Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 40 Pergolakan Keluarga Lu

Suandi begitu tidak menyangka sekaligus terharu.

Dia tidak menyangka jika kak Rendi sendiri lah yang menaikkan jabatannya menjadi manajer.

Ini membuatnya memiliki dorongan untuk rela mati untuknya.

Linda yang baru saja kembali dari membicarakan sesuatu dengan Wolf yang melihat Famrik dan Yanto yang berlutut di depan pintu, dan juga di lehernya juga menggantung sebuah papan, melihat tulisan di dalamnya membuatnya terkejut hingga menutup mulutnya dengan kedua tangannya, hingga mobilnya hampir saja menabrak seorang satpam saja dia tidak menyadarinya.

“kenapa melamun, kenapa tidak segera membantu supervisor Linda memarkirkan mobilnya?” Suandi berkata kepada satpam yang hampir ditabrak oleh Linda.

Satpam itu mulai tersadar, dan langsung mendekat ke jendela kemudi mobil Linda, dan berkata dengan sopan, “supervisor Linda, biarkan aku yang memarkirkan mobilnya.”

“ah? Kamu memanggilku siapa?” Linda seketika terkejut, dia hanya seorang supervisor saja, sejak kapan dia berganti menjadi seorang manajer ?”

“supervisor Linda.” Satpam berkata dengan yakin.

Linda seketika menjadi semakin bingung.

“supervisor Linda tidak mengetahuinya kan, setengah jam yang lalu, pemegang saham yang baru yaitu Direktur Rendi sudah menaikka jabatan supervisor Linda.” Suandi mendekat dan berkata ramah.

Sandro sebelumnya memberitahunya agar tidak memberitahu Linda terlebih dahulu mengenai Rendi lah yang sekarang menjadi pemegang saham perusahaan yang baru, Suandi meskipun tidak mengerti mengapa, tetapi setelah mengetahui jika ini adalah keinginan Rendi, maka dia tidak berani semabrangan menyebutkan mengenai identitas Rendi, meskipun di didepan Linda, dia juga tidak berani mengatakannya sembarangan.

“ini.... kenapa aku tidak mengetahuinya?” Linda turun dari mobil dan melihat Suandi dengan tatapan bingung tidak mengerti.

“supervisor Linda, ini adalah yang sebenarnya, Suandi juga sudah naik pangkat sebagai manajer satpam, jika tidak percaya maka kamu bisa bertanya kepada mereka berdua.” Satpam itu menunjuk ke arah kedua orang Famrik dan Yanto yang menudukkan kepalanya sambil berlutut di depan pintu masuk, kemudian masuk kedalam mobil Linda.

Linda masih dengan kebingungan berjalan mendekat ke arah Famrik dan Yanto, dan melihat sebaris tulisan di papan yang menggantung di leher mereka berdua.

Aku adalah binatang, aku bukan manusia, aku tidak seharusnya memfitnah supervisor Linda dengan kejam, mohon supervisor Linda untuk memaafkan kami.

Linda yang melihat isi tulisan di dalam papan itu seketika menjadi marah, “Pak Famrik jadi kamulah yang memfitnahku diam diam dibelakangku?”

Famrik yang berlutut di lantas seketika gemetaran, hatinya tidak terima, tetapi dia masih berkata dengan nada memohon, “supervisor Linda, maafkan aku, waktu itu aku sudah dibutakan, tolong pertimbangkan hubungan kita sebagai rekan kerja, tolong maafkan aku untuk kali ini saja.”

Linda menarik napas panjang dan mengalihkan pandanganya melihat Yanto, “pengawas Yanto, kalau kamu? Aku tidak ingat jika aku pernah menyinggungmu kan, kenapa kamu harus sekejam itu menyakitiku?”

Hati Yanto seketika gemetaran, “supervisor Linda, aku....” maaf, aku salah, kita berlutut disini sebagai tanda dari penyesalan kita, tolong direktur agar bisa memaafkan kita kali ini, kita mohon!”

Begitu teringat akan status dari Rendi yang begitu menakutkan, dan memikirkan akibat jika tidak bisa mendapatkan maaf, Yanto menjadi ketakutan hingga hampir menangis.

“siapa yang meminta kalian melakukan hal ini?” Linda kembali menarik napas panjang dan mecoba menahan kekesalan di dalam hatinya.

“Direktur Rendi... , pemegang saham yang baru.” Yanto teringat akan perkataan Sandro sebelumnya, dan seketika mengganti sebutan Rendi menjadi Direktur Rendi.

“cih, kalian berlututlah baik baik.” Linda berdecak pelan, berbalik badan dan langsung masuk kedalam perusahaan.

Beberapa hari ini dia merasa sakit hati karena rumor yang beredar, tentu saja kemarahannya tidak bisa membaik begitu saja.

Setelah Linda pergi, Yanto dan Famrik akhirnya bisa bernapas lega.

Terlebih lagi Rendi hanya meminta mereka berlutut selama dua hari, tunggu hingga dua hari kemarahan Linda juga sudah mulai meredam.

Linda kembali ke ruang kerjanya, dan dia melihat sekretaris Direktur Sandro berdiri di samping mejanya menunggunya.

“supervisor Linda, kamu sudah kemballi, bagaimana denga proyek danau Jinglong.” Sekretaris itu menyapa dengan tersenyum.

“lumayan lancar, pengiriman barang dimulai bulan depan, pengiriman dilakukan dua kali saja sudah selesai.” Linda menjawab santai.

“kemampuan supervisor Linda benar benar hebat. Oh iya, Direktur Rendi, juga karena pemegang saham yang baru mendengar jika supervisor Linda mendapatkan proyek itu jadi menaikkan jabatan supervisor menjadi manajer departemen bisnis, ini adalah surat serah jabatannya.” Sekretaris itu berkata sambil mengeluarkan surat kerja itu kepada Linda.

“aku berterimakasih karena kebaikan Direktur Rendi.” Linda berkata dengan menahan kegirangan di hatinya.

Sekretaris itu tersenyum, dalam hatinya dia mengatakan jika Direktur Rendi itu adalah suamimu sendiri, juga tidak tau apa yang dipikirkannya, sudah membeli perusahaan, tetapi dia tidak memberi tahu istrinya sendiri.

Yanny yang melihat Linda rasanya hatinya begitu iri dan tidak terima, tetapi semuanya menurut.

Sedangkan Famrik dan Yanto saja masih saja berlutut di depan pintu masuk perusahaan untuk meminta maaf, siapa yang masih berani untuk berbuat ulah dan berkata sembarangan di depan Linda.

Bukankah sama saja dengan cari mati.

Sedangkan meraka juga bisa melihatnya.

Sebelumnya jika ada yang mengatakan jika Linda memiliki sesuatu dengan Sandro, maka itu bukanlah kabar burung saja.

Sekarang jika ada orang yang mengatakan jika Linda memiliki hubungan dengan pemilik saham yang baru maka tidak akan ada orang yang menaruh curiga.

Jika tidak kenapa pemegang saham yang baru bisa melakukan gebrakan yang begitu besar, bukan hanya membuat Famrik dan Yanto menyesali perbuatannya dengan berlutut didepan pintu masuk, tetapi juga langsung menaikka jabatan Linda menjadi manajer?

“selamat supervisor Linda, selamat.”

Pegawai yang keluar perlahan lahan mulai berdatangan dan mengucapkan selamat.

“terimakasih, selanjutnya marilah kita bekerja sama dan bekerja keras untuk kedepannya dan mendapatkan uang lebih banyak lagi.” Linda berkata dengan begitu bersemangat.

Yanny meskipun dalam hatinya dia tidak terima, tetapi dia masih bisa berkata, “supervisor Linda, maaf, kemarin seharusnya aku tidak berkata seperti ini mengenaimu.”

Linda melihat ke arah Yanny, meskipun hatinya masih begitu kesal, tetapi setelah berpikir cukup lama dia menggelengkan kepalanya dan berkata, “sudahlah, yang sudah berlalu jangan dibahas lagi, selajutnya bekerjalah dengan baik.”

Bagaimanapun juga Famrik dan Yanto sudah berlutut menyesali perbuatannya, dan kemarahan di dalam dirinya sudah sedikit memudar, tidak perlu sampai mempermasalahkan Yanny sampai seperti ini.

“terimakasih supervisor linda. Oh iya, supervisor untuk merayakan naik jabatan, bagaimana jika setelah pulang kerja kita dan bagian kita berkumpul untuk pergi ke KTV untuk bernyanyi bersama bagaimana?” Yanny mengajukan ide.

Meskipun sekarang Famrik tidak bisa diandalkan, dengar dengar meskipun dia tidak dipecat juga hanya bisa menjadi wakil manajer.

Yanny meskipun masih tidak bisa menerima jika Linda menempati posisi ini, tetapi demi bisa menjadi manajer, hatinya juga mengalami sedikit perubahan.

Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk meredam kebencian di dalam hatinya, sampai sampai bersungguh sungguh melayaninya dengan baik.

Dan dia juga akhirnya melihat kenyataan, dan menginginkan agar diriya bisa naik pangkat, dan hal itu harus dengan melayaninya dan berada di pihaknya.

Linda dalam waktu singkat berhasil naik jabatan, dan langsung memaksa Famrik untuk turun dari jabatan yang dia emban, dan Linda lah yang menduduki posisi manajer

Dia bisa melihat jika pelindung di belakang Linda benar benar kuat.

“ide yang bagus, tetapi biarkan aku yang mentraktirnya, kita makan terlebih dahulu, baru kemudian pergi ke KTV.” Linda menganguk setuju, sebelumnya saat dia menjadi manajer sebenarnya dia ingin mentraktir pegawai yang lain makan, hanya saja Famrik memintanya untuk mengikuti proyek danau Jinglong, jadi dia tidak sempat melakukannya.

Hari ini kebetulan merupakan kesempatan yang bagus.

Mendengar jika Linda akan mentraktir, mereka semua langsung riuh kegirangan.

Sedangkan saat itu Rendi kebetulan datang ke hotel Wijaya, dan duduk di depan Alex.

“tuan muda rendi, tuan besar sudah menjual semua asetnya di kota Jingrang, semua uang yang terkumpul berada di dalam kartu bank internasional ini, kediaman keluarga lu di kota Jingrang sudah tidak ada lagi.” Alex menyodorkan sebuah kartu diamond kepada Rendi.

“apa katamu?”

Rendi begitu terkejut dan memandangi Alex dengan tajam.

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu