Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 267 Sampai Bandara

Rendi yang melihat keadaan ini menarik Joby mundur ke belakang, di saat Joby masih dalam keadaan shock, dia maju ke depan dan meninju wajah lawan.

Setelah penjaga besar dipukul mundur dan parang di tangannya terjatuh.

Rendi meraih parang itu, lalu menghadangnya, sekali menghadang langsung menghadang dua pipa baja.

Dengan parang di tangan, Rendi menghabisi puluhan penjaga besar tanpa ragu.

“Ayo.”ucap Rendi menoleh memandang Joby, berjalan menuju mobil mewah yang menyala.

Ini adalah mobil sport Audi yang bisa diduduki oleh empat orang, ada seorang pemuda di dalam mobil itu, Rendi ingat pemuda ini, pemuda yang dua hari lalu menjemput mereka di bandara.

“Master Joby, kamu tunggu aku di sini.”Rendi tidak tahu bagaimana keadaan Lani, meskipun dia tidak memiliki perasaan baik kepada Lani, tapi dia tetap memilih untuk kembali melihat keadaannya.

Joby mengangguk, lalu masuk ke dalam mobil terlebih dahulu.

Supir muda itu ingin mengatakan sesuatu, melihat Rendi pergi, dia menahannya.

Rendi datang ke depan tangga, bergegas ke lantai satu melihat Lani berlari mati-matian, dan di belakangnya, ada pria-pria besar yang berteriak-teriak.

“Kamu cepat naik mobil, minta dia bawa mobil keluar jemput aku.”teriak Lani kepada Rendi.

“Kamu yakin?”tanya Rendi dengan santai.

“Aku bisa mengatasi orang-orang ini, oh iya, berikan parang kepadaku.”ucap Lani.

Rendi mengangguk, melemparkan parang yang ada di tangannya ke Lani, berbalik pergi ke tempat parkir.

Lani tidak ingin dia membantunya, dan dia juga tidak memiliki pemikiran untuk membantu.

Dia juga merasa Lani bisa mengatasinya.

Rendi kembali ke mobil dan bertanya: “Bagaimana kemampuan menyetirmu?”

Pemuda itu tertegun, memikirkan sesuatu, dan berkata: “Tidak begitu hebat.”

“Sini biarkan aku saja.”ucap Rendi tidak sungkan.

“Ok.”pemuda itu mengangguk, lalu duduk di samping supir.

Rendi duduk di kursi pengemudi dan langsung menyalakan mobil.

“Master Joby, pasang sabuk pengaman.”ucap Rendi mengingatkan, mobil balap ini melaju kencang.

Meskipun di tempat parkir bawah tanah, Rendi terampil dalam mengendarai mobil balap, dan bisa menambah kecepatan.

Begitu meninggalkan tempat parkir, dia melihat Lani lari sekuat tenaga menuju ke sini.

Tepat saat ini, mobil yang parkir di luar, mengeluarkan pistol, dan mengarahkannya ke Lani.

Pemuda yang ada di samping supir melihat kejadian ini, dia sibuk mengeluarkan pistol, dan menembak terlebih dulu.

Tapi saat ini Rendi masih belum menghentikan mobil, pemuda itu tidak menembak mengenai orang yang ada di mobil itu, malah menembak jendela mobil.

Pria paruh baya itu terkejut dan buru-buru menarik tangannya.

Saat ini Lani sudah berlari mendekati mobil sejarak 3 meter, Rendi “Cit”menginjak rem, mobil sport bergesekan di lantai hampir satu meter jauhnya baru berhenti.

Lani baru saja melompat ke barisan belakang mobil sport, ada beberapa peluru menembaki mobil sport, membuat Joby yang berada di baris belakang gemetar ketakutan.

Jangan lihat dia hidup puluhan tahun, ini pertama kalinya dia mengalami pertempuran, jantungnya berdegup kencang.

“Nyalakan navigasi ke bandara.”Rendi menyalakan mobil kembali, tetapi dia tidak familiar dengan Offshore, jadi hanya bisa mengandalkan navigasi.

Begitu mobil dinyalakan, ada empat atau lima mobil yang mengejar di samping.

Meskipun mobil sport bisa melaju kencang mengalahkan mobil bagus yang tidak terhitung jumlahnya, tapi di tengah pusat kota, sekalipun Rendi juga sangat sulit melaju kencang.

Namun, dia menggunakan keterampilan mobilnya yang luar biasa, dengan cepat berhasil mencampakkan mobil yang mengikutinya.

Alhasil terjadi beberapa kecelakaan mobil.

Tapi Rendi sudah tidak bisa peduli begitu banyak, saat ini dia hanya ingin sesegera mungkin kembali ke Yuzoda.

Kalau bukan Risno, dia bisa menemaninya bermain perlahan-lahan.

Setelah 20 menit, akhirnya tiba di bandara dengan panik, ketika turun dari mobil, Joby sudah tidak bisa menahannya lagi, dan muntah.

Lani memberinya sebotol air, setelah dia berkumur, dia memberinya tisu.

“Master Joby, maaf.”ucap Lani minta maaf.

Joby menggelengkan kepalanya, dia hanya sedikit kesal kenapa bisa terjadi masalah ini.

Setelah membeli tiket, menunggu hampir 1 jam, baru check in, selama periode ini Joby terus khawatir, untungnya sesampai di pesawat, tidak bertemu dengan orang-orang Risno.

Saat ini di kediamaan Risno, mendengar bawahan melaporkan keadaan, tatapan Risno dipenuhi dengan aura membunuh.

“Apa yang dikatakan keluarga Xia?”tanya Risno.

“Sudah aku tanyakan, mereka berencana pergi ke Yuzoda membalas dendam, bertanya kepadamu apakah ingin bergabung.”ucap asisten.

“Ehn, aku pergi ke kediaman Philip.”Risno mengangguk, bangkit keluar kantor.

Dia hanya memiliki seorang putra, tidak balas dendam untuk putranya, dia tidak akan iklas.

Philip menyambut Risno di kantornya.

“Philip, kamu berencana ingin bagaimana balas dendam, bagaimanapun Yuzoda bukan wilayah kita.”tanya Risno penuh keraguan.

“Mereka bisa datang ke wilayah kita membunuh orang, kenapa kita tidak bisa pergi ke wilayah mereka balas dendam? Aku mengenal seorang teman di luar negeri yang akrab dengan tentara bayaran Timur Tengah, laksamana roski , aku akan memintanya membantuku carikan sekelompok pembunuh.”ucap Philip dingin.

“Ok, masalah uang kita masing-masing setengah, selama bisa membunuh mereka dalam dua hari, menghabiskan berapa banyak uang juga tidak masalah.”ucap Risno.

“Ehn.”Philip mengangguk, dia hanya memiliki Selly seorang putri yang digorok mati, tidak membunuh pelakunya, dia tidak akan iklas.

……

Cara Rendi mengundurkan diri menjadi pemenang, membuat seluruh Raw Stone Association, bahkan pecinta Raw Stone yang tak terhitung jumlahnya menjadi sangat marah.

Awalnya Rendi mewakili Yuzoda memenangkan kejuaraan perjudian Raw Stone nasional, dimana pasti akan membuat pasar perhiasan Yuzoda yang kurang makmur melonjak pesat, tidak di sangka di detik terakhir kemenangan, melihat kemenangan yang ada di depan mata, Rendi malah langsung menyerah.

Ini membuat banyak orang merasa terhina.

Terutama Darius dan yang lainnya, cara Rendi ini bagi mereka, benar-benar sedang menghina akal sehat mereka.

“Rendi sialan ini, pasti sengaja membuat Yuzoda Raw Stone Association tidak memenangkan kejuaraan!”

“Kalau tahu dari awal dia begitu licik, kita tidak seharusnya mempercayainya, walaupun tidak bisa masuk 10 besar, itu lebih baik daripada perasaan menyaksikan kemenangan yang ada di depan mata, tapi tidak bisa memilikinya.”

“Aku tidak bisa menerima amarah ini, karena dia membuat kita tidak nyaman, kalian juga tidak boleh membuatnya nyaman, bukankah dia membuka sebuah supermarket, supermarket itu menjual apa, aku akan bersiap-siap setiap hari membawa orang membuat keributan.”

“Sepertinya Supermarket Sejahtera, tapi dengar-dengar mereka sedang dalam perjalanan pulang, ayo, kita pergi ke bandra meminta penjelasan.”

Di dalam Raw Stone Association, di bawah kepemimpinan Darius terus berteriak-teriak tiada henti, tatapan mereka dari awal sudah menunjukkan ketidakpuasan kepada Rendi.

Sekalipun Rendi telah memenangkan runner up atas nama Raw Stone Association, tapi di mata mereka, Rendi tidak lain hanya asal bermain-main, tentu saja mereka tidak akan melepaskan Rendi dengan mudah.

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu