Ternyata Suamiku Seorang Sultan - Bab 27 Rendi Lu Marah

"Aku tidak menyangka keberuntungannya sangat baik, kalau Sandro sudah muncul, maka kamu harus menindahkan file video pengawasan itu, lalu menghapusnya, lalu cari seseorang untuk mengembalikan uang itu, hati-hati jangan sampai meninggalkan jejak." Kata Famrik dalam diam.

Dari awal mereka sudah berencana untuk menjebak Rendi Lu, tapi sekarang Sandro ikut campur tangan, jadi Famrik harus menyerah.

Dan yang terpenting, dia belum naik sebagai pemegang saham yang baru, jadi tentu saja, dia takut untuk menantang Sandro, Sandro ingin melindungi Rendi Lu, jadi dia juga tidak memiliki pilihan lain.

“Orang sialan itu kenapa tidak mengundurkan diri saja, sebuah kesempatan yang sangat baik, bahkan kita mungkin bisa membuat Rendi Lu duduk di penjara selama beberapa hari.” Yanto berkata dengan sangat kesal.

“Benar, kalau pemegang saham yang baru datang ke perushaan, cepat kabari aku.” Famrik menganggukkan kepalanya, demi duduk di posisi pemegang saham yang baru, selama dua hari ini dia sudah melakukan banyak hal, dia yakin posisi pemegang saham yang baru pasti akan jatuh padanya.

Yanto mengeluarkan suara tanda setuju, lalu turun dan mengurus rencana selanjutnya.

Saat Rendi Lu tiba di ruangan Sandro, Emily menceritakan masalahnya sekali lagi.

Tapi di depan Sandro, Emily tidak menekankan kalau Rendi Lu yang mengambil uangnya.

"Kamu mengatakan kalau dompetmu dijatuhkan di luar, tapi Rendi Lu menemukan dompetmu di perusahaan, kalau begitu, jelas bukan Rendi Lu yang mengambil uang itu." Kata Sandro.

Rendi Lu adalah pemegang saham terbesar perusahaan, dia tidak mungkin percaya kalau Rendi Lu akan serakah merebut uang 200 Juta itu.

"Perusahaan memiliki kamera pemantauan di setiap sudut, kamu bisa meilhat video kamera pemantauan untuk melihat siapa yang membawa dompet ke perusahaan." Kata Rendi Lu.

Dulu dia pernah bekerja di Departemen Keamanan, dia jelas paham bagaimana kamera pengawasan bekerja, jadi saat melihat video dari kamera pengawas, semua akan jelas terbukti.

“Benar, kalau begitu ayo pergi ke Departemen Pengawasan dan memeriksa video rekaman.” Sandro mengangguk.

Saat itu, seseorang mengetuk pintu, Sandro lalu menyuruh orang itu masuk, dan ternyata ada seorang satpam yang masuk dan membawa sebuah tas kertas.

"Direktur Sandro, saat aku berpatroli, aku menemukan tas ini di tempat parker, ada tepat 200 Juta di dalamnya, aku tidak tahu apa itu uang 200 Juta milik Kak Emily yang hilang."

"Benar, benar, ini adalah uangku, bank menggunakan tas kertas ini untuk membungkus uangku." Emily membuka tas kertas itu dan berkata dengan penuh semangat.

“Baguslah kalau itu adalah uang Kak Emily.” Satpam itu mengangguk, kemudian keluar.

Rendi Lu menyipitkan matanya saat dia melihat satpam itu.

“Hati-hati lain kali, sana, lanjutkan kesibukkanmu.” Melihat bahwa ekspresi Rendi Lu yang kesal, Sandro menyuruh Emily pergi.

"Direktur Sandro yang baik, dan Rendi Lu, aku minta maaf, tadi aku sembarangan menuduh orang.." Emily meminta maaf pada Rendi Lu lalu keluar.

“Tuan Muda Rendi, apa kamu menyinggung seseorang di Departemen Keamanan lagi?” Sandro bertanya, ternyata ada orang yang menjebak Rendi Lu, dan saat dia merasa dia tidak bisa menyembunyikannya, dia lalu inisiatif untuk mengembalikan uang itu.

“Sepertinya orang itu tidak memiliki kekuatan apapun, dan menganggap aku sebagai orang yang lemah.” Rendi Lu mencibir.

Dia sekarang yakin kalau masalah ini berhubungan dengan Yanto, tapi belum jelas apa masalah ini juga ada hubungannya dengan Famrik.

Dari awal, dia sama sekali tidak menganggap Famrik dan Yanto sebagai lawan, tapi tidak disangka mereka sangat tidak peduli dengan hidup dan mati, jadi kalau begitu, dia harus memberi mereka pelajaran.

“Tuan Muda Rendi, apa rencanamu dalam mengurus hal ini, atau kamu akan menyerahkannya kepada polisi?” Sandro menduga kalau Rendi Lu seharusnya sudah tahu siapa yang menjebaknya.

“Bagaimana kalau kita memeriksanya dulu, lalu menyerahkan video pengawasan kepada polisi?” Sandro bertanya lagi.

"Video pengawasan tidak bisa dijadikan bukti, karena mereka melakukannya, pasti mereka sudah menghapus video itu, dan bahkan hari ini, mereka secara khusus menutup beberapa kamera pengawas."

"Kita akan mengurusnya perlahan-lahan, sekarang kamu pecat Marshall dan Marvel sebagai satpam, alasannya karena mereka telah merendahkan istriku dengan menyebarkan rumor, lalu meminta polisi untuk menyelidiki mereka unutk mencari tahu siapa yang memulai rumor itu."

Rendi Lu akan mencari tahu siapa yang memulai rumor yang merendahkan istrinya ini dari belakang, dia tidak akan melepaskan orang yang mengotori namanya.

Sandro terkejut, dia juga sedang menyelidiki masalah ini, tapi Rendi Lu tidak terlalu puas dengan kemampuannya.

"Tuan Muda Rendi, aku pikir akan lebih mudah untuk membiarkan polisi datang dan menyelidiki mereka, lalu aku akan memecat mereka saat kebenaran terungkap." Kata Sandro buru-buru.

"Boleh, sekarang cepat kamu urus masalah ini, kalau kamu tidak memiliki hubungan dengan anggota kepolisian, aku akan meminta seseorang untuk datang." Kata Rendi Lu.

"Baik, aku akan menghubungi polisi sekarang, aku memiliki koneksi dengan kepala kepolisian, mungkin dia akan membantu kita dalam penyelidikan." Kata Sandro lalu dia menelepon kepolisian.

Awalnya dia tidak ingin membesarkan masalah kecil ini, tapi melihat keadaan sekarang, masalah kecil ini tidak bisa dianggap kecil lagi.

...

"Sialan, Rendi Lu masih berada di ruangan Direktur Sandro, apa Direktur Sandro tidak khawatir akan muncul masalah saat dia secara terang-terangan membantu Rendi Lu?" Marvel dan Marshall berpatroli di sekitar ruangan Sandro, melihat bagaimana Rendi Lu dan Sandro masih membicarakan sesuatu dari jauh, Marvel bergumam.

"Huhh, setelah pemegang saham yang baru datang, maka permainan ini akan semakin seru, aku dengar pemegang saham yang baru berencana untuk mengubah keadaan perusahaan, tapi Rendi Lu dan Sandro mengabaikan pemegang saham yang baru itu." Marshall mencibir.

"Tapi, Rendi Lu yang sialan itu agak berbahaya, demi berteman dengan Direktur Sandro, dia bahkan mengirim istrinya, orang seperti itu, sebaiknya tidak dilawan, cukup buat dia kesal saja, orang seperti itu bisa melakukan apapun yang dia mau." Kata Marvel.

“Benar, aku juga tidak tahu dia belajar dari mana, tapi, bahkan Suandi tidak berani menantangnya.” Marshall mengangguk, berpikir saat Rendi Lu bisa dengan mudah melawan Suandi yang lebih kuat dari mereka, tentu saja mereka agak takut pada Rendi Lu.

“Ayo pergi, sepertinya mereka akan keluar.” Saat pintu ruangan Sandro terbuka, dan ada dua petugas polisi yang keluar dengan mereka dan menghampiri Marshall dan Marvel.

“Apa kalian berdua bernama Marshall dan Marvel.” Sebelum mereka berdua pergi, dua petugas polisi mendatangi mereka.

Keduanya mengangguk, lalu saat mereka melihat Rendi Lu, mereka terdiam, tidak menyangka kalau Rendi Lu benar-benar akan memanggil polisi untuk datang dan memeriksa mereka.

"Kalian dicurigai sebagai penyebar rumor dan fitnah, tolong bekerja sama dengan kami untuk penyelidikan." Selesai berbicara, kedua petugas polisi itu meminta mereka untuk turun ke bawah.

“Rendi Lu, dasar kamu tidak tahu diri!” Keduanya memandang Rendi Lu dengan dingin, dan mengikuti petugas polisi turun ke bawah.

Rendi Lu menatapan mereka dengan tatapan sinis, setelah mengatakan sesuatu pada Sandro, dia juga turun ke bawah.

“Rendi Lu, apa kamu punya waktu?” Saat Rendi Lu akan meninggalkan perusahaan, Suandi datang menghampirinya.

"Tentu." Rendi Lu mengangguk, awalnya dia dan Suandi tidak saling kenal, dan Suandi tidak menyukainya, jadi Suandi berniat untuk memberinya pelajaran, tidak disangka Suandi kalah darinya.

Sejak kejadian saat itu, Suandi sangat menghormatinya, lebih tepatnya, dari semua orang di perusahaan, hanya Suandi dan dia yang bisa dianggap sebagai teman.

"Kalau begitu aku ingin mentraktirmu untuk makan, ada hal yang ingin aku tanyakan padamu." Kata Suandi.

“Baiklah, ayo jalan.” Rendi Lu mengangguk dan berjalan keluar bersama Suandi.

Saat mereka berdua keluar dari perusahaan dan akan melewati sebuah gang, jalan mereka dihadang oleh tujuh atau delapan pria dengan tubuh besar.

Dan menghalangi jalan mereka adalah seseorang yang mereka kenal.

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu