Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 309 Rencana Lani

Lani tertawa pahit berkata: "Aku percaya kamu pasti akan melakukannya. Yang kukatakan tadi benar, Keluarga Lan memiliki sebuah Manik yang ajaib, awalnya mereka mengira itu adalah barang ajaib. Tetapi setelah meneliti beberapa tahun juga tidak ada hasil apapun, jadi mereka terpikir dengan teknologi, kemudian mencari 10 ilmuwan untuk meneliti Manik tersebut. Hasil akhir dari semua ilmuwan tersebut adalah Manik itu menyimpan teknologi tersimpan yang tidak pernah mereka temui sebelumnya, jadi memerlukan sebuah markas teknologi sempurna agar bisa memecahkan kode Manik itu."

Alis Rendi Lu menaik dan bertanya: "Karena beberapa keluarga hermit besar juga menebak jika Keluarga Lan memiliki sebuah Manik ajaib, jadi pastinya mereka tidak bisa membangun perusahaan teknologi secara umum, kalau tidak tebakan orang lain akan menjadi benar. Beberapa perusahaan teknologi yang berkemampuan semua milik beberapa negara besar di seluruh dunia, dan Keluarga Lan juga tidak ingin kerja sama dengan mereka."

Mendengar sampai sini, Rendi Lu tertawa dan berkata dengan candaan: "Jadi Keluarga Lan mengira aku ini gampang dan berencana untuk merebut perusahaan teknologi kita?"

Lani menganggukkan kepala dan berkata dengan serius: "Benar, inilah rencana Keluarga Lan."

"Jadi sekarang, apakah kamu datang untuk mengatakan semua ini padaku?" Rendi Lu tertawa dingin dan menatap Lani dengan tatapan candaan.

Keluarga Lan mengira Rendi Lu gampang ditindas, jadi dia masih ingin melihat taktik apa yang masih dimiliki oleh Keluarga Lan.

"Jujur saja, aku harus menyelesaikan misi yang Ardjan berikan padaku dalam 3 hari, jika tidak, dia akan membunuhku dan ayahku.

Awalnya aku memang ingin mencuri Linda kemudian memaksamu untuk menyerahkan LKK Tekno Sains. Tetapi tidak disangka misi kurando untuk mencuri Linda gagal, jadi aku tidak punya jalan lain lagi.

Hari ini aku datang adalah untuk kerja sama denganmu.

Lani berkata dengan terus terang.

"Apa yang menguntungkanku?" Rendi Lu gelisah kemudian bertanya.

"Apakah kamu tidak ingin mendapatkan Manik ajaib itu? Tidak peduli teknologi masa depan atau barang ajaib antik pasti memiliki keuntungan bagimu." Lani berkata.

"Jika yang kamu katakan itu benar, maka memang sangat menarik, tapi bagaimana aku bisa percaya padamu?" Rendi Lu menganggukkan kepala, jika yang dikatakan Lani benar, maka Manik tersebut memang sebuah harta karun.

Jika memang barang ajaib antik, pasti akan membuat kemampuannya semakin tinggi.

Jika teknologi masa depan juga akan membuat masa depan LKK Tekno Sains sangat cerah.

"Aku punya sebuah rencana yang sempurna, tapi sebelumnya kamu harus berani melawan keluarga hermit. Jika kamu berani, aku akan membantumu mendapatkan Manik ajaib tersebut." Lani menatap Rendi Lu dengan tatapan menantang.

"Apa yang kamu inginkan dengan berbuat seperti ini?" Rendi Lu menatap mata Lani.

"Kamu tidak perlu pedulikan aku, kamu hanya perlu mengatakan berani atau tidak. Jika tidak berani, yasudah. Anggap saja hari ini aku tidak datang." Lani berkata.

Rendi Lu terdiam kemudian mengulurkan tangannya ke depan Lani,"Aku menebak kamu sudah menuliskan rencanamu, 'kan, keluarkan saja."

Dia berencana untukpercaya dengan Lani terakhir kalinya , terutama dia juga tertarik dengan perkataan Lani tentang Manik ajaib.

Lani melihat Rendi Lu kemudian tersenyum dan mengeluarkan selembar kertas dari tasnya dan diberi kepada Rendi Lu.

Rendi Lu melihat rencana Lani, saat melihat persyaratan terakhirnya, dia menatap Lani.

Menurutnya syarat Rani ini sangat gila.

"Kenapa kamu harus begitu?" Rendi Lu menatap Lani dengan tatapan tidak mengerti.

"Kamu tidak perlu pedulikan aku, kamu bersiap-siap saja untuk menerima pembalasan gila dari Keluarga Lan." Lani tertawa dengan lembut, berdiri dan meninggalkan ruang VIP.

Melihat kepergian Lani, Rendi Lu mengambil kembali kertas tersebut dan membaca ulang, setelah itu dia langsung membakarnya.

"Keluarga Lan. Ardjan."

Mata Rendi Lu dipenuhi dengan aura sadis, lalu dia juga berdiri meninggalkan ruang VIP.

Setelah Lani kembali ke vila Keluarga Lan, kurando berjalan ke arahnya dan bertanya: "Bagaimana nona, apakah sudah bertemu dengan Rendi Lu?"

Kini tampaknya mereka hanya punya cara untuk jujur kepada Rendi Lu, jika tidak, tidak mungkin akan menyelesaikan misi Ardjan.

"Iya, dia sudah setuju." Lani berkata.

"Apa? Dia sudah setuju? Bagaimana mungkin?" kurando menatap Lani dengan tidak percaya.

Mereka sedang menyerang LKK Tekno Sains milik Rendi Lu, tetapi dia malah setuju untuk menyerahkan LKK Tekno Sainsnya?

kurando menggelengkan kepala, dia merasa nona pasti sedang bercanda dengannya.

"Betul, dia sudah setuju. Tapi dia mau membahas dengan Ardjan, jika tidak, dia akan menolaknya." Lani berkata.

kurando menganggukkan kepala, dalam hatinya berkata ternyata begitu, tetapi dia tidak meragukanLani lagi.

"Jadi bagaimana kita beritahau Tuan Muda Ardjan? Yang dia inginkan adalah kita langsung membawakan LKK Tekno Sains." kurando mengatakan dengan khawatir.

"Ini adalah cara satu-satunya, jika dia tidak mau, maka kita tidak ada cara lain lagi. Walaupun dia membunuh kita, juga tidak berguna aja, karena kita juga bukan lawan Rendi Lu, jadi tidak mungkin kita saling membunuh satu sama lain, 'kan?" Lani tersenyum pahit kemudian duduk di sofa dan berkata: "Kamu langsung katakan kepada Tuan Muda Ardjan saja, suruh dia malam ini datang ke tempat kita, dan Rendi Lu datang langsung bahas dengannya."

kurando sedikit kesulitan, tetapi dia juga merasa inilah cara satu-satunya, dia hanya menganggukkan kepala dan berkata: "Baiklah, aku langsung cari Tuan Muda Ardjan."

"Sebentar." melihat kurando berjalan keluar, Lani memanggilnya dan berbisik: "Misi ini tidak kita selesaikan, Tuan Muda Ardjan pasti akan sangat marah. Kamu lebih baik bawa beberapa bawahan untuk menjadi pelampiasannya."

Mata kurando langsung menjadi tajam, dia merasa perkataan nona masuk akal, dia menganggukkan kepala dan pergi dengan senang.

Tadi dia tidak ingin pergi mencari Ardjan karena takut Ardjan melampiaskan kemarahannya kepadanya.

Melihat kurando pergi dengan senang, tatapan Lani tiba-tiba muncul sebuah aura sadis.

Setengah jam kemudian, Ardjan datang ke vila Lani dengan sangat marah.

Setelah masuk, Ardjan langsung menampar wajah Lani.

"Kamu memang sampah, masalah sekecil ini juga tidak bisa diselesaikan, bagaimana harus dilakukan Keluarga Lan kepada kalian?" Ardjan menyalahkan Lani dengan nada marah.

"Maaf, kita yang tidak terlalu berdaya dan membuat Tuan Muda Ardjan kecewa." mulut Lani berdarah, tetapi dia tidak bermaksud untuk menyekanya.

Dia menundukkan kepalanya tidak berani menatap Ardjan, tetapi tidak ada yang menyadari jika di matanya muncul aura menyeramkan.

"Dimana orangnya, dimana Rendi Lu, kenapa masih belum datang?" Ardjan melihat sekilas ke arah kamar dan tidak ada bayangan Rendi Lu, sehingga membuat dirinya semakin marah.

"Dia segera datang." Lani mengatakan dengan nada rendah.

"Huh, hmmm?"

Ardjan menghentakkan nafas, sekejap dia merasakan ada yang aneh. Dia tiba-tiba memutarkan badannya menatap Lani, tatapan matanya dipenuhi dengan aura kemarahan dan membunuh yang kuat.

Novel Terkait

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu