Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 361 Pembalasan Suandi

"Kalian? Kalah jauh!" Suandi tertawa. Dia tidak mundur, melainkan maju ke tujuh orang itu.

Suandi memang adalah tentara khusus, bukan yang biasa.

Rendi Lu begitu mementingkan dirinya, alasan utama karena kemampuannya dan tenang membiarkannya untuk melindungi Kiki.

Meskipun ada tujuh orang dari pihak lawan, tapi setelah beberapa saat kemudian, ketujuh orang ini bahkan tidak menyentuh baju Suandi, melainkan ada dua orang yang tertampar keras oleh Suandi.

Sisa lima orang juga bertahan selama satu menit dan berakhir terbaring lemas di lantai.

Melihat semua pengawal terkalahkan, semua penggemar Jennifer terkejut. Ada seseorang yang lihat Suandi, tapi hatinua tidak merasa kagum, melainkan kesal.

Alasan mereka kesal adalah karena Suandi melukai pengawal bias kesukaan mereka.

Tapi setelah melihat kehebatan Suandi, dia juga tidak berani mengatakan apapun.

Saat ini raut wajah Jennifer dan asisten Maggy menjadi sangat buruk. Mereka tidak sangka bahwa kedelapan pengawalnya sangat tidak berguna, hingga dia menjadi sangat malu.

"Bawa mobil kesini untuk menjemput artis besar kita ke Perusahaan Tongjia," ujar Rendi kepada Suandi, setelah Troy pergi.

Melihat punggung kepergian Rendi, Jennifer merasa sungguh tidak senang. Tapi saat dia berhadapan dengan begitu banyak penggemar dia juga tidak bisa memilih keputusan yang lain.

Dia harus mengakui kekalahannya, sehingga dia hanya bisa pergi ke Perusahaan Tongjia.

Tapi dia sudah memiliki pikiran lain di dalam hatinya. Saat tiba di Perusahaan Tongjia, dia baru lanjut balas dendam.

Tapi dia seketika tidak ingin melakukannha, setelah melihat Suandi menyetir mobil dengan empat tempat penumpang, apalagi mobil yang seharga dua miliar lebih.

"Mobil biasa ini?" Jennifer membuka matanya besar dan menatap Suandi yang duduk di kursi supir.

Mobil biasa?

Suandi sungguh tidak mengerti lagi. Sekarang memang banyak artis yang kaya, tapi apakah uangmu itu sangat berguna? Bahkan mobil yang seharga dua miliar lebih juga dianggap biasa olehnya.

Lihatlah kak Rendi yang begitu kaya, bahkan masih bisa naik angkutan umum.

Manusia memang tidak bisa dibanding.

"Iya, mobil ini. Kalau kamu tidak ingin, beli saja dulu mobil, baru kesana." Suandi juga bisa kesal. Jennifer terus mencari masalah dengannya, sehingga hal ini membuatnya kesal.

Sikap macam apa itu?

Jennifer seketika sangat kesal mendengar hal ini.

Dia meletakkan tangannya di pinggang. Dia dengan tidak puas berkata, "Aku tidak ingin menerima iklan ini, kasih saja siapa yang menginginkannya. Segera pesankan tiket pesawat menuju Kota Jingrang. Aku ingin pulang sekarang."

Asisten Maggy sibuk membujuk. "Jennifer, jangan marah-marah terus. Pekerjaan ini telah disepakati oleh kantor dengan Perusahaan Tongjia. Kita juga tidak boleh membatalkan perjanjian ini dari sepihak. Dia hanyalah seorang pengawal, untuk apa kamu kesal dengannya?"

Asisten Maggy tentu tahu biaya iklan yang diberikan Perusahaan Tongjia sangat tinggi. Kantor pasti tidak ingin membatalkannya.

Membatalkan perjanjian harus membayar rugi sebanyak tiga puluh persen. Itu bukanlah biaya kecil.

Apalagi kalau membatakkan perjanjian, maka uang ini tentu harus dikeluarkan oleh Jennifer.

"Baik. Aku tidak kesal kepadanya untuk sementara," ujar Jennifer lalu membuka pintu mobil duduk di kursi penumpang.

Manajer melirik para pengawal sekilas dan membiarkan mereka naik taksi sendiri ke Perusahaan Tongjia, lalu ia ikut Jennifer naik mobil.

Setelah Suandi mengantar Jennifer dan manajernya ke Perusahaan Tongjia, serta membawakan mereka ke resepsionis, lalu kembali ke LKK Tekno Sains.

Rendi juga tidak mengurus hal ini lagi.

Lagipula Linda hanya ingin dia bantu melindungi Jennifer. Rendi Lu lihat dirinya memiliki delapan pengawal dan juga malas mengurus lagi.

Dia sudah pernah menyambut banyak tokoh terkemuka, tapi belum pernah bertemu dengan Jennifer yang begitu angkuh.

Jujur saja kalau Jennifer hanyalah artis, apa berhaknya dia untuk berpura-pura di hadapannya?

"Ketua, ayahku ada datang kemari tadi. Dia suruh aku bertanya kepadamu, apakah malam ini ada waktu untuk menyaksikan pertandingan futsal antar tim nasional Cina dan tim nasional Korea," tanya Sulan saat tiba di kamar dagang

"Mereka bertanding di Kota Yuzoda?" tanya Rendi Lu asal.

Dia juga sangat suka futsal saat masa-masa kuliah. Dia juga sering begadang demi pertandingan futsal.

Lalu lihat tim nasional negaranya makin buruk, ditambah dia sudah menikah dan punya anak, dia jadi sudah tidak pernah menyaksikannya.

Tapi ucapan Sulan membuat dia kembali lagi ke masa-masa dimana dia menyaksikan pertandingan futsal.

"Iya. Kamu tidak tahu? Mereka akan bertanding di Gimnasium Pusat Olahraga Olimpiade Yuzoda. Ini adalah pertandingan kelompok Piala Asia. Kalau negara kita menang hari ini, maka tim kita akan menjadi peringkat pertama," ujar Sulan dengan wajah yang semangat. Sepertinya ia juga adalah seorang penggemar futsal.

"Baik. Kalau ada tiket, aku akan pergi bersamanya," ujar Rendi sambil mengangguk kepalanya.

Ayahku membeli tiket ruangan yang bisa ditempati banyak orang," ujar Sulan.

"Baik. Bolehlah. Dimulai pukul berapa?" tanya Rendi Lu.

"Pukul setengah delapan malam, kebetulan pas kesana setelah makan malam. Oh iya, bagaimana kalau makan malam bersama?" ujar Sulan.

"Lain kali saja makan-makan." Rendi Lu terkekeh pelan, tidak ingin terlalu dekat dengan Sulan.

Rendi bahkan takut Linda akan cemburu jika mengetahui Sulan menjadi asistennya.

Linda mudah sekali cemburu dan dia sudah pernah merasakannya.

Sulan agak kecewa, tapi tidak ditunjukkan secara langsung.

Dia tertawa dan berkata, "Kalau begitu, nanti aku akan menghubungimu."

"Tidak perlu. Aku akan tiba disana tepat waktu. Kalian cukup menunggu saja." Rendi Lu menggelengkan kepalanya.

"Hmm, baik." Sulan mengangguk, juga tidak memaksa lagi.

Setelah mengurus beberapa hal di kamar dagang, Rendi pergi lagi ke LKK Tekno Sains beristirahat. Setelah selesai mengurus transaksi chip komputer super, lalu baru kembali ke rumahnya.

Rendi Lu bersandar di sofa menonton berita. Dia bertanya setelah melihat Linda yang tidak senang. "Apa yang terjadi?"

"Aku sungguh kesal." Linda langsung duduk disamping Rendi dan mengeluh, "Jennifer itu sombong sekali."

"Aku hari ini juga melihat dia, memang sangat sombong. Bagaimana kalau ganti yang lain?" ujar Rendi.

"Sudahlah. Kalau membatalkan kerja sama, deposit kita akan melayang. Meskipun Jennifer ini agak susah diajak kerja sama, tapi dia memanglah artis dan memiliki banyak penggemar." Linda menggelengkan kepalanya dan merasa lebih baik menggunakan Jennifer.

Rendi tertawa dan berkata, "Sungguh, aku tidak pernah tahu siapa itu Jennifer, mungkin dia baru terkenal karena dramanya. Siapa tahu ia akan tidak terkenal dalam waktu sementara. Hari ini kulihat kesombongannya, sudah bisa memastikan bahwa ia hanya bisa terkenal untuk tiga tahun."

"Itu juga sudah sangat cukup. Waktu tiga tahun, produk kita juga sudah berubah," ujar Linda sambil tertawa.

Rendi Lu mengayunkan tangannya dan tidak ingin membahas topik ini lagi.

"Oh iya, aku nanti akan pergi nonton pertandingan bersama Gunawan. Tim nasional lawan tim Korea, apakah kamu ingi pergi?" tanya Rendi Lu.

"Kalian saja yang pergi. Aku tidak tertarik dengan lomba futsal. Aku malam ini juga harus lembur untuk menyelesaikan rencana iklan ini," ujar Linda sambil menggelengkan kepalanya.

"Hmm…" Rendi Lu mengangguk dan lanjut menonton berita.

Setelah makan malam selesai, dia sendiri menyetir mobil ke Pusat Olahraga Olimpiade

.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu