Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 311 Perlengkapan Senjata Militer Yang Lengkap

Hari kedua, kabar vila Lani yang hancur menjadi topik utama berita. Jawaban yang diberikan polisi adalah kasus pembunuhan karena dendam, semua Keluarga Lan termasuk Lani berjumlah 20an orang, semua sudah menjadi gosong karena ledakan.

Saat Keluarga Lan di Central Plain melihat berita ini, langsung menghubungi Lani dalam waktu pertama. Tetapi tidak peduli berapa kali mereka hubungi, ponsel Lani tetap dalam keadaan nonaktif.

Keluarga Lan langsung mengutus orang untuk memeriksa keadaan Kota Yuzoda, terakhir malah menemukan Ardjan dan beberapa orang lain mati karena ledakan.

"Gawat, bagaimana kita beritahu tuan rumah?" kekhawatiran Hengky Lan kini lebih besar daripada hidup mati anak perempuannya si Lani.

Hingga melebihi kesedihan pengorbanan anak perempuannya.

"Anak kita sudah meninggal, apa mereka masih bisa menyalahkan kita? Paling tidak hanya menyuruh kita mencari pelakunya saja." Aprilla berkata.

Aprilla adalah ibu dari Lani, setelah mengetahui kabar Lani meninggal, dia langsung pingsan. Tampak jelas betapa sakitnya hati dia.

"Semoga begitu saja." Hengky Lan menganggukkan kepala, anaknya juga berkorban demi melakukan sesuatu untuk keluarga sendiri, jadi menurutnya walaupun Ardjan meninggal, keluarga mereka juga tidak akan menyalahkan mereka.

"Menurutmu, apakah ini kerjaan Rendi Lu?" Aprilla tiba-tiba berkata.

"Mungkin memang dia, hanya saja sementara ini kita belum ada bukti. Kita hanya bisa menunggu balasan dari tuan rumah." Hengky Lan berkata sambil menganggukkan kepala.

Kini Keluarga Lan bisa mati semua karena ledakan adalah karena melawan Rendi Lu, jadi ulah siapa lagi jika bukan Rendi Lu?

Mungkin jika mengatakannya juga tidak ada yang meragukan.

"Kira-kira kapan mereka tiba?" Aprilla bertanya lagi.

"Mungkin dalam 2 hari ini, kamu biarkan mereka persiapkan dulu saja. Kini tidak peduli demi keluarga kita, atau balas dendam demi Lani, kita harus mencari Rendi Lu terlebih dahulu." Tatapan Hengky Lan dilewati oleh sebuah aura sadis, tangannya diam-diam dikepalkan.

Hari ketiga, Keluarga Lan akhirnya kembali mengutus orang ke sini.

Yang datang kali ini adalah seorang wanita paruh baya bernama Liany Li. Dia adalah ibunya Ardjan dan seorang ibu rumah tangga.

Jangan kira dia hanya seorang ibu rumah tangga, dia memiliki status yang tinggi di Keluarga Lan.

Sejak suaminya meninggal, dia membawa anaknya mengalahkan semua hubungan keluarga lain dan menduduki status pewaris tuan rumah.

Dan Liany Li ini juga orang hebat ketiga di Keluarga Lan.

Yang lebih hebat darinya hanya ada tuan rumah sekarang dan 2 kakek hebat di Keluarga Lan.

"Ayo pergi ke Kota Yuzoda." sampai di rumah Hengky Lan, Liany Li tidak ingin berhenti satu detikpun.

Ardjan adalah andalannya seumur hidup ini, dia adalah keyakinannya untuk hidup, kini dia hanya ingin membunuh Rendi Lu secepatnya untuk membalas dendam anaknya.

"Baik nyonya." Hengky Lan menganggukkan kepala kemudian membawa Liany Li berjalan ke arah lapangan.

Ada sebuah helikopter pribadi yang berhenti di lapangan, Hengky Lan berencana untuk naik helikopter ke Kota Yuzoda.

Tidak lama kemudian mereka tiba di Kota Yuzoda, Hengky Lan langsung dalam waktu pertama menyuruh orang mencari keberadaan Rendy Lu.

Beberapa jam kemudian, Hengky Lu sudah mendapat kabar.

"Nyonya, menurut bukti dari banyak sumber, Rendi Lu sudah pergi ke Myanmar. Pesawat siang ini di Bandara Naypyidaw. Tapi tidak tahu tujuan ke mana." Bawahannya menjawab.

"Ke Myanmar?" Hengky Lan mengerutkan alisnya, Rendi Lu sudah ke Myanmar, bagaimana mereka mencarinya?

"Benar, ini catatan perjalanannya." bawahan tersebut memberikan kepada Hengky Lan catatan perjalanan Rendi Lu hari ini dari Kota Yuzoda ke Myanmar.

Hengky Lan melihat sekilas kemudian memutarkan badannya menatap Liany Li.

"Ke Myanmar, gunakan semua kekuatan untuk menemukan dia." Liany Li berkata dengan suara rendah.

"Baik nyonya." Hengky Lan menganggukkan kepala lalu membuat rencana keluar negeri.

......

Senjata militer akan diantarkan kepadanya hari ini, jadi saat pagi hari Rendi Lu sudah naik pesawat menuju Myanmar.

Saat sore hari, senjata militer tidak berhenti diantar ke Pasukan Elit Assuro kokang.

Melihat Rendi Lu dalam sekejap membeli begitu banyak senjata keren, seluruh markas militer sudah mau meledak karena keramaian.

Mereka tidak pernah senjata maju yang dibeli oleh Rendi Lu.

Tidak sedikit orang merasa jika bagian Naypyidaw juga tidak bisa dibanding dengan semua senjata ini.

Sebelumnya mereka masih khawatir karena Rendi Lu bertiga bukan orang Myanmar, apakah mereka bisa diusir oleh Naypyidaw, dan belakangan ini panglima perang dari Simon Liu selalu mencari masalah dengan mereka, hingga membuat mereka sangat ketakutan.

Tetapi kini setelah melihat Jenderal tiba-tiba membeli senjata begitu hebat, semua orang memiliki firasat jika kini Naypyidaw menyerang tiba-tiba, mereka juga tidak takut lagi.

Tetapi melihat begitu banyak senjata termasuk tank dan mobil berlapis baja semua adalah model terbaru, semua orang tidak begitu mengerti cara mengoperasikannya, jadi semua menjadi tidak semangat.

Mereka hanya pernah mengoperasikan beberapa tank dan mobil berlapis baja kuno, mereka tidak bisa mengoperasikan sistem otomatis ini.

Setelah menyerahkan semua senjata, Rendi Lu langsung mengajak ratusan teknisi yang tinggal untuk membantu melatih untuk pergi makan, kemudian memberikan mereka menginap di hotel paling baik di Distrik kokang.

Hari kedua baru menyuruh orang menjemput mereka untuk berlatih ke markas militer.

Kembali ke markas militer, Roni dan Patrick Xiao datang menemui Rendi Lu.

"Tidak disangka kamu membeli begitu banyak senjata keren, walaupun kini Naypyidaw datang, kita juga bisa mengalahkan mereka semua." Roni mengatakannnya dengan senang.

Patrick Xiao melihat Rendi Lu dengan ekspresi terkejut.

Sebelumnya saat Rony mengatakan status Rendi Lu, walaupun dia juga sangat terkejut, tetapi teringat sehebat apapun Rendi Lu, dia tetaplah seorang pengusaha saja, situasi kedepannya mungkin akan sulit dihadapi.

Tidak disangka baru setengah bulan Rendi Lu pulang, dia langsung membeli begitu banyak senjata maju ke sini, hingga senjata Naypyidaw juga tidak dibanding dengan ini.

"Semua senjata ini mungkin menghabiskan puluhan triliun rupiah, 'kan?" Patrick Xiao bertanya dengan penasaran.

Semua jet tempur tersebut adalah peninggalan dari China, tetapi semua senjata tersebut tidak dijual keluar.

Ini lebih hebat dari jet tempur JF-17 dari kerjasama Myanmar dan Pakistan.

Dan jumlahnya berkali lipat dari Myanmar.

Sebenarnya jumlah tank, mobil berlapis baja, dan artileri terlalu banyak hinga menyeramkan, cukup mendukung puluh ribuan tentara.

Bagi Patrick Xiao, semua senjata ini pasti seharga puluhan triliun rupiah.

"Hanya 1,6 triliun saja." Rendi Lu mengatakan dengan tenang dan tertawa.

"Hanya 1,6 triliun ?"

Kini Roni dan Patrick terkejut, mereka tidak percaya dengan telinga mereka.

"Aku membelinya melalui hubungan, jika kamu yang menghabiskan 20 triliun, belum tentu mereka akan menjualkan senjata ini kepadamu." Rendi Lu mengatakan sambil tertawa.

Baiklah.

Mendengar penjelasan Rendi Lu, mereka berdua sudah lega.

Begitulah China, kadang kala hubungan lebih penting dari segalanya.

"Oh iya, bagaimana keadaan Simon Liu belakangan ini, apakah masih mencari masalah dengan kita?" Rendi Lu bertanya.

"Hmm, berengsek itu memang sedikit gila, aku merasa dia beneran ingin bertarung dengan kita." Roni mengatakan dengan sedikit frustasi.

Beberapa waktu ini dia juga sudah lumayan menahan dan mengendalikan dirinya, jika tidak, dari awal dia sudah bertarung dengan Simon Liu.

"Jika dia ingin serang, serang saja. Kuberi kalian waktu 5 hari, kalian harus bisa belajar mengoperasikan senjata hi-tech tersebut. 5 hari kemudian, mulai menyerang Simon Liu."

Rendi Lu tertawa dingin, kemudian memutuskannya.

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu