Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 190 Kak Roni

“Jayden, ini adalah klub milik Kak Roni. Jadi, kalian jangan terlalu memperbesar masalah. Kalau tidak, aku juga akan terlibat.”, kata teman Jayden sebagai pengingat.

Teman Jayden sebenarnya hanyalah seorang pelayan saja di sini. Dia juga tidak tahu dan tidak kenal dengan Rendi Lu. Dia hanya mendengar Jayden yang mengatakan bahwa Rendi Lu mengganggu Lily Lei dan ingin membalaskan dendam ini.

”Tenang saja, kami masih punya aturan. Kami tidak akan membuatmu terkena getah kami.”, kata Jayden sambil menepuk pundak temannya.

”Kak Jayden, apa yang dikatakan temanmu ada benarnya. Bagaimana jika kita menangkap si brengsek itu dan memukulnya di luar? Apabila kita menyinggung Kak Roni, maka kita tidak akan tahu bagaimana kita akan mati.”, kata salah satu pria perkasa yang cemas.

Nama Roni sudah dikenal luas. Jangankan mereka yang bandit-bandit ini, orang biasa saja banyak yang tahu tentang Roni.Mereka tentu tidak ingin menyinggung Roni.

”Tidak apa, si brengsek itu hanyalah seseorang yang hidup dengan uang wanita. Bagaimana bisa Kak Roni akan memandangnya. Misalkan saja benaran terjadi sesuatu, aku juga tetap bisa melindungi kalian. Percayalah kepadaku.”, kata Jayden asal.Mereka menganggukkan kepala karena Jayden termasuk dalam keluarga terpandang.

”Lily, kamu tunggu saja si brengsek itu berlutut di hadapanmu.”, kata Jayden sambil tersenyum ke Lily Lei.

”Jangan buang-buang waktu lagi. Cepat masuk dan bereskan si brengsek itu.”, kata Lily Lei dengan tegas.

Setelah mengetahui kalau ini merupakan wilayah kekuasaan Roni, Lily Lei sedikit takut.

Ayahnya dulu dipaksa minum arak oleh Roni sampai muntah darah, jadi dia sangat takut bertemu dengan Roni lagi.

Saat ini, Rendi Lu sedang berada di dalam ruangan sambil merokok. Dia dengan Delvin Zhang berjanji bertemu jam 3. Sekarang jam menunjukkan pukul setengah tiga sore, masih ada setengah jam lagi.

Lagipula dia juga senggang, jadi datang lebih cepat untuk menunggu Delvin Zhang.

Tapi dia sedikit heran karena Roni dan beberapa kaki tangannya semuanya tidak berada di klub. Setelah dia menelepon baru tahu jikalau mereka berada di Pulau Randayan.

Keluarga Zhang telah memberikan kepemilikan Pulau Randayan kepada Rendi Lu dan dia langsung bertindak untuk membangun dasar dari bebatuan perhiasan. Roni dan lainnya sedikit bersemangat, pagi-pagi buta sudah pergi ke pulau itu.

Bum!

Saat ini, pintu ruangan terbuka. Jayden dan yang lainnya berjalan masuk.

Rendi Lu mengangkat kepalanya melihat siapa yang masuk. Ketika dia melihat Lily Lei, dia tersenyum sinis.

Jayden dan yang lainya membuka pintu dengan hati-hati, takut membuat pintu rusak.Saat masuk, mereka terheran melihat Rendi Lu yang sendirian di dalam, dan bahkan tidak menyalakan musik.

Brengsek ini terlalu senggang. Masih sore, datang ke klub hanya untuk merokok?

Takutnya ini bukan gila.

”Kamu adalah Rendi Lu yang mengganggu Lily Lei?”, tanya Jayden kepada Rendi.

Rendi Lu melihat pandangan mata Lily Lei yang penuh dengan dendam langsung bisa menebak. Lily Lei pasti karena kejadian saat itu dan menyalahkan semua padanya. Dan Lily tahu kalau dia berada di sini dan sengaja membawa orang datang untuk balas dendam.

”Kalau iya, kenapa? Kalau bukan, juga kenapa?”, jawab Rendi Lu dengan datar dan memandangi Jayden. Kebetulan dia sekarang sedan bosan dan bisa bermain sebentar dengan mereka.

”Brengsek, kamu cari mati ya? Kamu sampai berani mengganggu Lily? Cepat langsung berlutut untuk minta maaf. Jika tidak, aku akan membuatmu tergeletak di rumah sakit!”, teriak Jayden. Dia tidak terpikir bagaimana bisa Rendi Lu masih tenang begini.

Beberapa pria perkasa itu mengelilingi Rendi Lu, satu per satu memancarkan cahaya mata membunuh.

”Rendi Lu, jika saja kamu berlutut dan memohon kepadaku, mungkin saja aku bisa menyuruh mereka memukul lebih ringan. Kalau tidak, apabila kamu dipukul menjadi cacat, jangan salahkan aku.”, kata Lily Lei.

”Aku sedang berpikir, apakah saat itu ayahmu, Mark Lei tidak minum dengan puas ya? Apakah kamu ingin dia datang minum sekali lagi? Jika tidak, siapa yang memberimu keberanian untuk datang menantangku? ”, kata Rendi Lu dengan nada mengejek ke Lily Lei.

”Huh! Pada saat itu yang memaksa ayahku minum adalah Roni. Memangnya siapa dirimu, berani menyuruh ayahku minum juga? Apakah kamu memiliki kemampuan seperti itu?”, kata Lily Lei.

”Baiklah, aku memang tidak punya kekuasaan seperti itu. Tapi, sahabatku Roni punya.”, kata Rendi Lu tersenyum tipis.

”Sahabatmu? Bisakah kamu menempelkan emas di mukamu? Kamu hanyalah seseorang yang brengsek, mengapa Roni bisa kenal denganmu?”, kata Lily Lei tertawa sinis.

”Mengapa aku, Roni tidak boleh kenal dengannya?”

Saat ini, pintu ruangan terbuka dan terlihat 5 hingga 6 orang yang masuk.Ini adalah Roni dan lainnya yang baru saja pulang dari Pulau Randayan.

”Kak, kak..kk Kak Roni!”Melihat Roni dan lainnya di sini, Lily Lei yang tadinya tidak takut apapun, sekarang raut wajahnya berubah disertai dengan kedua tangannya seketika gemetaran.

Dia tidak menyangka bahwa Roni dan Rendi Lu saling kenal, dan tampaknya berhubungan sangat baik.

”Untuk apa kalian mengelilingi Tuan Rendi? Ingin memukulnya?”, tanya Hendri Song dengan nada yang menekan.

”Bereskanlah!”, kata Rendi Lu dengan datar.

Awalnya dia hanya ingin bermain dengan Jayden dan lainnya. Tetapi sekarang Roni dan lainnya sudah pulang, maka tidak perlu membuang waktu lagi.

Jayden dan lainnya malah ingin dia berlutut, maka dia juga tidak perlu mengasihani mereka.

”Tuhan! Sampai berani mengganggu Tuan Rendi, kalian memang ingin mencari mati ya!”, kata Henri Song yang langsung melayangkan tangannya ke pipi Jayden. Jayden juga tidak berani membalas. BRUK! Dia malah berlutut di lantai dan memohon.

”Kak Henri, ini semua hanya kesalahpahaman. Ini semua karena si jalang, Lily Lei. Dia yang mengatakan bahwa Tuan Rendi telah mengganggunya dan menyuruh kami untuk membantunya membalaskan dendamnya. Dia bilang kalau Tuan Rendi hanyalah seseorang yang hidup dari uang istri...”, kata Jayden yang tidak henti memohon.

Ketika Hendri Song memanggil Rendi Lu dengan sebutan ‘Tuan’, dia sudah tahu bahwa tamatlah riwayatnya hari ini.

Di saat ini, keinginan untuk membunuh Lily Lei pun juga sudah ada.

”Iya, benar Kak Henri. Semua ini karena si jalang itu. Dia sembarangan ngomong dan menyuruh kami yang bodoh ini untuk menghadapi Tuan Rendi. Hal ini benaran tidak ada kaitannya dengan kami sama sekali.”

Satu per satu dari mereka ikutan berlutut. Keangkuhan tadi semua sirna begitu saja.

Wajah Lily Lei berubah menjadi pucat. Dia tidak menyangka bahwa Jayden yang bucin ini berani mengkhianatinya dan bahkan berani memarahinya sebagai jalang. Apakah dia tidak takut kalau aku tidak memperdulikannya?

Apakah dia tidak takut kalau aku tidak akan memberikannya kesempatan lagi?

”Benar, aku yang menyuruh mereka datang untuk memukul Rendi Lu. Rendi Lu hanyalah seorang lelaki brengsek. Kalian jangan tertipu dengan penampilan luarnya.”, teriak Lily Lei ketika Henri Song dan lainnya melihat ke arahnya.

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu