Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 299 Jordan Mati

Karena ada pistol yang diarahkan dipinggangnya, Jordan hanya bisa mengangguk, sekarang yang paling penting adalah, jika dia tidak mengangguk, maka Roni pasti akan berani untuk membunuhnya.

Begitu teringat saat Rendi melumpuhkan dan membunuh para pengawalnya tanpa ampun, seketika membuatnya menjadi sedikit ke gemetaran.

Mereka sudah sampai di perbukitan, dan setelah itu akan terlihat rumah bangsawan bergaya militer, tetapi mobil masih harus melewati beberapa pos penjagaan agar berhasil masuk kedalam markas.

Di pos penjagaan pertama, ada pengawal yang memeriksa, tetapi saat melihat itu adalah mobil milik Jordan, jadi mereka membiarkannya masuk.

Dan beberapa pos selanjutnya juga dilewati dengan mudah, pistol di tangan Roni masih diarahkan di pinggang Jordan, dan dia sama sekali tidak berani menunjukkan isyarat apapun.

Di dalam kediaman Jordan, ada sekitar belasan penjaga yang menempati pos mereka masing masing, dalam keadaan seperti ini Roni tidak bisa mengarahkan pistolnya kepada Jordan, tetapi dia masih saja mengancamnya. “jika kamu tidak ingin mati, maka masuk lah dengan tenang.”

“baiklah.” Jordan mengangguk mengiyakan, dan dia terpaksa melakukan apa yang diperintahkan oleh Roni.

Tempat tinggal Jordan merupakan sebuah vila kecil, dan terdapat penjagaan berlapis lapis di dalamnya.

Tetapi tetap saja hal itu tidak bisa membuatnya untuk menunjukkan isyarat apapun, dan langsung membawa Rendi dan yang lain masuk kedalam vilanya.

Setelah masuk kedalam vila miliknya, Rendi dan mereka bertiga akhirnya bisa bernapas lega.

“panggil ketiga letnan yang berada di bawah kendalimu kemari.” Rendi memerintah.

“apa yang ingin kalian lakukan?” Jordan terlihat mengerutkan keninganya kebingungan, dan dia merasakan fitasat tidak baik dalam hatinya.

Sebelumnya dia hanya mengira jika Rendi dan Roni hanya mengancamnya saja, dan memintanya untuk menandatangani masalah tambang batu murni, tetapi sekarang malah Rendi meminta ketiga letnan dibawah kendalinya untuk datang kemari, apa dia juga ingin mengambil ketiga letnan itu untuk berada di bawah kendalinya?

Plak !

Rendi mendaratkan tangannya di wajah Jordan, dia berkata dengan kejam, “jika tidak ingin mati, maka cepat panggil mereka kemari.”

Tatapan di kedua mata Jordan penuh dengan kemarahan, dia memandangi Rendi dengan marah, tindakan yang Rendi ini benar benar mempermalukan Jordan.

Tetapi Jordan masih saja mengambil telepon miliknya dan menghubungi mereka.

Patrick sepertinya mengerti apa yang direncanakan oleh Rendi, dan terlihat pandangannya berbinar, kemudian mengatakan, “tempat tinggal mereka tidak jauh dari sini, kira kira sekitar 10 menit mereka sudah bisa sampai.”

Dia berkata sambil mengeluarkan pistol dan berdiri di belakang pintu.

“apa yang ingin kalian lakukan?” Jordan semakin merasa gelisah, dan dia bertanya dengan penuh penekanan.

Rendi memberikan isyarat kepada Roni, dan Roni mengerti maksud isyarat yang diberikan Rendi, dalam sekejap dia menusukkan sebuah pisau ke bagian pinggang Jordan.

Tepat saat ketika Jordan ingin berteriak meminta tolong, Roni langsung membungkam mulut Jordan, dan membuat suara teriakannya hanya bisa tertahan di tengorokan.

Dengan cepat Jordan kehabisan napas dan tidak sadarkan diri.

Iya benar, Rendi ingin mengambil alih black dragon, dan menguasai 2000 lebih tentara.

Ini adalah yang dimaksud olehnya saat berkata dengan Roni jika dia ingin memainkan sesuatu yang besar.

Di Myanmar, panglima perang juga tidak akan ada yang berani untuk memulai perang dengan seenaknya.

Karena kesenjangan kekuatan yang mereka miliki tidak terlalu besar, jadi mereka hanya bisa menjaga perdamaian.

Tetapi hal itu membuat perekonomian mereka menjadi terbelakang, dan menjadi negara termiskin di dunia.

Asalkan dia bisa berhasil menguasai black dragon, maka dia juga otomatis akan menguasai distrik Kogang.

Dia percaya jika setelah berhasil bernegosiasi dengan pemimpin Naypyidaw, maka pihak yang lainnya pasti akan mengakui akan keberadaannya.

10 menit kemudian berlalu dengan cepat, setelah ketiga letnan itu samapi di vila Jordan, mereka langsung menuju ke ruangan Jordan.

Pintu tidak terkunci, mereka mengetuknya, dan setelah itu membuka pintu ruangan itu.

Mereka bertiga seketika tercengang, dan saat itu juga Patrick yang bersembunyi di belakang pintu muncul di hadapan mereka, dan langsung membunuh satu diantaranya, dan saat Rendi dan Roni muncul, mereka juga langsung menghabisi dua lainnya.

Orang diluar yang mendengar ada pergerakan di dalam langsung mendekat.

Patrick kemudian berkata, “hanya ada 10 penjaga di vila ini, dan mereka semua begitu setia kepada Jordan, aku sarankan jika kalian juga membunuhnya.

Rendi mengangguk mengiyakan, dan meminta Roni untuk keluar dari jendela, dan memukul masing masih dari mereka lewat belakang.

Tanpa mengatakan apapun, dia langsung mengayunkan pisau, dan menghabisi dua pengawal sekaligus.

Tetapi saat mereka berbalik badan dan akan melakukan tembakan, tiba tiba Patrick muncul dari dalam ruangan, mereka bertiga bekerja sama dan membuat mereka bahkan tidak memiliki kesempatan untuk hanya sekedar mengangkat pistol mereka, dan menghabisinya sekaligus.

Kemampuan mereka bertiga tidak tertandingi, entah itu kecepatan ataupun kekuatan, tidak akan bisa dibandingkan dengan para pengawal itu.

Pisau di tangan mereka bertiga langsung diarahkan ke leher mereka, jangankan untuk mengangkat pistolnya, untuk berteriak saja mereka tidak akan mampu melakukannya.

“apa kamu dulunya adalah pemimpin kelompok kecil di black dragon?” Rendi bertanya kepada Patrick dengan melemparkan pisau ke tanah.

“iya, aku adalah komandan batalion pada waktu itu.” Patrick menjawab.

Baiklah, jika aku memintamu untuk menghubungi komandan batalion yang lain, apa kamu akan keberatan?” pemikiran Rendi sangat sederhana, dia mencoba untuk menguasai komandan batalion, dan kemudian baru menguasai seluruh pasukan.

“tidak masalah. Beberapa dari mereka juga masih menjadi temanku,aku akan mencari keberadaan mereka.” Patrick mengiyakan dan berkata dengan yakin.

“pergilah, aku akan menunggumu disini.” Rendi mengangguk mengijinkan, dan dia memindahkan mereka yang sudah mati kedalam rumah.

Mereka sudah selesai memindahkan semua mayat itu, dan kemudian Rendi berkata, “ayo kita lihat apakah masih ada orang lain yang tinggal disini.”

Meskipun saat dalam perjalanan Jordan sudah mengatakan jika keluarganya tidak tinggal di tempat ini, tetapi Rendi dan Roni masih saja tidak ingin kecolongan.

Setelah memeriksa seluruh vila, dan menemukan selain ada banyak perhiasan dan berlian, mereka juga melihat ada begitu banyak senjata.

“tidak disangka jika Jordan begitu hati hati dan membuat vilanya sendiri sebagai tempat penyimpanan senjata.” Roni tersenyum setelah melihat ada begitu macam senjata di depan matanya.

Meskipun Jordan memiliki pangkat sebagai panglima perang kecil, tetapi senjata yang dia beli merupakan senjata yang terbatas, dan hanya bisa memilih untuk membeli ke perdagangan senjata pasar gelap, dan mereka hanya bisa membeli senjata yang tidak layak untuk digunakan.

“markas mereka begitu tidak layak, mereka tidak bisa menemukan tempat lain yang bisa digunakan untuk gudang senjata, jadi mereka meletakannya divila ini.” Rendi menjelaskan.

“jika kita berhasil menguasai tentara perang itu, apa Naypyidaw akan langsung mengirim pasukan untuk menyerang kita?” Roni bersandar pada pagar, dia mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya, yang paling dia khawatirkan adalah mengenai hal in.

Rendi terlihat berpikir sebentar dan baru kemudian menjawab, “aku dalam beberapa hari akan pergi kesana untuk berdiskusi dengan mereka, aku percaya jika mereka tidak akan melakukan hal bodoh.”

Jika Rendi sudah berkata seperti itu, maka itu berarti dia sudah yakin dan memiliki keyakinannya dalam hatinya.

Di dunia ini semua orang meninggikan keuntungan untuk dirinya sendiri, dan ekonomi negara itu juga sangat terbelakang, asalkan bisa memberikan mereka keuntungan, maka mereka pasti akan bersedia untuk bekerja sama.

“semoga semua akan berjalan lancar, jika tidak maka takutnya kita berdua tidak akan bisa kembali ke negara kita.” Roni tersenyum pahit.

“tenang saja, meskipun mereka tidak bersedia untuk bekerja sama dengan kita, kita juga masih bisa kembali dengan selamat, paling tidak kita hanya akan mengalami hal yang merepotkan nantinya.”

Rendi tersenyum dan kemudian kembali berkata, “ayo, Patrick seharusnya sudah kembali, kita bicarakan lagi setelah berhasil menguasai pasukan.”

Mereka kemudian berjalan menuju tempat yang sudah mereka sepakati sebelumnya.

Roni melemparkan rokoknya ke atas tanah, dan kemudian ngikuti Rendi pergi.

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu