Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 251 Mencurigai Lani

"Kenapa tidak?" Rendi Lu mengatakan dengan tenang.

"Baiklah, kita tidak akan mengerti dunia orang kaya." Lani tersenyum dengan tenang, tatapan matanya malah terlintas sebuah rasa kecewa.

Menurut dia, Rendi Lu pasti sudah ketakutan.

Dia pasti takut dengan pembalasan Peter dan Selly, makanya dia terpikir cara menjalin hubungan baik dengan pihak kepolisian.

Terutama dalam seketika saat melihat ada sebuah mobil mewah yang mengikuti mereka, Lani semakin yakin dengan pemikirannya.

Melihat diikuti oleh sebuah mobil, Lani tidak takut sama sekali.

Sebaliknya, malah muncul sebuah aura yang sadis dalam tatapannya.

Pastinya setelah naik ke dalam mobil, Rendi juga memejamkan matanya, jadi dia tidak melihat perubahan tatapan mata Lani dan mobil yang mengikuti dari belakang.

Lebih tidak tahu lagi jika Lani salah paham dengan tujuannya menyumbangkan uang kepada kantor polisi setelah mendengar perkataannya.

Mereka sampai di hotel bintang 5 yaitu Hotel Hee Laiton, dan president suite.

Rendi Lu tidak merasakan rasa apapun, tetapi Joby Huang malah merasakan Lani yang mementingkan pertandingan kali ini.

Kalian lombanya besok jam 7 malam, setelah makan malam, setelah Rendi Lu menghubungi Linda, dia langsung istirahat.

Beberapa hari ini dia terlalu ngantuk, dan tidak ada suasana hati untuk berjalan-jalan di luar.

Tapi setelah dia 2 kali menolak Lani, semakin membuat Lani kecewa.

Dia merasa Rendi Lu sudah ketakutan, jadi dia tidak berani keluar, takut akan dikerumuni dan diserang oleh orang-orang Peter.

Orang-orang Peter memang sudah menjaga di luar hotel, tapi pengaruh Direktur Hotel Hee Laiton lebih besar dari Peter, jadi Peter juga tidak berani menerobos hotel untuk mencari masalah.

Menurutnya Rendi Lu pasti akan keluar, jadi dia membawa orang untuk membuat jebakan di luar.

Di hari kedua, Rendi Lu baru selesai mencuci muka, dia langsung mendengar Joby Huang yang duduk di ruang tamu menonton TV berkata: "Memang keamanan Kota Yuzoda kita lebih baik, Offshore lebih kacau dari Kota Yuzoda kita, semalam ada keputusan benar untuk tidak keluar."

"Kenapa?" Rendi Lu memberikan sebatang rokok untuk Joby Huang, lalu duduk di sana dan menanyakannya.

"Dua orang semalam sudah dibunuh, mayatnya dibuang di Sungai Deli, pagi ini mayatnya ditemukan oleh nelayan. Memang hidup ini ada karma." Joby Huang mengatakannya dengan sangat menjiwai.

Rendi Lu mengeluarkan ponsel membuka artikel, kemudian dengan cepat menemukan berita topik utama hari ini.

Tidak peduli Peter atau Selly, leher mereka langsung ditikam dan langsung memungut nyawanya dalam 1 serangan. Sebelum mati, tatapannya dipenuhi dengan ketakutan yang luar biasa dan mati dengan mata terbuka.

"Direktur Rendi sudah bangun, apakah perlu suruh mereka antarkan makanan." Kini Lani keluar bertanya.

Rendi Lu menyimpan ponselnya lalu dengan tenang mengatakan: "Ayo keluar makan."

Lani sedikit terkejut, tetapi dia menyadari dengan cepat, pasti Rendi Lu sudah mendapat kabar jika Peter dan Selly dibunuh, jadi dia tidak takut lagi.

Mereka bertiga keluar makan, saat Joby Huang pergi ke kamar mandi, Rendi Lu akhirnya berhadapan dengan Lani.

"Peter dan Sellu sudah meninggal, mereka mati ditikam. Dilihat dari luka mereka, mungkin pembunuhnya adalah master belati yang sudah belasan tahun." Rendi Lu mengatakannya sambil menatap mata Lani.

"Hah, benarkah? Bagaimana kamu tahu?" Lani terkejut dan bertanya dengan sedikit ketakutan.

Melihat perubahan tatapan mata Lani, mata Rendi Lu tersenyum dan mengecil.

Dia merasa jika akting dari wanita ini terlalu nyata dan membuatnya hampir saja percaya.

"Berita topik utama hari ini." Rendi Lu mengatakan dengan datar.

"Direktur Rendi, aku sangat meragukan apakah kamu menyuruh orang untuk melakukannya."Lani menghirup nadas kemudian mengatakannya setelah menenangkan dirinya.

"Tampaknya dia menyinggungmu dan merusak kacamatamu." Rendi Lu mengatakan sambil memikirkan sesuatu.

"Hanya satu kacamata biasa saja, bagaimana mungkin aku memikirkannya. Lagi pula ini adalah Offshore, Direktur Rendi tidak mungkin menganggap jika wanita lemah seperti aku ini memiliki kemampuan seperti ini, 'kan?" Lani mengatakan dengan kehabisan kata.

"Apa yang kamu pikirkan? Jika kamu punya kemampuan sebesar ini, semalam aku tidak akan diborgol belasan menit oleh pihak kepolisian di bandara kan." Rendi Lu mengatakannya sambil tertawa, dia pertama kalinya menampakkan senyumannya di perjalanan Offshore kali ini.

"Betul, jika aku berkemampuan, bagaimana mungkin aku membiarkan Direktur Rendi menjadi susah." Lani juga mengatakannya sambil tertawa.

Mereka berdua saling tidak mengatakan dan saling menebak, tetapi masing-masing dari mereka memiliki pemikiran sendiri.

Beberapa jam sebelum pertandingan, Rendi Lu langsung pergi mengundang Kepala Biro Lau minum kopi.

Semalam Kepala Biro Lau menghubunginya, kemudian dia memang menyumbangkan 100 milyar ke kantor, masalah ini juga membuat walikota Offshore terkejut.

Setelah memeriksa identitas Rendi Lu, Wilys yang berada di Offshore menghubungi Nicholas secara langsung untuk memastikan identitas Rendi Lu sekali lagi, kemudian Anthony beserta Wilys dan lainnya sedang menebak tujuan Rendi Lu.

Orang seperti Rendi Lu yang langsung menginvestasi 100 triliun untuk membuat Perusahaan Teknologi, jangan bilang Offshore, hingga Kota Jingrang juga sangat sedikit. Jika Rendi Chen memang datang ke Offshore untuk menginvestasi, maka itu pasti adalah sebuah investasi besar.

Walaupun Offshore adalah sebuah kota metropolitan internasional, kini juga ada kejanggalan dalam perkembangan ekonomi, jika tidak ada investor besar, maka sangat sulit untuk melewati kejanggalan ini, jadi Anthony dan lainnya terpaksa harus mempertimbangkannya.

Terhadap masalah Rendi Lu mengajak Kepala Biro Lau untuk minum kopi, Anthony juga sangat prihatin, dia langsung menghubungi Kepala Biro Lau secara langsung agar dia agak memperhatikan maksud dari Rendi Lu.

Mereka berdua tiba ke sebuah ruangan VIP cafe, memesan 2 gelas kopi, setelah berbasa-basi, langsung masuk ke topik.

Kepala Biro Lau adalah orang yang sangat terus terang, dia tidak seperti pemimpin lain yang suka berbasa-basi, setelah memasuki topik, dia langsung menanyakan Rendi Lu, apakah dia datang Offshore untuk investasi.

Setelah Rendi Lu mendengar perkataan Kepala Biro Lau, dia sudah mengerti jika dia pasti datang karena utusan walikota.

Ini juga alasan dia mengundang Kepala Biro Lau untuk minum kopi, dia ingin memberikan sinyak kepada Anthony dan yang lain tentang rencana dia datang Offshore untuk investasi, tetapi sementara waktu diberhentikan dulu.

Rendi Lu memperkirakan kira-kira waktu 1 tahun, waktu itu Perusahaan Teknologi pasti tidak hanya 1 sampai 2 produk teknologi yang dipasarkan, juga bisa mengecek pasar.

Setelah mendapat jawaban pasti dari Rendi Lu, Kepala Biro Lau juga meminta izin untuk pergi dahulu.

Dia merekam seluruh percakapannya dengan Rendi Lu, setelah dia balik ke tempat walikota, dia langsung menyerahkan rekamannya kepada Anthony.

Setelah mendengarkan rekaman tersebut, Anthony menganggukkan kepalanya, dalam hati memikirkan apakah dirinya harus menemui Rendi Lu dalam beberapa hari ini.

Setelah Rendi Lu kembali ke hotel, Joby Huang berkata: "Rendi Sudah kembali, hanya sisa 1 jam sebelum pertandingan, apakah kamu mau istirahat?"

Rendi Lu menggelengkan kepala berkata: "Tidak apa, musuh paling hebat yang bisa kutemui, paling tidak pasti Rahmatyang berada di peringkat kedua. Aku tahu sedikit tentang kemampuan Rahmat, dia tidak beda jauh dengan Christ Zheng."

Joby Huang melihat Rendi Lu yang sangat percaya diri membuatnya menjadi lebih tenang: "Hmm, baguslah."

Pertandingan kali ini mendapat seluruh sponsor dari Keluarga Lan, seluruh Raw Stone Association Kota Yuzoda juga sangat penasaran, di tambah lagi Rendi Lu yang langsung turun tangan, jadi mereka semua berharap Rendi Lu bisa mewakili Kota Yuzoda mendapat juara pertama.

Lokasi pertandingan berada di Hotel Hee Laiton, jam 6 malam, Joby Huang membawa Rendy Lu dan Lani ke lokasi.

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu