari tangan Rendi Lu, jika Keluarga Chen juga ingin terlibat, bisakah Rendi Lu menahan tekanan ini semua?

Jika Rendi Lu tidak bisa menahan tekanan ini, dan pada akhirnya menyerahkan Channel Raw Stone kepada Keluarga Chen, maka semua orang yang duduk di sini, telah sia-sia memberikan semua hadiah-hadiah ini.

“Wah, hari ini begitu ramai ya.” Celetuk Gunawan kepada semua orang yang ada di sana, hatinya sedikit terkejut, tapi dia segera mengerti.

Rendi Lu telah berhasil memenangkan Channel Raw Stone ini dari Keluarga Zuo, normal jika para pengusaha perhiasan ini datang ke Rendi Lu.

“Apakah kepala Keluarga Chen juga datang karena hal itu?” tanya Bobby Lau sambil tertawa, dia ingin menguji tujuan Gunawan.

Gunawan begitu cerdik, dia tidak mungkin mengungkapkan tujuannya di hadapan semua orang, dia tersenyum datar dan berkata : “Aku ya, aku hanya datang bertamu dengan Tuan Pedro, dan sekalian apakah bisa bertemu juga dengan Tuan Rendi. Tuan Rendi telah berjuang untuk para pengusaha di kota Yuzoda, sudah kewajiban Keluarga Chen mewakili seluruh keluarga besar yang ada di kota Yuzoda, untuk mengundang Tuan Rendi makan malam bersama.”

Kata-kata Gunawan membuat semua orang yang ada di sana tidak bisa menebak tujuannya, tapi sebagian dari mereka terus menebak jika kedatangan Gunawan hanya untuk Channel Raw Stone.

Hanya saja jika Rendi Lu benar-benar menyerahkan Channel Raw Stone ini kepada Keluarga Chen, maka ini akan menyulitkan.

Namun, semua orang berpikir bahwa Rendi Lu memenangkan judi Raw Stone ini dengan mudah, bahkan peringkat ketiga dari seluruh dunia Christ Zheng juga bisa dengan mudah memenangkan ini, dan hadiah-hadiah ini bisa dianggap hanya sekedar hadiah pertemuan saja.

Lagi pula, seorang master judi Raw Stone seperti Rendi Lu, kelak hanya perlu sedikit membantu mereka, juga sudah mengembalikan modal mereka.

“Bos Gunawan, silakan.” Kata Bobby Lau yang duduk persis di depan Rendi Lu, dia tahu kedatangan Gunawan ini hanya untuk menemui Rendi Lu, maka dari itu dia berinisiatif mempersilakannya duduk.

“Terima kasih banyak.” Kata Gunawan sambil mengangguk, dan duduk tanpa sungkan.

Setelah dia duduk, matanya hanya tertuju kepada Rendi Lu yang duduk di depannya.

Dan pada saat ini, Rendi Lu juga menatapnya.

Rendi Lu akhirnya mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Ayah mertuanya tentang bos besar itu, ternyata dia adalah kepala keluarga nomor satu, dari Keluarga Chen yaitu Gunawan.

Ini sungguh bos besar.

Jika memang dia, dia tidak ingin bermusuhan dengan Keluarga Chen, karena walau bagaimanapun dia masih belum berdiri teguh di kota Yuzoda.

“Tuan Rendi jauh lebih muda dari video ya, sungguh tampan.” Empat mata saling bertatapan, tanpa melihat kekurangan satu sama lain, kemudian tawa Gunawan memecahkan keheningan.

Gunawan telah melihat video kompetisi di ajang pertemuan akbar barang antik antara Rendi Lu dan Christ Zheng, dan barulah datang untuk menemui Rendi Lu.

Sejauh ini, yang lain dan juga termasuk Keluarga Zuo, hanya mencurigai Rendi Lu adalah orang yang sangat kaya.

Tapi, Gunawan perlahan mulai mengetahui identitas Rendi Lu.

“Seorang pria semakin berkharisma dimulai diusia 40 tahun, bos Gunawan jangan terlalu merendah.” Kata Rendi Lu datar sambil tersenyum.

Dalam hati, Rendi Lu terus mencari maksud dan tujuan dari Gunawan.

Apa yang membuat kepala keluarga nomor satu ini, secara khusus datang untuk menemuinya, mungkin saja dia ingin meminta sesuatu, atau bahkan dia telah menyadari sebuah rahasia?

Berpikir demikian, Rendi Lu mulai berjaga-jaga dalam hatinya, dan sangat berhati-hati.

Melihat Rendi Lu dan Gunawan kembali dalam keheningan, membuat semua orang yang ada di sana tambah kebingungan.

Gery Zhao sekeluarga langsung berdiri, suasana ini terlalu aneh bagi mereka, bagaimana mungkin mereka bisa bertahan?

“Bapak Pedro, rumahmu hari ini sungguh ramai, aku akan bertamu lagi di lain waktu, aku sekeluarga pamit undur.” kata Gery Zhao yang tak kuasa untuk duduk lebih lama lagi.

10 bos perhiasan itu tak usah dibicarakan lagi, sekarang datang lagi seorang yang lebih hebat, dan bahkan lebih sepadan dengan Rendi Lu, bagaimana mungkin mereka masih berani terus bertamu?

Hanya saja ketika Miky Zhao hendak beranjak pergi, dia melirik Rendi Lu dengan lekat, kemudian memalingkan wajahnya.

Atas dasar apa Rendi Lu terus lebih unggul darinya?

Atas dasar apa?

Dia hanyalah seorang gelandangan!

“Baiklah, bapak Gery, kalian hati-hati ya.” Pedro mengerti perasaan mereka, dalam kondisi seperti ini, dia tidak bisa berbuat apa-apa.

“Ayah, menurutmu siapa sebenarnya Rendi Lu? Kenapa hari ini begitu banyak orang yang datang untuk menemuinya?” tanya Miky Zhao setelah keluar dari rumah Pedro, dia sudah tak sabar untuk menanyakan hal ini, hari ini niat mereka ingin pamer di Keluarga Lin, tapi mereka malah merasa terhina.

“Iya, Gery, seberapa banyak pengetahuanmu, tolong kamu bantu kami menganalisisnya.” Kata Margaret dengan wajah tak sedap dipandang.

Yang pertama, 10 bos besar perhiasan datang membawa hadiah, dan mendambakan Rendi Lu bagai cucu mereka sendiri, dan selanjutnya datang seorang kepala keluarga dari Keluarga Chen khusus untuk menemuinya.

Jika Rendi Lu hanya seorang gelandangan, bagaimana mungkin mereka akan percaya?

“Dia pasti orang penting, apa masih perlu ditanya? Dan satu lagi, Miky kamu harus berhenti memikirkan Lissa, mulai hari ini, Keluarga Lin bukanlah keluarga yang sederajat dengan kita.” Kata Gery Zhao.

Hati Miky Zhao tidak bisa menerimanya, tapi dia tahu apa yang dikatakan ayahnya ada benarnya, tas yang dipakai Lissa saja seharga ratusan juta, jika ada acara dan hari besar lainnya, apa yang bisa dia berikan untuknya?

Pada saat ini di rumah Pedro, Gunawan melihat orang-orang sekelilingnya, kembali berkata kepada Rendi Lu : “Aku tidak tahu apakah Tuan Rendi memiliki waktu luang, aku ingin mengajaknya untuk minum teh bersama.”

Rendi Lu mulai sedikit mengerutkan keningnya, berpikir dalam hatinya, dan dengan senyum menjawab : “Boleh, ini merupakan suatu kehormatan bagi Rendi, atas undangan dari bos Gunawan.”

Sambil berbicara, Rendi Lu berdiri.

Dia tahu Gunawan ada masalah yang harus dibicarakan berdua, di sini begitu banyak orang, tentu bukan tempat yang pas.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu